Mengapa etika bergaul teman sebaya berusaha untuk saling menasehati dalam kebenaran dan sabar

You're Reading a Free Preview
Pages 8 to 11 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 15 to 28 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 32 to 40 are not shown in this preview.

A.    ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA

1.      Pengertian Bergaul dengan Teman Sebaya

Dalam bahasa Arab bergaul diartikan dengan shuhbah yang diambil dari kata shahiba yang berarti pertemanan. Dalam bahasa Indonesia bergaul berarti campur. Sementara teman sebaya dalam kamus besar bahasa Indonesia teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usia hampir sama.

Dengan demikian yang dimaksud dengan bergaul sesama teman sebaya adalah pertemanan seorang individu dengan individu lainnya (anak-anak, usia remaja atau dewasa) yang tingkat usianya hampir sejajar.

Pergaulan remaja memiliki ciri khas tersendiri. Seorang remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk diterima oleh teman sebayanya. Akibatnya mereka akan senang apabila diterima dan sebaliknya akan tertekan dan cemas apabila tidak diterima atau dikucilkan oleh teman-teman sebayanya. Bagi seorang remaja pandangan teman-teman sebanya terhadap dirinya merupakan hal yang sangat penting.

Teman sebaya dalam pandangan seorang remaja misalnya merupakan kelompok baru yang memiliki cirri khas, norma dan kebiasaan tersendiri yang sangat berbeda dengan lingkungan keluarganya. Kelompok teman sebaya ini akan menjadi lingkungan sosial pertama dimana seorang remaja akan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Di sinilah seorang remaja dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam melakukan interaksi sosial dalam cakupan yang lebih besar.

Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya sebagai sumber informasi, tempat curhat serta tempat mengekspresikan jati diri. Seorang remaja bersama dengan teman sebayanya akan selalu berusaha memunculkan eksistensi dirinya.

2.      Cara Mencari Teman Sebaya yang Baik Menurut Islam

Dalam hadits dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda:

“Seseorang bergantung pada agama temannya, perhatikan siapa yang dijadikan teman”.(HR. Ahmad)

Berdasarkan hadits di atas menjadi jelas bahwa seseorang perlu mencari teman sebaya yang baik yang akan bergaul dengannya. Secara umum seseorang hendaklah mencari teman yang cerdas, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik dan tidak semata-mata rakus terhadap kehidupan duniawi.

a.      Pertama, cerdas.

Kecerdasan bagi seseorang adalah modal awal. Oleh karena itu di dalam Islam dianjurkan untuk mencari teman yang cerdas bukan yang bodoh atau dungu. Bergaul dengan orang bodoh atau dungu pada akhirnya akan menimbulkan keburukan dan putusnya hubungan silaturahmi sekalipun dalam waktu yang relative lama. Oleh karena menurut al Ghazali orang yang memutuskan persahabatan dengan orang yang bodoh merupakan ibadah.

b.      Kedua, memiliki akhlak yang baik

Carilah teman yang memiliki akhlak baik. Seorang teman yang telah diliputi oleh emosi, kikir, penakut dan cenderung mengikuti hawa nafsunya tidak akan menghasilkan pergeulan atau pertemanan yang baik. Oleh karena itu Allah Swt berfirman mengingatkan hal ini:

* óOs9r& ts? ’n<Î) tûïÏ%©!$# (#öq©9uqs? $·Böqs% |=ÅÒxî ª!$# NÍköŽn=tã $¨B Nèd öNä3ZÏiB Ÿwur öNåk÷]ÏB tbqàÿÎ=øts†ur ’n?tã É>É‹s3ø9$# öNèdur tbqßJn=ôètƒ ÇÊÍÈ   £‰tãr& ª!$# öNçlm; $\/#x‹tã #´‰ƒÏ‰x© ( óOßg¯RÎ) uä!$y™ $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÎÈ

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui..Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al- Mujadilah(58):14-15)

c.       Ketiga, bukan orang fasik

Teman yang baik sangat berpengaruh terutama dalam masalah prilaku. Orang yang fasik adalah orang yang senntiasa berbuat dosa walaupun perbuatan dosanya merupakan dosa kecil. Tidak ada kebaikan sama sekali bergaul denagn orang fasik karena biasanya orang fasik akan meremehkan perbuatan maksiat kepada Allah Swt dan menjadikan hati semakin dekat terhadap perbuatan maksiat itu sendiri. Selain itu orang yang fasik adalah orang yang jarang berbuat baik karena ia tidak takut kepada Allah Swt di samping merupakan sosok yang tidak bisa dipercaya pertemanannya. Allah Swt berfirman:

÷ŽÉ9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# šcqããô‰tƒ Næh­/u‘ Ío4ry‰tóø9$$Î/ ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbr߉ƒÌãƒ ¼çmygô_ur ( Ÿwur ߉÷ès? x8$uZøŠtã öNåk÷]tã ߉ƒÌè? spoYƒÎ— Ío4quŠysø9$# $u‹÷R‘‰9$# ( Ÿwur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tR̍ø.ÏŒ yìt7¨?$#ur çm1uqyd šc%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”(QS. Al-Kahfi(18):28)

Banyak fakta yang menyatakan bahwa sebagian besar apalagi pemuda terjerumus kepada perbuatan maksiat karena teman sebayanya. Banyak sekali pemuda yang awalnya memiliki perangai baik, taat beribadah, berbakti kepada orang tua, rajin belajar dan memiliki prestasi, namun setelah bergaul dengan si A misalnya seluruhnya berubah total. Pertanyaannya adalah dari mana perubahan itu terjadi? Tentunya dari sahabatnya tadi.

Ia telah terpengaruh oleh temannya di mana temannya tersebut sudah dipengaruhi oleh hawa nafsu dan prilaku setan. Akhirnya ia menjadi pemuda yang malas, melawan terhadap orang tua, tidak taat kepada guru dan malas belajar sehingga tidak berprestasi dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah karena prilakunya yang buruk tersebut.

d.      Keempat, bukan orang yang rakus

Menurut al-Ghazali bergaul dengan orang yang rakus terhadap hal-hal dunia merupakan racun pembunuh. Oleh karena itu bergaulah dengan orang yang tidak rakus terhadap hal duniawi. Hal-hal yang bersifat duniawi perlu dicari tetapi rakus terhadap duniawi tidak baik. Oleh karena itu Abu Sulaiman al-Darani mengingatkan:”Janganlah bergaul kecuali kepada salah satu dari dua orang ini: orang yang menyertaimu(menasehati) di dalam hal-hal duniawi atau kepada seseorang yang senantiasa bertambah setiap saat amal-amal akhiratnya.

3.      Adab Bergaul dengan Teman Sebaya

a.      Saling Menghormati

Teman sebaya dimungkinkan dapat berasal dari berbagai kalangan berbeda agama, tradisi dan kebudayaan dengan perbedaan Sikap saling menghormati inilah yang harus dimiliki oleh orang yang bergaul.

Sikap saling menghormati berarti menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang. Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang sangat dianjurkan oelh Islam. Hal tersebut dilakukan sebagai perwujudan ukhuwah insaniah. Oleh karena itu Allah menempatkan manusia sebagai mahluk yang paling mulia. Allah Swt berfirman:

* ô‰s)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur ’Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%y—u‘ur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur 4’n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs? ÇÐÉÈ

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.(Qs Al-Isra(17):70

Sikap saling menghormati juga dapat dilakukan pada perintah untuk bersikap toleran terhadap teman sebaya yang tidak seagama. Perintah Al-Quran dalam rangka saling menghormati keyakinan beragama terdapat dalam al-Qur’an Allah Swt berfirman:

ö/ä3s9 ö/ä3ãYƒÏŠ u’Í<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. Al-Kafirun(109): 6)

b.      Tolong Menolong

Tolong-menolong merupakan bagian dari ajaran Islam yang dianjurkan. Tolong-menolong yang dimaksud di sini adalah tentu saja tolong-menolong dalam hal kebajikan. Allah Swt berfirman:

$pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#q=ÏtéB uŽÈµ¯»yèx© «!$# Ÿwur tök¤¶9$# tP#tptø:$# Ÿwur y“ô‰olù;$# Ÿwur y‰Í´¯»n=s)ø9$# Iwur tûüÏiB!#uä |MøŠt7ø9$# tP#tptø:$# tbqäótGö6tƒ WxôÒsù `ÏiB öNÍkÍh5§‘ $ZRºuqôÊÍ‘ur 4 #sŒÎ)ur ÷Läêù=n=ym (#rߊ$sÜô¹$$sù 4 Ÿwur öNä3¨ZtB̍øgs† ãb$t«oYx© BQöqs% br& öNà2r‘‰|¹ Ç`tã ωÉfó¡yJø9$# ÏQ#tptø:$# br& (#r߉tG÷ès? ¢ (#qçRur$yès?ur ’n?tã ÎhŽÉ9ø9$# 3“uqø)­G9$#ur ( Ÿwur (#qçRur$yès? ’n?tã ÉOøOM}$# Èbºurô‰ãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ߉ƒÏ‰x© É>$s)Ïèø9$# ÇËÈ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatangbinatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah(5):2)

Oleh karena itu ketika seorang teman memiliki hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan pertolongan, maka diusahakan untuk menolongnya. Dari sini kelak akan timbul keharmonisan dalam berteman.Rasulullah Saw bersabda:

“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)

c.       Cinta dan Kasih Sayang

Cinta berarti perasaan kasih sayang yang besar. Sementara kasih sayang terdiri dari dua kata, kasih dan sayang. Kasih sebenarnya berasal dari rasa belas kasih seperti Allah Swt mengasihi manusia karena kelemahan dan memang perlu diberi belas kasih. Rasa kasih biasanya menjadi awal munculnya rasa sayang. Sementara rasa sayang itu sendiri merupakan perasaan ingin saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang disayangi.

Kasih sayang antara teman atau anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang besar. Kasih sayang akan menciptakan masyarakat yang rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang kuat, bahkan seseorang yang menyayangi temannya dengan tulus akan melahirkan persaudaraan yang hakiki. Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi oleh rasa kasih sayang dan keikhlasan. Allah Swt tidak akan menyayangi seseorang jika ia tidak menyayangi sesamaya. Rasulullah Saw bersabda:

“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim)

Ketika seorang teman mendapat ancaman atau serangan dari pihak lain misalnya, wajib bagi kita memberikan perlindungan dengan catatan ia berada pada pihak yang benar. Dalam hal ini dari Ibnu Umar Rasulullah Saw bersabda:

“Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR. Baihaqi)

d.      Saling Menasehati

Bergaul dengan teman sebaya terkadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian atau bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita atau bahkan sering membuat ulah dan masalah. Menghadapi persoalan seperti ini , hendaklah kita harus bijak. Ketika ada teman yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya. Allah Swt berfirman:

ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# ’Å”s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,Kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr(103):1-3)

Kepada teman yang berbuat salah hendaklah segera meminta maaf dari kesalahannya. Begitu juga apabila kita berbuat salah atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf, baik disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai menunda-nunda dalam meminta maaf. Dari Ibnu Mina Rasulullah Saw bersabda:

“Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok”. (HR. lbnu Majah)

4.      Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya

a.      Bermusuhan

Bermusuhan artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Oleh karena itu bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama. Agama Islam melarang bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw bersabda:

“Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim)

Tawuran antar pemuda dan pelajar yang kerap terjadi sudah menjadi budaya dan trend yang salah di kalangan remaja. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan jiwa.

Seorang muslim dilarang saling membenci. Sebab Allah Swt telah menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi, bukan saling membenci. Allah Swt telah mengharamkan permusuhan dan kebencian . Allah Swt berfirman:

$yJ¯RÎ) ߉ƒÌãƒ ß`»sÜø‹¤±9$# br& yìÏ%qムãNä3uZ÷t/ nourºy‰yèø9$# uä!$ŸÒøót7ø9$#ur ’Îû ̍÷Ksƒø:$# ÎŽÅ£÷yJø9$#ur öNä.£‰ÝÁtƒur `tã ̍ø.ÏŒ «!$# Ç`tãur Ío4qn=¢Á9$# ( ö@ygsù LäêRr& tbqåktJZ•B ÇÒÊÈ

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilahkamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. Al-Maidah(5): 91).

b.      Pergaulan Mebas

Pergaulan bebas merupakan salah satu akhlak madzmumah(tercela). Bebas di sini berarti telah melewati norma-norma yang ada, baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas yang dimaksud adalah berbaurnya kaum lelaki dan perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat di mana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran. Kebiasaan ini banyak terjadipada remaja dan umumnya mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. Perilaku seperti ini bisa terjadi karena budaya menonton film-film yang tidak mendidik yang berasal dari teman sebaya.

Untuk menghindari pergaulan bebas ini tentu dengan mencari teman sebaya yang shaleh. Sebagai pemuda janganlah anda berkata:”Saya tidak akan terpengaruh oleh teman sebaya saya. Saya hanya sekedar bergaul dan tidak akan mengikuti ucapan dan model pergaulannya yang bebas itu”.

Ungkapan di atas adalah ungkapan yang keliru karena al-Quran telah menyatakan pengaruh burk teman serta nabi juga telah bersabda bahwa prilaku teman sangat berpengaruh sekali.

c.       Melanggar norma-norma

Pergaulan yang tidak beretika terkadang dapat melanggar norma terutama norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama.. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang ada dalam masyarakat atau Negara. Mengenai hal ini Allah Swt berfirman:

tPöqtƒur Ùyètƒ ãNÏ9$©à9$# 4’n?tã Ïm÷ƒy‰tƒ ãAqà)tƒ ÓÍ_tFø‹n=»tƒ ßNõ‹sƒªB$# yìtB ÉAqß™§9$# Wx‹Î6y™ ÇËÐÈ   4ÓtLn=÷ƒuq»tƒ ÓÍ_tFø‹s9 óOs9 õ‹ÏƒªBr& $ºRŸxèù WxŠÎ=yz ÇËÑÈ   ô‰s)©9 ÓÍ_¯=|Êr& Ç`tã ̍ò2Ïe%!$# y‰÷èt/ øŒÎ) ’ÎTuä!$y_ 3 šc%Ÿ2ur ß`»sÜø‹¤±9$# Ç`»|¡SM~Ï9 Zwrä‹s{ ÇËÒÈ

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”.(QS. al-Furqan(25):27-29)

Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan persahabatan yang terjadi antara Ubay bin Khalaf dan Uqbah bin Abi Mu’ith. Suatu saat Uqbah sedang duduk di sisi Rasulullah Saw mendengarkan sabdanya. Di sisi lain Ubay bin Khalaf memarahinya secara berlebihan karena suatu hal sampai akhirnya Uqbah tidak kuat dengan cacian tersebut dan akhirnya ia keluar dari Islam.

Ayat ini tentunya tidak khusus untuk kasus Uqbah melainkan untuk umum. Dengan demikian hal yang dapat diteladani adalah bahwa persahabatan dapat mempengaruhi prilaku. Andai saja saat itu Ubay tidak memaki sahabatnya, niscaya Uqbah tetap menjadi sahabatnya yang baik.

Oleh karena itu dalam memilih teman harus benar-benar selektif karena yang dimaksud dengan “menggigit tangan” pada ayat di atas maksudnya adalah menyesali perbuatannya karena gegabah dalam mengambil sikap. Sementara yang dimaksud dengan si Fulan adalah setan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia, yaitu teman atau sahabat kita.

Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat dan Negara antara lain :

1)      Berzina

Berzina adalah hubungan suami istri yang tidak terikat dengan pernikahan (perkawinan). Di antara akibat buruk berzina adalah berkurangnya iman, hilangnya sikap menjaga diri dari perbutan dosa, memiliki kepribadian buruk dan tidak memiliki rasa cemburu. Berzina dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam Islam rasa malu merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dan ia merupakan sebagian dari iman apalagi bagi seorang perempuan. Perzinahan juga menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dalam Islam perzinahan juga merupakan salah satu dosa besar. Allah Swt berfirman:

èpu‹ÏR#¨“9$# ’ÎT#¨“9$#ur (#rà$Î#ô_$$sù ¨@ä. 7‰Ïnºur $yJåk÷]ÏiB sps($ÏB ;ot$ù#y_ ( Ÿwur /ä.õ‹è{ù’s? $yJÍkÍ5 ×psùù&u‘ ’Îû ÈûïÏŠ «!$# bÎ) ÷LäêZä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöqu‹ø9$#ur ̍ÅzFy$# ( ô‰pkô¶uŠø9ur $yJåku5#x‹tã ×pxÿͬ!$sÛ z`ÏiB tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇËÈ

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”. (QS. al-Nur(24): 2)

2)      Minuman keras

Pergaulan terkadang ditambah dengan hal-hal yang sebenarnya tidak bermanfaat. Banyak hal yang menyebabkan orang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti berfoya-foya atau menghabiskan masa muda sperti mengkonsumi minuman keras. Minuman keras haram hukumnya dan meminumnya termasuk salah satu dosa besar juga. Allah swt berfirman:

$pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä $yJ¯RÎ) ãôJsƒø:$# çŽÅ£øŠyJø9$#ur Ü>$|ÁRF{$#ur ãN»s9ø—F{$#ur Ó§ô_Í‘ ô`ÏiB È@yJtã Ç`»sÜø‹¤±9$# çnqç7Ï^tGô_$$sù öNä3ª=yès9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÒÉÈ

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah(5): 90)

Banyak akibat negatif yang timbul dari mengkonsumsi minuman keras di antaranya merusak metabolisme tubuh. Menurut penelitian University of Maryland Medical Center penggunaan alkohol dapat menyebabkan penyakit lever (hati kronis). Minuman keras juga juga dapat mengakibatkan gagal liver. Dari minuman keras, terutama ketika peminumnya mabuk, maka hilanglah akalnya. Di sini seseorang tidak sadar bahwa kemaksiatan lain segera mengikutidi antaranya berkata kotor, tindak kekerasan, pencurian, pemerkosaan dan lain-lain. Dari Amr bin Ash Rasulullah Saw bersabda:

“Khamr itu adalah induk keburukan (ummul khobaits) dan barangsiapa meminumnya maka Allah tidak menerima sholatnya 40 hari. Maka apabila ia mati sedang khamr itu ada di dalam perutnya maka ia mati dalam keadaan bangkai jahiliyah”. (HR At- Thabrani dan Ad-Daraquthni)

3)      Narkoba

Narkoba singkatan dari narkotika dan obat-batan terlarang . ada istilah lain yaitu Napza yang beraati napza atau narkotika, psikotropika dan zat Adiktif. Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin menggunakan kembali karena terdapat zat-zat tertentu yang mengakibatkan seseorang cenderung menjadi kecanduan karena secara tidak langsung ia dapat memutuskan syaraf-syaraf dalam otak.

Jika terlalu lama dikonsumi seseorang akan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap narkoba dan lambat laun dapat merusak organ tubuh manusia dan jika penggunaannya sudah melebihi takaran, maka si pengguna akan mensgalami overdosis dan pada akhirnya akan berujung pada kematian. Hukum mengkonsumsi Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan lainnya, yaitu diharamkan. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan atau menurunkan kesadaran akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan.

‘@Ïtä†ur ÞOßgs9 ÏM»t6Íh‹©Ü9$# ãPÌhptä†ur ÞOÎgøŠn=tæ y]Í´¯»t6y‚ø9$# ….

“ Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al-A’raf(7): 157)

Mengenai larangan mengkonsumi barang yang memabukkan dari Ummu Salamah Rasulullah Saw bersabda:

“Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang

membuat lemah) (HR. Abu Daud)

B.     ADAB BERGAUL DENGAN ORANG YANG LEBIH TUA

1.      Pengertian orang yang lebih tua

Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi sosok yang lebih muda. Dalam kamus bahasa Indonesia orang yang lebih tua yaitu orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti orang tua, para pemimpin dan para penasihat.

Orangtua misalnya memiliki peran yang sangat penting dalam membesarkan anaknya. Orangtua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Orang tua memiliki kedudukan yang sangat mulia sehingga Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada keduanya Allah Swt berfirman :

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çm•Bé& $·Z÷dur 4’n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur ¥’n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman(31): 14)

Rasulullah Saw melalui Abdullah ibn Mas’ud  bersabda:

“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW; Apakah amalan yang di utama? Beliau menjawab, sholat pada waktunya. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, jihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang yang lebih tua harus dihormati karena mereka adalah sumber keberkahan dan memiliki banyak pengalaman, lebih matang dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu. Berbeda dengan para pemuda yang cenderung lebih emosional, terburu-buru dan masih kurang pengalaman.

Bagi seseorang orang tua khususnya ayah adalah figur yang diteladani. Dari sosok ayah inilah pengarai anak terbentuk. Sudah merupakan keharusan bagi seorang anak untuk menghormati ayah yang dijadikan teladan tersebut.

Sementara ibu adalah juga salah satu dari kedua orang tua. Ibu merupakan tumpuan kasih sayang seorang anak. Terdapat ungkapan yang menyatakan bahwa kasih ibu sepanjang jalan. Perbandingan seorang ibu dengan ayah yaitu adalah tiga berbanding satu khususnya dalam perhatian dan kasih sayang. Pernah suatu ketika seseorang mendatangi Rasulullah SAW bertanya siapa yang harus dihormati. Hal ini tergambar di dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,

“Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain orang tua yang melahirkan sebagai orang yang dituakan, guru juga termasuk orang yang dituakan. Oleh karena itu menghormati guru dan mematuhi nasehat-nasehatnya adalah kewajiban bagi kita. Guru merupakan pengganti orang tua di rumah. Ia telah menanamkan saran dan nasehatnya kepada kita. Oleh karena itu melaksanakan perintahnya yang tidak bertentangan dengan al Quran dan hadits merupakan kewajiban bagi kita. Sebagai seorang murid menghormati guru dengan menerima pengajarannya secara ikhlas dan dengan hati gembira.

2.      Tata cara bergaul dengan orang yang lebih tua

a.      Berlaku sopan

Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang yang lebih tua khususnya kepada kepada orang tua yang telah melahirkannya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak. Alalh Swt berfirman:

ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA—%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§‘ $yJßg÷Hxqö‘$# $yJx. ’ÎT$u‹­/u‘ #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.(QS. Al Isra’(17): 24)

Demikian pula pergaulan kita dengan guru. Bergaul dengan guru yang umumnya lebih tua dari kita berarti bergaul dengan orang yang berpendidikan atau orang yang berilmu. Apabila berprilaku sopan kepadanya, niscaya ia akan senang dan mendoakan sehingga ilmu yang didapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Perhiasan ilmu adalah rendah hati dan kesopanan. Oleh karena itu siapapun yang bersikap rendah hati dan berlaku sopan secara ikhlas, niscaya Allah Swt akan mengangkat derajatnya dan dicintai oleh orang lain. Sebaiknya siapa saja yang berlaku sombong dan tidak sopan apalagi terhadap gurunya, maka ia tidak akan dihargai oleh orang lain karena Allah Swt tidak menyukainya.

b.      Berkata Santun

Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, memutus pembicaraan, berhohong, mengejutkan mereka saat sedang tidur atau meremehkan. Perintah berbuat baik ini terdapat dalam al Qur’an. Allah Swt berfirman:

* 4Ó|Ós%ur y7•/u‘ žwr& (#ÿr߉ç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8y‰YÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèd߉tnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ

“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.(QS. Al-Isra’(17): 23)

Penghormatan kepada orang yang lebih tua juga adalah guru. Sikap yang baik terhadap guru misalnya berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah lembut. Ketika guru keliru, baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, maka seorang murid hendaknya menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruannya. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, maka murid mengingatkan secara halus.

Dalam hal ini seorang murid hendaklah tidak bersuara keras atau mentangmentang dan merasa lebih pandai dari gurunya. Sebab kepandaian yang didapat sekarang didapat dari gurunya.

c.       Menolak dengan halus perintah buruk

Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan hal-hal yang kurang sesuai dengan ajaran agama. Orang yang lebih tua yang berprilaku buruk adalah orang tidak menanamkan nilai-nilai yang baik sehingga anak atau orang yang lebih muda tidak memberikan apresiasi kepadanya.

Meskipun demikian siapa saja yang mendapati hal seperti ini, maka hendaknya ia menolak dengan cara bersikap sopan dan berkata santun sehingga mereka merasa tidak dilecehkan dan pada saat bersamaan hendaknya mendoakan para orang tua tersebut untuk tidak melakukan kegiatan buruk tersebut.

Prilaku buruk tersebut bisa jadi terkait dengan persoalan akidah atau kegiatan buruk lain yang melanggar nilai dan norma kemasyarakatan, misalnya mempunyai perusahaan pengoplos minuman keras atau kegiatan lainnya. Oleh karena itu jangan sekali-kali membantah perintah orang tua atau orang yang lebih tua dengan nada kesal sebab hal tersebut tidak akan membuahkan hasil. Hal yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan tenang dan penuh keyakinan serta percaya diri. Allah swt berfirman:

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman(31): 15)

d.      Menghormati dengan ikhlas

Termasuk cabang iman adalah mencintai dan menghormati orang yang lebih tua dari kita. Terdapat hadits dari Anas bin Malik Rasulullah SAW menjamin surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat.

“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)

Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimal. Jika anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tuanya, maka berikanlah yang terbaik sebab yang terbaik saja belum tentu seimbang dengan jerih payah dan pengorbanan keduanya. Allah Swt berfirman:

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çm•Bé& $·Z÷dur 4’n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur ¥’n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Lukman(31): 14)

Selain itu Rasulullah Saw juga menyatakan bahwa tidak termasuk kaum muslimin bagi siapa saja yang tidak menghormati orang yang lebih tua dan tidak menyayangi sosok yang lebih kecil. Rasulullah Saw bersabda:

“Dari Abdullaah bin Amr bin Aash, ia menyampaikan sesuatu pada Nabi SAW, beliau bersabda, Barangsiapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenali hak orang tua kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Demikian pula dalam menghormati guru karena guru seperti orang tua sendiri. Ketika seseorang menginjak dewasa, maka bapak atau ibu guru yang mengajarkannya ilmu pengetahuan hingga seseorang menjadi mengerti tentang banyak hal dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu ketika gurumu memposisikanmu di tempat yang telah ditentukan, maka janganlah berpindah duduk di tempat lain. Apabila guru sedang membaca atau menjelaskan pelajaran, hendaklah tidak mengabaikannya, baik dengan berbicara sendiri atau berdiskusi thema lain dengan teman sebangku. Oleh karena itu dengarkanlah selalu secara baik-baik dan penuh keikhlasan apa saja yang dikatakan oleh seorang guru. Tidak patut bagi seorang murid menyibukkan pikiran dengan sesuatu yang sama sekali tidak terkait dengan pembelajaran.

