Orang yang berat timbangan amal kebaikannya akan mendapat tempat yang

Pada saat itu keadaan manusia akan berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan amalnya didunia.Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa pada hari nantimanusia terbagi pada tiga golongan. 1. Golongan manusia yang berjalan, 2. Golonganmanusia berkendaraan. 3. Golongan manusia berjalan dengan mukanya.Keadaan pada saat itu (Mahsyar) sangat sulit, sangat panas, dan masing-masing mengurusidirinya sendiri. Semua ingin terbebas dari situasi Mahsyar dan ingin segera cepat-cepat di

Di akhirat nanti, manusia akan ditimbang amal baik dan amal buruknya.

Republika

 Ini Penyebab Timbangan Amal Baik Jadi Ringan di Akhirat

Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di akhirat nanti, manusia akan ditimbang amal baik dan amal buruknya. Jika timbangan amal baiknya lebih ringan daripada amal buruknya, mereka adalah orang-orang yang merugi.

Baca Juga

Tafsir Surah Al-A'raf Ayat 9 menerangkan penyebab seseorang timbangan amal baiknya menjadi ringan. Salah satu sebabnya karena orang tersebut mengingkari ayat-ayat Alquran.

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَظْلِمُوْنَ

Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami. (QS Al-A'raf: 9).

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama ayat ini menerangkan, barang siapa yang ringan timbangan amalnya, karena keingkarannya dan imannya lemah. Sehingga ia banyak melakukan pelanggaran agama, ibadah ditinggalkan, dan amal-amal kebaikan disia-siakan.

Sementara yang digemarinya adalah larangan-larangan agama, seperti banyak menipu, menyakiti hati sesama manusia, memusuhi tetangganya, menyia-nyiakan anak yatim, membiarkan orang-orang sekelilingnya lapar dan menderita, asal dia kenyang dan senang. Manusia yang seperti ini akan merugi di akhirat nanti, dan akan dimasukkan ke dalam api neraka yang membara.

Seperti firman Allah, "Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (QS Al-Qari'ah: 8-11).

Yang ditimbang adalah amal perbuatan, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Ishak Az-Zajjaj, "Telah sepakat ahlu sunnah tentang adanya timbangan itu, dan amal perbuatan hamba itulah yang ditimbang di akhirat nanti. Timbangan itu mempunyai lidah dan dua daun neraca timbangan."

Pernyataan Abu Ishak ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW, "Diletakkanlah timbangan-timbangan itu di hari Kiamat, maka ditimbanglah amal kebaikan dan amal kejahatan. Barang siapa lebih berat timbangan kebaikannya dari timbangan kejahatannya, sekali pun seberat butir biji, maka masuklah ia ke dalam surga, dan barang siapa timbangan kejahatannya lebih berat dari timbangan kebaikannya, sekalipun seberat butir biji masuklah ia ke dalam neraka." (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Jabir r.a.)

  • amal baik
  • amal buruk
  • timbangan amal manusia
  • timbangan akhirat
  • akhirat

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amal adalah teman ketika waktu berakhir. Istri, anak, ba pak, ibu, tetangga, sahabat, tak kenal lagi sosok kita. Amal itu yang akan berbicara tentang siapa kita, apa yang semua pernah kita perbuat dari ujung rambut hingga ujung kaki.Pada saat manusia mati, sederet daftar perbuatan yang per nah diperbuat ditunjukkan kepa danya. "Pada hari ketika tiaptiap diri mendapati segala kebajikan diha dapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau se kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat penyayang kepada ham ba-ham ba-Nya." (QS Ali Imran ayat 30).Imam Al Ghazali menjelas kan, ketika saatnya tiba, perbuatan baik seberat zarah sekalipun akan ditempatkan dalam satu timbangan. Sementara, perbuatan jahat dalam satuan yang sama akan ditempatkan di lengan timbangan lain. Manusia akan di hadapkan pada keputusan neraca (mi zan). Dia akan sangat khawa tir dan gelisah untuk mengetahui lengan timbangan mana yang naik dan mana yang turun."Adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, dia berada dalam kehidupan me muaskan. Dan orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawi yah. Dan tahukah kamu apakah neraka Ha wiyah itu? Yaitu, api yang sangat pa nas." (QS al-Qariah: 6-11).Dalam salah satu suratnya, Al Ghazali menjelaskan, timbangan (kebaikan) orang-orang kaya akan ringan pada hari itu. Me reka menghabiskan uang untuk me muas kan nafsu kebinatangan mereka. Sedang kan, timbangan (kebaikan) orang-orang yang hina akan berat. Mereka mengguna kan uang mereka untuk menja lan kan perintah Allah. Meski de mi kian, orang yang menghabis kan seluruh kekayaannya untuk bersedekah akan memperoleh ke selamatan yang sempurna. Mere ka pasti akan terhindar dari ba ha ya yang terdapat dalam pemilikan benda-benda keduniaan.Lihatlah Sayidina Abu Bakar as-Sid diq. Dia menghabiskan tanah dan hartanya untuk diletakkan di hadapan Nabi SAW.

Ketika ditanyakan apa yang di tinggalkan bagi kerabatnya, Abu Bakar berkata, "Sa ya yakin bah wa Allah dan rasul-Nya akan meng anugerahkan saya keun tung an yang cukup agar bisa me na warkan kegelisahan saya untuk nafkah keluarga saya. " Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Mu ham mad bersabda, "Orang-orang kaya te lah hancur. Hanya yang menebarkan keka yaannya ke segela arah saja yang bertahan hidup, yang membantu orang miskin dan melaksanakan perintah-perintah Allah."

sumber : Dialog Jumat Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Setiap amalan yang kita lakukan diatas dunia ini, nanti akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT, amal kebaikan maupun amal keburukan, sekecil apapun tidak akan pernah luput dari pengawasan Malaikat Rakib dan Atid.

Orang yang berat timbangan amal kebaikannya akan mendapat tempat yang

Proses setelah terjadinya hari kiamat akan melalui beberapa fase, sampailah kepada hari pertimbangan amal ( Yaumul Mizan ), endingnya adalah kemana diri kita akan dibawa, jika berat amalan baik, maka surga dengan segala keindahannya akan kita temui, sebaliknya jika amalan buruk lebih berat maka Neraka dengan segala keburukan dan azab yang sangat pedih siap menanti kedatangan kita.

Sebagaimana firman Allah tentang surga dan neraka itu adalah :

" Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa untuk mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..” (QS. Al-Baqarah : 24-25). 

Lantas bagaimanakah nasib orang yang sama berat antara amal kebaikan dan amal keburukannya ?

Ulama berpendapat bahwa mereka yang apabila saat ditimbang amal kebaikan dan keburukannya sama berat maka ditempatkan disuatu tempat antara surga dan neraka yang disebut dengan Al-A'raf.

Al-A'raf adalah suatu tempat yang tinggi lebih tinggi dari posisi surga maupun neraka, bagi mereka itu akan bisa melihat keindahan dan kenikmatan penghuni surga dan dapat pula melihat bagaimana pedihnya penghuni neraka saat di azab.

Firman Allah SWT, dalam surat Al-A'raf sebagai berikut : " Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A’raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. dan mereka menyeru penduduk surga: “Salaamun ‘alaikum“. mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu. Dan orang-orang yang di atas A’raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.” (QS. Al A’raf 46-48)

Maka penghuni Al-a'raf disebut Ashabul A'raf mereka akan bahagia tatkala melihat orang-orang yang berada dalam surga, akan tetapi mereka akan menangis saat melihat penghuni neraka meratap, meraung, dan teriak kesakitan karena menjalani siksaaan yang amat pedih.

Lalu Berapa lamakah penghuni Al-a'raf itu akan berada disitu ? tidak diketahui dengan pasti berapa lama mereka akan berada di Al-a'raf karena ini rahasia Allah, namun yang menggembirakan adalah, pada akhirnya penghuni Al-A'raf akan dimasukkan juga kedalam surga. sebagaimana firman Allah : “…Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.”(QS. Al-A’raf: 49) 

Dengan cara apakah mereka akan mengakhiri itu semua? Yaitu setelah mereka mendapatkan syafa’at dari Nabi. Wallahu A'lam ( Dan Allah Lebih mengetahui semua keadaan ).

Baca Juga Ya : Hukum Duduk Diatas Kuburan