Mengapa semakin tinggi pendidikan formal seseorang tidak menjadi penentu suksesnya berwirausaha

Sumber ; Tribunnews . Sandiaga Uno merupakan salah satu contoh pengusaha sukses dengan tingkat pendidikan tinggi

Menjadi pengusaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan menitih karir untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang yang membutuhkan atau sedang mencari sebuah pekerjaan, selain itu dapat membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan pengangguran di negeri ini.

Pengusaha adalah penggerak roda perekonomian suatu negara dan mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan yang baru sehingga membantu upaya pemerintah mengurangi masalah pengangguran dan kemiskinan. Banyak usaha telah dilakukan pemerintah untuk melahirkan bibit-bibit pengusaha yang sesuai dengan yang diharapan, dan kebanyakan dari pengusaha yang telah ada memiliki kemampuan teknis yang cukup baik dan memiliki semangat sebagai seorang entrepreneur atau seorang pengusaha . Banyak Pengusaha yang mengawali usaha dengan baik, tetapi tidak sedikit yang gagal dalam menjalankan bisnisnya, justru ketika negara ini membutuhkan banyak wirausahawan sukses yang mampu menopang perkonomian negara.

Di Indonesia sendiri jumlah pengusaha yang masih harus ditingkatkan karena masih sangat rendah. Padahal untuk menjadi negara yang maju, Indonesia membutuhkan sedikitnya 2 persen penduduknya menjadi pengusaha . Namun pada kenyataannya saat ini Indonesia baru memiliki 0,18 persen saja, dan jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pengusaha di beberapa negara yang tingkat perekonomiannya tinggi. Maka wajar jika perekonomian di Indonesia masih lambat. Selain masalah jumlah, masalah kualitas pengusaha juga tak kalah penting. Karena kekurangan pengetahuan dan keterampilan, banyak pengusaha kita yang terpaksa gulung tikar sebelum usahanya sempat berkembang. Tantangan yang mereka hadapi juga semakin berat karena terjadinya krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini. Maka dari itu perlu adanya kepemimpinan dalam mendukung semangat kewirausahaan agar dapat merintis bisnis sekaligus mempertahankan dan membesarkannya.

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia pengusaha . Keberhasilan pembangunan ditunjang dengan adanya jiwa pengusaha yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran untuk menopang seluruh perekonomian.

Kemajuan ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh banyaknya orang yang berjiwa pengusaha didalam bangsa itu. Akan sangat ideal kalau suatu bangsa memiliki 10% orang yang berjiwa wirausaha, karena merekalah yang akan menjadi motor penggerak ekonomi bangsanya. Kemajuan ekonomi selain secara langsung meningkatkan kesejahteraan bangsa, juga mendorong kemajuan aspek-aspek lain dari kehidupan bangsa, seperti politik, sosial, kebudayaan,dan teknologi

Menurut Richard Cantillon (1775),pengusaha adalah pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Seorang pengusaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang beresiko atau ketidakpastian.

Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor. 961/KEP/M/XI/1995,kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan sesorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Secara etimologi, wirausaha berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu wira dan usaha. Wira berarti manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, dan memiliki keagungan watak. Usaha berarti upaya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan.

Pengaruh Positif Kewirausahaan

Dampak positif sosio-ekonomis dengan adanya wirausaha yaitu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional, serta meningkatkan kesejahteraan pemerintahan melalui program pemerintahan, seperti pajak dan lain-lain.

Hendra Esmara mengemukakan gagasan pengukuran pembangunan Indonesia yang terdiri dari tiga komponen dan 20 indikator. Ketiga komponen tersebut adalah penduduk dan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta pemerataan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan gagasan tersebut maka kewirausahaan dapat meningkatkan pembangunan Indonesia karena kewirausahaan dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Michael P. Todaro, sumber kemajuan ekonomi bisa meliputi berbagai macam faktor, akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya produktif dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumber daya melalui penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi. Berdasarkan pendapat tersebut, kewirausahaan dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Dengan adanya dampak positif wirausaha tersebut, maka pencari lapangan kerja yang semula hanya berminat pada sektor formal diharapkan merubah pandangannya dan beralih pada sektor informal. Menurut Stephen R. Covey, perubahan tersebut seringkali merupakan proses yang menyakitkan. Ia merupakan perubahan yang harus dimotivasi oleh suatu tujuan yang lebih tinggi, oleh kesediaan untuk menomorduakan apa yang anda pikir anda inginkan sekarang untuk apa yang anda inginkan di kemudian hari.

Pengertian Negara maju merupakan sebutan bagi negara-negara yang mempunyai standar hidup relatif tinggi, dengan ekonomi yang merata, serta juga teknologi yang maju. Atau bisa juga Negara maju ini di artikan yakni sebagai negara yang tingkat kualitas hidup masyarakatnya itu memiliki kesejahteraan hidup yang tinggi, baik itu dari segi perekonomian yang juga merata atau juga teknologi yang maju. Negara dengan GDP (Gross Domestic Product) per kapita cukup tinggi ini dapat disebut juga sebagai Negara Maju. Negara yang mempunyai GDP per kapita tinggi, namun tidak mengembangkan serta memiliki perindustrian yang beragam itu tidak bisa disebut sebagai Negara Maju.

Faktor Menjadi Negara Maju

Ekonomi merupakan faktor yang sangat penting terutama bagi pendapatan per kapita suatu Negara. Apabila pendapatan per kapita-nya suatu negara itu tinggi maka Negara tersebut bisa digolongkan yakni sebagai Negara maju.

2. Faktor SDM (Sumber Daya Manusia)

SDM Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi penduduk pada suatu Negara contohnya seperti tingkat pendidikan, laju pertumbuhan, keragaman suku, tingkat produktifitas, penguasaan terhadap IPTEK, ketergantungan pada produksi pertanian serta industri, dan lain-lain. Contohnya rata-rata pendidikan penduduknya tinggi, serta tingkat penguasaan IPTEK yang tinggi juga akan mempengaruhi Majunya suatu Negara.

3. Faktor SDA (Sumber Daya Alam)

SDA Merupakan faktor yang berhubungan dengan lingkungan pada suatu negara, baik itu dengan secara geologis, geografis, dll. Apabila SDA suatu negara melimpah serta dapat di manfaat kan dengan secara baik juga maka akan mendapatkan keuntungan bagi Negara tersebut serta akan mempengaruhi perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.

4. Faktor Stabilitas Politik

Stabilitas Politik Merupakan keadaan politik pada suatu Negara, yang mana keadaan politik yang baik itu akan mempengaruhi keadaan ekonomi itu supaya tetap stabil. Oleh sebab itu di negara-negara yang maju maka keadaan politiknya stabil serta keamanannya juga akan tetap terjaga.

Keamanan Merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan suatu Negara sudah maju. Semakin tingkat aman suatu negara maka juga akan meningkatkan stabilitas perekonomian, sehingga masyarakat dapat makmur serta tentram.

Pengaruh Jumlah Pengusaha Terhadap Kemajuan Suatu Negara

Selama dua tahun belakangan ini, kondisi Indonesia di berbagai bidang tidak menunjukkan perubahan berarti. Kebijakan pemerintah masih simpang siur, hukum semakin tidak jelas,musibah di mana-mana, dan kondisi sosial kian tidak menentu. Di bidang ekonomi, tidak ada perubahan kearah yang lebih baik. PHK tetap berlangsung karena banyak wirausahawan tidak lagi berminat memulai atau mengembangkan usahanya, dan para investor asing sudah banyak yang memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang lebih menjanjikan.

Di sisi lain, jumlah populasi dengan usia produktif tidak bisa begitu saja menganggur. Hidup tetap harus berjalan dan penghasilan tetap mesti dicari untuk menutupi biaya hidup yang kian mahal. Berbagai ide bisnis bermunculan dan didiskusikan dalam berbagai forum pertemuan baik formal maupun informal. Sebagian ide tersebut memang hanya merupakan “mimpi yang indah” tetapi sebagian lagi ditanggapi dengan antusiasme yang tinggi. Dari hal ini terlihat bahwa masyarakat kita justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis yang berkepanjangan. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan David Fagin (Crouch, 2002), yang mengatakan bahwa sebagian besar tantangan dapat dihadapi dengan kreativitas. Tanpa kreativitas, problem jarang menjelma menjadi kesempatan. Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah disangsikan lagi. Suatu negara agar dapat berkembang dan dapat membangun secara ideal,harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari jumlah penduduk (PBB). Wirausahawan yang dimaksud adalah yang sesuai dengan kriteria memiliki keahlian profesional, memiliki karakter entrepreneur yang kuat,memiliki motivasi berprestasi tinggi (McClelland) dan kemampuan berinovasi (Drucker) serta kemampuan dalam berafiliasi atau membangun aliansi.

Menurut catatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), jumlah pengusaha di Indonesia meningkat dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67% menjadi 3,10% dari tahun 2017 ke tahun 2018 dari total jumlah pendudukan Indonesia yang saat ini sebanyak 225 juta jiwa.Namun,rasio jumlah pengusaha di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangga,Misalnya, jumlah pengusaha di Indonesia masih lebih rendah dibandingkanpengusaha di Malaysia yang jumlahnya sebesar 6% dari total penduduknya,Singapura sebesar 7% dan Thailand 5%.

Negara Jepang, Cina, Korea bisa maju seperti sekarang ini, dikarenakan negara–negara tersebut memiliki wirausahawan kelas atas sebanyak 2%,sedangkan wirausahawan menengah dan kecil sebanyak 20% (Alma, 2007). Kalau penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 245 juta orang, artinya negara Indonesia memerlukan: 2% x 245 juta = 4.900.000 wirausahawan kelas atas dan 20% x 245juta= 49.000.000 wirausahawan menengah kecil. Nyatanya wirausahawan di negara kita sangat sedikit, jauh dari apa yang diharapkan,wirausahawannya hanya itu-itu saja, sehingga jurang pemisah si kaya dan si miskin bertambah jauh.

Cara Menambah Jumlah Pengusaha

Dalam jurnal pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, terdapat empat faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan entrepreneurship, yaitu : (1) akses terhadap modal, (2) peran inovasi, (3) pelatihan entrepreneurship, dan (4) peran pemerintah dalam menciptakan iklim bernsaha yang kondusif bagi lahimya entrepreneur yang berdaya saing. Thailand dan USA mernpakan negara yang menyatakan bahwa akses terhadap modal mernpakan salah satu faktor penting bagi pengembangan UKM, khususnya entrepreneur barn. Bahkan, di beberapa negara, seperti India, Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan terdapat dana khusus untuk usaha pemula (business start-up). Keterlibatan pemerintah sangat penting dalam pengembangan inovasi dan proses pewirausahaan. Dengan berinvestasi pada inovasi, artinya pemerintah berinvestasi untuk kesejahteraan rakyat.Landasan dan kebijakan kunci untuk pertumbuhan wirausahawan pemula menyangkut pusat-pusat pelayanan, eksibisi bisnis, program pelatihan, dan inkubator bisnis.

Sulit untuk menemukan jiwa entrepreneurship mengakibatkan pemerintah menumbuhkan entrepreneurship melalui pendidikan maupun pelatihan. Pemberian materi pendidikan entrepreneurship mulai diarahkan pada dunia pendidikan. Usia belajar terutama usia produktif masih memiliki semangat juang yang tinggi untuk menemukan jenis usaha barn produktif. Sesuai yang dijelaskan oleh Priyanto (2009) bahwa rasionalnya entrepreneur memiliki karakteristik motivasi dan mimpi yang tinggi, berani mencoba, inovatif, dan independen. Terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan dalam penciptaan entrepreneur, yaitu (1) pendidikan dan pelatihan entrepreneurship, (2) regulasi yang memudahkan pembukaan usaha barn, dan (3) model penciptaan entrepreneur .

Jiwa kewirausahaan dapat dimiliki seseorang sebagai bakat pembawaan sejak kelahirannya. Jiwa kewirausahaan juga dapat dibentuk melalui proses pendidikan dan pengalaman. Sehubungan dengan itu alangkah baiknya jika kewirausahaan diajarkan dan dipraktikkan mulai dari bangku pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Kesuksesan misi pendidikan kewirausahaan baik di sekolah maupun di kampus tentunya sangat ditunjang oleh ketersediaan guru dan dosen yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan. Selain itu kurikulum harus disusrm sesuai dengan kebutuhan dimia usaha saat ini dan masa yang akan datang.

Banyak anggota masyarakat yang menilai lebih tinggi terhadap status orang yang bekerja dari pada berwirausaha. Setelah menyelesaikan pendidikan, mayoritas masyarakat akan mencari pekerjaan. Mereka beranggapan orang yang terhormat adalah yang memiliki pekerjaan tetap, apalagi jika pekerjaan tersebut sebagai pegawai negeri dan pegawai BUMN. Tidak jarang anggota masyarakat yang bersedia mengorbankan sejumlah uang yang tidak sedikit agar mendapatkan posisi sebagai pegawai negeri atau pegawai BUMN. Sebaliknya mereka menganggap rendah atau bahkan sebagai ”pengangguran” terhadap orang yang membuka usaha sendiri atau berwirausaha. Paradigma ini harus diubah dan diluruskan karena pada hakikatnya wirausahawan itu adalah pahlawan pembangunan.

Wirausahawan sangat berjasa dalam perekonomian. Mereka membuka kesempatan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi efek negatif dari masalahmasalah sosial. Dengan demikian sudah selayaknya jika pemerintah memberikan penghargaan kepada mereka yang sudah berjasa ini. Penghargaan ini tentunya tidak hanya diartikan sekedar dalam nilai uang, tetapi dukungan yang luas terhadap munculnya berbagai sektor usaha dari masyarakat. Minimal pemerintah mempermudah terbitnya perizinan bagi usaha-usaha yang terbukti dapat menyerap banyak tenaga kerja. Mempermudah bergulirnya aliran kredit kepada para pengusaha yang memiliki usaha yang layak ditinjau dari berbagai aspek, walaupun tidak memiliki agunan yang memadai. Penghargaan dapat juga dilakukan dengan bantuan pada aspek pemasaran dan teknologi.

Indonesia adalah negara yang dianugerahi kekayaan alam yang nilainya tiada terhingga. Kekayaan alam tersebut tidak ada artinya jika tidak mampu dimanfaatkan dengan meningkatkan nilai guna sumber potensi alam tersebut. Selama bertahun-tahun lamanya, sejarah telah mencatat bahwa kekayaan alam Indonesia baik di darat maupun di laut banyak dikeruk oleh bangsa lain baik melalui transaksi legal maupun tindakan ilegal. Sangat sedih jika kita melakukan introspeksi bahwa kekayaan alam Indonesia dikeruk bangsa lain. Mereka mengolahnya menjadi barang-barang yang memiliki nilai tambah tinggi, lalu dijual kembali kepada bangsa kita sebagai negara asal bahan mentah atau bahan baku atas barang-barang import tersebut. Sngguh lebih menyedihkan lagi, ternyata bangsa kita merasa bangga mengkonsumsi barangbarang import yang bahan mentahnya berasal dari negara kita. Sudah, saatnya bangsa Indonesia dengan tangan-tangan terampil yang memiliki jiwa kebangsaan yang luhur untuk memanfaatkan sumber kekayaan alam bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Selama bertahun-tahun dan beberapa kabinet selalu didengung-dengungkan tentang pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Masyarakat Indonesia menghendaki peningkatan kesejahteraan secara merata bagi seluruh lapisan. Tentunya bukan slogan lagi tentang pemerataan pembangunan yang diperlukan. Indonesia sudah diakui dunia Internasional sangat piawai dalam menyusun konsep dalam berbagai aspek. Akan tetapi yang lebih penting dan ditunggu masyarakat adalah realisasi secara konkrit atas semua konsep dan slogan-slogan tersebut.

Negara kita sudah memiliki undang-undang dan peraturan tentang hak cipta, hak paten, dan sejenisnya. Walaupun demikian yang lebih diperlukan adalah bagaimana semua undang-undang dan peraturan yang ada diaplikasikan dalam kehidupan usaha sehari-hari. Tidak jarang suatu produk baru yang diluncurkan ke masyarakat dari hasil penelitian dan percobaan selama bertahuntahun, sehingga menjadi produk yang ”luar biasa”, tetapi tidak seimbang dengan manfaat yang diterima oleh penciptanya. Hal tersebut terjadi karena produk itu umumnya hanya bisa bertahan dalam jangka waktu yang sangat singkat, yaitu tidak lama kemudian telah muncul produk imitasi yang menirunya secara bebas. Perlindungan bagi produk baru tersebut seakan-akan tidak ada, sehingga akan mematikan semangat para inovator untuk menciptakan produk-produk unggulan di masyarakat.

Faktor Menjadi Negara Maju

Salah satu ciri-ciri negara maju adalah rendahnya tingkat pengangguran di negara tersebut. Tingkat pengangguran yang rendah adalah ciri-ciri negara maju yang paling spesifik. Perekonomian suatu negara tidak akan bisa berjalan secara maksimal jika lapangan kerja dan jumlah wirausaha masih terhitung rendah. Satu-satunya jenis pengangguran yang umumnya ada di negara maju adalah pengangguran friksional. Pengangguran friksional terjadi dikarenakan adanya peralihan tenaga kerja dari satu pekerjaan ke lainnya. Para pengagguran di negara maju biasanya justru mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah. Meskipun begitu, jaminan ini tidak mereka jadikan sebagai sebuah sarana untuk bermalas-malasan. Mayoritas warga di negara maju akan merasa malu jika mendapatkan jaminan ini, sehingga mereka akan berusaha sekuat mungkin untuk segera mendapatkan pekerjaan baru.

Pendapatan per kapita umumnya menjadi tolak ukur yang digunakan untuk menilai tingkat kemajuan sebuah negara. Sektor pendapatan per kapita dapat menunjukkan berapa pendapatan yang berhasil dicapai oleh rata-rata penduduk selama setahun di negara maju. Berdasarkan data dari Bank Dunia, negara maju harus memilki kriteria pendapatan per kapita di atas 10,726 US Dollar per tahun.

Angka kelahiran merupakan salah satu faktor pendukung untuk menilai apakah sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju. Negara maju umumnya memiliki tingkat pertumbuhan hidup yang rendah, yakni di bawah 1 persen pertumbuhan penduduk per tahun. Rendahnya tingkat pertumbuhan penduduk ini didukung oleh tingginya tingkat kesadaran tentang keluarga berencana, penundaan usia nikah dan kemajuan teknologi fasilitas kesehatan.

Di negara maju, para ilmuwan didukung oleh pemerintah dengan memberikan berbagai fasilitas terbaik guna menunjang proses observasi yang mereka lakukan. Fasilitas laboratorium yang lengkap dan gaji berstandar tinggi merupakan salah satu penunjang semangat bagi para ilmuwan yang membuat mereka bisa melakukan inovasi dengan baik. Observasi dan inovasi para ilmuwan pun tidak hanya berhenti pada titik laporan atau presentasi saja, namun hasil dari inovasi tersebut akan diaplikasikan di berbagai bidang, seperti militer, kedokteran, produksi, pengembangan ilmu pengetahuan bahkan teknologi ruang angkasa.

Industri di negara maju rata-rata memproduksi suatu barang yang bernilai jual tinggi, seperti pesawat terbang, mobil, elektronik hingga alat-alat berat lainnya. Sementara itu, profesi yang banyak digeluti oleh masyarakat di bidang jasa antara lain pendidikan, hiburan, konsultan dan jasa keuangan.

Disiplin, jujur, bertanggung jawab serta profesional dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan beberapa sikap positif yang ada di dalam masyarakat negara maju. Dengan adanya sikap tersebut, mayoritas warga di negara maju dapat mengoptimalkan sumber daya secara maksimal dalam menjalankan pembangunan.

Seluruh penduduk di negara maju rata-rata sudah melek huruf alias bisa membaca dan menulis dengan lancar. Pemerintah di negara maju memberikan jaminan berupa pendidikan dasar kepada seluruh rakyatnya. Umumnya pendidikan di negara maju memiliki fasilitas lengkap serta ruang belajar yang nyaman di kelasnya. Tak heran jika kecakapan sosial dan kemandirian peserta didik dalam mengembangkan potensinya merupakan salah satu sistem pendidikan sering digunakan di negara maju

Wirausahawan memiliki peran penting dalam kegiatan produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.Wirausahawan menciptakan inovasi proses produksi secta berani mengambil resiko dalam melakukan usaha. Dengan kemampuan melakukan inovasi-inovasi dan keberanian menerapkan inovasi dalam perusahaan, entrepreneur mampu mendirikan perusahaan. Usaha baru yang dibangun akan membuka lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi jumlah wirausahawan maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, setidaknya dibutuhkan entrepreneur sekitar 2 persen dari total penduduk.

Menjadi negara maju dipengaruhi oleh banyak faktor.Salah satu faktornya adalah jumlah wirausahawan itu sendiri.Tetapi wirausahawan tidak menjadi faktor yang sangat signifikan untuk menjadi majunya suatu negara.Maka dari itu,apabila ingin menjadi negara maju wajib untuk mengembangkan seluruh faktor suatu negara yang mendukung menuju majunya suatu negara.

Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh perkembangan kewirausahaan terhadap majunya suatu negara , maka disarankan wirausaha dapat menjadi alternatif dalam usaha pengentasan kemiskinan dan pengangguran.Pemerintah diharapkan dapat mendukung kemajuan kewirausahaan di Indonesia dengan cara memberikan bantuan modal sehingga wirausahawan dapat mendirikan usaha tanpa halangan mengenai biaya modal. Pencari lapangan kerja yang semula hanya berminat pada sektor formal juga diharapkan merubah pandangannya dan beralih pada sektor informal yaitu wirausaha

Darwanto. (2012). PERAN ENTREPRENEURSHIP DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Jurnal Ekonomi Bisnis, 5-15.

DEPKOP. (2020, Desember 5). Depkop Tingkat Penghasilan. Retrieved from Depkop : http://www.depkop.go.id/

KEMENPERIN. (2020, Desember 20). Data Perdagangan. Retrieved from Perdagangan: https://kemenperin.go.id/artikel/19926/Indonesia-Butuh-4-Juta-Wirausaha-Baru-untuk-Menjadi-Negara-Maju

KOINWORKS. (2020, November 19). KOINWORKS BISNIS. Retrieved from KOINWORKS: https://koinworks.com/blog/jumlah-pengusaha-di-indonesia-meningkat/

Suparyanto, R. W. (2012). Kewirausahaan: Konsep dan Realita pada Usaha Kecil. Bandung : Alfabeta.

Todaro, M. P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Widodo, T. (2015). Menuju negara maju: apakah Indonesia bergerak ke arah yang benar? Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.