e.       Mendahulukan Orang yang Lebih tua

Mendahulukan orang lain apalagi kepada orang yang lebih tua dalam halhal duniawi sangat dianjurkan oleh agama. Perangai ini juga dilakukan oleh para sahabat. Allah Swt berfirman:

tûïÏ%©!$#ur râä§qt7s? u‘#¤$!$# z`»yJƒM}$#ur `ÏB ö/ʼnÏ=ö7s% tbq™7Ïtä† ô`tB ty_$yd öNÍköŽs9Î) Ÿwur tbr߉Ågs† ’Îû öNÏdÍ‘r߉߹ Zpy_%tn !$£JÏiB (#qè?ré& šcrãÏO÷sãƒur #’n?tã öNÍkŦàÿRr& öqs9ur tb%x. öNÍkÍ5 ×p|¹$|Áyz 4 `tBur s-qム£xä© ¾ÏmÅ¡øÿtR šÍ´¯»s9’ré’sù ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÒÈ

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung”(QS. al- Hasyr(59):9)

Tidak mendahului yang dimaksud di sini ialah mengutamakan dan memberi kesempatan kepada mereka terlebih dahulu. Dalam hadis lain Rasulullah Saw bersabda:

Ibnu ‘Umar berkata, aku melihat Rasulullah SAW, sedang memakai siwak lalu ia memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu kaum, dan ia bersabda, “Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk mendahulukan yang lebih tua. (HR. Ahmadi)

Perilaku mendahulukan orang tua telah dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib. Suatu hari Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar rumah untuk menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan seorang lelaki tua kaum Yahudi. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Ali. Karena keluhuran akhlaknya Ali bin Abi Thalib ra tidak mau  mendahului sosok Yahudi tersebut walaupun ia berjalan lamban.

3.      Larangan bergaul dengan orang lebih tua

a.      Melawan atau durhaka

Durhaka berarti tidak setia atau berkhianat. Kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua.Tidak ada alasan bagi seorang anak untuk durhaka kepada kedua orang tuanya. Kepatuhan anak kepada kedua orang tuanya ada pada segala hal yang diperintahkan olehnya . Siapa saja yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah Swt akan melaknat dan mengharamkan surga baginya. Dalam hal ini terdapat hadits dari Amr bin Ash Rasulullah Saw bersabda:

“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pula pada kemurkaan kedua orang tua” (HR.Tirmidzi)

b.      Arogan

Arogan dalam kamus bahasa Indonesia berarti sombong; congkak, angkuh, mempunyai perasaan atau superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka            memaksa atau pongah. Sikap arogan merupakan kesombongan diri terhadap orang lain karena seseorang merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.

Sikap arogan akan menutup mata hati seseorang dalam menerima kebenaran. Kesombongan akan membuat manusia ingkar terhadap kebenaran. Hal itu dilakukannya tiada lain karena sifat congkak dan takabur. Misalnya seorang anak yang sudah merasa lebih pandai daripada orang tuanya akan bersikap tidak perduli terhadap nasihat yang diberikanoleh orang tua. Sikap arogan ini tiada lain karena telah dipengaruhi oleh hawa nafsu dan godaan setan sehingga pelakunya tidak dapat menerima nasehat. Allah Swt berfirman:

@è%ur “ÏŠ$t7ÏèÏj9 (#qä9qà)tƒ ÓÉL©9$# }‘Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) z`»sÜø‹¤±9$# éøu”\tƒ öNæhuZ÷t/ 4 ¨bÎ) z`»sÜø‹¤±9$# šc%x. Ç`»|¡SM~Ï9 #xr߉tã $YZÎ7•B ÇÎÌÈ

“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53)

C.    ADAB BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH MUDA

1.      Pengertian orang lebih muda

Pemuda dalam bahaa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat dijumpai di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman Allah Swt:

(#qä9$s% $oY÷èÏJy™ Ó\Lsù öNèdãä.õ‹tƒ ãA$s)ムÿ¼ã&s! ãLìÏdºtö/Î) ÇÏÉÈ

“Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim “.(QS. al-Anbiya(21):60)

Sementara di dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik, maka ia berkata:”Aku takut kepada Allah Swt”, Seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata.(HR. Bukhari-Muslim)

Sementara dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan merupakan lawan kata dari tua.

Orang yang lebih muda yang dimaksud di sini adalah anak kecil atau remaja dan para pemuda.

Dalam bergaul dengan anak kecil Rasulullah Saw memberi teladan saat beliau mencium Hasan dan Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia  berkata:”Wahai Rasulullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak ada seorangpun yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasulullah Saw memandangnya dan berkata:“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim)

Karena pemberian rahmat dari Allah Swt itulah Rasulullah Saw senantiasa merasa senang dan berusaha menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu adalah anak-anak.

Demikian pula bergaul terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga terjadi dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja yang berusaha menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya akan meniru siapa saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru, ulama, artis dan para tokoh lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja ini seperti adanya komunitas atau gang yang identik dengan perilaku buruk seperti geng motor dan sebagainya.

Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah fondasi yang menopang masa depan umat Islam. Adab bergaul dengan orang yang lebih muda pada dasarnya ditujukan untuk menjadikan generasi yang dapat menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.

Al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda ashabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dgn menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt berfirman:

(#qèWÎ6s9ur ’Îû óOÎgÏÿôgx. y]»n=rO 7ps($ÏB šúüÏZÅ™ (#rߊ#yŠø—$#ur $Yèó¡Î@ ÇËÎÈ

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”.(QS. Al-Kahfi: 25)

2.      Tata cara bergaul dengan orang lebih muda

a.      Memberi nasehat dengan bijak

Kalangan muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa panca roba. Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan sumbangsihnya dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga merupakan masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang tak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.

Nasehat yang diberikan oleh orang yang lebih tua tentunya harus bijak. Sebenarnya yang diinginkan oleh para pemuda khususnya remaja adalah kebebasan. Maksudnya mereka sesungguhnya tidak mau mengikuti peraturan yang mengikat yang berasal dari orang tua mereka. Sebagai contoh konkrit ketika anak diajak oleh orang taunya menghadiri acara pesta perkawinan. Umumnya remaja menolak karena mereka berpikir bahwa bermain dengan teman sebayanya lebih menyenangkan ketimbang harus ikut bersama orang tua.

Oleh karena itu para remaja sekarang banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game, handphone, bbm, twiter, Whatsapp atau untuk sekedar berkumpul tanpa arah dan tujuan. Mereka lebih menyukai berkumpul dengan teman sebayanya karena mereka berpikir bahwa orang tua mereka tidak mengetahui gejolak jiwa mereka. Mereka berasumsi bahwa teman sebaya yang justru lebih mengetahui dan memahami apa yang menjadi kemauannya.

Situasi seperti inilah yang terkadang membuat orang tua jengkel dan marah terhadap anaknya sehingga ia marah tanpa kendali terhadap anaknya. Hal demikian justru yang terjadi adalah kesalahan dalam memberikan solusi, maka akibatnya anak akan sulit dikendalikan dan tidak mau mendengarkan nasehat serta tutur kata orang tuanya.

Di sinilah diperlukan kebijaksanaan dari para orang tua sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara anak dan orang tua. Bersikap lemah lembut ditambahkan dengan pengertian terhadap sikap seorang remaja diperlukan. Al Quran menunjukkan bahwa sikap keras hati dalam berdakwah akan menyebabkan orang yang menerima dakwah tersebut akan lari. Sebaliknya yang menjadikan mereka sadar dan mengikuti kita adalah kelemahlembutan. Allah Swt berfirman:

$yJÎ6sù 7pyJômu‘ z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xá‹Î=xî É=ù=s)ø9$# (#q‘ÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó™$#ur öNçlm; öNèdö‘Ír$x©ur ’Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBz•tã ö@©.uqtGsù ’n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä† tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”(QS. Ali ’Imran(3):159)

Dengan demikian orang tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak mengajak anaknya kepada jalan yang benar. Hal ini dilakukan agar para pemuda selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadiannya sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam QS. Yusuf: 22-24,

$£Js9ur x÷n=t/ ÿ¼çn£‰ä©r& çm»oY÷s?#uä $VJõ3ãm $VJù=Ïãur 4 y7Ï9ºx‹x.ur “Ì“øgwU tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇËËÈ   çmø?yŠurºu‘ur ÓÉL©9$# uqèd †Îû $ygÏF÷t/ `tã ¾ÏmÅ¡øÿ¯R ÏMs)¯=yñur šUºuqö/F{$# ôMs9$s%ur |Mø‹yd šs9 4 tA$s% sŒ$yètB «!$# ( ¼çm¯RÎ) þ’În1u‘ z`|¡ômr& y“#uq÷WtB ( ¼çm¯RÎ) Ÿw ßxÎ=øÿムšcqßJÎ=»©à9$# ÇËÌÈ   ô‰s)s9ur ôM£Jyd ¾ÏmÎ/ ( §Nydur $pkÍ5 Iwöqs9 br& #u䧑 z`»ydöç/ ¾ÏmÎn/u‘ 4 y7Ï9ºx‹Ÿ2 t$ÎŽóÇuZÏ9 çm÷Ztã uäþq¡9$# uä!$t±ósxÿø9$#ur 4 ¼çm¯RÎ) ô`ÏB $tRÏŠ$t6Ïã šúüÅÁn=øÜßJø9$# ÇËÍÈ

“ Dan tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”

Rasulullah SAW sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda, seperti nasehat beliau kepada Abdullah bin Abbas: “Wahai anakku, jagalah Allah maka Dia pasti akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan menemukan-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta, maka memintalah kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, maka memohonlah kepada Allah. Seandainya semua umat bersatu untuk memberimu suatu manfaat, mereka tidak akan mampu kecuali sudah ditentukan Allah. Dan seandainya semua umat berkumpul untuk mencelakaimu, mereka tidak akan mampu kecuali yang telah Allah tetapkan Allah. Pena (pencatat taqdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan taqdir) telah mongering”. (HR Bukhari dan Muslim)

Para remaja dan pemuda pemuda sangat membutuhkan nasehat dan orang-orang yang lebih tua harus memberikan nasehat kepada mereka agar hendaknya menjadikan diri mereka mempunyai waktu untuk melakukan penyucian jiwa dengan harapan mereka terjaga dari maksiat. misalnya dengan rajin beribadah, mempelajari ilmu dan berpuasa sunnah.

“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai”.(HR. Bukhari-Muslim)

b.      Mempererat persaudaraan

Orang yang lebih tua harus mencintai saudaranya yang lebih muda karena Allah akan memandang bahwa dirinya merupakan bagian integral dari suatu masyarakat yang harus membangun suatu tatanan untuk kebahagiaan bersama. Apapun yang dirasakan oleh saudaranya, baik kebahagiaan maupun kesengsaraan akan dianggap sebagai kebahagiaan dan kesengsaraannya juga. Dengan demikian akan terjadi keharmonisan hubungan antar individu yang akan memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

`s9 (#qä9$oYs? §ŽÉ9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB šcq™6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOŠÎ=tæ ÇÒËÈ

”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran: 92)

Masyarakat seperti ini pernah terjadi di masa Rasulullah Saw. Saaat itu Kaum Anshar dengan tulus ikhlas menolong dan merasakan penderitaan yang dialami oleh kaum Muhajirin. Perasaan seperti itu sama sekali tidak terkait dengan keterkaitan daerah atau keluarga, tetapi didasarkan pada keimanan yang teguh. Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:

“Diriwayatkan dari Abi Musa ra. di berkata, “Rasulullah saw. pernah bersabda, ‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan”. (HR. Bukhari)

c.       Memberi perhatian dan kasih sayang

Orang yang lebih muda usianya membutuhkan perhatian orang yang lebih tua. Oleh karena itu hendaknya orang yang lebih tua menampakkan perhatian yang lebih besar kepada mereka yang muda. seorang anak atau pemuda bisa berprilaku nakal, karena mau mendapat perhatian orang dewasa. Mereka membutuhkan diri untuk diperhatikan, di antara caranya adalah dengan mencari informasi latar belakang mengapa mereka berperilaku demikian dan menunjukkan sikap secara langsung berupa kasih sayang dengan bergaul. Rasulullah SAW bersabda,

“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)

“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan, maka kalian akan saling mencintai? (Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)

Perhatian dan kasih sayang ini dapat dilakukan dengan komunikasi yang baik. Karena pada hakekatnya anak-anak, remaja dan pemuda ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhan mereka. Dalam hal ini tentunya diperlukan sosok yang tua yang dapat bersikap tegas, tetapi dapat akrab dengan mereka. Di sini orang yang lebih tua harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru sekaligus kawan bagi mereka. Dalam mendidik anak harus dilakukan dengan cara yang masuk akal, dapat menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Hal ini dilakukan karena anak, remaja dan pemuda sekarang semakin kritis dan memiliki wawasan yang luas yang diakibatkan oleh informasi dan proses globalisasi.

d.      Memberi teladan yang baik

Menampilkan teladan yang baik dalam sikap dan tingkah laku kepada siapa saja yang berusia lebih muda adalah metode pendidikan yang paling baik dan utama. Bahkan para ulama menjelaskan bahwa pengaruh yang ditimbulkan dari perbuatan dan tingkah laku yang langsung terlihat terkadang lebih besar dari pada pengaruh ucapan. Hal ini disebabkan jiwa manusia itu lebih mudah mengambil teladan dari contoh yang terlihat di hadapannya, dan menjadikannya lebih semangat dalam beramal seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang bergelar al-amin (terpercaya) dari masyarakatnya.

y7¯RÎ)ur 4’n?yès9 @,è=äz 5OŠÏàtã ÇÍÈ

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al- Qalam: 4)

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak-anak, remaja dan pemuda. Dalam  hal ini Allah Swt berfirman:

$pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou‘$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#y‰Ï© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. al- Tahrim(66):6)

Kasih sayang dan teladan orang tua serta anggota keluarga memberikan dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan teladan khususnya dari orang tua memiliki dampak yang besar bagi anak-anak yang masih belia itu. Dalam keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah akan memiliki keteladanan keislaman yang baik. Insya Allah akan tumbuh generasi muda yang berakhlak mulia, memiliki sopan santun dan melaksanakan ajaran agamanya. Sebaliknya keluarga yang tidak harmonis, keteladanan dari orang tuanya tidak ada dan tidak ada keteladanan islami, maka akan tumbuh generasi muda yang cenderung menyimpang.

e.       Melakukan pembinaan dengan baik

Pemuda adalah tonggak penopang Umat. Dari mereka kelak akan lahir para ulama, para reformis, pada mujahid dan tokoh-tokoh lain yang memiliki peran sangat besar dalam membangun masyarakat. Jika mereka baik, maka lingkungannya juga akan mendapat kebaikan di dunia dan akhirat.

tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä öNåk÷Jyèt7¨?$#ur NåkçJ­ƒÍh‘èŒ ?`»yJƒÎ*Î/ $uZø)ptø:r& öNÍkÍ5 öNåktJ­ƒÍh‘èŒ !$tBur Nßg»oY÷Gs9r& ô`ÏiB OÎgÎ=uHxå `ÏiB &äóÓx« 4 ‘@ä. ¤›ÍöD$# $oÿÏ3 |=|¡x. ×ûüÏdu‘ ÇËÊÈ

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. Al-Thur: 21)

Dalam memberi bimbingan hendaknya mempertimbangkan perkembangan berfikir dan daya kreatifitasnya sehingga mereka yang muda tidak merasa didikte yang akan berakhir pada keengganan mereka untuk mengikuti bimbingan. Demikian pula, dalam memberikan bimbingan hendaknya dilakukan juga dengan diskusi untuk mengetahui pola pikir mereka. Rasulullah Saw bersabda:

“Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Rasulullah SAW. bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw. suka memberikan keringanan dan merahasiakan (amal shaleh)kepada manusia”.(HR. Bukhari)

“Dari Abu Hurairah r.a.sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda. Di dalam hadis Bakar sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian lalu Ia mandi di sana lima kali sehari. Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka menjawab: Tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda: Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa”. (HR. Muslim).

Sekarang ini ada unsur lain yang menjadi pembimbing pemikiran anak-anak, remaja dan para pemuda selain keluarga, sekolah dan teman sebayanya yaitu dunia maya. Dunia maya memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian generasi muda sekarang. Dunia maya ini mmeiliki pengaruh yang besar karena didukung oleh kemajuan teknolog dan informasi. Melalui dunia maya hal-hal positif sekaligus negatif mempengaruhi generasi muda. Ini adalah tantangan yang besar bagi orang tua, tokoh masyarakat dan para pengambil kebijakan di Indonesia.

Lingkungan yang dibutuhkan oleh generasi muda sesungguhnya lingkungan yang islami, baik lingkungan keluarga, sekolah dan teman sebaya. Intinya lingkungan yang dapat membentuk perkembangan imajinasi positif agar menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan islami akan memberikan kemudahan dalam pembinaan generasi muda. Pembinaan generasi muda dalam Islam bertujuan untuk membentuk anak yang shaleh, yang baik, beriman, memiliki ketrampilan dan memiliki akhlak yang mulia. Generasi seperti inilah yang menjadi dambaan orang tua, negara dan agama.

f.       Memberikan penghargaan atas capaian prestasi

Sebagai orang yang lebih tua dan memahami peran pemuda di masa mendatang, mereka akan memberi penghargaan (reward) atas dedikasi yang ditunjukkan oleh pemuda. Islam menganjurkan kepada umatnya untuk saling menghargai satu sama lain. Sikap selalu menghargai orang lain itu harus didasari oleh jiwa yang santun, dimana seseorang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya sendiri. Termasuk bagian dari menghargai orang di luar dirinya itu adalah penghargaan terhadap prestasi.

Setiap muslim diperintahkan agar bekerja sebagai wujud penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri. Allah berjanji akan melipatgandakan perbuatan hamba-hamba-Nya yang berbuat kebaikan.

ô`tB Ÿ@ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍ‹ósãZn=sù Zo4qu‹ym Zpt6ÍhŠsÛ ( óOßg¨YtƒÌ“ôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr’Î/ $tB (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒ ÇÒÐÈ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al-Nahl: 97)

“Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam segala sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah. janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu, janganlah berkata, ‘kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi katakanlah “Allah Swt telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”.(HR. Muslim)

3.      Larangan dalam bergaul dengan orang lebih muda

a.      Tidak Meminta penghormatan yang berlebihan

Orang yang lebih tua yang meminta untuk dihormati dengan cara berlebihan sehingga meletakkannya pada martabat lebih dari kedudukannya sebagai manusia, merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits dari Umar bin Khattab ra,

“Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya.” (HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)

b.      Antipati

Antipati yaitu sikap tidak percaya kepada seseorang atau suatu komunitas. Sikap antipati merupakan wujud dari sukap individualis yang merugikan. Sikap individualistis ini cenderung sikap yang mementingkan diri sendiri dan tidak memiliki kepekaan terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Salah satunya adalah tidak percaya kepada orang lain apalagi terhadap generasi muda.

Realitas seperti ini biasanya terjadi pada orang tua yang merasa memiliki pengalaman dan pengetahuan yang banyak sehingga para pemuda dan remaja yang biasanya dalam kondisi panca roba tidak diberikan kesempatan. Hal seperti ini tentu saja akan merusak pergaulan orang tua dengan orang muda. Oleh karena itu antipati dapat menjadi penghambat hubungan baik antara kelompok yang tua dengan yang muda. Oleh karena itu Rasulullah Saw bersabda:

“Anas ra. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

c.       Tidak memahami aktifitas generasi muda

Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor yang hanya berfoya-foya. Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi pelopor dan penggerak kegiatan-kegiatan islami tetapi karena sikap-sikap buruk para orang tua yang dipicu oleh su’u dzan, kecurigaan dan menuduh tanpa tahu latar belakang, aktifitas pemuda banyak disalah pahami oleh orang yang lebih tua. Oleh karena itu tidak baik seorang muslim berburuk sangka terhadap saudaranya apalagi terhadap generasi muda, tanpa suatu alasan dan bukti yang jelas. Allah Swt berfirman:

$pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öy‚ó¡o„ ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB ( Ÿwur (#ÿrâ“ÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr& Ÿwur (#râ“t/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ ( }§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y‰÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4 `tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9’ré’sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$# ÇÊÊÈ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”. (QS. Al-Hujurat(49): 11)

“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasululloh.” Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

D.    ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS

1.      Pengertian lawan jenis

Islam adalah agama yang mengatur tata kehidupan manusia. Islam sesungguhnya tidak melarang bergaul dengan siapapun termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Apabila laki-laki, maka lawannya perempuan dan begitu pula sebaliknya. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. Hal tersebut sangat wajar karena manusia memiliki dorongan psikologik dan kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

$pkš‰r’¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu‘$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& y‰YÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat(49): 13)

Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasanbatasan yang sangat jelas dalam pergaulan antara laki-laki dengan perempuan. Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah.

Pergaulan bebas muda-mudi yang menyimpang dari ajaran agama sangat dilarang. Sebab pergaulan bebas pada hakekatnya merupakan budaya barat bukan ajaran Islam.

2.      Tata cara bergaul dengan lawan jenis

a.      Berteman semata-mata karena Allah

Siapa saja yang bersahabat, bergaül dan berkomunikasi dengan lawan jenisnya, maka harus didasarkan pada pandangan hanya karena Allah. Indikatornya adalah senantiasa berusaha untuk melakukan aktifitas dengan saling menjaga kehormatan sesuai dengan petunjuk Allah. Hal ini merupakan bukti kesempurnaan serta ketulusan iman di mana kedua-duanya berhak untuk mendapatkan pahala yang paling besar di sisi Allah. Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda:

“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)

Persahabatan antar lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)

b.      Menutup Aurat

Islam memerintahkan wanita untuk memanjangkan pakaian secara sempurna sehingga menutupi seluruh tubuhnya kecuali bagian tubuh yang biasa terlihat. Menutupi bagian tubuh tersebut disebut dengan menutupi aurat.

Dengan demikian aurat adalah bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia yang wajib ditutup. Dalam Islam terdapat bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia yang wajib ditutupi dari pandangan orang lain selain mahramnya karena perbuatan tersebut dianggap telah melewati batas ajaran agama.

Dalam pergaulan dengan lawan jenis diwajibkan bagi lelaki dan perempuan untuk menutup aurat. Batas aurat lelaki adalah dari pusar sampai lutut. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Tidak diperbolehkan bagi laki-laki melihat aurat wanita yang bukan mahramnya walaupun tidak dengan syahwat ataupun tidak untuk tujuan kesenangan.

Adapun melihat bagian yang tidak termasuk kepada aurat seperti wajah dan telapak tangan diperbolehkan dengan syarat hal tersebut tidak menimbulkan fitnah dan bukan untuk memuaskan kesenangan. Bila hal tersebut menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat, maka melihatnya juga dilarang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

$pkš‰r’¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurø—X{ y7Ï?$uZt/ur Ïä!$|¡ÎSur tûüÏZÏB÷sßJø9$# šúüÏRô‰ãƒ £`ÍköŽn=tã `ÏB £`ÎgÎ6Î6»n=y_ 4 y7Ï9ºsŒ #’oT÷Šr& br& z`øùt÷èムŸxsù tûøïsŒ÷sム3 šc%x.ur ª!$# #Y‘qàÿxî $VJŠÏm§‘ ÇÎÒÈ

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab(33): 59)

Dalam hadits Rasulullah Saw bersabda:

“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.” (HR. Tirmidzi)

c.       Menjaga Kemaluan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan kenikmatan dan kemudahan hidup sekaligus ancaman apabila tidak pandai menyaringnya. Ancaman karena melalui teknologi itulah terjadinya banyak terjadinya pelecehan.

Oleh karena itu menjaga kemaluan sangat penting karena dewasa ini banyak sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan bebas. Sebagai muslim wajib mengetahui bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang tidak senonoh atau atau gambar –gambar yang membangkitkan hawa nafsu. Alalh Swt berfirman:

@è% šúüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#q‘Òäótƒ ô`ÏB ôMÏd̍»|Áö/r& (#qÝàxÿøts†ur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºsŒ 4’s1ø—r& öNçlm; 3 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁtƒ ÇÌÉÈ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. Al- Nur(24): 30)

d.      Menundukkan pandangan

Islam Memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan. Islam juga mengajarkan agar selalu menjaga mata sehingga tidak melakukanperbuatan maksiat. Memandang wanita (bukan mahram) denagn hawa nafsu sudah dianggap perbuatan maksiat. Oleh karena itu Rasulullah Saw bersabda:

“Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)

Dalam hadits lain dari Jarir bin Abdullah ra berkata:

Aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)

e.       Saling bertanggung jawab

Jika ada masalah yang dihadapi, maka diupayakan untuk dipikul atau dipertanggung jawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu pihak menderita. Dalam peribahasa diungkapkan: ‘Berat sama dipikul ringan sama dijinjing” Rasulullah SAW bersabda:

“Seseorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan suatu bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari)

3.      Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis

a.      Berkhalwat

Islam melarang antara laki-laki dan perempuan berdua-duaan atau berkhalwat. Berkhalwat yang dimaksud di sini bisa saja tempat yang sepi di mana keberadaan dua insan yang berlawanan jenis tidak diketahui oleh orang lain. Bisa juga tempat berkhalwat merupakan tempat rahasia, bisa berupa tempat pribadi atau bahkan keramaian yang dapat digunakan untuk berkhalwat yaitu tempat yang ramai tetapi antara satu dengan yang lainnya sudah tidak saling memperdulikan sehingga setiap orang bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Oleh karena itu Islam melarang kaum laki-laki masuk de dalam kamar perempuan karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini melalui Uqbah Ibn Amir ra Rasulullah Saw bersabda:

“Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi SAW menjawab; ipar itu adalah kematian kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Umar bin Al Khattab, Rasulullah Saw bersabda:

“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad)

b.      Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis

Dalam segala hal Islam selalu melakukan tindakan preventif termasuk dalam masalah perzinahan. Di dalam Islam hal yang diharamkan bukan hanya perzinahan saja melainkan hal-hal yang merupakan pengantar perzinahan juga diharamkan Allah Swt berfirman:

Ÿwur (#qç/tø)s? #’oTÌh“9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x. Zpt±Ås»sù uä!$y™ur Wx‹Î6y™ ÇÌËÈ

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”(QS. Al-Isra (17):32)

Di antara pengantar perzinahan adalah ikhtilat. Ikhtilat adalah bercampur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada kain penghalang. Apabila laki-laki sudah berbaur dengan perempuan di satu tempat, maka masing-masing bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan leluasa. Hal seperti ini dilarang karena efek yang ditimbulkan setelah itu yang menjadi masalahnya. Inilah yang dimaksud dengan tindakan preventif.

c.       Bersolek berlebihan

Perempuan dilarang berdandan berlebihan serta memakai pakaian seronok dan merangsang lawan jenis. Wanita juga dilarang untuk memakai wewangian yang harum dan menunjukkan perhiasan yang berlebihan, seperti memakai kutek, tato, maskara, dan semacamnya. Dalam hal ini Allah Swt berfirman,

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersihbersihnya”.(QS. Al-Ahzab(33): 33).