Pada waktu matahari berada pada titik balik selatan maka yang terjadi adalah brainly

eks | CNN Indonesia

Senin, 21 Jun 2021 13:30 WIB

Ilustrasi (AP/Ng Han Guan)

Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena Titik Balik Matahari Utara atau Soltis Juni terjadi hari ini 21 Juni.

Fenomena Soltis Juni atau Titik Balik Matahari Utara sendiri merupakan waktu ketika matahari berada pada posisi paling utara dari khatulistiwa. Peristiwa ini disebut titik balik karena setelah titik puncak ini, Matahari akan kembali "bergerak" ke bagian selatan Bumi.

Fenomena Titik Balik Matahari ini berkaitan dengan gerak semu tahunan Matahari. Gerak semu inilah yang menyebabkan seolah Matahari bergerak lebih ke utara atau selatan.


Padahal pergerakan Matahari itu akibat kemiringan poros Bumi ketika berputar mengelilingi Matahari. Sehingga, bagi pengamat di Bumi seolah Matahari "bergerak" ke utara dan selatan Bumi.

Peristiwa Titik Balik Matahari ini menyebabkan Matahari tak pernah tenggelam di Artik, Kutub Utara. Bagi warga di belahan Bumi utara lain, seperti Amerika Utara dan Eropa, momen ini menimbulkan siang terpanjang sepanjang tahun.

Namun, hari ini sekaligus penanda siang terpendek bagi warga di belahan Bumi selatan seperti Australia. Hari terpanjang di belahan Bumi selatan bakal terjadi enam bulan kemudian ketika gerak semu tahunan Matahari mencapai titik puncak di selatan pada 21 Desember mendatang.

Bagi mereka yang tinggal di khatulistiwa, peristiwa hari terpanjang akan tergantung dari lokasi mereka ada di selatan atau utara khatulistiwa. Misal, bagi warga Jakarta yang berada lebih ke selatan dari garis khatulistiwa, maka hari terpanjang terjadi sekitar Desember.

Maka, tak heran jika waktu siang hari sekitar Desember-Januari akan terasa lebih lama, biasanya Matahari akan tenggelam lebih dari pukul 18:00 WIB dan terbit sebelum pukul 06:00 WIB. Sementara bulan-bulan ini, Matahari tenggelam sebelum pukul 18:00 dan terbit setelah sekitar 06:00 WIB.

Mengapa terjadi Titik Balik Matahari?

Hal ini tak lepas dari pengaruh revolusi Bumi mengitari Matahari. Karena poros Bumi miring 23,5 derajat, maka kali ini belahan Bumi utara-lah yang kebagian sinar Matahari lebih banyak, seperti ditulis Space. 

Pengaruh revolusi ini juga yang menyebabkan dari Indonesia Matahari tampak terbit lebih ke utara seperti kemarin sempat diributkan sebagai pertanda kiamat. Hal itu menjadi penanda, Matahari lebih banyak menyinari belahan Bumi utara.

Pada 20,21, dan 22 Juni, Matahari memang bersinar paling lama di belahan Bumi utara. Sebaliknya, belahan Bumi selatan pada masa ini hanya mendapat sedikit Matahari sehingga mereka menghadapi musim dingin bersalju.

Belahan Bumi selatan baru mendapat pancaran Matahari terlama pada 21, 22, dan 23 Desember nanti. Pada saat itu, sebaliknya di belahan Bumi utara akan mendapat sedikit Matahari sehingga mereka mengalami musim dingin bertepatan dengan Natal dan Tahun Baru.

Berapa lama hari terpanjang saat Titik Balik Matahari?

Lama waktu siang hari terpanjang yang di alami negara-negara di belahan Bumi utara ketika Titik Balik Matahari Utara berbeda, tergantung titik koordinat lintang dimana mereka berada. Makin ke utara dekat kutub, maka siang harinya akan lebih lama.

Melansir Indian Express, bahkan di Artik alias kutub utara, Matahari tak pernah tenggelam pada momen Soltis Utara. Sebaliknya, enam bulan kemudian ketika Matahari ada di Titik Balik Selatan, maka malam tak akan pernah datang di Antartika, Kutub Selatan. 

Pada beberapa negara lain, mereka bisa merasakan siang hari lebih dari 14 jam. Sementara tempat seperti St. Petersburg Rusia, akan mengalami siang hari selama 19 jam. Matahari akan terbit pada 3:35 pagi dan tenggelam sekitar pukul 9 malam.

Sementara tempat seperti Singapura yang berlokasi lebih ke utara dari khatulistiwa akan mengalami hari lebih panjang 11 menit saja, seperti dikutip CNN. 

Peristiwa ini juga menjadi penanda awal musim panas di belahan Bumi Utara, sekaligus awal musim dingin di belahan Bumi selatan.

(eks/eks)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena Bumi mengelilingi matahari (revolusi) dengan poros yang miring sehingga yang condong ke matahari kadang kutub utara dan kadang kutub selatan Bumi. Fenomena ini menyebabkan matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang tahun (bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya dari hari ke hari) serta pergantian musim di belahan Bumi utara dan selatan. Saat bagian utara Bumi condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar lebih banyak dan siang lebih panjang sehingga terjadi musim panas di negeri empat musim. Sebaliknya, pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian selatan Bumi.

Gerak semu tahunan matahari terjadi karena Bumi mengelilingi matahari dengan poros miring.

Kejadian ketika matahari mencapai titik paling utaranya dalam gerak semu ini disebut titik balik utara yang terjadi antara antara 20–22 Juni. Sebaliknya, titik balik selatan terjadi ketika matahari mencapai titik paling selatannya, yaitu antara 20–23 Desember. Titik tengah di antara keduanya disebut ekuinoks.

Fenomena ini juga dapat digunakan umat Islam untuk menemukan arah kiblat melalui bayangan karena matahari melewati posisi lintang Ka'bah dua kali setahun sehingga arah bayangan pada titik kulminasi di Ka'bah pada dua hari tersebut akan menunjukkan arah kiblat. Peristiwa ini terjadi dua kali setahun, yaitu 28 Mei sekitar pukul 12.18 Waktu Standar Arab Saudi (WSAS) (09.18 UTC) dan 16 Juli pukul 12.27 WSAS (09.27 UTC).[1] dimanakah

  • Gerak semu harian

  1. ^ Raharto & Surya 2011, hlm. 25.

  • Cahya Fajar Budi Hartanto, M.Mar., M.Si; Agus Pamungkas, A.Md. Ilmu Pelayaran Astronomi untuk ANT-III dan IV. Penerbit LeutikaPrio. hlm. 13–14. ISBN 978-602-371-252-6. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  • Raharto, Moedji; Surya, Dede Jaenal Arifin (2011). "Telaah Penentuan Arah Kiblat dengan Perhitungan Trigonometri Bola dan Bayang-Bayang Gnomon oleh Matahari". Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia. Universitas Indonesia. 11 (1): 23–29. ISSN 0854-3046. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerak_semu_tahunan_matahari&oldid=19015003"

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/HEATH KNIGHT

Fenomena titik balik matahari atau Summer solstice di gurun utah. Solstis Desember.

KOMPAS.com - Fenomena Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari akan terjadi hari ini, Selasa, 21 Desember 2021 akan berpengaruh terhadap waktu siang dan malam yang lebih panjang.

Titik Balik selatan Matahari ini juga biasa disebut dengan winter solstice atau titik balik musim dingin.

Apa itu Solstis Desember?

Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari adalah posisi ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi. 

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangeran menjelaskan bahwa saat fenomena ini terjadi maka Bumi akan terlihat dekat ke arah Matahari.

"Sedangkan, jika diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan Bumi bagian Selatan akan terlihat “mendekat” ke arah Matahari," kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Ada Solstis Juni, Ini Pengaruhnya terhadap Durasi Siang di Indonesia

Titik Balik Matahari atau Solstis juga merupakan fenomena di mana gerak semu tahunan Matahari menjangkau kedudukan di atas Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn) atau garis lintang 23º 27' LS.

Oleh karena itu, kata Andi, pengamat yang berada di Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4° LS) akan melihat Matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.

Solstis Desember umumnya terjadi antara tanggal 20-21 Desember dan bergeser dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.

Pergeseran ini disebabkan oleh presesi apsidal, yakni bergesernya titik perihelion Bumi (titik terdekat Bumi dari Matahari) terhadap titik pertama Aries atau Hamal.

Berikut beberapa fakta yang diketahui mengenai Solstis 21 Desember 2021 ini.

1. Waktu malam lebih panjang

Seperti diketahui, fenomena Solstis 21 Desember merupakan posisi semu Matahari sepanjang tahun, termasuk kondisi terbit dan terbenamnya Matahari.

Baca juga: 5 Fakta Solstis Desember, Sebabkan Malam dan Siang Lebih Panjang

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA