Tari Lenggang Patah Sembilan adalah tari Melayu yang indah yang biasa ditampilkan dalam berabagi kesenian orang-orang Melayu. Show Tarian Lenggang Patah Sembilan ini hingga kini masih dikembangkan di wilayah Serdang dan juga kerapkali dipentaskan dalam berbagai acara adat di daerah Melayu, termasuk di Kesultanan Serdang, Sumatera Utara Sejarah Tari Lenggang Patah SembilanSejarah adanya Tari Lenggang Patah Sembilan ini yang bermula dari ajaran para leluhur Melayu . Mereka secara tidak langsung telah banyak memberikan inspirasi dari adat kebudayaan Melayu itu sendiri. Nama Lenggang Patah Sembilan juga diambil dari sebuah pepatah Melayu yang berbunyi Makna dari pantun tersebut adalah: ketika semut dipijak tidak mati, maka orang yang menginjak (penari) akan bergerak di tempat dengan lemah-gemulai.
Makna Tari Lenggang Patah SembilanTarian Lenggang Patah Sembilan ini mempunyai nilai-nilai khususnya bagi kehidupan masyarakat Serdang, diantaranya: 1. Disiplin dan kesabaran Berdasarkan opini beberapa seniman tari Melayu, Tari Lenggang Patah Sembilan ini adalah tarian yang sulit. Salah satu syarat agar bisa membawakan tarian ini adalah sang penari harus mampu menjiwai setiap gerakan dari tarian ini, bukan hanya sekadar melenggang saja. Dan hal inilah yang membuat bahwa tarian ini memang melatih kedisiplinan dan kesabaran seorang pembelajar tari agar bisa menguasainya dengan sempurna. 2. Hiburan Tari Lenggang Patah Sembilan notabenenya memang menampilkan gerakan yang indah dan diiringi pula alunan musik yang gembira. Saat menonton pertunjukan tari Lenggang Patah Sembilan masyarakat akan merasa terhibur dan mengurangi beban pikiran. 3. Pelestarian Budaya Tari Lenggang Patah Sembilan adalah salah satu contoh seni tradisional yang patut untuk dilestarikan. Salah satu caranya adalah dengan mementaskan Tari Lenggang Patah Sembilan ini dalam berbagai acara. Kemudian secara tidak langsung ada tiga poin utama yang juga telah dilestarikan yakni tarian itu sendiri, lagu dan busana Melayu. 4. Seni Unsur seni pada tari Lenggang Patah Sembilan ada pada unsur gerak, pakaian, musik pengiring, dan lagu-lagu yang dilantunkan. Kemudian unsur-unsur tersebut bersatu dan membentuk sebuah perpaduan yang diwujudkan dalam pentas tari Lenggang Patah Sembilan. 5. Olahraga Dalam tari Lenggang Patah Sembilan terdapat unsur gerakan yang ritmis, dinamis, dan terkadang rancak. Untuk bisa melakukan hal tersebut, pastinya sang penari perlu memiliki kesiapan fisik. Baik dari segi kekuatan, ketahanan, dan kelenturan tubuh penari sangat diperlukan agar bisa melakukan ragam gerak tari Lenggang Patah Sembilan secara rinci dan penuh semangat.
Pertunjukan Seni Tari Lenggang Patah SembilanTari Lenggang Patah Sembilan biasanya dipentaskan oleh sepasang laki-laki dan perempuan. Busana atau kostum yang dipakai pada Tari Lenggang Patah Sembilan adalah baju adat khas Melayu yakni celana baju dan kopia untuk laki laki serta kebayak selendang dan hiasan kepala bagi perempuan. Warna busana yang dipakai umumnya berwarna hijau dengan paduan warna emas. Dalan gerak tarinya, Tari Lenggang Patah Sembilan diiringi dengan musik dan lagu khas Melayu yang berirama senandung atau bertempo gembira. Beberapa lagu Melayu yang mengiringi tari Lenggang Patah Sembilan ini antara lain kuala deli, makan sirih, tudung periuk, tudung saji, burung putih, damak, anak tiung, batu belah, dan lagu lainnya yang bertempo langgang (senandung). Ragam gerak tari Lenggang Patah SembilanSeperti tarian melayu pada umumnya, patokan hitungan tari adalah satu kali delapan ketuk, dan tarian ini terdiri dari 14×8 ketukan dimana setiap 1×8 ketuk di bagi menjadi dua bagian yaitu Lenggang (1-4) dan Patah Sembilan (5-8). Gerakan lenggang secara umum di bagi menjadi 3 yaitu Lenggang di tempat, Lenggang maju berubah arah, dan Lenggang memutar 1 lingkaran. Sementara itu gerak patah Sembilan adalah gerakan setelah gerakan lenggang. Menurut seniman tari Melayu, gerakan tari Lenggang Patah Sembilan sebenarnya hampir sama dengan tari Melayu lainnya. Namun di sini terdapat perbedaannya juga yaitu pada saat memulai gerakan atau gerakan awal. Dimana penari yang berada di sebelah kiri memulai gerakannya dengan kaki kiri. Begitu pula sebaliknya, penari yang ada di sebelah kanan memulai gerakannya dengan kaki kanan. Sumber: ilmuseni.com, tugassekolah123.com TARI PATAH SEMBILANA.PENDAHULUANTari Patah Sembilan dilakukansecara berpasang-pasangan.Baik Laki-laki dengan perempuan, maupunperempuan dengan perempuan dengan salah satunya menjadi laki-laki.secara umum gerakan tarilenggang patah Sembilan dibagi menjadi 3 bagianyaitu lenggang di tempat,lenggang memutar satulingkaran,dan lenggang maju atau berubah arah.tari lenggang patah Sembilan dalam pementasanditarikan oleh sepasang laki-laki dan perempuan.Tari Lenggang Patah Sembilan adalah kesenian tari Melayu yang indah. contoh seni budaya nusantara inihingga kini masih terus dipentaskan dalam acara-acara adat di daerah Melayu, seperti di KesultananSerdang, Sumatera Utara. Tari Lenggang Patah Sembilan hingga sekarang terus dikembangkan di wilayahSerdang. Di kawasan ini, terdapat seorang tokoh tari bernama Guru Sauti (almarhum) yang merupakanguru tari tradisional yang disegani.Karya-karya Guru Sauti hingga kini terus dikenang dan dikembangkan, salah satunya oleh putriKasultanan Serdan, Tengku Mira Sinar. Guna mengenang jasa Guru Sauti, Tengku Mira Sinar menuliskanbuku berjudul Teknik Pembelajaran Dasar Tari Melayu Tradisional karya Guru Sauti (2009).Menurut cerita yang ada, tari Lenggang Patah Sembilan berasal dari ajaran leluhur Melayu yang banyakdiinspirasi dari adat kebudayaan Melayu yang memang menyukai seni. NamaLenggang Patah Sembilandiambil dari pepatah Melayu yang berbunyi: lenggang patah sembilan, semut dipijak tak mati, andanterlanda patah tiga.Pantun ini bermakna bahwa “ketika semut dipijak tidak mati, maka orang yang menginjak (penari) akanbergerak di tempat dengan lemah-gemulai”. Gerakan ini seolah-olah menandakan bahwa kalau dipijaksemut tidak akan mati (Tengku Mira Sinar, ed., 2009).Menurut Mira Sinar (2009), secara umum gerakan tari Lenggang Patah Sembilan dibagi menjadi tigabagian, yaitu lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubaharah. Ketiga model gerakan ini harus ditarikan secara dinamis dan gemulai untuk mendapatkan sajian tari |