Pasangan yang tepat mengenai ajaran Mahatma Gandhi dalam perkembangan nasionalisme di India

Gandhi dalam menjalankan aksi-aksi perlawanan diatas selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sebagai basis dasar gerakannya. Ajaran-ajaran Gandhi mengalir bersama kebersamaannya dalam kehidupan sosial rakyat India. Pokok-pokok pikiran Gandhi terangkum dalam satu rentang sejarah dan riwayat hidupnya di tengah perjuangan rakyat India. Namun secara umum, beberapa hal utama yang selalu diserukan oleh Gandhi dalam banyak kesempatan, Secara Umum Beberapa gerakan tersebut antara lain sebagai berikut:

Ø  Ahimsa

Ajaran ini berasal dari kata himsa (kekerasan). Sesuai dengan asal katanya, ajaran ini menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk menjunjung tinggi semangat nir-kekerasan (non-violence) dalam setiap laku kehidupannya. Pengertian lain Secara harfiah, ahimsa memiliki makna tidak menyerang, tidak melukai atau tidak membunuh. Ajaran ini sebenarnya merupakan ajaran klasik dari agama Hindu yang mengajarkan prinsip-prinsip etis dalam kehidupan.Secara harfiah ahimsa berarti “tidak menyakiti”, tetapi menurut ghandi pengertian seperti itu belum cukup, menurutnya ahimsa berarti menolak keinginan untuk membunuh  dan tidak membahayakan jiwa, tidak menyakiti hati,tidak membenci,tidak membuat marah,tidak mencari keuntungan diri sendiri dengan meperalat serta mengorbankan  orang lain.Ghandi memandang ahimsa dan kebenaran (satya) ibarat saudara kembar yang sangat erat, namun membedakannya dengan jelas bahwa ahimsa merupakan sarana mencapai kebenaran, sedangkan kebenaran (satya) sebagai tujuannya.

Pengertian ahimsa sebagai suatu sarana berarti tidak mengenal kekerasan untuk mencapai kebenaran, baik dalam wujud pikiran, ucapan maupun tindakan. Justru kebalikannya,ahimsa harus menciptakan suasana membangun, cinta dan berbuat baik kepada orang lain meskipun orang lain itu telah menyakitinya,bahkan terhadap musuhnya sekalipun.Ajaran ini yang kemudian dimaknai secara lebih mendalam dan dikembangkan lebih lanjut oleh Gandhi. Gandhi menekankan bahwa makna ahimsa sebagai nir-kekerasan tidak semata-mata berkonotasi negatif (nir/a = tidak), namun juga berkonotasi positif sebagai sebuah semangat dan pedoman hidup.

Dari pemaknaan di atas dapat terlihat bahwa makna ahimsa lebih menekankan pada makna penolakan atau penghindaran secara total terhadap segenap keinginan, kehendak atau tindakan yang mengarah pada bentuk penyerangan atau melukai. Dalam kerangka pemikiran positif, ahimsa adalah cinta, karena hanya cinta yang bisa muncul secara spontan dan memungkinkan seseorang bertindak selaras dengan hati dan pikirannya. Gandhi berpendapat, “ Nir-kekerasan (non-violence) adalah cinta. Nir-kekerasan itu bertindak menyatu dalam diam, nyaris terselubung dalam kerahasiaan sebagaimana yang dilakukan cinta.”

Ø  Satyagraha

Secara harfiyah satyagraha berarti suatu pencarian kebenaran dengan tidak mengenal lelah. Berpegang teguh  pada kebenaran artinya satyagraha  merupakan jalan hidup seorang yang berpegang teguh terhadap Tuhan yang maha esa dan mengabdikan seluruh hidupnya pada Tuhan Yang Maha Esa.Karena jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan ini adalah dengan sarana ahimsa,maka satyagraha juga berarti”mengejar tujuan benar dengan sarana ahimsa.Ajaran ini berarti “keteguhan berpegang pada kebenaran”. Ajaran ini menyerukan untuk tidak ada sedikitpun toleransi atau sikap kompromin dalam menegakkan nilai kebenaran. Bisa dikatakan bahwa Gerakan ini merupakan gerakan non-kooperatif/ tidak bekerja sama dan menentang kebijakan-kebijakan Inggris untuk mencapai kebenaran. Cikal bakal ajaran ini adalah peristiwa di Afrika Selatan yang melibatkan warga India di sana. Tanggal 22 Agustus 1906, Pemerintah Tansvaal, Afrika Selatan dalam UUnya mewajibkan seluruh warga India untuk melapor pada pemerintah setempat, membubuhkan sidik jari dan akan menerima sertifikat. Sertifikat itu harus dibawa kemanapun yang bersangkutan bepergian, dengan ancaman pelanggaran adalah dipenjara dan bahkan sampai deportasi. Ini tentu menyulut protes dari para warga India. Namun peerintah tetap bersikukuh dan memenjarakan setiap warga yang membangkang.

Tanggal 11 September 1906 Gandhi memimpin seluruh warga India untuk memprotes kebijakan tersebut. Mereka bersumpah untuk tetap berpegang pada pendirian dan bersedia menanggung segala konsekuensinya. Mereka menganggap bahwa suatu pilihan antara membayar denda atau deportasi adalah pilihan yang tidak layak untuk dipilih. Ketika seorang India memilih salah satu pilihan itu maka sejatinya yang ada adalah kekalahan dan itu berarti warga India tidak lagi bisa menjaga kehormatan dirinya.

Ø  Swadesi

Pengertian swadesi adalah cinta tanah air sendiri,cara mengabdi kepada masyarakat yang sebaik-baiknya kepada lingkungannya sendiri lebih dahulu. Menurut Gandhi, konsep swadesi erat kaitannya dengan semangat swaraj sebagai cita-cita bersama seluruh warga India, bahkan seluruh manusia. Dalam bahasa sederhana, Gandhi mengartikannya sebagai “menggunakan apa yang dihasilkan oleh negeri sendiri”. Konsep swadeshi mengarah pada swaraj dalam arti pemerintah oleh negeri sendiri (self-rule) yang senjatanya bertumpu pada kekuatan sendiri (self-reliance).

Pelaksanaan swadesi ini antara lain:Sebisa mungkin agar membeli segala keperluan dari dalam negeri dan tidak membeli barang-barang import,bila barang-barang tersebut dapat dibuat dalam negri sendiri.Melihat situasi dan kondisi waktu itu kemungkinan untuk melaksanakan anti import barang-barang asing sebagai protes dan boikot terhadap kaum penjajah.

Ø  Hartal

Hartal semacam pemogokan nasional,toko-toko ditutup sebagai protes politik dan para pekerja melakukan pemogokan massal.Untuk pertama kalinya Ghandi memutuskan untuk menentang pemerintah kolonial Inggris di india. Ia Memutuskan melaksanakan hartal.ia mengatakan bahwa suatu hari kegiatan dagang harus dihentikan,toko-toko tutup,dan pekerja-pekerja mogok.Hartal ini merupakan permulaan dari perjuangan selama 28 tahun, yang berakhir dengan penjajahan inggris menghentikan koloninya atas bangsa india. Hartal dilakukan oleh rakyat india sebagai sebuah protes politik,namun hari-hari mogok itu dihabiskan dengan berpuasa dan kegiatan keagamaan lainnya.

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 23 No 1 (2019): JUNI 2019 /
  4. Articles

Keywords: Pemerintah, HAM, Kekerasan, Gandhi, Kebebasan

Mahatma Gandhi menggulirkan konsep bermasyarakat yang lebih menekankan pada aspek-aspek kesetaraan manusia, sebagai kaum tertindas di india pada masa itu. Ahimsa, Nir-Kekerasan, satyagraha, hartal dan swadesi merupakan ajaran Gandhi yang bersifat merdeka untuk membebaskan masyarakat india dari penjajah. Paper ini mengambil studi pustaka dari tulisan – tulisan yang membahas ajaran Gandhi. Penulis menggunakan metode interpretasi dengan langkah sebagai berikut: inventaris data, klasifikasi data, deskriptif, analisis dan penarikan kesimpulan. Salah satu tujuan dari Paper ini adalah masyarakat membutuhkan perlindungan dalam melawan pemerintah yang semena – mena. Ajaran Gandhi telah membangun suatu pemikiran dengan paham kebebasan pada diri manusia terlebih dahulu dengan Ahimsa yaitu tanpa kekerasan. Melihat konsep kebebasan pada buku “jati diri Whitehead” dipaparkan bahwa kebebasan terdapat dua hal yaitu kebebasan negative dan kebebasan positif. Kebebasan positif adalah kebebasan yang terwujud pada diri manusia dalam mendapatkan haknya. Ahimsa sebagai inti dari ajaran gandhi mengajarkan rasa cinta damai dengan tanpa kekerasaan sebagai bentuk dari kebebasan positif.

Bagus, lorens. Kamus Filsafat. 2005. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Bakker, A. dan A. Charis Zubair, 2012. Metodologi Penelitian Filsafat. Kanisius: Yogyakarta Dear, John. 2007. Intisari Ajaran Mahatma Gandhi. Bandung : Nusamedia Fischer, Louis. 1967. Gandhi : Penghidupannja dan Pesannja untuk Dunia. Jakarta : Gunung Sahari Hadi, Hardono. 2000. Jatidiri Manusia: Berdasar Filsafat Organisme Whitehead. Yogyakarta : Kanisius Mehta, Ved. 2011. Ajaran – Ajaran Mahatma Gandhi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Nicholson, Michael, 1994. Mahatma Gandhi, Pahlawan yang Membebaskan India dan Memimpin Dunia dalam Perubahan Tanpa Kekerasan. terj. Hilman Farid Seiadi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Poerbasari, Agnes. Sri. 2007. Nasionalisme humanistis Mahatma gandhi. Jurnal Vol 9 No.2, 185-186 Wisarja, I Ketut. 2007. Gandhi dan Masyarakat Tanpa kekerasan. Surabaya: Paramitha

Wisarja, I. K., & Sudarsana, I, K. 2018. Membaca ulang pemikiran Mahatma Gandhi. Jurnal Vol 7 No.1, 14-15

Pasangan yang tepat mengenai ajaran Mahatma Gandhi dalam perkembangan nasionalisme di India

Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh besar dari India. Lahir pada tanggal 2 Otober 1869 dan meninggal dunia 30 Januari 1948 yang disebabkan oleh penembakan yang dilakukan oleh seorang Hindu yang tidak suka dengan kedekatan Gandhi dengan kelompok Islam. Gandhi merupakan tokoh yang memimpin gerakan perlawanan rakyat India untuk melawan pemerintah colonial Inggris. Inggris mulai menguasai India sejak didirikannya kongsi dagang East India Company pada abad ke XVII. Kemudian dimulailah kolonilaisasi Inggris di India, yang sangat menyesengsarakan rakyat India.
Berbagai perlawana dilakukan oleh rakya India, seperti contoh revolusi bersenjata yang terkenal dengan peristiwa Revolusi Sepoy atau juga India Mutiny. Ini merupakan perlawanan militer tentara Sepoy kepada pemerintah Inggris. Sebabnya adalah pemerintah menggunakan minyak sapi pada senjata yang digunakan tentara Sepoy, saat mau memasukan peluru tentara harus menjilatnya terlebih dahulu. Padahal sapi merupakan binatang suci bagi penganut agama Hindu yang merupakan bagian besar dari tentara Sepoy.

Beberapa gerakan keagamaan lainnya seperti Brahma Samaj dengan tokoh Ramahon Roy, gerakan Arya Samaj yang dipimpin oleh Dayananda Saraswati, gerakan RamaKrisna yang dipimpin oleh Svami Vivekananda. Orang-orang muslim yang tergabung dengan Partai Kongres kemudian mendirikan organisasi baru yang dinamakan Liga Muslim pimpinan Moh Ali Jinnah.
Mahatma Gandhi adalah tokoh besar India. Gandhi merupakan salah satu ketua dari partai Kongres. Ajaran Mahatma Gandhi:

1) Satyagraha : “jalan kebenaran”. Gerakan Satyagraha merupakan bentuk perlawanan yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi dengan cara menolak kerjasama dengan pemerintah Inggris karena merasa berdiri dengan kebenaran, keadilan dan peri kemanusiaan. Prinsip gerakan ini sama dengan prinsip gerakan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno yakni non-kooperasi alias tidak mau bekerjasama dengan penguasa colonial.

2) Ahimsa: “non kekerasan”. Merupakan gerakan yang intinya tidak berbuat apa-apa, tanpa menggunakan kekerasan,musuh akhirnya akan kalah. Sikap berdiam diri, tidak melakukan apa-apa ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh suku Samin di Indonesia dalam rangka menentang pemerintah colonial Belanda. Tindakan yang ditimbulkan membawa kerugian bagi penguasa.

3) Hartal meletakkan pekerjaan sebagai tanda protes terhadap peraturan yang dianggap kurang adil atau sebagai tanda berkabung untuk memperingati kejaidan yang menyediahkan. Bahasa sederhananya, Hartal sama dengan mogok kerja. Pemogokan oleh rakyat Inda terhadap pabrik-pabrik Inggris mengurangi pendapatan Inggris yang kemudian membuat bangkrut perusahaan-perusahaan Inggris. Perjuangan seperti ini juga dilakukan di Indonesia, berbagai pemogokan dilakukan oleh golonga orang-orang yang berpaham sosialis-komunis, seperti contoh pemogokan di Delangu, Klaten. Kemudian juga pemogokan buruh ketika terjadi proses pengembalian Irian Barat. Gerakan ini sangat ampuh untuk merusak ekonomi dari pemerintah colonial.

4) Swadesi marupakan gerakan yang dicetuskan oleh Mahatma Gandhi yaitu bangsa India harus mampu mencukupi kebutuhan sendiri dengan hasil dan usaha sendiri. Hal ini dikarenakan produk India juga tidak kalah dengan produk-produk Inggris. Salah satunya adalah pemakaian pakaian asing harus diganti dengan pakaian asli India. Pemakaian produk sendiri ini juga untuk mengurangi pendapatan pemerintah kolonial. Konsep perjuangan ini ternyata juga dimiliki oleh bangsa Indonesia, yaitu seperti konsep Marhein yang dicetuskan oleh Bung Karno.

Mahatma Gandhi bukan hanya tokoh yang besar bagi India, melainkan juga seorang tokoh dunia. Beliau berjasa besar dalam perjuangan hak asasi manusia dan pejuang anti kekerasan. Perjuangannya untuk menegakkan hak asasi manusia tidak hanya di India, melainkan juga pernah dilakukannya di Afrika Selatan yang terkenal dengan pembendaan derajad manusia berdasarkan ras (Politik Apartheid). Gandhi adalah pemimpin yang sangat sederhana, akan tetapi memiliki pemikiran yang sangat luar biasa. Gandhi sering masuk keluar penjara dikarenakan perlawanannya terhadap penjajah. Kharisma yang begitu besar, membuatnya dikagumi baik teman maupun lawan.