Show simple item record Show
Files in this item
Show simple item record
KOMPAS.com - Demokrasi Terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi parlementer. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, peta kekuatan politik nasional era Demokrasi Terpimpin mengalami pasang surut. Antara tahun 1960-1965, kekuatan politik terpusat di tangan Presiden Soekarno yang memegang seluruh kekuasaan negara. Presiden Soekarno didampingi Angkatan Darat dan PKI di sampingnya. Presiden Soekarno selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia memiliki lima gagasan penting yang terangkum dalam Manisfeesto Politik, yaitu:
Sejak tahun 1961, Manifesto Politik menjadi salah satu ilmu yang harus dipelajari dalam dunia pendidikan. Beberapa surat kabar yang pro Masyumi dan PSI menolak ide tersebut, sehingga dilarang terbit oleh pemerintah. Baca juga: Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Pengertian dan Ciri-ciri Partai politikPartai politik pada era Demokrasi Terpimpin dibatasi oleh pemerintah. Pemerintah menerapkan penetapan Presiden No 7 tahun 1959 tentang syarat-syarat penyederhanaan partai. berikut isinya:
Hingga 1961, pemerintah hanya mengakui sembilan partai politik yaitu PKI, Partai Murba, Partai Katolik, PSII, PNI, NU, IPKI, Perti dan Partindo. Dalam perkembangannya, beberapa fraksi dalam DPR menolak kebijakan Presiden Soekarno sehingga pecah konflik antara Presiden dan DPR. Konflik tersebut mencapai puncak, ketika DPR menolak RAPBN 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden menjadikan masalah ini untuk membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan dibubarkan pada Juni 1960. Setelah itu, Presiden Soekarno membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Presiden memilih dan mengangkat sendiri anggota DPR dan harus terikat aturan yang ditetapkan presiden. Baca juga: Menhan Prabowo Minta Pemberontakan PKI Diajarkan di Sekolah Ajaran ResopimRevolusi, sosialisme Indonesia, dan pimpinan nasional (Resopim) bertujuan untuk memperkuat kedudukan Presiden Soekarno. Intinya seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, jiwa oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan, yang disebut Panglima Besar Revolusi yaitu Presiden Soekarno. Presiden seumur hidup dan NasakomMPRS menetapkan Presiden Soekarno sebagai presiden sumur hidup dalam Sidang Umum 1063. Presiden Soekarno mendapat tiga dukungan yaitu, nasionalis, agama, dan komunis (Nasakom). Sistem pemerintahan yang dikembangkan Presiden Soekarno memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi komunis. Presiden Soekarno juga mengajarkan Nasakom kepada masyarakat. Di mana Nasakom merupakan cermin paham bebagai golongan masyarakat Indonesia. Sehingga persatuan Indonesia dapat terwujud jika melaksanakan dan menerima ajaran Nasakom. Partai Komunis Indonesia (PKI)Dalam perjalanannya, PKI memanfaatkan ajaran Nasakom, sehingga berhasil mendapatkan tempat dalam konstelasi politik Indonesia. Strategi ini juga meyakinkan Presiden Soekarno bahwa PKI merupakan partai pendukung utama kebijakan pemerintah. Baca juga: Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Sejarah dan Latar Belakangnya Bahkan saat Presiden Soekarno membubarkan beberapa partai politik yang terlibat dalam pemberontakan, PKI berhasil terhindar dari pembubaran tersebut. Angkatan Darat yang mengetahui kedekatan PKI dengan Presiden Soekarno mengerahkan berbagai cara untuk menghambat pergerakan PKI. Pimpinan Angkatan Darat mengeluarkan perintah untuk menangkap DN Aidit dan melarang terbitan surat kabar harian Rakyat. Namun hal tersebut menuai protes Presiden Soekarno dan memerintahkan agar semua keputusan Angkatan Darat dicabut. Memasuki tahun 1964 serangan terhadap PKI semakin banyak. Beberapa surat kabar memberitakan penemuan dokume rahasia PKI yang berencana merebut kekuasaan. Hal tersebut dibantah oleh DN Aidit. Isu tersebut berkembang menjadi isu politik besar. Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Orde Baru (1965-1998) Presiden Soekarno berupaya menyelesaikan masalah tersebut dengan mengumpulkan seluruh pimpinan partai politik. Dalam pertemuan tersebut, seluruh pemimpin partai politik sepakat mengakhiri perseteruan karena pemerintah sedang berkonfrontasi dengan Malaysia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |