Mengapa bangsa Indonesia harus bersikap selektif terhadap kemajuan IPTEK

(Gambar diambil dari //goo.gl/xCg4jr)

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini berkembang dengan sangat pesat yang dipengaruhi oleh pesatnya arus globalisasi. Peradaban manusia yang selalu maju dengan menciptakan hal baru turut menyukseskan derasnya perkembangan IPTEK ini. Semua barang dan teknologi yang ada di sekitar kita merupakan hasil dari perkembangan dan penyempurnaan IPTEK yang telah berjalan sejak lama.

Perkembangan dan kemajuan IPTEK yang mengalir deras sebagai akibat adanya globalisasi. Proses globalisasi telah meruntuhkan tembok-tembok pembatas antar dunia hingga kini hampir semua negara-negara di dunia terhubung dalam satu koneksi yang sama. Hal ini turut membuat budaya lokal negara-negara dunia kian meluntur dan menghasilkan suatu budaya yang sama yang bersifat global.

Pesatnya kemajuan IPTEK membawa banyak perubahan pada kehidupan masyarakat. Sesuai dengan teori evolusioner, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berkembang secara moderat namun mencakup seluruh kehidupan masyarakat meliputi perekonomian, sosial-budaya, hingga politik. Terkadang, karena perkembangan yang moderat, masyarakat tidak menyadari adanya perkembangan IPTEK. Hal ini yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat.

IPTEK tercipta berkat adanya inovasi-inovasi yang tercipta dengan tujuan memudahkan kehidupan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas. Walaupun pada awalnya inovasi tersebut banyak menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Hal inilah yang harus disadari betul untuk menyikapinya secara bijak.

Dalam menyikapi persoalan ini, masyarakat dituntut untuk selektif dalam menghadapi pesatnya perkembangan dan kemajuan IPTEK. Dalam konteks ini, selektif yang dimaksud adalah dengan menyaring dan memilah segala perkembangan yang ada agar tetap sesuai dengan budaya dan kepribadian asli bangsa Indonesia yang dikenal dengan sikap luhurnya.

Memang, banyak kemudahan dan hal menarik yang ditawarkan oleh perkembangan dan kemajuan IPTEK. Namun umumnya perkembangan dan kemajuan IPTEK yang muncul berasal dari negara-negara barat dengan budaya yang seringnya berseberangan dengan budaya di Indonesia. Dalam hal ini, kita dituntut untuk dapat bersaing melalui perkembangan IPTEK namun harus tetap menjunjung tinggi budaya lokal yang sangat beraneka ragam ini.

Dalam praktiknya, kemajuan IPTEK yang datang sering kali membuat masyarakat lupa diri akan nilai dan budaya yang ada. Hingga akhirnya menyerap semua budaya asing yang ikut terbawa perkembangan IPTEK sehingga budaya lokal menjadi kurang diminati untuk berperan sebagai pembentuk nilai dan norma yang kemudian berdampak pada nilai-nilai luhur yang tercantum pada ideologi bangsa Indonesia.

Kemajuan IPTEK juga membuat kompetisi hidup semakin ketat dan persaingan ini bukan hanya berskala nasional saja, melainkan berskala internasional. Setiap individu dituntut untuk meningkatkan kualitas diri agar dapat bersaing secara global. Untuk menyiapkan hal ini, teknologi dan kemudahan dalam mengakses informasi dapat dijadikan modal agar dapat menambah nilai jual pada diri individu.

Dengan segala dampak positif dan negatif yang timbul akibat pesatnya perkembangan IPTEK, kita wajib bersikap bijaksana dalam memilih segala arus informasi dan teknologi yang mengalir deras. Kita bisa menggunakan nilai dan norma yang berlaku pada budaya kita sebagai tolak ukur atas baik atau tidaknya mengenai informasi dan teknologi yang masuk.

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Ilustrasi teknologi pengenalan wajah.

KOMPAS.com - IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) adalah teknologi yang dapat menunjang segala macam kehidupan manusia sehingga bisa membangun peradaban purba hingga menjadi peradaban modern seperti sekarang ini.

IPTEK terus berkembang dan meningkat secara signifikan. Dilansir dari NBC News, selama 50 tahun terakhir terobosan teknologi telah merevolusi cara hidup manusia.

Contoh terobosan tersebut adalah teknologi transplantasi organ, robot dan kecerdasan buatan (artifisial intelligent), transfer dana elektronik, tenaga nuklir, smartphone, penerbangan luar angkasa, media digital, rekayasa genetika (bioteknologi modern), serta internet.

Dibalik majunya IPTEK terdapat dampak buruk yang juga mengirinya seperti kejahatan online (cybercrime), konten-konten kekerasan, pornografi, juga hal-hal berbau sara, dan juga masalah kesehatan.

Baca juga: Peran IPTEK dalam Menunjang Kegiatan Ekonomi

Dilansir dari Medical News Today, perkembangan IPTEK memberikan dampak buruk kesehatan seperti memunculkan masalah tidur, depresi, gangguan kecemasan, postur tubuh yang buruk, mengurangi aktivitas fisik, masalah sosial, dan kecanduan teknologi.

Contoh sikap selektif

Untuk mengehindari pengaruh buruk dari perkembangan IPTEK, maka kita harus bersikap selektif dalam menghadapinya. Berikut contoh sikap selektif dalam menghadapi pengaruh IPTEK:

  • Berpegang teguh pada dasar-dasar negara dan konstitusi
  • Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
  • Menegakkan supremasi hukum
  • Berpegang pada nilai budaya dan norma yang berlaku di masyarakat
  • Menanamkan nilai etika dan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
  • Menegakkan hak asasi manusia (HAM) dan menjauhi penyimpangannya
  • Terbuka, mendukung, dan mengikuti perkembangan IPTEK
  • Menolak IPTEK yang memberikan pengaruh buruk pada HAM dan menyalahi dasar negara
  • Membiasakan berperilaku baik dan tolong-menolong pada sesama
  • Belajar dengan giat agar tidak tertinggal dengan perkembangan IPTEK
  • Menegakkan supremasi hukum tanpa adanya diskriminasi
  • Bersikap kritis terhadap perubahan IPTEK yang terjadi
  • Menjaga pengawasan penggunaan teknologi terutama pada anak di bawah umur
  • Pendidikan yang kuat akan dasar negara, nilai agama, dan nilai sosial di sekolah

Baca juga: Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

tirto.id - Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di berbagai bidang tak selamanya membawa pengaruh positif. Jika tak disikapi dengan baik, kemajuan IPTEK berpotensi membawa dampak buruk bagi masyarakat. Karena itu, harus ada filter atau sikap selektif menghadapi kemajuan IPTEK agar tak mudah goyah atau hanyut dalam arus kemajuan pengetahuan dan teknologi.

Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia tidak lepas dari pengaruh kemajuan IPTEK. Bagaimanapun juga, perkembangan IPTEK sangat dinamis sebagai ilmu terapan yang dikembangkan manusia dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang dimiliki.

Tujuan sederhana dari perkembangan IPTEK adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. IPTEK berfungsi mendorong kemajuan peradaban manusia. Jika dimanfaatkan dengan baik, IPTEK juga dapat meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa dalam mencapai tujuannya.

Seperti negara-negara lain yang berupaya mengembangkan IPTEK, Indonesia juga memberikan keleluasaan kepada rakyatnya untuk memanfaatkan bidang ini. Hal itu tercermin dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 di pasal 28 dan 31.

"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia," (Pasal 28 C Ayat 1 UUD 1945).

"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia," (Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945).

Selain memberikan dukungan kepada rakyat dalam mengembangkan IPTEK, pemerintah juga berkewajiban mengawasi perkembangan IPTEK dalam bingkai nilai agama dan persatuan bangsa. Sebab, IPTEK membawa dampak positif dan negatif sekaligus.

Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2018) yang ditulis Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli, terdapat beberapa sikap yang dapat diambil oleh suatu bangsa ketika menghadapi kemajuan IPTEK.

Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan IPTEK dalam semua aspek kehidupan.

Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih dahulu.

Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu mengambil hal-hal positif dari kemajuan IPTEK dan membuang hal-hal negatif.

Berdasarkan tiga hal di atas, Indonesia cenderung memilih sifat selektif terhadap kemajuan IPTEK. Tujuannya agar kita mendapatkan dampak positif dari perkembangan IPTEK dan terhindar dari hal-hal negatifnya.

Evy Pajriani dalam Pengaruh Kemajuan IPTEK Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (2020) menuliskan bahwa sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif terbaik bagi kehidupan, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses hati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh dari luar.

Dengan demikian, semua yang diperoleh dari kemajuan IPTEK dapat diterima semua pihak dengan penuh tanggung jawab.

Baca juga:

  • Pengaruh Positif Kemajuan IPTEK dalam Bidang Ekonomi dan Politik
  • Proses Pewarisan IPTEK dan Sarananya: Keluarga hingga Media Massa

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK dalam Berbagai Bidang

Dalam tulisan ini, akan dijabarkan sikap selektif terhadap IPTEK yang dapat diterapkan di berbagai bidang.

Sejumlah bidang yang perlu sikap hati-hati menghadapi kemajuan IPTEK adalah bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Politik

Terdapat beberapa hal yang harus dijadikan panduan bangsa Indonesia ketika mengikuti kemajuan IPTEK dalam bidang politik, yakni demokrasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi manusia.

Keempat hal ini merupakan standardisasi yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Apabila suatu negeri, termasuk Indonesia menentang standardisasi tersebut, tentunya akan mendapatkan beberapa kerugian, misalnya dianggap sebagai musuh bersama, diberikan sanksi embargo dalam berbagai bidang yang akan berdampak buruk dalam kehidupan bangsa.

Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia harus menggunakan Pancasila sebagai pedoman untuk menunjukan eksistensi sebagai negara kuat, mandiri, tidak meninggalkan kerja sama, saling menguntungkan, menghargai hak, dan lainnya.

Sikap selektif terhadap IPTEK di bidang politik ditunjukkan dengan tindakan sebagai berikut:

  • Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.
  • Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
  • Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya secara baik dan benar.
  • Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
  • Menegakkan supremasi hukum.
  • Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi

Pada kenyataanya, persaingan ekonomi dikuasai oleh negara-negara maju. Keadaan ini tentunya memberikan ruang sempit bagi negara-negara berkembang.

Dalam hal ini, Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan yang dapat digunakan sebagai senjata utama untuk mengatasi efek negatif perkembangan IPTEK.

Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan tujuan itu adalah sebagai berikut:

  • Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam negeri sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
  • Pertanian sebaiknya dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
  • Industri-industri sebaiknya menggunakan bahan baku dari dalam negeri sehingga tidak bergantung impor dari luar negeri.
  • Menguatkan sistem perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak haruslah berharga murah dan terjangkau.
  • Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia, dan WTO.
  • Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi kepentingan negara-negara maju.

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial Budaya

Pada bidang sosial budaya, perkembangan IPTEK membawa pengaruh dalam bentuk gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat, serta keterbukaan informasi dan ilmu pengetahuan.

Bagi Indonesia, pengaruh tersebut harus disaring menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa.

Beberapa nilai dan perilaku yang harus diterapkan bangsa Indonesia untuk bersikap selektif terhadap kemajuan IPTEK di bidang sosial budaya sebagai berikut:

  • Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
  • Merawat kearifan lokal, budaya, dan adat istiadat masyarakat Indonesia yang beragam.
  • Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.
  • Dapat memanfaatkan kegunaan IPTEK secara efektif dan efisien, bukan hanya silau dengan tampilan, misalnya gaya berpakaian atau gaya hidup konsumtif.
  • Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
  • Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
  • Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.

Baca juga:

  • Dampak Positif Perkembangan IPTEK Bagi NKRI dalam Berbagai Bidang
  • Dampak Negatif IPTEK di Bidang Ekonomi dan Pendidikan

Baca juga artikel terkait PELAJARAN PPKN atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/hdi)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA