Mengapa jepang menjadi negara tujuan ekspor batu bara bagi indonesia

Lihat Foto

KOMPAS/AMBROSIUS HARTO

Ilustrasi negara tujuan ekspor batu bara Indonesia.


JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia menjadi salah satu negara pemasok batu bara terbesar di dunia. Dari Indonesia, batu bara diekspor ke negara berbagai kawasan, termasuk ASEAN.

Dikutip pada Minggu (2/1/2022), Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sederet data terkait hal ini.

Produksi batu bara nasional pada 2020 mencapai 563,73 juta ton. Dari jumlah tersebut, mayoritas tak digunakan untuk konsumsi dalam negeri, melainkan Indonesia mengekspor batu bara ke negara lain.

Baca juga: Ekspor Batu Bara Indonesia Terbesar ke-2 Dunia, Kini Krisis Pasokan di Negeri Sendiri

Betapa tidak, negara tujuan ekspor batu bara Indonesia adalah konsumen terbesar yang menerima pasokan hasil produksi batu bara Indonesia.

Sekitar 70 persen hasil produksi batu bara Indonesia, atau tepatnya sebanyak 405,05 juta ton pasokan batu bara diekspor ke negara lain.

Indonesia memang tergolong rajin mengekspor batu bara. Sejak 2017, ekspor batu bara asal Indonesia tercatat terus meningkat.

Pada 2017 Indonesia mengekspor batu bara sebesar 286,94 juta ton, lalu naik 24 persen menjadi 356,39 juta ton di 2018.

Baca juga: PLN Krisis Pasokan, Ekspor Batu Bara Resmi Dilarang Selama Sebulan

Kemudian, pada 2019 kembali melonjak 27,5 persen menjadi 454,50 juta ton. Namun pada 2020 ekspor batu bara mengalami penurunan 11 persen menjadi 405,05 juta ton.

Kendati begitu, realisasi ekspor tersebut mencapai 102,5 persen dari target ekspor yang ditetapkan di awal sebesar 395 juta ton.

Dari capaian tahun 2020 tersebut, negara tujuan ekspor batu bara Indonesia yang terbesar adalah China, dengan besaran mencapai 127,7 juta ton.

Lihat Foto

ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI

Ilustrasi negara penghasil batu bara terbesar di dunia. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.

KOMPAS.com - Kebijakan larangan ekspor batu bara yang diterapkan Indonesia pada 1 Januari 2022 mendapatkan protes dari beberapa negara tujuan utama ekspor.

Sejauh ini, tiga negara yang mengandalkan pasokan batu bara dari Indonesia sudah melayangkan protes, yakni Korea Selatan, Jepang, dan terbaru Filipina.

Negara-negara tersebut meminta Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara, karena kebijakan tersebut berdampak signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi mereka.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk mencabut larangan ekspor batu bara. Pembukaan aktivitas ekspor batu bara akan kembali dimulai pada Rabu (12/1/2022).

Sebelumnya, kebijakan pengetatan ekspor batu bara diterapkan guna mengamankan pasokan listrik dalam negeri, terutama untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Negara tujuan utama ekspor batu bara Indonesia

Larangan ekspor batu bara Indonesia memiliki pengaruh besar bagi pasokan energi di sejumlah negara yang menjadi tujuan utama ekspor.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, 2 Januari 2022, sejumlah negara menjadi tujuan utama ekspor batu bara Indonesia pada 2020.

Termasuk di dalamnya adalah Jepang, Korea Selatan, dan Filipina yang sempat mengajukan keberatan atas larangan ekspor batu bara Indonesia yang kini sudah dicabut.

Adapun negara tujuan ekspor batu bara Indonesia yang terbesar adalah China, dengan besaran mencapai 127,7 juta ton.

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Berdasarkan data kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi ekspor batu bara Indonesia pada 2020 mencapai 405 juta ton. Nilai ini telah mencapai 102,5% dari target ekspor yang ditetapkan di awal sebesar 395 juta ton.

Indonesia tercatat memproduksi batu bara mencapai 563,73 juta ton. Sebagian besar atau 71,8% batu bara Indonesia tidak digunakan untuk konsumsi dalam negeri, melainkan diekspor ke negara lain.

Negara tujuan ekspor batu bara Indonesia terbesar adalah Tiongkok, yakni mencapai 127,7 juta ton. Jumlah itu setara dengan 32% dari total volume ekspor batu bara pada 2020.

India menjadi negara tujuan ekspor batu bara Indonesia terbesar kedua mencapai 97,5 juta ton (24%). Menyusul berikutnya Filipina dan Jepang dengan besaran masing-masing 27,4 juta ton (6,8%) dan 26,9 juta ton (6,6%).

Kemudian, ekspor batu bara dari Indonesia ke Malaysia tercatat sebesar 26,1 juta ton (6,4%). Lalu, Indonesia mengekspor batu bara ke Korea Selatan sebesar 24,7 juta ton (6,1%).

Berikut daftar negara tujuan ekspor batu bara Indonesia yang terbesar:

1. Tiongkok: 127,7 juta ton

2. India: 97,5 juta ton

3. Filipina: 27,4 juta ton

4. Jepang: 26,9 juta ton

5. Malaysia: 26,1 juta ton

6. Korea Selatan: 24,7 juta ton

7. Vietnam: 17,8 juta ton

8. Taiwan: 17 juta ton

9. Thailand: 16,8 juta ton

10. Bangladesh: 7,2 juta ton

Sebagai informasi, Kementerian ESDM kini secara resmi melarang ekspor batu bara mulai Januari 2022. Larangan dilakukan di tengah kekhawatiran terhadap rendahnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam negeri.

(Baca: Daftar Perusahaan Pemasok Batu Bara DMO Terbesar di Indonesia)

Indonesia resmi melarang ekspor batu bara untuk periode 1-31 Januari 2022. Menyusul larangan tersebut, pemerintah Jepang mengajukan keberatannya karena keputusan Indonesia bisa mengganggu perekonomian Negara Sakura.

Dalam surat tertanggal 4 Januari tersebut, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji bersurat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, meminta untuk membatalkan larangan ekspor tersebut.

Dalam suratnya, Dubes Kanasugi mengatakan, Jepang secara rutin mengimpor batu bara dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik dan industri manufaktur.

Ia menyebut, negaranya rata-rata mengimpor dua juta ton batu bara per bulan.

"Larangan ekspor secara tiba-tiba ini berdampak serius pada kegiatan ekonomi Jepang, serta kehidupan sehari-hari masyarakat," kata Kanasugi dalam suratnya, dikutip Rabu (5/1).

Baca Juga

Dia memahami jika Indonesia melakukan larangan ekspor batu bara demi memenuhi kebutuhan pembangkit listrik dalam negeri.

Advertising

Advertising

Namun, dia mengingatkan, Jepang selama ini lebih banyak mengimpor batu bara kalori tinggi atau high calorific value (HCV).

Sementara, yang biasa digunakan oleh PLN untuk pembangkit listrik adalah batu bara kalori rendah atau low calorific value (LCV).

"Artinya, ekspor HCV ke Jepang tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pasokan batu bara untuk PLN. Oleh karena itu, saya ingin meminta penghapusan segera larangan ekspor batu bara ke Jepang," katanya.

Baca Juga

 Ia menambahkan, berdasarkan data perusahaan pelayaran besar Jepang, saat ini setidaknya ada lima kapal yang memuat batu bara ke Jepang yang sedang menunggu pemberangkatan.

Dia juga meminta secara khusus agar izin keberangkatan untuk kapal-kapal yang siap berangkat tersebut segera diterbitkan.

Kedutaan Jepang untuk RI melayangkan surat dengan ditembuskan ke beberapa kementerian termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Invesatsi Luhut Pandjaitan, Menteri Perdagangan M.Lutfi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melarang ekspor atau penjualan batu bara ke luar negeri mulai hari ini (1/1) hingga 31 Januari 2022.

Larangan  dilakukan di tengah kekhawatiran terhadap rendahnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam negeri.

Seluruh perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), perusahaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) wajib memasok seluruh batu bara untuk kebutuhan di dalam negeri.

Baca Juga

 Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batu bara Indonesia mencapai US$ 29,6 miliar pada Januari-November.

Ekspor tersebut naik 90.52% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Ekspor batu bara berkontribusi sekitar 15% terhadap total ekspor non-migas Indonesia pada Januari-November.

Sementara itu, Jepang merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia setelah Cina dan Amerika Serikat.

Total ekspor non-migas Indonesia ke Jepang pada Januari-November 2021 menembus US$ 15,2 miliar, atau naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA