Mengapa tahapan latihan olah tubuh sangat penting dilakukan oleh seorang pelakon sebelum melakukan pementasan teater modern?

Halo Sobat SMP! Pernahkah Sobat SMP menyaksikan drama teater di mana para tokohnya sangatlah keren dalam memerankan perannya masing-masing? pelakonan tokoh yang bagus dari teater akan membuat penontonnya merasa terbawa ke dalam cerita. Memang akting adalah salah satu kunci dari keberhasilan seni teater.

Bagi Sobat SMP yang belum tahu, seni peran atau dikenal dengan akting, adalah seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri. Seorang aktor yang merupakan unsur utama dalam sebuah pementasan fragmen atau teater harus mampu memerankan tokoh dan karakter sesuai dalam naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. 

Sebagai contoh, jika Sobat SMP sedang memerankan tokoh tentara dalam teater, itu artinya Sobat SMP juga harus bisa “menjadi” seorang tentara. Mulai dari gestur tubuh, lantangnya berkata-kata, hingga ekspresi kerasnya wajah seorang tentara.

Seorang aktor atau aktris haruslah selalu memesona ketika di atas pentas. Ia harus mampu meyakinkan penonton bahwa ia tidak sedang berpura-pura. Oleh karenanya, seorang pemain teater atau fragmen harus selalu mengasah kemampuan dirinya agar memiliki kepekaan melalui proses latihan teknik seni peran.

Sejatinya, untuk menjadi seorang pemain teater yang cakap tentu tidak boleh hanya mengandalkan bakat saja, tetapi harus melakukan latihan dengan sungguh-sungguh. Bahkan ada pemain yang merasa tidak memiliki bakat menjadi seorang aktor, namun mau bersungguh-sungguh latihan maka ia akan mampu bermain dengan baik. Jadi, bakat bukanlah satu-satunya faktor utama. Harus juga didukung keinginan dan motivasi yang kuat untuk menjadi pemeran atau aktor yang baik

Nah, pada kesempatan kali ini kita membedah cara mengolah teknik seni peran melalui tiga instrumen utama, yaitu, olah tubuh, olah suara, dan juga olah rasa.. Kira-kira seperti apa saja yang harus diperhatikan dalam mempelajari seni peran? Yuk simak artikel ini!

Tubuh merupakan elemen dasar yang menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor berada di atas pentas. Gestur tubuh dapat mencerminkan watak dan karakter tokoh yang sedang diperankan. Untuk memiliki tubuh yang fleksibel agar dapat melakukan akting yang baik, seorang aktor harus melatih tubuhnya agar memiliki stamina dan kelenturan dalam memerankan tokoh.

Cobalah untuk melakukan pergerangan di beberapa bagian tubuh agar lebih luwes dalam melakukan beberapa gerakan. Bila tubuh sudah luwes, gestur dan gerakan akan terlihat lebih natural serta ciamik ketika sedang memerankan tokoh apa pun.

Baca Juga  Mahir Berbahasa Inggris dengan Modul Pembelajaran SMP Terbuka

Suara adalah bagian penting dalam seni teater karena merupakan salah satu media dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Aktor harus memiliki vokal yang baik karena setiap kata yang diucapkan harus jelas terdengar oleh penonton. Untuk itu, seorang aktor dapat melatih suaranya dengan melakukan latihan artikulasi dengan mengucapkan huruf vokal a, i, u, e, o dengan jelas dan berulang-ulang.

Tidak hanya latihan vokal saja, penguasaan diksi, intonasi, tekanan kata, tempo, serta irama perlu diasah juga pada saat membaca naskah, membaca puisi, atau pada saat bernyanyi.

Selain gerakan dan suara, hal yang tak kalah penting adalah ekspresi dan penjiwaan. Latihan olah rasa bisa diawali dengan latihan pernapasan, konsentrasi, dan imajinasi. Olah rasa bertujuan untuk melatih kepekaan rasa seorang aktor untuk mampu memerankan tokoh sesuai karakter dan watak yang diinginkan.

Aktor yang baik harus mampu menjadi orang lain secara natural. Kepekaan rasa atau sukma ini dapat dilakukan dengan melatih rasa dan emosi, seperti rasa senang, sedih, marah, benci, malas, kecewa, bahagia yang dilakukan secara berulang-ulang. Penjiwaan yang tepat akan meyakinkan penonton bahwa kamu adalah benar-benar seorang tokoh di dalam teater tersebut.

Nah, itu tadi tiga cara mengasah kemampuan berakting dalam seni teater. Ketiganya merupakan instrumen yang sangat penting dalam memerankan karakter. Jika Sobat SMP ingin menjadi seorang aktor yang baik, sering-seringlah melatih gerakan (olah tubuh), vokal (olah suara), dan juga penjiwaan (olah rasa).

Selengkapnya Sobat SMP bisa membaca informasinya di modul PJJ Seni Teater terbitan Direktorat SMP yang dapat diunduh secara gratis di situs Direktorat SMP. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi yang tertarik mendalami dunia peran di seni teater.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ Seni Budaya Teater kelas VII semester gasal terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Sebagai seorang penari, olah tubuh sangat penting untuk dilatih. Ada beberapa tahapan dalam melakukan olah tubuh antara lain:

  1. Pemanasan
  2. Pendinginan
  3. Kelenturan
  4. Ketahanan
  5. Keterampilan, dan
  6. Relaksasi

Penjelasan:

Pemanasan

Tahap pemanasan dilakukan untuk mengendurkan/mengolor/menarik otot-otot di tubuh dan melemaskan bagian-bagian tertentu pada badan terutama bagian persendian dan ketahanannya saat akan melakukan gerakan tari.

Pendinginan

Tahap pendinginan bermanfaat untuk menyegarkan dan memulihkan kembali kondisi tubuh. Dengan melakukan gerakan mengendurkan otot maka akan berguna untuk memperbaiki kelenturan tubuh yang menjadi tegang saat melakukan latihan tahap inti.

Kelenturan

Tahap kelenturan berfungsi untuk meregangkan otot dengan cara cukup jauh menariknya agar memungkinkan bagian persendian dapat beraksi  dengan lengkap dan leluasa dalam jarak normal. Dengan melakukan gerakan peregangan seperti ini tidak akan memungkinkan menyebabkan cidera.

Ketahanan

Tahap olah tubuh ketahanan berguna untuk mengembangkan  kekuatan bagi respon otot-otot tubuh yang berperan untuk gerakan tari. Dalam latihan olah  tubuh ketahanan ini difokuskan pada kekuatan  otot bagian tubuh anggota atas khususnya otot perut dan otot tangan.

Keterampilan

Tahap olah tubuh keterampilan berfungsi  untuk mempraktikkan suatu bentuk latihan olah  tubuh yang difokuskan pada pembentukan keterampilan,  pembentukan kecepatan dan pembentukan kegesitan

Relaksasi

Tahap olah tubuh relaksasi ini bertujuan untuk melepaskan  suatu kekangan/hambatan gerak yang ada di dalam tubuh melalui  gerakan-gerakan tubuh yang teratur.

Gerakan latihan olah tubuh sangat berdampak positif bagi  seorang penari, saat tubuh diolah dengan benar  dan teratur maka tubuh otomatis akan teradaptasi menjadi kuat dan lentur.  Tubuh sangat perlu dilatih dan dijaga oleh seorang penari karena tubuh adalah media yang paling utama  dan penting dalam melakukan gerakan menari. Ketika seorang  penari sudah dapat mempersiapkan tubuhnya  dengan baik maka tubuh akan siap dalam  melakukan setiap gerakannya. Melakukan olah  tubuh berarti latihan bergerak dengan  melakukan dasar-dasar gerak tari yang meliputi  wiraga, wirama, wirasa dan bergerak  membentuk tubuh dengan latihan peregangan,  sehingga dapat meningkatkan keterampilan tari  pada setiap karakter tarian yang dibawakan.

Pelajari lebih lanjut :

Materi tentang gerak pengertian gerak tari brainly.co.id/tugas/10782266

Materi tentang pengertian olah tubuh, olah pikir dan olah suara brainly.co.id/tugas/29292133

Detail jawaban

Kelas: 11

Mapel: Seni Budaya

Bab: Bab 4 - Eksplorasi Gerak Tari - Konsep, Teknik, dan Prosedur

Kode: 11.19.4

#JadiRankingSatu

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

tirto.id - Teater merupakan kesenian berbentuk pertunjukan drama dan dipentaskan di atas panggung. Seni pementasan teater menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting.

Dalam mementaskan sebuah drama, seniman teater tidak secara sembarangan melakukan akting dan berdialog di atas panggung. Para aktor memerlukan latihan fisik untuk menunjang akting yang maksimal di atas panggung.

Jarak yang jauh antara panggung dan penonton, membuat aktor teater harus memiliki suara yang jelas dan lantang, selain gerak badan yang enerjik dan lugas.

Untuk mendapatkan gerak badan yang luwes dan suara yang jelas tersebut, aktor memerlukan latihan olah tubuh.

Latihan fisik yang dilakukan aktor pun tak bisa sembarangan, diperlukan latihan fisik dengan komposisi yang pas untuk melatih otot-otot yang diperlukan dalam melakukan akting.

Berikut adalah latihan olah fisik yang perlu dilakukan aktor dalam teater modern, seperti dikutip dalam buku Seni Budaya Kelas IX (2015):

Sebelum melakukan latihan fisik utama, aktor perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu agar terhindar dari cedera. Peregangan otot saat pemanasan dilakukan secara bertahap agar otot tidak kaget dan mengalami kram.

Pemanasan otot leher dapat dilakukan dengan memiringkan kepala ke kanan dan kiri secara bergantian dengan interval 8 hitungan.

Setelah itu, dilanjutkan dengan menengok ke kanan dan kiri dengan interval 8 hitungan. Kemudian dilanjutkan dengan menundukkan dan mendongakkan kepala dengan interval yang sama.

2. Peregangan Jari dan Pergelangan Tangan

Pemanasan otot jari dapat dilakukan dengan menautkan jari di kedua tangan kemudian memutar menjauhi tubuh hingga tangan terlentang ke depan. Tahan gerakan ini sampai 8 hitungan.

Sedangkan pemanasan otot pergelangan tangan dilakukan dengan merentangkan kedua tangan ke depan. Kemudian menarik tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini dilakukan dengan interval 8 hitungan.

Pemanasan otot siku dapat dilakukan dengan cara memegang pundak kiri dengan tangan kanan. Kemudian tangan kiri mendorong siku tangan kanan. Pertahankan gerakan dalam 8 hitungan.

Setelah 8 hitungan, lakukan hal serupa dengan tangan kiri dan menekan siku tangan kiri dengan tangan kanan. Gerakan ini juga dilakukan dalam 8 hitungan.

Pemanasan otot bahu dapat dilakukan dengan menaruh siku tangan kanan di belakang kepala. Sedangkan tangan kiri memegang siku tangan kanan sebagai tumpuan. Tahan gerakan ini selama 8 hitungan.

Setelah itu lakukan hal yang sama dengan tangan sebaliknya. Tahan gerakan selama 8 hitungan.

Pemanasan otot tubuh dapat dilakukan dengan menautkan jari dan mendorong tangan ke atas. Belokkan tubuh ke kiri dan ke kanan dengan interval 8 hitungan.

Peregangan otot kaki dapat dilakukan dengan duduk menjulurkan kaki ke depan. Kemudian raih jari kaki dan menariknya secara perlahan ke belakang. Tahan posisi ini selama 8 hitungan.

Latihan fisik yang diperlukan untuk pemeran teater adalah latihan untuk melatih otot punggung/tulang belakang. Hal ini dikarenakan punggung aktor merupakan otot yang berguna untuk membentuk postur yang dibutuhkan.

1. Cembung, Cekung, dan Datar

Latihan ini merangsang punggung agar lentur dan menghindarkan aktor terkena cedera. Latihan ini dapat dilakukan dengan memposisikan tubuh dalam posisi merangkak.

Kemudian secara bergantian membengkokkan punggung ke atas, ke bawah, kemudian lurus kembali. Pertahankan posisi tersebut dengan interval 8 hitungan di setiap gerak punggung.

2. Menggulung dan Melepas

Latihan ini dapat dilakukan dilakukan dalam tiga gerakan. Pertama, duduk jongkok dengan tangan menyentuh lantai. dalam posisi jongkok. Kemudian berjinjit dengan posisi jongkok dan tangan masih menyentuh lantai.

Kemudian secara perlahan menjatuhkan tubuh ke belakang hingga mencapai posisi tidur terlentang. Setelah itu, badan digerakkan ke depan untuk menjangkau betis dengan tangan.

Kemudian perlahan berdiri dalam posisi tegak dan berjalan pelan. Ulangi gerakan ini hingga merasakan fungsi ruas tulang belakang.

3. Ayunan Bandul Tubuh Atas

Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri pada posisi melangkah sembari mengangkat kedua lengan tinggi di atas kepala.

Kemudian, secara perlahan, bengkokkan tubuh bagian atas ke depan sehingga lurus dengan sudut yang dibuat kaki belakang.

Bengkokkan lutut sedikit dan tahan posisi ini. Kemudian, secara perlahan, ayunkan kedua tangan ke belakang hingga membelakangi tubuh. Gerak ayunan harus tetap sama dan membentuk gerakan membuat.

Setelah melakukan pemanasan otot dan melakukan latihan fisik penunjang akting, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan pendinginan.

Pendinginan penting dilakukan agar terhindar dari cedera. Berikut adalah gerak pendinginan yang dianjurkan:

1. Berdiri tegak dengan kuda-kuda kaki terbuka sekitar 60 cm. Kemudian condongkan tanan ke kiri dengan tangan kanan ke atas dan lutut kiri agak ditekuk. Tahan selama 8 hitungan dan lakukan hal yang sama dengan kaki, tangan, dan arah yang sebaliknya.

2. Berdiri dengan posisi yang sama namun turunkan badan hingga kaki membentuk sudut 45 derajat. Rentangkan tangan ke samping tubuh. Tahan posisi ini selama 8 hitungan.

3. Berdiri dengan posisi yang sama namun rentangkan tangan ke atas kepala. Kemudian condongkan badan ke kiri dan ke kanan dengan interval 8 hitungan.

4. Berdiri dengan posisi serupa, luruskan punggung, dan rentangkan tangan ke atas secara perlahan. Ketika menaikkan tangan, diikuti dengan menghirup napas panjang. Kemudian turunkan tangan dan hembuskan napas secara perlahan. Lakukan gerakan ini sebanyak 4 kali dengan perlahan.

Baca juga:

  • Persiapan Latihan Olah Vokal untuk Pemeran Teater Modern
  • Berbagai Latihan Olah Rasa untuk Pameran Teater Modern
  • Pengertian Seni Teater dan Teknik Dasar Akting Teater

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Pemeran sebagia elemen penting dalam sebuah pementasan, oleh sebab itu, seorang pemeran seharusnya dapat menguasai tubuh, emosi, dan intelektualnya. Penguasaan tubuh sangat erat dengan oleh tubuh, yaitu bagaimana cara  mendayagunakan organ tubuh untuk mencapai kekuatan , kelenturan, ketahanan, dan keterampilan tubuh sehingga mampu enciptakan setiap  gerak yang dibutuhkan  dalam pementasan.

Olah tubuh bagi seorang pemeran sama halnya dengan seorang seniman keramik yang menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduk, diremas, dan digiling sebelum membentuk keramik yang diinginkan. Latihan olah tubuh ini tentunya akan membaut seorang pemeran sadar bahwa tubuh dengan setiap gerakan yang terjadi tidak saling bertentangan. Ia akan dapat merasakan bahwa setiap bagian tubuhnya akan menjalankan fungsi aktif dalam menempuh ruang.

Latihan olah tubuh merupakan suatu aktifitas tubuh berupa peregangan atau pemanasan (warm - up) yaitu serial dari gerakan tubuh yang dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan progresif atau bertahap. 

Mengapa tahapan latihan olah tubuh sangat penting dilakukan oleh seorang pelakon sebelum melakukan pementasan teater modern?

Teater : Olah Tubuh,Vocal dan Rasa Teater Modern 

Adapun tahapan yang dilakukan dalam proses olah tubuh antara lain sebagai berikut :

  • Peregangan atau pemanasan (warm-up), untuk meningkatkan sirkulasi dan peregangan otot dengan bertahap.
  • Olah tubuh inti yaitu serial pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan, dan 
  • Pendinginan atau peredaan (warm-down) yaitu serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan  dan menggunakan kehangatan tubuh serta memberi kesempatan pada otot-otot tubuh untuk mengambil manfaat dari latihan yang telah dilakukan.

Dalam olah vocal terdapat beberapan tahapan latihan yang harus di kuasai yaitu sebagai berikut :

Teater : Olah Tubuh,Vocal dan Rasa Teater Modern 

  • Latihan Pernafasan,
  • Latihan Diksi,
  • Latihan Intonasi,
  • Latihan Artikulasi, dan 
  • Latihan Olah Suara.

Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang mengandung karbondioksida. Proses menghirup udara dalam dunia peran disebut inspirasi dan sebaliknya pada saat menghembuskan udara disebut dengan ekspirasi.

Fungsi dari pernafasan ini secara fisiologi adalah megambil oksigen yang kemudian dibawah oleh darah keseluruh tubuh untuk pembakaran serta  mengeluarkan karbondioksida dari hasil sisa pembakaran dalam tubuh yang kemudian dibawa oleh darah menuju paru-paru untuk dibuang. Dalam pementasan teater, pernapasan ini berhubungan dengan produksi suara.

Diksi bersal dari kata dictionary (kamus), yaitu pemilihan kata untuk mengekspresikan ide-ide yang tepat dan selaras. Diksi juga dapat diartikan menjadi kata-kata sebagai suatu kesatuan arti, namun dalam latihan ini, diksi (diction) dimaksudkan sebagai latihan mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas.

Latihan diksi berfungsi untuk memberikan kejelasan suara dari kata yagn diucapkan. Banyak pemeran yang menyangka bahwa untuk dapat didengar hanya perlu berbicara dengan keras, padahal yang dibutuhkan bukan hanya sekedar itu saja, namun dibutuhkan pula pengucapan yang jelas. Di Dalam Bahasa Indonesia, huruf yang hampir sama pengucapan dan terdengarnya adalah huruf P dan B, T dan D, serta K dan G. Latihan diksi ini dimulai dengan memperjelas perbedaan huruf tersebut saat berbicara atau berteriak.

Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata atau kalimat, sehingga tidak datar atau monoton saat diucapkan. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Fungsi dari intonasi adalah membuat pembicaraan menjadi lebih menarik, tidak membosankan, dan kata-kata yang diucapkan lebih mempunyai makna. Intonasi berperan dalam pembentukan suatu makna dari kata, bahkan dapat mengubah makna dari suatu makna.

Artikulasi adalah hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya, sebab artikulasi adalah suatu ekspresi gestur yang kompleks. Latihan artikulasi adalah latihan tentang kejelasan bunyi suara yang dikeluarkan olah organ produksi suara. 

Bunyi suara yang kita kenal meliputi bunyi suara nasal (di rongga hidung), bunyi suara oral ( dirongga mulut). Bunyi nasal muncul ketika langit-langit lembut di rongga mulut diangkat dan diturunkan, dan membuka jalan untuk aliran udara lewat menuju rongga hidung dan disana udara beresonansi menghasilkan bunyi. Bunyi nasal ini meliputi huruf M,N,NY dan NG. 

Bunyi suara oral dibagi menjadi dua, yaitu suara vocal dan konsonan. Bunyi vocal atau huruf hidup diproduksi dari bentuk mulut yang terbuka, musalnya A, I, U, E,O dan Diftong (kombinasi dua huruf hidup misalnya AU, IA,AI,UA, dan lainnya) Bunyi konsonan diproduksi ketika aliran nafas dirintangi atau bertahan dimulut seperti bagian belakang lidah menyentuh bagian belakang mulut akan menghasilkan bunyi bising yang nonverbal.

Palatal belakang, yaitu bagian belakang lidah diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit lembut akan menghasilkan huruf seperti G. Palatal tengah, yaitu bagian tengah lidah diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit keras akan menghasilkan bunyi K. Dental, yaitu lidah digunakan bersamaan dengan gusi bagian belakang gigi depan  di atas dan menghasilkan bunyi T. Labial, yaitu bibir bagian bawah bersatu dengan gigi bagian atas untuk membuat bunyi huruf F atau bibir dengan bibir bersatu untuk membuat bunyi B.

Proses dalam pementasan teater adalah proses komunikasi, yaitu proses transpormasi informasi antara komunikator (pengirim pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa verbal dan bahasa nnverbal. 

Bahasa verbal, yaitu bahasa yang berupa kata-kata yang dianut oleh seseorang dalam suatu budaya tertentu. Misalnya, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan lainnya. Bahasa tubuh yang biasa disebut dengan gestur, yaitu sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh (body Language). Bahasa tubuh ini juga dipengaruhi oleh budaya tertentu, karena bahasa tubuh tidak bersifat universal. Misalnya "mengangguk" di Indonesia diartikan sebagai persetujuan sedangkan di India diartikan sebagai penolakan.

Ucapan yang dilontarkan olah seorang pemeran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pementasan teater sebab dalam dialog banyak terdapat nilai-nilai yang sangat bermakna. Jika lontaran dialog tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya, maka nilai yang terkandung didalamnya tidak dapat dikomunikasikan kepada penonton, dan ini merupakan suatu kesalahan yang fatal bagi seorang pemeran.

bagian ini terdiri dari 3 bagian tahapan yaitu :

  • Latihan Konsentrasi,
  • Latihan Imajinasi, dan 
  • Latihan Ingatan Emosi.

Pengertian konsentrasi secara harfiahnya berarti memusatkan pikiran pada sesuatu, sehingga dalam konsentrasi, ada sesuatu yagn menjadi pusat perhatian. Semakin menarik pusat perhatian tersebut, makin sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran adalah sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan dimainkannya. Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian atau pun yang memengaruhi konsentrasi seorang pemeran atas karakter yang dimainkan, cenderung dapat merusak proses latihan. Maka dari itu, konsentrasi manjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilatih.

Teater : Olah Tubuh,Vocal dan Rasa Teater Modern 

Tujuan dari konsentrasi ini adalah untuk mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung pertunjukan. Terdapat korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi maka seorang pemeran dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan agar pemeran dapat mengalami dunia yang lain dengan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain tersebut.

Imajinasi adalah proses pembentukan gambaran-gambaran baru  dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebalumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya. Imajinasi merupakan proses percobaan pemisahan pikiran dan digunakan untuk menciptakan teori-teori dan ide-ide berdasarkan fungsinya. Ide-ide ini dapat membawa kita ke dalam dunia maya (imajinasi) dan selanjudnya jika ide tersebut memungkinkan  dan fungsinya nyata maka ide tersebut dapat diwujudkan kedalam kenyataan.

Emosi secara umum memiliki arti proses fisik dan psikis yang kompleks yang dapat muncul dengan tiba-tiba atau spontan di luar kesadaran. 

Ingatan emosi adalah salah satu perangkat pemeran untuk bisa mengungkapkan atau melakukan hal-hal yang berbeda diluar dirinya (Suyatna Ainun, 1998, hal 86). Sumber dari ingatan emosi adalah kajian pada ingatan diri sendiri dan kajian sumber motivasi atau lingkungan motivasi yang dapat kita amati. 

Ingatan emosi berfungsi untuk mengisi emosi peran yang dimainkan. Seorang pemeran harus mengingat-ingat segala emosi yang terekam dalam sejarah hidupnya, baik itu merupakan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang kita rekam. Dengan ingatan emosi isi maka kita dapat dengan mudah memanggil kembali jika kita perlukan pada saat memainkan peran tertentu.

Emosi adalah segala aktifitas yang mengekspresikan kondisi terkini dari organisme manusia dan ditujukan ke arah dunia luar. Emosi timbul secara otomatis dan terikat dengan aksi yang dihasilkan dari konfrontasi manusia dengan dunianya. Pemeran tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul dengan sendirinya lantaran keterlibatannya dalan memainkan peran sesuai dengan naskah.

Demikian ulasan singakat diatas semoga bermanfaat.

Sumber : Sini Budaya-KEMENDIKBUD-RI_Jakarta,2018

Kontributor Naskah : Milasari dkk.

Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud