Show Dalam mengintepretasikan tokoh, dapat dijelaskan bahwa tokoh pada novel Tenggelamnya Kapal Der Wijck karya Hamka, menerapkan hakikat manusia dalam kehidupan sehari-hari terutama pada tokoh Zainuddin ia merupakan seorang pemuda yang sabar dan baik hati. Dalam menjalani kehidupannya dia selalu bertawakhal meskipun dalam hidup selalu mendapatkan perilaku yang tidak baik dan dia selalu sabar. Zainuddin yang mempunyai kepribadian yang baik dan mandiri, ia tidak ingin mengharapkan bantuan orang lain. Sedangkan pada tokoh Hayati seorang perempuan mempunyai hati yang baik dan pemaaf dan hormat pada orang tua, karena kebaikan hati Hayati di anggap lemah dan tidak mampu membela dirinya sendiri. Hayati di dalam pergaulan dia senangi oleh temantemannya yang selalu menolong ketika teman memerlukan bantuan, dan pada tokoh Aziz mempunyai perilaku tidak baik yang suka bermain judi dan perempuan, karena sifat buruk Aziz di jauhi oleh teman-temannya, dalam keluarga Aziz tidak ada rasa tanggung jawab seorang suami, dan tidak pernah memberi nafkah untuk keluraga hanya memikirkan diri sendiri. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap yang dimiliki tokoh Zainuddin yang baik hati suka menolong, sementara itu, tokoh Hayati adalah tokoh yang baik hati dan lemah lembut, sedangkan, tokoh Aziz bersifat buruk, dan tidak bertanggungjawab. Sementara itu, hakikat hidup manusia menjalani kehidupan yang buruk dan mengubah menjadi lebih baik. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terlihat tokoh Hayati selalu ditinggalkan oleh Aziz dan selingkuh dengan wanita lain. Namun Hayati tetap sabar. Sementara tokoh Aziz memiliki perilaku yang buruk, seperti suka bermain judi, dan main perempuan, tidak memiliki tanggung jawab kepada keluarganya. Nilai-nilai Budaya Dalam Novel Tenggelam Kapal Van Der Wijck karya Hamka, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Di dalamnya ditemukan nilai budaya yang baik dan budaya yang tidak baik. Nilai budaya yang baik yaitu sikap sabar. Sikap sabar digambarkan pada tokoh Zainuddin. Dalam menjalani hidup ia selalu mendapatkan cobaan, akan tetapi ia tetap berusaha menjadikannya menjadi lebih baik dan selalu berpikir positif. Sikap yang tidak baik yaitu sikap yang tidak bertanggungjawab, suka memfitnah dan egois. Sikap tidak bertanggung jawab terlihat pada tokoh Aziz. Dia tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarganya. Sedangkan yang suka menfitnah, egois terdapat pada tokoh Khodijah. Ia suka merendahkan Zainuddin dan ia menilai orang dari harta dan uang dan tidak ingin melihat kesenangan orang lain.
Menganggap bahwa karya itu nafkah hidup tergambar pada tokoh Zainuddin di dalam menjalani kehidupan seharihari. Ia melihat dalam sosok dirinya memiliki karya yang dapat memenuhi kehidupan yang selama ini terpendam, yang di jalani kehidupannya sampai ke Jakarta untuk sebuah cita-cita dan kehidupan masa depan.
Terdiri atas tiga, yaitu waktu masa kini, masa lampau, masa akan datang. Hal ini terlihat pada tokoh Zainuddin dan mak Base dalam mengingat asal-usul atau kejadian masa lampau dan melalui hidup pada waktu sekarang serta pada waktu yang akan datang.
Hal tersebut terlihat pada tokoh Zainuddin bagaimana dalam menjalani kehidupan hingga ke pulau Jawa hanya untuk melupakan masa lalu dengan Hayati yang sudah ditinnggalkan untuk selamanya. Zainuddin tidak berlarut-larut dalam kehidupannya sekarang, berusaha lebih baik, dan menjadi seorang pengarang, untuk melepaskan rasa sakit hati yang telah ditinggalkan. 5. Hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya dan individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri. Hal tersebut terlihat pada tokoh Muluk yang membantu mengembangkan karya Zainuddin sampai ke Jakarta dan Surabaya. Sebaliknya pada tokoh Zainuddin ia menilai tinggi anggapan bahwa manusia berdiri sendiri dalam hidupnya dan tidak tergantung pada orang lain. Sumber : Anggi Saputra¹, Gusnetti², Syofiani ² 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta NilaiNilai yang terkadung dalam novel antara lain nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai estetis.
Pada novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck terdapat nilai apa saja?Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya HAMKA adalah Nilai pendidikan Agama yakni selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.
Apa pesan moral dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?Amanat yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka : Jika cinta itu tulus dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksanakan untuk dimiliki. Dalam hidup kita tidak dapat mudah putus asa dan harus selalu memiliki tujuan hidup.
Amanat apa yang kamu ambil dari roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk sebutkan 3 saja?Jawaban. Jawaban: Amanat yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka : Jika cinta itu tulus dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksanakan untuk dimiliki. Dalam hidup kita tidak dapat mudah putus asa dan harus selalu memiliki tujuan hidup.
|