Motif batik yang banyak mendapat pengaruh budaya Cina adalah

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by nawirforestry on Thu, 28 Apr 2022 05:57:02 +0700 with category Seni and was viewed by 345 other users

Bangsa Cina dikenal sebagai bangsa perantau. Mereka juga teguh dalam melestarikan adat budaya leluhurnya di tanah perantauan. Biasanya, di negeri perantauan mereka memadukan budaya mereka dengan budaya lokal sebagai bentuk akulturasi budaya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia, khususnya pada batik. Keturunan para perantau Cina di Indonesia, biasanya memproduksi batik untuk komunitas sendiri, kadang juga untuk kebutuhan pedagang. Batik produksi mereka yang disebut batik Pecinan. Jenis batik ini memiliki kekhasan warnanya cukup variatif dan cerah. Dalam selembar kain banyak menampilkan bermacam warna. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina seperti motif burung ong (merak) dan naga. Pola batik pecinan lebih halus dan rumit. Zaman dahulu batik pecinan yang berbentuk sarung dipadukan dengan kebaya encim sebagai busana khas para wanita keturunan Cina di Indonesia.Di Pekalongan yang terkenal memproduksi batik Pecinan salah satunya adalah Tan Tjie Hou.  Batik Belanda Pada zaman penjajahan Belanda tentunya banyak warga yang tinggal dan menetap di Indonesia. Mereka ternyata tertarik juga dengan budaya lokal. Akulturasi juga terjadi, seperti halnya masyarakat keturunan Cina, warga keturunan Belanda banyak juga yang memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri khas sendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa, seperti tulip atau tokoh-tohok dongeng yang terkenal di sana. Batik model ini sangat disukai di Eropa. Tokoh yang terkenal membuat batik Belanda di Pekalongan yaitu Van Zuylen dan J. Jans. Karya-karya batik mereka sempat mendominasi di abad ke-20.  Batik Coletan Di mana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat menggunakan sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga, warna-warna lain menggunakan colet.  Batik Kemodelan  Adalah batik-batik klasik baik itu dari Yogyakarta dan Solo, dibuat dengan komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern. Hal ini sangat populer di zaman Soekarno untuk membuat batik Yogyakarta dan Solo untuk ditambahi warna.  Batik Osdekan Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi terus ditimpa dengan warna lagi baik itu berupa warna tua, muda, atau warna lain. Hal ini membuat warna batik lebih hidup dan seperti ada bayang-bayang. Batik Modern Batik yang dalam prosesnya terutama dalam pewarnaan menggunakan sistem baru yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain, baik berupa gradasi, urat kayu, maupun rintang broklat. Motif-motif ini adalah motif baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas batik ini populer di era tahun 1980-an.  Batik KontemporerSuatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik.  Batik CapBatik yang pembuatannya menggunakan alat berbentuk cap (stamp), baik itu proses coletan keliran. Batik Rifa'iyah Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif-motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya. Sesuai hal itu corak dalam batik Rifa'iyah terutama yang mengenai motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Karena dalam ajaran Islam semua wujud binatang sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik jenis ini. Batik Pengaruh Kraton Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri khas dari batik Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya kraton yang biasanya dipakai yaitu semen, cuwiri, parang, dan lain-lain. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaannya dengan gaya Pekalongan, sehingga lebih unik dan menarik. Perlu diketahui bahwa gaya Pekalongan adalah gaya pesisiran jadi lebih bebas dan banyak mendapat berbagai pengaruh dari luar.

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

YOGYA, KRJOGJA.com – Budaya Tionghoa ternyata mempengaruhi corak ragam motif batik yang sudah digunakan oleh sebagian besar penduduk dunia. Termasuk Indonesia sehingga masyarakat harus memahami bahwa batik bukan berasal dari satu etnis saja.

"Sebenarnya untuk memperkaya pengetahuan masyarakat, bahwa tionghoa juga mempunyai pengaruh di dalam motif-motif batik di Indonesia," kata Koordinator Acara Drg Handoko setiawan, Kamis (14/02/19) di Hartono Mall Yogyakarta disela diskusi yang diadakan Paguyuban pecinta batik Indonesia Sekar Jagad mengenai pengaruh budaya tionghoa terhadap batik nusantara.

Handoko mengatakan bukti bahwa budaya tionghoa pengaruh batik adalah dapat dilihat dari motif yang sudah banyak berkembang dipakai seperti  motif burung, kupu-kupu hingga naga. Pada perkembangannya, batik China menampakkan pola-pola yang lebih beragam, antara lainpola dengan pengaruh ragam hias batik kraton. 

"Daerah perkembangan batik China meliputi daerah pesisir ataupun pedalaman dengan nuansa yang dipengaruhi lingkungan. Daerah tersebut adalah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Demak, dan Kudus yang saat ini batik tersebut sudah dikenal dipasaran," tandasnya.

Sementara itu, Ketua III Paguyuban sekaligus desainer Afif Syakur mengakui semua lapisan masyarkat di seluruh Indonesia memiliki pengaruh terhadap motif batik, sehingga masyarakat harus paham bahwa batik tidak hanya dilihat dari pemahaman kasat mata saja. 

Afif juga mengatakan batik akan selalu berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan yang ada khususnya masyarakat Yogyakarta. Bahkan, batik yang berkembang di Indonesia  perpaduan semua tangan manusia dari berbagai etnis dan dikembangkan terus menurus oleh pelaku budayanya. "Unesco mengakui, bahwa Jogja dinyatakan dengan kota batik dunia dan sudah melekat di masyarakat," tutur Afif.  (Evi Nur Afiah)

Motif batik yang banyak mendapat pengaruh budaya Cina adalah
Ilustrasi batik. - Bisnis Indonesia/Rachman

 Harianjogja.com, JOGJA—Budaya dari luar termasuk Tionghoa turut memengaruhi corak motif batik yang ada di Indonesia.

 Peneliti Batik dari DIY, Sardi mengatakan ada beberapa pengaruh dari negara lain yang masuk di Indonesia, mulai dari India, Jepang, Tiongkok dan beberapa negara lainnya. “Kalau Tiongkok punya ciri khas dari warnanya yang cerah, motif burung phoenix, kupu-kupu dan apa yang ada budaya disana,” kata Sardi, Rabu (2/10).

Ia mengatakan tren pasar saat ini juga terus berkembang sehingga berbagai motif baru pun bermunculan. Termasuk pengembangan teknologinya. “Untuk yang tradisi sudah ada memang harus dipertahankan, tetapi kalau inovasi kan tidak bisa dibendung juga,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknik, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) JogjaHeri Pramono mengatakan motif batik itu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan. “Di Jogja sendiri saat ini tidak hanya motif asli Jogja. Kemudian di Lasem [Rembang, Jawa Tengah] hampir sebagian besar desain dari Tiongkok sehingga warna berpengaruh. Terkait dengan batik di Pekalongan, Jawa Tengah juga sama. Batik di sana berkembang di daerah pesisir, banyak pendatang dari Tiongkok membawa budaya mereka,” ujarnya.

Dia berharap batik-batik Nusantara tetap lestari, di tengah semakin berkembangnya motif batik dari waktu ke waktu. Termasuk ia berharap anak muda dapat menghilangkan stigma batik hanya untuk orang tua.

 Serba-Serbi Batik Encim

  • Batik encim merupakan akulturasi budaya, Indonesia, Belanda dan Tionghoa.
  • Motif khas batik encim berupa buket bunga yang dikelilingi kupu-kupu dan burung.
  • Jenis buket bunga biasanya soka, mawar, anyeli, dan magnolia.
  • Buket bunga dari kata bouqet merupakan serapan dari bahasa Belanda.
  • Motif kupu-kupu dan burung yang mengelilingi bunga merupakan pengaruh Tionghoa.
  • Batik encim dikenal sebagai batik Tionghoa peranakan bergaya Belanda.
  • Dulu batik ini banyak dipakai perempuan peranakan Tionghoa.
  • Encim diserap dari bahasa Hokian , yaitu cici untuk menyebut kakak perempuan.
  • Latar batik encim biasanya polos, jika ada motif kecil disebut tanahan.
  • Batik encim umumnya diproduksi dengan teknik cap dengan pewarnaan colet.
  • Warna batik encim biasanya cerah atau warna pastel.
  • Padu padan batik encim adalah kebaya encim dengan warna senada motif atau latar batik.
  • Penyebaran batik encim diSumatra, Kalimatan, Jawa, Bali dan khususnya Jakarta/Batavia.
  • Produk banyak diproduksi di Pekalongan, Jawa Tengah karena daerah ini dikenal sebagai masyarakat yang heterogen.

 Diolah dari berbagai sumber