Mengapa ucapan dan perbuatan nabi yahya selalu diikuti kaumnya

C. Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakaria a.s. Nabi Yahya a.s. adalah seorang yang bertakwa. Beliau adalah seseorang yang cerdik pandai, berpikiran tajam sejak ia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Di samping itu, Nabi Yahya a.s. terkenal sebagai seorang nabi yang teguh pendirian dalam berdakwah. Sebagai contoh Nabi Yahya a.s. tetap menyampaikan larangan Allah Swt kepada Raja Hirodus yang ingin menikahi anak tirinya, Herodia. Nabi Yahya a.s.  tidak menghiraukan ancaman raja demi untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan. Bersama Nabi Zakaria (ayahnya), Nabi Yahya a.s. berdakwah menyebarkan agama tauhid kepada umatnya, sehingga mereka  terpelihara. Berdasarkan kisah Nabi Yahya a.s. di atas, kita dapat mengambil suri teladan, yaitu kita harus memiliki sikap yang tegas untuk mengatakan yang benar itu adalah benar dan yang salah tetaplah salah, seperti penolakan Nabi Yahya a.s. terhadap rencana pernikahan Raja Hirodus dengan putri tirinya yang bernama Herodia. Ucapan dan perbuatan Nabi Yahya a.s. selalu diikuti karena beliau menjadi panutan atau suri teladan masyarakat saat itu. Selain itu, sikap hormat Yahya kepada orang tua dan taat beribadah kepada Allah Swt. menjadi teladan bagi siapa pun juga. Apalagi ayah beliau Nabi Zakaria a.s. merupakan sosok yang takwa kepada Allah Swt.

Oleh sebab itu, walaupun kita hidup di zaman Nabi Muhammad saw., tetapi perilaku Nabi Yahya a.s. dapat kita jadikan teladan, seperti hormat kepada orang tua, pemberani, dan teguh pendirian.

Ilustrasi kisah Nabi Yahya as. (Foto: AFP)

Kastolani Jumat, 22 Mei 2020 - 05:32:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah Nabi Yahya alaihi salam (as) merupakan putra Nabi Zakariya as yang dinanti-nantikan kehadirannya untuk meneruskan risalah Allah SWT. Saat itu, usia Nabi Zakarya sudah sepuh dan istrinya dalam keadaan mandul.

Setiap saat, Nabi Zakariya berdoa kepada Allah agar dikaruniai seorang anak. Berpuluh-puluh tahun doa itu tidak pernah terjawab.

BACA JUGA:
Kisah Nabi Ilyas AS yang Didustakan Kaum Bani Israil

Rois Syuriah PCINU Australia-New Zealand, Prof Nadirsyah Hosen mengatakan, ketika Nabi Zakariya berdo'a kepada Tuhan untuk diberikan anak, Tuhan kemudian menjawab doanya (QS Maryam:7) dan mengatakan bahwa anak itu diberi nama Yahya, serta "lam naj'al lahu min qablu samiyyan".

Artinya, menurut satu riwayat, "dan belum pernah kami jadikan sebelumnya yang bernama seperti dia (Yahya)" dan menurut riwayat lain diartikan "dan belum pernah kami ciptakan yang seperti dia (secara umum, bukan hanya namanya saja)".

BACA JUGA:
Kisah Nabi Hud as dan Kaum 'Aad yang Diazab Angin Kencang

Sampai di sini sudah terlihat keistimewaan Nabi Yahya. Nabi Zakariya (seperti juga Nabi Ibrahim) boleh jadi menunggu puluhan tahun akan kelahiran anaknya. Namun begitu Allah mengabulkan doanya, anak yg lahir bukan sembarang anak.

Keistimewaan Yahya berikutnya, dia telah diberi hikmah (sebagian ulama mengartikannya dengan kenabian) sejak masih anak-anak (QS Surat Maryam:13).

يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ

Artinya: Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. (QS. Maryam: 12)

Yakni pelajarilah kitab Taurat itu dengan segenap kemampuanmu dan sungguh-sungguh. Yang dimaksud dengan hikmah ialah pemahaman, ilmu, kesungguhan, tekad, dan suka kepada kebaikan serta menekuninya dengan segala kemampuannya, sedangkan saat itu ia masih kanak-kanak.

Abdullah ibnul Mubarak mengatakan bahwa Mamar telah mengatakan bahwa anak-anak berkata kepada Yahya ibnu Zakaria," Marilah kita main-main, hai Yahya!" Yahya menjawab, "Kita diciptakan bukan untuk main-main."

Keistimewaan lainnya ada pada QS Maryam:15. Allah berfirman:

وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا

"Kesejahteraan atas Yahya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia wafat dan pada hari ia dibangkitkan".

Ini mirip dengan ucapan Nabi Isa dalam QS Maryam: 33 yang berkata,

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا

"Semoga kesejahteraan tercurah atasku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku wafat dan pada hari aku dilahirkan." Perbedaan antara dua kalimat ini terekam dalam satu riwayat yang menceritakan dialog Nabi Isa dan Nabi Yahya.

Keistimewaan Yahya lainnya adalah seperti dalam satu riwayat (lihat Tafsir At-Thabari), Nabi Muhammad bersabda, "Setiap anak Adam memiliki dosa di hari akhir nanti kecuali Yahya bin Zakariya."

Kontroversi terjadi mengenai riwayat ini karena dalam lanjutan hadis ini Nabi merujuk kepada kemampuan Yahya sebagai seorang 'lelaki'. Sebagian ulama mengatakan tidak ada dosa pada Yahya itu artinya dia tdk punya hasrat kepada lawan jenis atau dia tidak punya kemampuan untuk itu.

Yang mengejutkan adalah Yahya mati muda di tangan penguasa zalim yakni Raja Herodus yang berkuasa saat itu.

Nabi Yahya 'alaih asholatu wa as-salam dibunuh karena menolak cinta seorang wanita putri raja dan wanita tersebut menginginkan kematian Baginda Nabi Yahya setelah cintanya ditolak. Setelah sang raja membunuh Nabi Yahya dan menghadiahkan kepalanya kepada sang putri maka Allah menenggelamkan mereka dan keluarga mereka kedalam tanah dan rakyatpun bilang:

"Tuhannya Nabi Zakariya telah murka kepada raja kita, mari kita bunuh si Zakariya", merekapun (bani Isroil) berduyun-duyun mencari Nabi Zakariya 'alaih ash-sholatu wa as-salam namun tak ketemu, Iblispun turun tangan menunjukkan keberadaan Nabi Zakariya yang masuk pohon agar mereka dapat membunuhnya, mereka ingin membakar pohon itu namun Iblis menasehati mereka agar mereka membelahnya dengan gergaji, maka terbelahlah pohon dan jasad mulia Nabi Zakariya namun beliau tidak merasakan sakit.

Penjelasan tentang sebab dibunuhnya Nabi Yahya 'alaih as-salam / al-Bidayah wa an-Nihayah :

Sebagian mufassir menyatakan bahwa Yahya mati dibunuh atas perintah Kaisar Herodes. Kaisar yang lalim ini ingin menikahi anak tirinya sendiri. Yahya yang memegang teguh hukum Taurat menyatakan bahwa pernikahan tersebut terlarang. Kaisar Herodes haram menikahi anak tirinya sendiri. Kaisar murka lalu memerintahkan kepada prajuritnya untuk menangkap dan memenjarakan Yahya.

Mereka memaksa Yahya merobah fatwanya. Tetapi Yahya tetap teguh dengan pendiriannya. Akhirnya pernikahan itu tidak bisa dicegah. Isteri muda Kaisar tersebut menyatakan kepada Kaisar, jika dia benar-benar mencintainya, Kaisar harus bisa memenuhi permintaannya. Tentu saja Kaisa menyanggupinya dengan segala senang hati. Di luar dugaan, isteri muda Kaisar itu minta diberi hadiah kepala Yahya.

Segera para algojo diperintahkan untuk memenggal kepada Yahya dan mempersembahkannya kepada isterinya yang sadis dan kejam tersebut. Cerita tersebut  juga dikutip oleh Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (XVI: 16).

Ada juga ulama yang menyatakan bahwa kematian Yahya sebagai syahid diisyaratkan dalam ungkapan hayyan pada ujung ayat 15 Surat Maryam yang sudah dikutip sebelumnya. Ungkapan itu mengisyarakan tentang kematianYahya  di dunia sebagai orang yang terbunuh dan syahid. Ini karena para syuhada tidak mati tetapi tetap hidup sebagaimana ditegaskan dalam Surat Ali Imran ayat 169. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (Q. S. Ali Imran 3: 169)

Pandangan ini dibantah oleh M. Quraish Shihab karena pada Surat Maryam ayat 33, Nabi Isa AS juga dinyatakan dibangkitkan hidup kembali. Juga dengan kata hayyan diujung ayat seperti pada kasus Yahya. Padahal tidak ada seorang Muslim pun yang percaya bahwa Nabi Isa mati terbunuh sebagaimana halnya Nabi Yahya. (Tafsir Al-Mishbah 8: 162)

Wallahu A’lam.

(Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB, suaramuhammadiyah)


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : sejarah islam Kisah Nabi Nabi Yahya as Raja herodus doa

Makam Nabi Yahya di Masjid Umayad Damaskus. ©REUTERS

JABAR | 16 Mei 2020 06:00 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Sejak masa kelahirannya, kehidupan Nabi Yahya a.s. tidak pernah sepi dengan kejadian yang menggetarkan iman. Beliau lahir di saat usia ayahnya (Nabi Zakaria) berusia lanjut (sehingga tampak seakan-akan Allah memang tidak akan mengaruniakan keturunan kepadanya).

Nabi Yahya lahir di tengah masyarakat yang terbagi dua kelompok besar, masyarakat yang memanfaatkan keadaan untuk memuaskan hawa nafsu. Juga, masyarakat yang merindukan juru selamat yang akan membawa masyarakat kepada kehidupan sejahtera dalam penghambaan kepada-Nya semata).

Nabi Yahya selama hidupnya tidak pernah berbuat salah, banyak berbakti dan berbuat baik terhadap kedua orang tuanya, tidak keras dan takabur. Beliau seorang yang tawadu dan lemah lembut, diberi penghormatan dan keselamatan oleh Allah SWT, serta dihindarkan dari bahaya dan penyakit.

Pada waktu lahir, wafat dan hari kiamat, beliau dibangkitkan kembali dengan kemuliaan di hadapan Tuhannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qu'an:

“Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam/19: 14-15)

Untuk mengetahui lebih lanjuti mengenai kisah Nabi Yahya berikut ini telah dirangkum merdeka.com melalui berbagai sumber.

2 dari 4 halaman

Allah mengaruniakan sifat penyayang (al-hanan) kepada Yahya a.s. sejak usia remaja Al-Hanan adalah kecintaan mendalam terhadap pihak lain yang muncul bukan karena belas kasih semata namun karena kedalaman ilmu dan pemahaman (bahwa segala sesuatu Allah ciptakan tidak sia-sia).

Melalui karakter al-hanan ini, Yahya remaja tumbuh kembang menjadi pribadi yang fokus dan maksimal menjalankan tugas penghambaan (karena sadar atas kedudukan diri di hadapan Allah sebagai hamba-Nya), zuhud atas dunia (karena sadar bahwa dunia bersifat fana dan hanya menjadi tempat singgah sementara), dan peduli (karena yakin bahwa manusia adalah wakil Allah yang harus mengelola dan memakmurkan bumi sesuai kehendak-Nya).

3 dari 4 halaman

Yahya remaja mengungkapkan rasa sayang kepada seluruh makhluk-Nya. Ia tidak hanya mencintai sesama manusia. Bahkan burung-burung, gunung, gurun, dan binatang buas sekalipun ia sayangi tak terkecuali.

Yahya remaja menyadari bahwa seluruh ciptaan Allah telah ditetapkan guna dan manfaatnya bagi kehidupan manusia yang harus digali dan diketahui manusia agar bisa memaksimalkannya seoptimal mungkin.

4 dari 4 halaman

Yahya adalah seorang Nabi yang menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya mengungkapkan rasa cintanya kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia, burung-burung, binatang buas, bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau berusaha mempertahankan kebenaran yang disampaikannya di istana raja yang lalim.

Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari pelacur. Para ulama banyak menyebutkan keutamaan Yahya. Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu (anak bibinya).

Ada hadist yang meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari. Lalu Isa berkata kepada Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya. Sesungguhnya engkau lebih baik daripada aku. Yahya berkata: “Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih baik daripada aku.” Isa berkata:

“Tidak, engkaulah yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam kepadaku sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu.” Kisah tersebut menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S”WT menyampaikan salam kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada hari ia dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup.

(mdk/nof)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA