Mengapa tujuan penelitian memegang peranan penting dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena salah satu ciri dari penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan metode merupakan syarat yang penting agar mendapatkan hasil yang optimal. Jadi, untuk menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus terampil dan tepat dalam memilih metode penelitian.

A. Metode Penelitian Metode

penelitian

mengumpulkan

data

merupakan dengan

cara tujuan

ilmiah

yang

tertentu.

digunakan

Penggunaan

untuk metode

dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki bukti ilmiah yang akurat dan dapat dipercaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental. Menurut Sugiyono (2012:82) “Rancangan pre-eksperimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen”. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random).

71

B. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group PretestPosttest Design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Desain one group pre-test and post-test design adalah suatu teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah pemberian perlakuan” (Sugiyono,2010:74).

Dalam desain ini dilakukan dua kali

pengukuran, pengukuran pertama dilakukan sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dan pengukuran kedua dilakukan setelah diberi layanan bimbingan kelompok. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

O1

O2

X

Gambar 3.1 Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2010:74) Keterangan : O1:

Skala yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

X:

Perlakuan/treatment

yang

diberikan

(pelaksanaan

layanan

bimbingan kelompok kepada siswa kelas VIII yang memiliki motivasi belajar rendah di SMP Negeri 2 Tanjung Bintang O2 :

Skala yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk melihat peningkatan motivasi belajar sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan skala pengukuran yang pertama.

72

C. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah. Subyek penelitian ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 yang memiliki motivasi belajar rendah. Karena penelitian ini akan melihat peningkatan motivasi belajar siswa, maka yang dijadikan subjek adalah siswa yang motivasi belajarnya rendah. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa rendah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, dan dari hasil proses bimbingan kelompok ini tidak dapat digeneralisasikan antara subyek yang satu tidak dapat mewakili subyek yang lain karena setiap individu berbeda. Langkah awal untuk mendapatkan subjek penelitian adalah peneliti melakukan pretest dengan menggunakan skala motivasi belajar kepada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Tanjung Bintang yang berjumlah 35 siswa. Setelah dilakukan pretest, didapat 8 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian karena berdasarkan hasil pretest, 8 siswa tersebut memiliki skor motivasi belajar yang rendah.

73

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:61) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 161) “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, variabel juga merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen), yaitu:

a. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

b. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini yaitu layanan bimbingan kelompok.

Treatment layanan bimbingan kelompok disini diharapkan dapat menjadi sebab perubahan motivasi belajar (variabel terikat), perubahan yang dimaksud adalah peningkatan motivasi belajar yang dimiliki subjek penelitian.

74

2. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap variabel-variabel penelitian. Selain itu, definisi operasional berisi pengertian dari variabel yang akan dikembangkan. Definisi operasional variabel juga merupakan uraian yang berisikan sejumlah indikator-indiktor yang dapat diamati dan diukur untuk mengindentifikasikan variabel yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.

Definisi opersional motivasi belajar dalam penelitian ini adalah daya penggerak dari dalam diri individu yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar tersebut serta memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu dapat tercapai. Indikator individu yang memiliki motivasi belajar yang tinggi yaitu; tekun menghadapi tugas atau bersemangat dalam mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan atau tidak lekas putus asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah belajar, mampu bekerja mandiri atau yakin akan kemampuan dirinya sendiri, tidak cepat

bosan pada tugas-tugas

yang rutin, dapat

mempertahankan pendapatnya jika sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

75

Layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada beberapa siswa dalam situasi kelompok. Bantuan yang dilakukan berupa pemberian informasi yang ditujukan untuk siswa, agar mereka mampu menyusun rencana dan membuat keputusan yang tepat dalam hidupnya. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok ini bertujukan untuk membantu dan memecahkan masalah anggota kelompok (siswa) yang memiliki motivasi belajar rendah, serta mengembangkan potensi siswa dalam belajar sehingga dengan diberikan layanan bimbingan kelompok diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

E. Langkah-Langkah Penelitian Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka disusun langkah-langkah penelitian secara sistematis sebagai berikut: 1. Melakukan orientasi

sekolah. orientasi disini dimaksudkan untuk

memudahkan peneliti beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan mendapatkn informasi yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan penelitian. 2. Membuat instrumen penelitian. 3. Mengujicobakan instrumen pada kelas yang tidak diteliti. 4. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen. 5. Melakukan perbaikan instrumen. 6. Melakukan pretest. 7. Mengolah data hasil pretest untuk mendapatkan subjek penelitian. 8. Memberikan pemahaman tentang layanan bimbingan kelompok yang akan diberikan kepada subjek penelitian, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan persepsi tentang layanan yang akan dilakukan.

76

9. Melakukan layanan bimbingan kelompok kepada subjek penelitian sebanyak tiga kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan membahas tema umum dan tema khusus mengenai motivasi beajar yang berbeda dalam setiap pertemuannya. 10. Melakukan posttest kepada untuk melihat ketercapaian tujuan penelitian. 11. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk memperoleh data yang sejelas-jelasnya. Menurut Arikunto (2006:126), metode pengumpulan data ialah “cara memperoleh data.” Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan 1(satu) metode pokok untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen berupa skala psikologis dalam hal ini skala motivasi belajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga layak digunakan dalam penelitian ini.

1. Skala Motivasi Belajar Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologis. Skala psikologis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut afektif atau aspek-aspek kejiwaan. Seperti diungkapkan oleh Azwar (2009) “skala psikologis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut afektif atau aspek-aspek kejiwaan.” Dalam penelitian ini, metode pokok pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah skala motivasi belajar.

77

Motivasi merupakan aspek psikologis dalam belajar, oleh karena itu peneliti disini menggunakan

skala motivasi belajar, skala ini disusun

menggunakan jenis atau model skala Likert. “Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunkan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset atau penelitian” (Arikunto, 2006:128). Dalam penusunan Skala Likert ada prosedur yang harus dilalui. Prosedur dalam penyusunan skala Likert menurut Nazir (2009: 339) adalah sebagai berikut : a. peneliti mengumpulkan aitem-aitem yang cukup banyak dan relevan dengan masalah yang sedang diteliti b. item-item tersebut diujikan kepada sekelompok responden yang cukup responsif dari populasi yang ingin diteliti c. responden diminta untuk mengisi item pernyataan sesuai dengan keadaan yang paling mewakili dirinya (apakah mereka menyukai (+) atau tidak menyukai (-) aitem-aitem yang tersedia. Responsi tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyukai diberikan skor tinggi dan sebaliknya. d. total skor dari masing-masing responden adalah penjumlahan dari skor masing-masing item responden tersebut e. responden dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total untuk respon upper dan lower dianalisa untuk melihat sampai berapa jauh tiap item itu berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan korelasi dengan skor total tidak dipakai

Berdasarkan uraian Nazir, maka skala motivasi belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini akan

menyediakan

lima alternatif

jawaban, yaitu Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (KK), Tidak sesuai (TS), Sangat tidak sesuai (STS). Skala ini terdiri dari pernyataan yang menyenangkan (favorable) dan tidak menyenangkan (unfavorable).

78

Dalam penelitian ini subjek akan menerima berbagai pernyataan yang mendukung sikap (favorable) dan pernyataan yang tidak mendukung sikap (unfavorable). Pola pemberian skor pada seetiap pilihan jawaban aitem disusun secara bertingkat dengan memperhatikan jenis aitem tersebut favorabel atau unfavorabel. Untuk memperjelas pola skors alternatif jawaban pada skala Likert nampak pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Skoring Pada Alternatif Jawaban Skala NO

1. 2.

Pernyataan

Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Raguragu (R)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

Kriteria skala motivasi belajar siswa dikategorikan menjadi 3 yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengkategorikannya, terlebih dahulu ditentukan besarnya interval dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan

: : interval : nilai tertinggi : nilai terendah : jumlah kategori

G. Pengujian Instrumen Penelitian Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh baik tidaknya instrumen yang digunakan, oleh karena itu hendaknya peneliti melakukan pengujian terhadap instrumen yang digunakan. Menurut Arikunto (2006 :156) “Syarat instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel”.

79

1. Uji Validitas Skala Motivasi Belajar “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”(Sugiyono, 2010 : 267). Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Azwar (2013 : 132) “Relevansi aitem dengan indikator keprilakuan dan dengan tujuan ukur sebenarnya sudah dapat dievaluasi lewat nalar dan akal sehat yang mampu menilai apakah isi skala memang mendukung konstruk teoritik yang diukur. Proses ini disebut dengan validitas logik sebagai bagian dari validitas isi.” Keputusan akal sehat mengenai keselarasan aitem dengan tujuan ukur skala tentunya tidak dapat didasarkan hanya pada penilaian penulis karena akan sangat mengandung unsur subyektifitas peneliti didalamnya. Seperti yang diungkapkan Azwar (2013 : 132) “Selain didasarkan pada penilaian penulis, juga memerlukan kesepakatan penilaian dari beberapa penilai yang kompeten (expert judgement).” Dalam penelitian ini, para ahli yang diminta pendapatnya adalah dosendosen bimbingan dan konseling di Universitas Lampung. Uji ahli instrument ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara aitem-aitem pernyataan baik dari segi content maupun redaksional setiap item. Selanjutnya hasil pertimbangan uji ahli tersebut dijadikan landasan dalam penyempurnaan instrumen yang disusun oleh penulis.

80

Berdasarkan hasil dari uji ahli skala motivasi belajar menerangkan bahwa tidak adanya penilaian “Kurang Tepat” dan “Tidak Tepat” setelah dilakukan perbaikan. Deskriptor dan indikator dalam instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun pernyataanpernyataan tentang motivasi belajar. Setelah dilakukan Judgement expert, peneliti menganaliisis hasil judgemnt expert menggunakan Koefisien validitas isi Aiken’s V. Menurut Azwar (2013 : 134) “Aiken telah merumuskan formula Aiken’s V untuk menghitung Content Validity Coefficient yang didasarkan pada penilaian panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem mengenai sejauh mana aitem tersebut mewakili konstruk yang diukur.” Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka antara 1 (sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan ) sampai 4 (sangat mewakili atau sangat relevan). Berikut adalah formula dari Aiken’s V dalam Azwar (2013:134):

V = ∑ S / [n(c-1)] n lo c r s

: Jumlah panel penilai (expert) : Angka Penilaian Validitas Terendah (dalam hal ini = 1) : Angka Penilaian Validitas Tertinggi (dalam hal ini = 4) : Angka Yang Diberikan Seorang Penilai : r – lo

Kriteria validitas isi : 0,8 - 1,000 0,6 - 0,799 0,4 - 0,599 0,2 - 0,399 < 0,200

: sangat tinggi : tinggi : cukup tinggi : rendah : sangat rendah

Koestoro & Basrowi (2006:244)

81

Berdasarkan hasil uji ahli (judgement exvtert) yang dilakukan oleh 3 dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung (Lampiran 3) koefisien validitas isi Aiken’s V dari 62 item adalah ada pada rentang 0,667 sampai dengan 0,889, berkaidah keputusan tinggi dan sangat tinggi. Dengan demikian, koefisien validitas skala motivasi belajar ini dapat memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas Skala Motivasi Belajar Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama” (Sugiyono, 2010 : 267).

Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala motivasi belajar. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan secara internal consistency.

“Pengujian reliabilitas secara internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian setelah data diperoleh selanjutnya dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument” (Sugiyono, 2010 : 131).

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian dan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan rumus koefisien Alpha dari Crombach dengan rumus sebagai berikut:

82

2  k   b  rtt   1  k  1  12    

Keterangan:

rtt

= Nilai reliabilitas

12

= Varians total

k

= Jumlah item

Σ b = Jumlah varians butir (Arikunto, 2002:171) 2

Menurut Koestoro dan Basrowi (2006: 244) untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria reliabilitas sebagai berikut: 0,8 – 1,000 = sangat tinggi 0,6 – 0,799 = tinggi 0,4 – 0,599 = cukup tinggi 0,2 – 0,399 = rendah < 0,200 = sangat rendah Uji reliabilitas skala motivasi belajar ini dilakukan terhadap 62 item. Setelah dilakukan uji coba reliabilitas instrumen penelitian pada tanggal 16 Juni 2014 terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Punggur, diperoleh hasil perhitungan koefisien reliabilitas instrumen penelitian ini adalah 0,966. Berdasarkan kriteria reliabilitas, maka tingkat reliabilitas skala motivasi belajar ini dikategorikan sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen skala motivasi belajar ini dapat digunakan untuk penelitian ini.

H. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka dapat membuktikan hipotesis, Arikunto (2006) menyatakan bahwa “penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatu perlakuan, yaitu mencoba sesuatu lalu dicermati akibat dari perlakuan tersebut”.

83

Subjek penelitian ini kurang dari 25 orang, maka distribusi datanya dianggap tidak normal (Sudjana, 2002:93). Karena data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data ordinal, maka analisis statistik yang digunakan adalah nonparametrik. Maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon

Match

Pairs

Test

dengan

menggunakan

penghitungan

komputerisasi program SPSS-17. Adapun rumus uji Wilcoxon ini menurut Sugiyono (2010: 242-243) adalah sebagai berikut :

z = T-µT /σT Keterangan :

T = jumlah rank dengan tanda paling kecil µ T = n(n+1)/4 dan σT = √n(n+1)(2n+1)/24

Menurut Sugiyono (2010: 241) pengambilan keputusan dapat didasarkan pada hasil uji z, yaitu:

Jika statistik hitung (angka z output) > statistik tabel (tabel z), maka H0 diterima (dengan taraf signifikansi 5%) Jika statistik hitung (angka z output) < statsitik tabel (tabel z), maka H 0 ditolak (dengan taraf signifikansi 5%).

Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Z output = -2,524 dan Z tabel = 1,645. Maka dari hasil pengambilan keputusan diatas apabila Z output < Z tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.