Pengambilan data dari keyboard file atau beberapa perangkat lain disebut sebagai

Didalam basis data kita dapat menyimpan satu atau lebih tabel.  Pada tabel inilah data disimpan dan ditempatkan. Contoh yang paling sering ditemui adalah basis data akademik yang terdiri atas tabel mahasiswa, tabel dosen, tabel jadwal, tabel kehadiran, tabel mata_kuliah dan tabel kelas.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui operasi-operasi dasar didalam basis data. Operasi-operasi dasar tersebut meliputi :

  1. Create Database : pembuatan basis data dimana kita membuat lemari dokumen baru tempat penyimpanan dilakukan.
  2. Drop Database : penghapusan basis data dimana kita menghancurkan lemari dokumen beserta isinya, jika ada.
  3. Create Table : pembuatan tabel baru ke suatu basis data atau sama seperti penambahan map dokumen ke sebuah lemari arsip yang telah ada.
  4. Drop Table : penghapusan tabel dari suatu basis data atau sama seperti perusakan map dokumen lama atau yang tidak terpakai di sebuah lemari dokumen.
  5. Insert : penambahan/pengisian data baru ke tabel yang berada pada suatu basis data.
  6. Query : pengambilan data dari sebuah tabel, sama seperti pencarian lembaran dokumen dari sebuah map.
  7. Update : perbaikan atau perubahan isi dokumen didalam tabel pada suatu basis data.
  8. Delete : penghapusan data dari sebuah tabel.

Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan basis data baru [create database], adalah proses yang identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru. 2. Penghapusan basis data [drop database], adalah proses yang identik dengan perusakan lemari arsip, sekaligus beserta isinya jika ada.                                                              3. Pembuatan table baru ke suatu basis data [create table], yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada. 4. Penghapusan table dari suatu basis data [drop table], identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip. 5. Penambahan / pengisian data baru di sebuah basis data [insert], identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip. 6. Pengambilan data dari sebuah table [retrieve / search], identik dengan pencarian lembaran arsip dalam sebuah map arsip. 7. Pengubahan data dalam sebuah table [update], identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip. 8. Penghapusan data dari sebuah table [delete], identik dengan penghapusan

sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

2.1. Operasi Dasar

Didalam sebuah disk [hard disk], basis data dapat diciptakan dan dapat pula ditiadakan. Dalam sebuah disk kita dapat menempatkan beberapa [lebih dari satu] basis data [Misalnya basis data nilaiMahasiswa, kepegawaian, keuangan, penjualan, pepustakaan dan lainnya]. Sementara dalam sebuah basis data kita dapat menempatkan satu atau lebih file / table. Misalkan dalam basis data penjualan terdiri dari table barang, faktur, pelanggan dan transaksi barang.

Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data adalah sebagai berikut:

1]. Pembuatan basis data baru [create database], identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru.
2]. Penghapusan basis data [drop database], identik dengan perusakan lemari arsip, sekaligus beserta isinya jika ada.
3]. Pembuatan table baru ke suatu basis data [create table], yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.
4]. Penghapusan table dari suatu basis data [drop table], identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.
5]. Penambahan / pengisian data baru di sebuah basis data [insert], identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip.
6]. Pengambilan data dari sebuah table [retrieve / search], identik dengan pencarian lembaran arsip dalam sebuah map arsip.
7]. Pengubahan data dalam sebuah table [update], identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.
8]. Penghapusan data dari sebuah table [delete], identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

Operasi pembuatan basis data dan tabel merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedangkan untuk operasi pengisian, perubahan, penghapusan dan pencarian data merupakan operasi rutin yang berlaku berulang-ulang.

2.2. Kegunaan Database

Penyusunan satu basis data digunakan untuk mengatasi masalah – masalah pada penyusunan data, antara lain:

  1. Redundansi dan inkonsistensi data
  2. Kesulitan pengaksesan data
  3. Isolasi data untuk standarisasi
  4. Multiple user [banyak pemakai]
  5. Masalah keamanan [security]
  6. Masalah integrasi [kesatuan]
  7. Masalah data independence [kebebasan data]

2.2.1. Redundansi dan inkonsistensi data

Jika table dan program aplikasi diciptakan oleh programmer yang berbeda dengan waktu yang berselang cukup panjang, maka ada beberapa bagian data mengalami penggandaan pada table yang berbeda pada suatu database.

C o n t o h
Nama, alamat, dan telpon dari mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi tercatat pada table Anggota [pada database Perpustakaan], KRS dan juga pada Keuangan. Apabila kita berbicara sistem yang berbasis jaringan maka 1[satu] table mahasiswa bisa dimanfaatkan oleh beberapa sub database yang menginginkannya.

Penyimpanan dibeberapa tempat untuk data yang sama ini disebut sebagai redundansi dan mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan dan juga biaya untuk akses lebih tinggi.

Penyimpanan data yang sama berulang-ulang di beberapa tempat dalam database dapat mengakibatkan juga inkonsistensi [tidak konsisten]. Hal ini terjadi, bila suatu ketika mahasiswa tersebut pindah alamat berubah, maka seluruh table yang memuat data tersebut harus diubah / update. Bila salah satu saja yang diupdate, maka menjadi tidak konsisten.

2.2.2. Kesulitan dalam pengaksesan data

Pada suatu saat dibutuhkan untuk mencetak data siapa saja mahasiswa yang berada di kota ‘Bekasi Timur’, padahal belum tersedia program yang telah ditulis untuk mengeluarkan data tersebut. Maka kesulitan akan timbul, dan penyelesaian ke arah itu adalah DBMS yang mampu mengambil data secara langsung dengan bahasa yang familiar dan mudah digunakan [user frindly].

2.2.3. Isolasi data untuk standarisasi

Jika data tersebar dalam beberapa file / table dalam bentuk format yang tidak sama, maka ini akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil dan menyimpan data. Maka haruslah data dalam satu basis data dibuat satu format, sehingga mudah dibuat program aplikasinya.

2.2.4. Multiple User [Banyak Pemakai]

Dalam rangka mempercepat semua daya guna sistem dan mendapat responsi waktu yang cepat, beberapa sistem mengijinkan banyak pemakai untuk meng “update “ data secara simultan. Salah satu alasan mengapa basis data dibangun karena nantinya data tersebut digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang sama atau berbeda, diakses oleh program yang sama tapi berbeda orang dan waktu.
Semua itu memungkinkan terjadi, karena data yang diolah tidaklah tergantung dan menyatu dalam program tapi ia terlepas dalam satu kelompok data.

2.2.5. Masalah keamanan [security]

Tidak semua pemakai sistem basis data diperbolehkan untuk mengakses semua data. Misalkan data mengenai gaji seorang karyawa hanya boleh dibuka oleh bagian keuangan dan personalia, tidak diperkenankan bagian gudang membaca dan mengubahnya.

2.2.6. Masalah integritas [kesatuan]

Basis data berisi file / table yang saling terkait, masalah utama adalah bagaimana kaitan antar table itu terjadi. Meskipun kita mengetahui table A berkaitan dengan table B, namun secara teknis ada field / atribut kunci yang mengaitkan / merelasikan table tersebut.

2.2.7. Masalah data independence [kebebasan data]

Paket bahasa yang diciptakan oleh DBMS, perubahan pada struktur file / table, setiap kali kita hendak melihat data cukup dengan utility list, menambah data dengan Append [misal untuk DBMS Clipper atau Foxpro], merubah struktur table dengan Design Table, melakukan penelurusan data dengan query [misal untuk Access, Sql Server, MySql atau Oracle]. Ini berarti perintah-perintah dalam paket DBMS bebas terhadap basis data. Apapun perubahan dalam basis data semua perintah akan mengalami kestabilan tanpa mengalami perubahan.

2.3. Keuntungan Sistem Basis Data

Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem basis data pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1]. Mengurangi redudansi dataData yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan sekali saja.
2]. Integritas DataDimana data terismpan secara akurat karena tidak adanya redudansi data.
3]. Menghindari inkonsisten dataSebagai akibat tidak adanya data yang redundansi data, sehingga tidak terjadi inkonsisten data, karena data yang akan diupdate cukup dilakukan sekaligus saja.
4]. Penggunaan data bersamaData yang sama dapat diakses atau dimanfaatkan oleh beberapa user pada saat yang bersamaan.
5]. Standarisasi dataAkibat tidak adanya redundansi, inkonsisten, dan integritas data, maka akan terciptanya adanya standarisasi data.
6]. Jaminan Keamanan Data [Security Data]Data yang tersimpan hanya dapat diakses oleh yang mempunyai otoritas terhadap data tersebut.
7]. Menyeimbangkan kebutuhan dataData ditentukan prioritas suatu operasi, misalkan antara update dengan retrieve data.

2.4. Kerugian Sistem Basis Data

Kerugian – kerugian yang ada dengan diterapkannya basis data pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1]. Diperlukan harware [perangkat keras tambahan] : CPU yang lebih kuat, terminal yang lebih banyak, alat komunikasi.
2]. Biaya Performance yang lebih besar : listrik, personil yang lebih tinggi klasifikasinya, biaya telekomunikasi antar lokasi.
3]. Rawannya keberhasilan operasi : gangguan listrik, dan komunikasi.
4]. Sistem kelihatan lebih kompleks : banyaknya aspek yang harus diperhatikan.

2.5. Contoh Database

Berikut ini ini adalah contoh dari database Penjadwalan_mengajar_dosen pada STMIK ‘Revanda Jaya’ Bekasi, dimana pada database tersebut terdiri dari file / table Dosen, Matakuliah, Jurusan dan Mengajar.

1. Dosen

Dosen ={nid,nama_d,tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat,kota,kodepos,gajipokok}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.1. Data value Dosen

2.  Matakuliah

Matakuliah ={kdmk,nama_mk,sks,semester}

Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.2. Data value Matakuliah

3. Jurusan

Jurusan ={kode_jur,nama_jur,sjenjang,nama_kajur}

Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.3. Data value Jurusan

4. Mengajar

Mengajar ={nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke,kdmk,waktu,kelas,kode_jur}

Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.4. Data value Mengajar

Implementasi relasi [hubungan antar table] yang ada pada database tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini [Dengan database MS-SQL Server 2000 dan MS-Access]:

Gambar 2.5. Diagram database Penjadwalan_mengajar_doseen dengan SQL-Server 2000

Gambar 2.6. Relationship database Penjadwalan_mengajar_doseen dengan MS-Access

Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa pada table mengajar, berelasi kepada table dosen, matakuliah dan jurusan, dikarenakan pada table mengajar tersebut membutuhkan data – data yang ada pada ketiga tabel tersebut, artinya:

  • Seorang dosen bisa mengajar lebih dari satu matakuliah pada semester yang sama.
  • Satu matakuliah bisa diajar [diampu] oleh banyak dosen dan jurusan.

Operasi manipulasi yang dapat dilakukan pada database tersebut adalah sebagai berikut:

1].  Insert : Kita dapat melakukan pemasukan data – data baru pada file / table dosen, matakuliah, jurusan dan mengajar.
2].  Delete : Kita dapat melakukan penghapusan data yang telah ada pada file / table dosen, matakuliah, jurusan dan mengajar untuk data – data yang tidak diperlukan lagi.
3].  Update : Kita dapat melakukan perubahan data – data alamat dan kota seorang dosen pada file / table dosen dikarenakan dosen tersebut pindah alamat, dan kita dapat melakukan perubahan untuk data yang lainnya pada database tersebut.
4].  Retrieve : Kita dapat menampilkan Informasi mengenai dosen menurut jenis kelamin, kota alamat dan lainnya, informasi mengenai transaksi mengajar dosen,  informasi jurusan,  informasi mengenai matakuliah berdasarkan sks nya  dan informasi lainnya.

2.6. Abstraksi Data

Kegunaan utama sistem basis data adalah agar pemakai [user] mampu menyusun suatu pandangan abstaksi dari data. Pemakai atau user dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan abstaksi saat memandang suatu basis data, yaitu :

1]. Level Phisik.
2]. Level Konseptual.
3]. Level Padangan Pemakai [ View ]

2.6.1. Level Phisik

Level abstraksi paling rendah, menggambarkan bagaimana [how] data disimpan dalam kondisi sebenarnya. Level ini tentu paling kompleks, struktur data level terendah digambarkan pada level ini. Level ini digunakan oleh programmer, yang digunakan untuk melakukan pemrograman dengan mengunakan database dan DBMS tertentu sesuai dengan kebutuhan daripada end-user.

2.6.2. Level Konseptual

Level abstraksi data level lebih tinggi yang menggambarkan data apa [what] yang disimpan dalam basis data, dan hubungan relasi yang terjadi antar data. Level ini menggambarkan keseluruhan basis data. Pemakai tidak memperdulikan kerumitan dalam struktur level phisik lagi, penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis dan keterangan secukupnya. Level ini digunakan oleh database administrator, yang memutuskan informasi apa yang akan dipelihara dalam satu database.

2.6.3. Level Pandangan Pemakai [View Level]

Level abstraksi tertinggi yang mengambarkan hanya satu bagian dari keseluruhan database. Bila pada level konseptual data merupakan suatu kumpulan besar dan kompleks, pada level ini hanya sebagian saja yang dilihat dan dipakai.  Hal ini disebabkan beberapa pemakai database tidak membutuhkan semua isi database. Level ini sangat dekat dengan pemakai [user], dan setiap user kemungkinan hanya membutuhkan sebagian dari database. Ada beberapa kelompok user dengan pandangan berbeda butuh data dalam database, jadi pada level ini yang memakai adalah pemakai akhir atau end-user.

Misalkan pemakai akhir pada bagian keuangan hanya memakai data untuk file / table pembayaran, mahasiswa dan karyawan, tetapi tidak membutuhkan file / table buku dan nilai. Demi kemudahan interaksi antara pemakai dengan sistem, maka view level ini didefinisikan. Jadi ada beberapa pandangan disusun untuk mengakses satu sistem database yang sama.

Hubungan antar level tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini :

Gambar 2.7.  Abstraksi Data

referensi : //didiksetiyadi.com/

Catatan kecil: Jangan lupa di komen ia, karna komenmu berguna banget buat berkembangnya blog ini. Mau kritik juga boleh ko.

Baca juga artikel terkait

Video yang berhubungan