Mengapa Konstantinopel dianggap sebagai salah satu faktor pendorong bangsa Eropa mencari daerah rempah-rempah di Nusantara?

Jakarta -

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada 1453 membawa dampak bagi bangsa Eropa, utamanya dalam segi perdagangan. Namun, peristiwa ini juga memberi dampak bagi Nusantara lho. Seperti apa?

Bagi Eropa, peristiwa ini memberi kesulitan bagi mereka untuk berdagang rempah-rempah. Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Koloniaslisme karya Ahmad Fakhri Hutauruk, Yushar (2014) menyebutkan bahwa sejumlah peraturan yang ditetapkan ketika Dinasti Ottoman berkuasa menyebabkan bangsa Barat minggir.

Meski begitu, jatuhnya Konstantinopel juga membuat bangsa Eropa memperoleh rute baru untuk mendapat rempah-rempah. Hal ini tidak lepas dari motivasi dan keinginan mereka untuk bertahan dan memenuhi kepuasan serta kejayaan.

Konstantinopel adalah ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Kota ini adalah pelabuhan transit perdagangan Asia dan Eropa.

Umat Islam termotivasi mengembangkan peradaban dan mengambil wilayah strategis seperti halnya Konstantinopel demi mempermudah penyebaran umat Islam. Pada 1453, Sultan Usmani II yang memiliki gelar "Al Fatih" atau Sang Penakluk, menyerang Konstantinopel.

Ibu kota kemudian berpindah dari Andrianopel ke Konstantinopel, yang kemudian disebut Istanbul. Artinya adalah "Tahta Islam".

Dengan jatuhnya Konstantinopel, bangsa Eropa kesulitan berdagang karena:

1. Kedudukan perdagangan bangsa Italia di Konstantinopel dihancurkan

2. Konstantinopel tertutup untuk perdagangan

3. Konstantinopel tidak boleh dijadikan lintas barang dagangan dari Asia. Hal ini mengancam perekonomian orang Eropa Barat/Timur, sama seperti ketika terjadi perpindahan bangsa di Eropa, akibat serangan pasukan Islam.

Awal Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia

Karena peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Dinasti Usmani, bangsa Eropa mulai berpikir untuk mencari daerah penghasil barang-barang yang mereka butuhkan, utamanya mencari rempah-rempah langsung dari pedagangnya.

Aktivitas penjelajahan samudra oleh Eropa didasari untuk menemukan dunia baru di sebelah timur Eropa yang menghasilkan bahan-bahan yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa saat musim dingin. Bahan-bahan ini adalah rempah-rempah, seperti cengkeh, pala, lada, dan lainnya.

Pada akhirnya, Eropa mencari jalan dagang langsung dengan Asia. Dan hal ini didukung penemuan kompas, peta, dan teropong.

Bangsa Eropa yang mempelopori penjelajahan rempah adalah Protugis. Sebab, rakyat Portugis terbiasa perang dengan Moor dan mereka punya pelabuhan yang baik, misalnya Lisabon, Porto.

Sementara, Indonesia saat itu terkenal sebagai kepulauan penghasil rempah terbesar. Berdasarkan buku IPS Terpadu SMP Kelas VII karya Anwar Kurnia, selain peran dalam perdagangan, posisi Nusantara yang strategis juga pada akhirnya membuat Indonesia menjadi incaran dan ajang perebutan Inggris, Portugis, serta Belanda.

Itulah dampak penting jatuhnya Konstantinopel bagi Eropa serta awal mula bangsa Barat ke Indonesia. Detikers sudah paham, kan?

Simak Video "3 Negara Ini Tolak Paspor RI Tanpa Tanda Tangan per 10 Oktober"


[Gambas:Video 20detik]
(nah/pay)