Mengapa dilarang Tuhan Allah memakan buah pohon yang ada di tengah tengah Taman Eden?

  • Apa bukti-bukti yang menolong kita tahu bahwa Adam dan Hawa adalah roh-roh yang berani?

Allah mempersiapkan bumi ini sebagai rumah bagi anak-anak-Nya. Adam dan Hawa dipilih untuk menjadi orang-orang pertama yang tinggal di bumi (lihat Musa 1:34; 4:26). Bagian mereka dalam rencana Bapa adalah untuk mendatangkan kebakaan ke dunia. Mereka akan menjadi orang tua pertama (lihat A&P 107:54–56).

Untuk guru: Gunakan pertanyaan-pertanyaan di awal bagian untuk memulai sebuah pembahasan dan arahkan anggota kelas atau anggota keluarga pada teks untuk menemukan lebih banyak informasi. Gunakan pertanyaan-pertanyaan di akhir bagian untuk menolong anggota kelas atau anggota keluarga merenungkan serta membahas makna dari apa yang telah mereka baca dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Adam dan Hawa ada di antara anak-anak Bapa kita yang paling mulia. Di dunia roh Adam disebut Mikhael sang penghulu malaikat (lihat A&P 27:11; Yudas 1:9). Dia dipilih oleh Bapa Surgawi kita untuk memimpin yang saleh dalam perang melawan Setan (lihat Wahyu 12:7–9). Adam dan Hawa ditetapkan sebelumnya untuk menjadi orang tua pertama kita. Tuhan menjanjikan kepada Adam berkat-berkat besar: “Aku telah menguduskan engkau sebagai kepala; sejumlah besar bangsa akan berasal darimu dan engkau akan menjadi raja atas mereka selamanya” (A&P 107:55).

Hawa adalah “ibu dari segala yang hidup” (Musa 4:26). Allah mempersatukan Adam dan Hawa dalam pernikahan karena “tidaklah baik bahwa manusia itu sendirian” (Musa 3:18; lihat juga 1 Korintus 11:11). Dia berbagi tanggung jawab dengan Adam dan juga akan berbagi berkat-berkat kekal dengannya.

  • Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Adam dan Hawa?

  • Dalam kondisi apa Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden?

Ketika Adam dan Hawa ditempatkan di Taman Eden, mereka belum fana. Dalam keadaan ini, “mereka tidak akan mempunyai anak” (2 Nefi 2:23). Di sana tidak ada kematian. Mereka memiliki kehidupan jasmani karena roh mereka ditempatkan dalam tubuh jasmani yang dibuat dari debu tanah (lihat Musa 6:59; Abraham 5:7). Mereka memiliki kehidupan rohani karena mereka berada di hadirat Allah. Mereka belum membuat pilihan antara yang baik dan yang jahat.

Allah memerintahkan mereka untuk memiliki anak-anak. Dia berfirman, “Beranakcuculah dan bertambahlah, isilah bumi, taklukkanlah bumi dan berkuasalah atas … setiap makhluk yang hidup yang bergerak di atas bumi”(Musa 2:28). Allah memberi tahu mereka, mereka dapat dengan bebas makan dari setiap pohon di taman itu kecuali satu, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Mengenai pohon itu Allah berfirman, “Pada waktu engkau memakannya, engkau pasti akan mati” (Musa 3:17).

Setan, yang tidak mengetahui pikiran Allah namun berusaha menghancurkan rencana Allah, datang kepada Hawa di Taman Eden. Dia menggodanya untuk makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dia meyakinkannya bahwa dia dan Adam tidak akan mati, namun bahwa mereka akan “seperti allah-allah, mengetahui yang baik dari yang jahat” (Musa 4:11). Hawa menyerah pada godaan tersebut dan memakan buah itu. Ketika Adam tahu apa yang terjadi, dia memilih untuk ikut makan juga. Perubahan yang datang kepada Adam dan Hawa karena mereka memakan buah itu disebut Kejatuhan.

  • Apa perubahan fisik dan rohani yang terjadi dalam diri Adam dan Hawa sebagai akibat dari pelanggaran mereka?

Karena Adam dan Hawa telah memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Tuhan mengirim mereka keluar dari Taman Eden ke dalam dunia. Kondisi fisik mereka berubah sebagai akibat dari dimakannya buah terlarang oleh mereka. Sebagaimana yang telah Allah janjikan, mereka menjadi fana. Mereka dan anak-anak mereka akan mengalami penyakit, rasa sakit, dan kematian jasmani.

Karena pelanggaran mereka, Adam dan Hawa juga mengalami kematian rohani. Ini artinya mereka dan anak-anak mereka tidak dapat hidup dan berbicara berhadapan muka dengan Allah. Adam dan Hawa serta anak-anak mereka terpisah dari Allah baik secara jasmani maupun secara rohani.

  • Bagaimana Kejatuhan menyediakan kesempatan bagi kita untuk menjadi seperti Bapa Surgawi kita?

Sebagian orang percaya bahwa Adam dan Hawa melakukan sebuah dosa serius ketika mereka makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tetapi, tulisan suci zaman akhir menolong kita memahami bahwa Kejatuhan mereka adalah langkah yang penting dalam rencana kehidupan serta sebuah berkat besar bagi kita semua. Karena Kejatuhan, kita diberkati dengan tubuh jasmani, hak untuk memilih antara yang baik dan yang jahat, serta kesempatan untuk memperoleh kehidupan kekal. Tidak satu pun dari kesempatan istimewa ini akan menjadi milik kita jika Adam dan Hawa tetap tinggal di taman.

Setelah Kejatuhan, Hawa berkata, “Kalau bukan dikarenakan pelanggaran kita, kita tidak akan pernah mempunyai keturunan, dan tidak pernah akan mengetahui yang baik dari yang jahat, serta kegembiraan akan penebusan kita, serta hidup kekal yang Allah karuniakan bagi semua orang yang patuh” (Musa 5:11).

Nabi Lehi menjelaskan:

“Maka lihatlah, jika Adam tidak melanggar, ia tidak akan jatuh [disingkirkan dari hadirat Allah], tetapi ia akan tetap tinggal di Taman Eden. Dan segala sesuatu yang telah diciptakan akan tetap tinggal dalam keadaan yang sama seperti setelah mereka diciptakan; …

Dan mereka tidak akan mempunyai anak, oleh karena itu mereka akan tetap tinggal dalam keadaan tidak berdosa, tidak mempunyai kegembiraan, karena mereka tidak mengenal kesengsaraan; tidak berbuat yang baik, karena mereka tidak mengenal dosa.

Tetapi lihatlah, segala sesuatu telah dilakukan di dalam kebijaksanaan dari Dia, Yang mengetahui segala hal.

Adam jatuh supaya manusia boleh ada; dan manusia ada, supaya mereka boleh bersukacita” (2 Nefi 2:22–25).

  • Mengapa menurut Anda penting untuk tahu mengenai Kejatuhan dan bagaimana hal itu memengaruhi kita?

Menggapa Tuhan menciptakan buah terlarang dan menempatkannya di tengah Taman Eden? Bukankah hal itu seakan Tuhan ingin ‘menjebak,’ Adam dan Hawa untuk memakannya? Bukankah lebih baik Tuhan tidak menciptakannya supaya mereka tidak jatuh dalam dosa? Bagaimana penjelasan buah terlarang di Alkitab?

Pertanyaan semacam itu adalah produk dari akal manusia yang juga diciptakan oleh Tuhan untuk berfikir. Jadi kita tidak bisa menyalahkan orang mempertanyakan hal tersebut karena memang mempergunakan akal pikiran sebagaimana mestinya.

Lantas, bagaimana jawaban dari pertanyaan di atas? Apakah Tuhan Allah layak untuk disalahkan atas dosa yang dibiarkan-Nya terjadi?

Setelah menciptakan langit dan bumi, Tuhan juga membuat Taman Eden dan menempatkan manusia di dalamnya. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut:

Kejadian 2:8-9

Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Kejadian 2:15-17

Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Tuhan ingin manusia merawat taman tersebut. Tuhan juga membebaskan manusia memakan buah yang ada di sana, artinya tidak ada aturan harus makan buah ini, kemudian buah itu dan sebagianya, bebas. Tapi Tuhan melarang untuk memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.

Jika dilarang untuk dimakan, lantas untuk apa diciptakan?

Mungkin akan lebih baik jika pohon itu tidak diciptakan sejak awal atau tetap diciptakan tapi tidak perlu melarang untuk memakannya (buah terlarang), dengan begitu manusia akan taat dan suci. Namun Tuhan tidak ingin manusia menjadi taat karena hasil yang ‘dikondisikan’ seperti itu. Tuhan ingin ciptaan-Nya taat atas pilihan manusia itu sendiri (kehendak bebas), singkatnya ketaatan tersebut didapat tanpa diuji.

Contoh yang lain adalah ketika anda mempunyai isteri tapi di sisi lain ada banyak wanita yang menyukai anda. Anda dihadapkan pilihan untuk tetap setia mencintai isteri anda atau berpaling ke wanita yang lain. Di situlah ujiannya, jika anda bisa setia tanpa berpaling maka cinta tersebut lebih berkualitas daripada mereka yang tetap setia karena memang hanya tidak ada wanita lain yang menyukai dirinya selain isterinya.

Tuhan menginginkan cinta dan ketaatan dari umatnya yang merupakan hasil ujian bukan berdasarkan situasi yang dikondisikan.

Menariknya, saat manusia melanggar perintah untuk tidak memakan buah terlarang, Tuhan masih menyayangi Adam dan Hawa. Hal itu tertulis di ayat berikut:

Kejadian 3:21

Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Kejadian 3:23

Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Dijelaskan bahwa Tuhan Allah memberikan pakaian dan mengenakannya pada mereka, itu adalah bukti Tuhan menyayangi mereka meski berbuat kesalahan. Tuhan juga masih konsisten dengan tujuan manusia diciptakan saat sebelum dan sesudah makan buah terlarang, yaitu mengusahakan tanah yang mereka tempati.

Tuhan mempunyai rencana kepada manusia, Tuhan juga memberi pilihan manusia untuk mengambil bagian dari rencana-Nya atau tidak. Itu adalah pilihan hidup atau kehendak bebas yang Tuhan berikan kepada kita.

Itulah sedikit penjelasan mengapa Tuhan Allah menciptakan dan membiarkan manusia memakan buah terlarang. Semoga bermanfaat!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA