Berpikir kritis kini telah menjadi soft skills yang wajib dimiliki mahasiswa. Apa saja manfaat berpikir kritis bagi mahasiswa? Yuk, simak di sini! Show Saat memasuki dunia perkuliahan, kamu harus mengembangkan banyak soft skill. Salah satu soft skill yang perlu diasah ketika memulai pendidikan tinggi adalah berpikir kritis. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa berpikir kritis atau yang dikenal pula dengan critical thinking adalah proses kegiatan otak atau mentality untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan bertujuan menganalisis sebuah anggapan. Mengapa kemampuan berpikir penting sangat penting untuk diasah? Berikut ini beberapa manfaat penting dari berpikir kritis bagi mahasiswa yang telah ITEBA rangkum. 6 Manfaat Berpikir Kritis bagi MahasiswaSalah satu manfaat berpikir kritis adalah dapat lebih terbuka terhadap perbedaan pendapat. Pada saat kamu menerima informasi baru atau mencari solusi tentang masalah yang ada, kamu tetap bisa objektif dengan sumber-sumber pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jika kamu sudah mempunyai pengetahuan yang luas dan tetap dapat objektif saat melihat sesuatu, maka kamu akan lebih mudah untuk menerima informasi baru. Kamu juga bisa menjadi lebih open-minded saat menerima informasi baru, bahkan dari orang-orang yang memiliki perbedaan pandangan. 2. Mudah menyelesaikan masalahBerpikir kritis juga bisa membuat kamu lebih mudah menyelesaikan masalah. Pasalnya, kamu akan menemukan benang merah dari permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Kemampuan berpikir kritis ini juga bisa membantu kamu untuk mencari solusi. Dengan kata lain, berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuan problem solving kamu. 3. Meminimalkan salah persepsiJika kamu tak terbiasa berpikir kritis, salah persepsi akan jadi tantangan terbesar. Berpikir kritis dapat membuat kamu lebih mudah dalam menjabarkan pendapat dari orang lain dan tidak mudah percaya begitu saja. Saat kamu tahu persepsi dari orang tersebut salah, kamu akan membantunya mencari kebenaran. Hal ini tentunya akan meminimalkan salah persepsi. 4. Mengetahui kemampuan diriManfaat berpikir kritis selanjutnya adalah kamu bisa lebih mengetahui kemampuan diri, khususnya saat menganalisis permasalahan secara kritis. Kamu akan menemukan informasi baru yang sebelumnya belum diketahui. Hal tersebut akan membuatmu lebih paham terhadap kemampuan diri dan dapat mencari cara untuk bisa memperbaikinya. 5. Mampu berkomunikasi lebih baikSecara tidak langsung, berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuanmu berkomunikasi. Berpikir kritis dapat membuat kamu mengkomunikasikan ide-ide yang terlintas dalam kepala secara sistematis dan lebih informatif sehingga mudah dipahami orang lain. 6. Tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lainKasus tentang merasuknya aliran agama yang berseberangan dengan ajaran-ajaran agama, seperti terorisme kian marak terjadi. Salah satu objek yang seringkali menjadi korban adalah mahasiswa. Namun, hal itu tidak akan terjadi jika kamu terus mengasah soft skill berpikir kritis. Itulah enam manfaat berpikir kritis bagi mahasiswa. Sudahkah kamu memperoleh salah satu di antaranya? Kamu ingin melanjutkan pendidikan tinggi, namun belum menemukan universitas yang tepat? Institut Teknologi Batam [ITEBA] bisa menjadi jawabannya. Banyak kemudahan yang ditawarkan saat mendaftar, mulai dari bebas biaya pendaftaran, kemudahan pembayaran biaya awal yang bisa dicicil hingga 3x, hingga kesempatan mendapatkan beasiswa! Tunggu apalagi? Yuk, segera daftarkan diri kamu di sini! Lihat Foto latih logika Tangkapan layar Program Belajar dari Rumah yang tayang di TVRI pada Senin, 10 Agustus 2020 dengan materi Cara Berpikir Kritis untuk SMA. KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah yang tayang di TVRI kembali hadir. Pada Program Belajar dari Rumah yang berlangsung Senin, 10 Agustus 2020 membahas materi mengenai Cara Berpikir Kritis untuk SMA/SMk dan sederajat. Pada pembahasan materi tersebut terdapat beberapa pertanyaan. Berikut adalah pembahasan untuk pertanyaan pertama. Soal: Apakah manfaat dari berpikir kritis terhadap kehidupan sehari-hari menurut tayangan tersebut? Lalu apa tanggapanmu? Baca juga: Berikut 6 Kunci Kemampuan Berpikir Kritis Anak Jawaban: Seorang berpikir kritis adalah orang yang berpikir secara sistematis, logis, dan obyektif dalam menilaii sesuatu atau dalam membuat keputusan, bukan orang yang suka mencari-cari kelemahan sesuatu. Dengan berpikir kritis sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Di mana mulai dari melindungi diri supaya tidak mudah tertipu hoax dan informasi yang salah. Bisa lebih jitu dalam membuat keputusan, lebih mudah meyakinkan seseorang melalui argumen. Kemudian dewasa dalam berargumen, dapat menilai berita, iklan, bahkan rekam jejak orang lain dengan lebih baik, dan sebagainya. Baca juga: Orangtua, Berikut 5 Tips Melatih Anak Berpikir Kritis Intinya, agar kita tidak naif dan mudah dipengaruhi walaupun kita masih muda. Berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Karena dengan berpikir kritis, maka akan terhindar dari informasi-informasi yang tidak benar atau hoax. Bahkan akan yakin dengan keputusan yang akan kita ambil. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya Photo by rawkkim on Unsplash Meta thinking dikenal juga sebagai Metakognisi. Secara harfiah berarti mengetahui “apa yang kita ketahui” dan “apa yang tidak kita ketahui”. Singkatnya, metakognisi adalah manajemen pemikiran. Jadi, strategi dalam melakukan metakognitif adalah:a. Menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnyab. Memilih strategi berpikir dengan sengaja c. Merencanakan, memantau, dan mengevaluasi proses berpikir Terdapat 4 tingkat pemikiran untuk meningkatkan metakognitif, diantaranya: 1. Tacit Use “Apakah saya perlu mengambil susu di toko?” 2. Aware Use “Haruskah menggunakan rekening tabungan atau menggunakan kartu kredit? Tunggu, mengapa saya pikir itu hanya dua opsi?” 3. Strategic Use 4. Reflective Use Key Point· Metakognisi adalah berpikir tentang apa yang kita pikirkan· Terdapat 3 strategi dalam metakoginitif dasar, yaitu Menghubungkan informasi baru dengan apa yang kita ketahui, Memilih strategi berpikir, dan Merencanakan dan mengevaluasi proses berpikir · Terdapat 4 langkah untuk meningkatkan metakognitif adalah Tacit, Aware, Strategic dan Reflective. Berpikir kritis adalah kemampuan dalam menggunakan nalar pada tingkat tertinggi untuk berfikir secara jelas dan rasional tentang apa yang dikerjakan atau apa yang dipercayai. Konsep dan prinsip dalam berpikir kritis adalah menganalisis, menilai, dan mengembangkan pemikiran. Dengan kata lain, seorang pemikir kritis mampu membuat pemikiran mereka sendiri dalam hal akurasi, presisi, kejelasan, relevansi, kedalaman, signifikansi, logika, dan keadilan. Berikut adalah 5 cara untuk meningkatkan pemahaman tentang berpikir kritis: 1. Rumuskan masalah dengan jelas dan tepat untuk menemukan masalah utama.2. Kumpulkan dan kaji informasi yang relevan.3. Buat kesimpulan dan solusi yang masuk akal, dan mengujinya untuk memverifikasi atau memastikan bahwa solusi yang tepat telah tercapai.4. Tetap membuka pikiran untuk menemukan alternative solusi lainya. 5. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain untuk menemukan solusi dari masalah kompleks Selain itu, seorang pemikir kritis memiliki 4 core skills. Pertama dan kedua adalah Curiosity and Creativity yaitu keinginan untuk belajar lebih dalam mencari bukti serta terbuka untuk ide-ide baru dan kemudian memiliki kreativitas ketika ide-ide itu digabungkan dan menciptakan sebuah konsep atau pemikiran baru. Ketiga adalah Skeptisisme atau memiliki “keraguan yang baik” tentang informasi baru. Sehingga tidak serta merta mempercayai semua informasi yang ditemukan. Keempat adalah kerendahan hati. Sikap bijak ketika mengetahui pendapat dan ide yang disampaikan salah dan perlu perbaikan. Key Points· Berpikir kritis adalah kemampuan dalam menggunakan nalar pada tingkat tertinggi untuk berfikir secara jelas dan rasional tentang apa yang dikerjakan atau apa yang dipercayai.· 4 keterampilan inti dalam berpikir kritis adalah rasa ingin tahu, kreativitas, skeptisisme dan kerendahan hati. · Pemikir kritis yang baik mampu menemukan pertanyaan penting, mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menghadirkan kesimpulan yang masuk akal, tetap berpikiran terbuka dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Critical Thinking ScenarioPhoto by Mary Blackwey on UnsplashSeorang kakek memberi tahu kamu bahwa ia mengambil satu sendok cuka setiap hari agar sehat dan kenyataanya dia tidak pernah mengalami sakit selama hidup. Bagaimana dia tahu ini bekerja? Kakek tersebut membujuk istrinya untuk ikut mengambil cuka setiap hari juga. Lalu suatu hari istrinya lupa mengambil cuka dan keesokan harinya nenek itu sakit terkena flu. Banyak orang yang mendengar cerita ini akan menerima ini dan berpikir, “Untuk menghindari sakit, Saya harus mengambil satu sendok cuka setiap hari”. Meskipun jenis logika ini sangat umum, ini bukan merupakan pemikiran kritis. Dengan memeriksa anekdot lebih teliti, kita harus bisa mengerti mengapa hal ini dapat terjadi. Sebagai permulaan, kita tidak tahu dari mana ide cuka menghentikan penyakit berasal. Mengapa kakek memutuskan untuk mengambil cuka daripada vitamin C yang merupakan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, tidak pernah ada indikasi bahwa ada hubungan langsung antara tidak mengambil cuka dan penyakit flu. Pada pandangan pertama, mungkin tampak seperti itu. Namun, mungkin ada banyak variabel lain yang terlibat yang tidak ada hubungannya dengan cuka. Mungkin dia sudah mengalami gejala flu pada hari pertama dia berhenti minum cuka atau mungkin ada orang sakit yang bersin bersamanya di supermarket. Sejumlah kemungkinan bisa saja terjadi, dan saat ini kita tidak memiliki informasi yang cukup. Semua spekulasi tentang validitas pengamatan ini masih penuh keraguan. Untuk melatih pemikiran kritis yang baik, kamu perlu menerapkan rasa ingin tahu dan kreativitas. Langkah strategisnya cari apa pun yang mungkin mendukung gagasan bahwa cuka mencegah variasi penyakit atau mungkin gagasan yang menyanggah ide ini. Selain itu pertimbangkan sumber informasi dan jumlah sumber dalam pengambilan keputusan. TipsPikirkan sesuatu yang baru saja dikatakan seseorang kepada Kamu. Sekarang tanyakan pada diri kamu pertanyaan-pertanyaan berikut: · Siapa yang mengatakannya? Seseorang yang kamu kenal? Seseorang dalam posisi otoritas atau kekuasaan? Apakah penting siapa yang memberitahumu ini?· Apa yang mereka katakan? Apakah mereka memberikan fakta atau pendapat? Apakah mereka menyediakan semua fakta? Apakah mereka meninggalkan sesuatu?· Di mana mereka mengatakannya? Apakah itu di depan umum atau secara pribadi? Apakah orang lain memiliki kesempatan untuk menanggapi dan memberikan akun alternatif?· Kapan mereka mengatakannya? Apakah sebelumnya, selama atau setelah acara penting? Apakah waktu itu penting?· Kenapa mereka mengatakannya? Apakah mereka menjelaskan alasan di balik pendapat mereka? Apakah mereka mencoba membuat seseorang terlihat baik atau buruk? · Bagaimana mereka mengatakannya? Apakah mereka senang atau sedih, marah atau acuh tak acuh? Apakah mereka menulis atau mengatakannya? Bisakah kamu mengerti apa yang dikatakan? Pernahkah kamu membuat penilaian tentang seseorang berdasarkan apa yang orang lain katakan kepada Kamu, dan kemudian mendengar sisi lain dari cerita itu? Kita semua pernah membuat keputusan yang kemudian kita sesali karena dalam prosesnya tidak menggunakan cara berpikir kritis. Inilah beberapa hambatan utama untuk berpikir kritis: · Ego — Ini adalah pemikiran yang berpusat pada diri sendiri dan mencakup pemikiran yang mementingkan diri sendiri. Self Centered Thingking ScenarioPhoto by Romain V on UnsplashKatakanlah bahwa bos kamu datang dan mengatakan bahwa ia ingin mempromosikan rekan kerja kamu Andi, dan ingin tahu penilaian kamu tentang pekerjaannya. kamu menyadari bahwa promosi Andiakan mengubah jadwalnya dan akan berarti dia tidak bisa lagi memberimu tumpangan untuk bekerja. Kamu harus mulai menggunakan bus untuk bekerja, yang akan memakan waktu dan mahal. kamu tidak menyukai gagasan itu, jadi kamu memberi tahu atasan Kamu bahwa Anditidak memenuhi syarat dalam pekerjaan tersebut. Akibatnya, dia tidak mendapatkan promosi. Dalam hal ini, kamu lebih mementingkan kebutuhan kamu sendiri dan menjadi tidak adil dan objektif tentang Andi. Ketika seseorang percaya bahwa dirinya lebih penting daripada orang lain, ini adalah egosentrisme. Group Centered Thingking ScenarioPhoto by Edvin Johansson on UnsplashKatakanlah kamu adalah bagian dari proyek, dan Andi adalah pengemudi yang memiliki mobil berukuran besar yang dapat menampung tim proyek kamu yang berjumlah 5 orang. Kamu ingin memberi tahu supervisor bahwa Andi sangat cocok untuk posisi itu, tetapi Tim proyek yang ada tidak ingin kehilangan sopir proyek mereka saat ini. Mereka ingin kamu memberi tahu atasan kamu bahwa Andi tidak cocok untuk peran baru ini. Ketika sekelompok orang menginginkan satu hal berdasarkan pemikiran yang saling menguntungkan, ini disebut bias kelompok. Bias kelompok terjadi ketika kamu lebih memilih kepentingan kelompok kamu sendiri hingga merugikan pihak lain. Naluri kelompok berkaitan dengan keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok agar dapat bertahan hidup dan memperoleh perlindungan. Jika dalam situasi ini kamu mengikuti keinginan kelompok, kamu membiarkan bias kelompok terjadi. Hal ini mencegah kamu berpikir kritis. Key Points· Beberapa hambatan utama untuk berpikir kritis adalah egoisme, pemikiran kelompok, asumsi, angan-angan berpikir, relativisme, bias konfirmasi dan komunikasi yang buruk Photo by Battlecreek Coffee Roasters on Unsplash Sebelum membuat keputusan, kamu perlu menguji lagi setiap pemikiran kritis yang telah dilakukan. Berikut 7 pertanyaan yang dapat membantu kamu dalam mendefinisikan masalah atau membuat keputusan yang tepat. Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Apakah kamu bisa menjadi sumber informasi dan ide terbaik dalam organisasi kamu? Pertanyaan 3 Pernahkah kamu mempertimbangkan sumber lain untuk memperoleh informasi tersebut? Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Apakah kamu menerapkan alasan, logika, dan rasionalitas? Atau apakah kamu mengandalkan perasaan dalam membuat sebuah keputusan? Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Photo by Kasarin Naipongprasit on Unsplash 5 Langkah dasar dalam menerapkan pemikiran kritis dalam proses pemecahan masalah : 1. Identifikasi Permasalahan 2. Analisis masalah dari berbagai perspektif 3. Brainstorming solusi 4. Memilih solusi terbaik 5. Implementasikan solusi Berpikir kritis sama halnya seperti keterampilan apapun, belajar untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah akan menjadi lebih baik jika dilakukan dengan latihan. Berpikir kritis adalah siklus, yang harus kembali ke solusi dan kembali mengevaluasi solusi tersebut. Berpikir kritis tidak hanya membantu dalam menghadapi masa depan dengan lebih terampil, tetapi juga memperluas pengalaman hidup dan mampu membuat kita melihat berbagai hal dari banyak perspektif. Key Points· Pemecahan masalah dimulai dengan pemeriksaan kritis terhadap suatu masalah: Apakah ini benar-benar masalah?· Menerapkan pemikiran kritis ke dalam suatu masalah mengharuskannya diperiksa dari berbagai perspektif. · Dalam tahap brainstorming penyelesaian masalah penting untuk tidak menolak ide apa pun terlalu cepat. Catatan sebagai pengingat untuk terus belajar dan tumbuh. Materi berjudul Critical Thinking & Problem Solving, berasal dari Rochester Institute of Technology dan diakses melalui massive open online course edx |