Merancang Informasi tujuan dan Esensi dalam karya ilmiah brainly

KARYA ILMIAH

Daftar Isi :

  1. Mengidentifikasi Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya Ilmiah
  2. Merancang Informasi, Tujuan, dan Esensi dalam Karya Ilmiah
  3. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah
  4. Mengkonstruksi Sebuah Karya Ilmiah
 

A. Mengidentifikasi Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya Ilmiah

Karya tulis adalah karangan atau tulisan yang disusun secara sistematis berdasarkan pola penalaran ilmiah dan ilmu pengetahuan tertentu. Karya ilmiah harus bersifat logis, objektif, sistematis, dan jelas.


  1. Logis artinya karya tulis tersebut dapat diterima oleh akal/pikiran dan dapat dibuktikan dengan terapan ilmu pengetahuan.
  2. Objektif, artinya karya tulis tersebut sesuai dengan fakta, dijelaskan dengan keadaan yang sebenarnya, tidak dipengaruhi oleh subjektivitas pribadi.
  3. Sistematis, artinya disajikan dengan cara yang teratur sesuai dengan aturan penulisan.
  4. Jelas, artinya berbahasa lugas, efektif dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut.

1. Judul

Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Istilah hubungan disini tidak selalu mempunyai makna korelasional, kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian. Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, dengan menggunakan huruf kapital kecuali pada anak judulnya. Kedua, dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penghubung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di dari, dan ke huruf pertamanya tidak menggunakan huruf kapital.

Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apapun, termasuk titik ataupun koma.

2. Pendahuluan

Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian dan manfaat atau kegunaan penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional dan sistematika penulisan sebagai berikut :

  a. Latar belakang masalah

Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas baik itu dari segi pengembangan ilmu kemasyarakatan ataupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.

  b. Perumusan masalah

Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana Berangkat dari pertanyaan itulah penulis menganggap perlu untuk melakukan langkah-langkah pemecahan misalnya melalui penelitian Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya Ilmiah tersebut.

  c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)

Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan karya ilmiah tersebut berdasarkan masalah yang telah dirumuskan Dengan demikian tujuan harus sesuai dengan masalah pada karya ilmiah itu.

  d. Manfaat

Perlu diyakinkan pula kepada pembaca tentang manfaat atau kegunaan dan penulisan karya ilmiah Misalnya untuk pengembangan suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga tertentu.

3. Kerangka Teoretis

Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan. Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian terhadap penelitian penelitian yang telah dilakukan para penulis terdahulu. Hal ini penting dilakukan guna menambah dan memperoleh wawasan atau pengetahuan baru, yang telah ada sebelumnya. Selain akan menghindari adanya duplikasi, langkah ini juga akan memberikan perspektif yang lebih jelas mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan ilmu secara keseluruhan.

4. Metodologi Penelitian

Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu dicantumkan pula bagian yang disebut dengan metode penelitian. Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai dengan pelaporannya.

5. Pembahasan

Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/ tujuan yang dikemukakan pada bab pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang, diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.

Pembahasan dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun data Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan Informasi lebih mudah dibaca dan disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik lebih sistematis dan lebih enak dibaca, mudah dipahami, serta lebih menarik daripada penyajian secara verbal.

6. Kesimpulan dan Saran

Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Simpulan merupakan bagian dari simpulan masalah (pendahuluan), kerangka teoretis yang tercakup di dalamnya, hipotesis, metodologi penelitian, dan temuan penelitian. Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan berbagai unsur penelitian secara menyeluruh. Untuk itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur tersebut dengan meletakkannya dalam kerangka pikir yang mengarah kepada simpulan. Berdasarkan hal tersebut, seorang peneliti harus pula melihat berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan yang bersifat praktis dalam penyusunan kebijakan. Hal-hal tersebut kemudian dituangkan ke dalam bagian yang disebut rekomendasi atau saran-saran.

7. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah, baik sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum di dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah dua spasi. Susunan penulisan daftar pustaka: nama yang disusun dibalik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.

B. Merancang Informasi, Tujuan, dan Esensi dalam Karya ilmiah

Tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk mempublikasikan suatu ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Salah satu forum yang sering dijadikan tempat untuk tujuan itu adalah diskusi. Dalam forum itulah berbagai hal tentang karya ilmiah itu dibahas secara bersama-sama. Melalui forum itu pula kita dapat memperoleh informasi informasi penting dari suatu karya ilmiah secara terbuka;  disertai berbagai informasi dan tanggapan sebagai pelengkap dari peserta diskusi lainnya.

Dalam diskusi seperti itu sering terlontar banyak gagasan penting. Selepas pembicara menyampaikan karya ilmiahnya, sesi berikutnya adalah forum tanya jawab. Dalam sesi ini para peserta menyampaikan sejumlah tanggapan kepada pembicara. Tanggapan itu bisa berupa pertanyaan, sanggahan, kritik, atau saran.

C. Menganalisis Sistematika dan kebahasaan Karya ilmiah

Pada dasarnya makalah terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh dan pelengkap. Bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.

Telah kita pelajari pada materi terdahulu bahwa salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat objektif. Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda dengan teks lain yang bersifat non ilmiah, semacam novel ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia, kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.

Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda. Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan itu harus reproduktif. Artinya, apabila penulis menyampaikan informasi, misalnya yang bermakna-X, pembacanya pun harus memahami informasi itu dengan makna X pula. Informasi X yang dibaca harus merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi X yang ditulis. Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan secara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan definisi atau batasan dari kata-kata atau istilah-istilah yang digunakan. Misalnya, jika dalam karya itu digunakan kata seperti frasa atau klausa, maka penulis itu harus terlebih dahulu menjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan yang lebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnya pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata itu.

Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep awalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan.

Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.

D. Mengonstruksi Sebuah Karya ilmiah

Makalah merupakan karya ilmiah yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah seperti simposium, seminar, atau lokakarya Makalah memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

  1. Merupakan hasil kajian literatur atau laporan pengamatan dan penelitian.
  2. Menampilkan sejauh mana pemahaman penulis terhadap permasalahan yang dibahas.
  3. Menampilkan kemampuan meramu berbagai sumber informasi ke dalam sebuah karya tulis yang utuh.

Makalah terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan daftar pustaka, yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, ataupun laman dari internet Urutan penulisan daftar pustaka yang sering digunakan adalah nama pengarang tahun terbit, judul buku, catatan edisi, kota penerbit, dan nama penerbit.

Mengenai nama pengarang, dalam daftar pustaka ketentuan penulisannya meliputi berikut ini.

  1. Ditulis secara alfabetis.
  2. Ditulis dengan urutan dibalik. Jika buku disusun oleh suatu lembaga, maka nama lembaga itu dipakai sebagai pengganti nama pengarang.
  3. Jika penulisnya dua orang, hanya penulis pertama yang penulisannya dibalik.
  4. Penulis yang terdiri lebih dari dua orang, hanya penulis pertama yang ditulis dan nama lain diganti et.all (dkk),
  5. Referensi yang berupa artikel dari koran, majalah, atau tabloid ditulis dengan tanda kutip.
  6. Referensi yang berupa karya terjemahan, pengarang dan judul asli perlu dicantumkan.

  • Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.

  1. Menentukan topik

Langkah awal menulis sebuah karya ilmiah adalah menentukan topik. Langkah awal itu lebih tepatnya disebut sebagai penentuan masalah apabila karya ilmiah yang akan ditulis itu berupa laporan hasil penelitian. Baik itu berupa topik ataupun rumusan masalah, hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah topik/masalah itu haruslah:

a. Menarik perhatian penulis

b. Dikuasai penulis

c. Menarik dan aktual, serta

d. Ruang lingkupnya terbatas.

  2. Membuat kerangka tulisan

Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan tulisan tersusun secara lebih sistematis. Langkah ini juga sangat membantu penelusuran sumber-sumber yang diperlukan di dalam pengembangannya.

  3. Mengumpulkan bahan

Langkah ini sangat penting di dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Berbeda dengan menulis fiksi yang bisa saja berdasarkan imajinasi, karya ilmiah tidaklah demikian. Agar tulisan itu tidak kering, kita memerlukan sejumlah teori dan data yang mendukung terhadap topik itu. Bahan-bahan yang dimaksud dapat bersumber dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber lainnya. Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

  4. Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap

Kerangka yang telah dibuat, kita kembangkan berdasarkan teori dan data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Langkah pengembangan tersebut harus pula memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada penulisan karya ilmiah. Format kerangka karya tulis secara umum meliputi pendahuluan, pembahasan, dan penutup yang disertai kesimpulan serta saran.

a. Bagian pendahuluan biasanya memuat latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, rumusan masalah, identifikasi masalah, dan landasan teori.
b. Bagian pembahasan memuat gagasan-gagasan permasalahan yang hendak disampaikan. Dikemukakan pula masalah temuan-temuan dan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan.
c. Bagian penutup memuat secara singkat masalah-masalah penting dari pembahasan sebelumnya. Disertakan pula saran-saran dari penulis yang merupakan tindak lanjut dari penelitian tersebut.

Selain hal tersebut, masih pula ditambah daftar pustaka, kata pengantar, dan daftar isi.

Page 2

Beranda About Sitemap Contact Form Disclamer Privacy Policy

Beranda About Sitemap Contact Form Disclamer Privacy Policy

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA