Mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak para nabi?

Nabi Ibrahim juga dijuluki sebagai bapak para Nabi, karena memiliki putera Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Keturunan dari kedua putranya itu pula yang kelak menjadi Nabi dan Rasul. Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan. Dari Hajar, lahirlah Nabi Ismail. Kemudian dari keturunan Ismail, lahirlah Nabi Muhammad SAW, yang menjadi nabi pentup atau nabi terakhir. Dari Sarah kemudian lahir Nabi Ishak, dan kemudian dari Ishak lahir Nabi Yakub dan dari Yakub lahir Nabi Yusuf. Karena itu, Nabi Ibrahim pun dijuluki Bapaknya Para Nabi.

Kisah Nabi Ibrahim AS yang memiliki julukan ‘bapak para nabi’ ini akan kita bahas sehingga dapat menjadi tauladan suatu pelajaran bagi para umat manusia. Mengapa beliau bisa dijuluki sebagai ‘bapak para nabi’? Karena dari nabi Ibrahim AS lahir para pejuang di jalan Allah.

Mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak Tauhid?

Makanya Nabi Ibrahim dikatakan bapak tauhid, karena dia obsesinya hanya satu yaitu kalimat tauhid harus menjadi kalimat yang abadi pada keturunanya,’ ucap Gus Baha seperti dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube TASBIH TV, 9 Desember 2021.

Dalam Islam kita mengenal seorang bapaknya Tauhid Siapakah bapak Tauhid kita?

Ibrahim Bapak Tauhid Manusia Halaman 1 – Kompasiana.com.

You might be interested:  Kapan Sebuah Takdir Disebut Takdir Mubram?

Nabi Ibrahim dikenal dengan sebutan apa?

Ibrahim dipandang sebagai salah satu nabi dan rasul ulul azmi dan mendapat julukan khalilullah (خلیل اللہ; kesayangan Allah) dan leluhur umat Muslim.

Apa itu Nadzira?

Nadzirah – Arab – Perempuan. ketua yang dihormati. pemimpin yang berambisi, penuh visi.

Siapa nabi yang tidak memiliki ayah?

Kisah yang cukup menarik tentang sosok Nabi Isa AS. Beliau dilahirkan tanpa seorang ayah.

Siapakah Azar itu?

Disebutkan, ayah kandung Nabi Ibrahim AS bernama Azar. Ia adalah seorang pembuat patung (berhala) terbaik yang dijadikan sesembahan. Mayoritas ahli nasab seperti Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayah Nabi Ibrahim AS adalah Tarih. Sementara Ahli Kitab mengatakan ‘Tarikh’.

Kalimat tauhid itu apa?

Makna syahadat tauhid/kalimat tauhid laa ilaaha illallaah adalah tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh SWT. Kalimat ini berarti menolak hak peribadahan kepada segala sesuatu selain Alloh SWT dan menetapkannya semata-mata hanya untuk Alloh SWT.

Siapa nabi yang mendapat julukan Kalimullah?

Karena itulah, Nabi Musa mendapat gelar sebagai Kalimullah. Selain itu, Nabi Musa juga merupakan satu di antara lima nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW).

Nabi Ibrahim itu agamanya apa?

Kata mereka, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam beragama tauhid, tidak beragama Islam, dan Allah menurunkan kepada Nabi Musa dan Isa ‘alaihimassalam agama Yahudi dan Nashrani, bukan agama Islam.

Nabi Ibrahim lahir di kota Mekah atau Madinah?

Sebagaimana dengan Nabi Ibrahim, Ibnu Katsir melalui kitabnya, Bidayah wa al-Nihayah, menjelaskan, Nabi Ibrahim lahir di Babilonia yang termasuk wilayah Irak.

Siapakah yang dikorbankan oleh Nabi Ibrahim?

Di dalam ajaran Islam, sejarah Iduladha, yang identik dengan penyembelihan hewan secara massal (baik itu sapi ataupun kambing), bermula dari kisah Nabi Ibrahim yang mengurbankan putra kesayangannya, Ismail.

Mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak para nabi?

Nabi Ibrahim memiliki beberapa julukan, di antaranya sebagai bapak agama monoteis, dan bapak para nabi. Untuk julukan Ayah para nabi sebenarnya berdasarkan bahwa keturunan nabi Ibrahim banyak yang menjadi nabi-nabi. Bahkan dua anak kandungnya, yaitu Ismail dan Ishaq menjadi nabi.


Julukan Nabi Ibrahim sebagai ayah para nabi semakin menguat ketika dari dua anak tersebut lahirlah nabi-nabi yang tercatat dalam sejarah. Dari nabi Ismail yang mashur dengan pengorbanannya untuk disembelih, lahirnya nabi Muhammad SAW. Sedangkan dari keturunan Ishaq terlahir nabi Yaqub, Yusuf, dan juga nabi Isa AS. Lagi pula belum ada seorang nabi, ataupun manusia biasa yang memiliki keturunan menjadi para nabi sebanyak ini kecuali Ibrahim AS.


Page 2

Brilio.net - Nabi Ibrahim merupakan nabi ke-6 dari 25 nabi yang wajib diketahui. Beliau terlahir di lingkungan yang penduduknya masih sangat jahiliyah. Bahkan ayahnya pun bekerja sebagai pembuat berhala yang kemudian dijadikan sesembahan oleh kaumnya. Meski begitu, Nabi Ibrahim tak lantas mengikuti kebiasaan tersebut. Ia justru berpikir bahwa berhala bukanlah Tuhan yang layak disembah.

BACA JUGA :
Kisah Nabi Zakaria, tak henti-hentinya berdoa akhirnya dikaruniai anak

Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan.

BACA JUGA :
Dilewati iringan jenazah Yahudi, begini sikap teladan Rasulullah

Nabi Ibrahim as, dikala masih kecil sudah mendapat karunia dengan kecerdasaan membaca kekafiran lingkungan sekitar. Banyak masyarakat kala itu menyembah berhala-berhala yang membuat Nabi Ibrahim merenung dan berfikir, siapakah Tuhan yang sebenarnya?

Ketika sedang merenung di malam hari, Nabi Ibrahim melihat keindahan bintang-bintang dilangit. Beliau menganggap bintang-bintang dilangit merupakan Tuhan nya. Namun ternyata bulan lebih besar dari pada bintang. Sehingga nabi Ibrahim menganggap sebuah bulan di malam hari adalah tuhan. Pada akhirnya malam berkahir, dan Nabi Ibrahim mengalami kekecewaan karena bulan dan bintang yang dianggapnya sebagai tuhan, lenyap berganti dengan pagi.

Selanjutnya Nabi Ibrahim memperhatikan matahari. Matahari yang bersinar dari pagi hingga sore hari membuat Nabi Ibrahim as berfikir, inilah Tuhan yang sebenarnya. Karena matahari lebih bersinar terang, dan lebih besar daripada bulan. Namun pada akhirnya beliau mengalami kekecewaan kembali, ketika malam sudah mulai datang dan matahari tak lagi tampak.

Hingga pada akhirnya, Nabi Ibrahim as mendapatkan wajyu dan mengetahui yang berhak disembah hanyalah Allah SWT. Karena kuasa Allah lah, ada langit, bumi dan makhluk-makhuk hidup. Allah juga lah yang menciptakan siang dan malam, yang telah menciptakan semua yang ada di alam semesta.

Nabi Ibrahim berdakwah pada kaumnya.

foto: freepik.com

Ayahanda nabi Ibrahim adalah seorang yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung-patung berhala. Jika sebelumnya ia sudah merasa ada yang salah, setelah menerima wahyu, Nabi Ibrahim semakin yakin. Nabi Ibrahim tak salah menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh ayah dan kaumnya adalah perbuatan yang bodoh dan sesat.

Tidak hanya kecerdasaan, Nabi Ibrahim as juga memiliki keberanian untuk mengembalikan kaumnya ke jalan yang benar. Dikisahkan seluruh penduduk didesanya pergi ke perayaan besar. Pada saat itu Nabi Ibrahim mengendap-endap masuk kedalam sela-sela patung berhala yang akan di sembah oleh para kaumnya. Sesaat upacara perayaan akan dimulai, Nabi Ibrahim mengahancurkan berhala dengan sebuah kapak dan hanya menyisakan satu berhala besar. Kapak itu dikalungkan ke berhala yang tersisa.

Ketika orang-orang kembali, mereka menyalahkan Nabi Ibrahim. Namun Nabi Ibrahim mengatakan bahwa itu semua ulah berhala besar. Mereka yang mendengar pun mengatakan bahwa Nabi Ibrahim sudah gila karena menganggap berhala bisa menghancurkan berhala lainnya. Seketika Nabi Ibrahim menggunakan kata-kata itu dan meyakinkan bahwa memang berhala tak bisa apa-apa, karena itulah mereka bukanlah Tuhan yang layak disembah. Nabi Ibrahim juga menerangkan bahwa yang berhak untuk hanyalah Allah.

Karena bergitu kesal, Raja Namrud menghukum Nabi Ibrahim dan membakarnya hidup-hidup. Namun atas izin Allah, api yang menyentuh tubuh Nabi Ibrahim berubah menjadi dingin. Hal ini juga menjadi mukjizat bagi Nabi Ibrahim. Ia keluar dengan keadaan selamat meski sudah dibakar.

Kisah Nabi Ibrahim menanti keturunan.

foto: freepik.com

Penantian Nabi Ibrahim mendapat keturunan tidaklah mudah. Di usianya yang menginjak usia 100 tahun, Nabi Ibrahim pun diberikan keturunan. Dalam kisahnya, kita mengenal dua nama istri Nabi Ibrahim yakni Sarah dan Hajar. Dari Sarah, lahirlah Ishaq, cikal bakal dari bangsa Yunani dan bani Israel beserta Nabi-Nabi lainnya. Sedangkan dari Hajar lahirlah Nabi Ismail, dari garis keturunan Nabi Ismail lah kelak Nabi Muhammad lahir sebagai Nabi dan Rasul terakhir.

Tak hanya menanti keturunan, Allah juga sempat menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan mimpi menyembelih putera kesayangnya, Ismail. Setelah menyampaikan mimpi tersebut, Nabi Ismail justru bergitu taat dan bersedia jika memang itu merupakan perintah Allah.

Nabi Ibrahim pun pergi bersama Nabi Ismail ke Mina. Ketika hampir menyembelih puteranya sendiri, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Dari peristiwa itulah, Allah SWT juga mewajibkan ibadah kurban bagi seluruh umat muslim.