Pengenalan produk dapat pula disebut dengan istilah... .

Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

Pemasaran Konsep inti

Bauran pemasaran • Produk • Harga
Distribusi • Jasa • Ritel
Manajemen merek
Pemasaran berbasis akuntan
Etika pemasaran
Efektivitas pemasaran
Riset pasar
Segmentasi pasar
Strategi pemasaran
Manajemen pemasaran
Dominasi pasar
Sistem Informasi Pemasaran

Konten Promosi

Iklan • Merek • Underwriting
Pemasaran langsung • Penjualan
Penempatan produk • Publikasi
Promosi penjualan • Pemasaran loyalis •
Premium • Hadiah Kanvasing

Media promosi

Percetakan • Publikasi
Penyiaran • Out-of-home
Pemasaran Internet • Point of sale
Barang promosi
Pemasaran Digital • In-game
Demo produk
Pemasaran dari mulut ke mulut
Duta merek • Drip Marketing

  • lihat
  • bicara
  • sunting

Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[2] Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[3] Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4]

Dalam penggunaan yang lesbi baik kita panjat kan Indonesia sampai maju ke pulau Sumatra

Suatu produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu produk konsumen dan produk industri. Dua jenis produk ini menjadi pilihan bagi perusahaan dalam produksi kelompok produk pertama atau produk yang kedua.

Produk konsumen

Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. produk konsumen mencangkup produk sehari-hari, produk belanja, produk khusus dan produk yang tidak dicari.

Produk industri

Produk industri merupakan barang maupun bahan yang dibeli oleh individu atau organisasi (perusahaan) untuk diproses lebih lanjut atau untuk dipergunakan dalam melakukan bisnis.

Kualitas produk berkaitan dengan kemampuan suatu produk dalam melakukan fungsi pembuatannya. Fungsi ini dinilai berdasarkan tingkat keandalan, kemudahan penggunaan dan perbaikan serta berbagai macam atribut yang dianggap bernilai dan berharga bagi suatu produk. Kualitas produk umumnya dinilai melalui kriteria-kriteria dalam manajemen mutu. Kualitas produk dinilai pada kemampuan barang, jasa atau keduanya dalam memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Penilaian terhadap kualitas produk dapat sejara objektif maupun subjektif. Penilaian objektif melihat kepada pandangan produsen terhadap kegiatan produksi. Kualitas produk secara objektif dinilai melalui tingkat produksi dan penawaran. Sedangkan penilaian subjekti dinilai dari pandangan konsumen. Kualitas produk ditentukan oleh tingkat keinginan atau harapan dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan produsen. Kualitas produk dalam pandangan produsen termasuk dalam penilaian dari dalam perusahaan, sedangkan penilaian dari konsumen termasuk penilaian dari luar perusahaan.[5]

Keragaman produk adalah keragaman yang ada pada keseluruhan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai penawaran kepada konsumen. Kelangsungan penjualan produk pada suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh hubungan antara keragaman produk dan perilaku konsumen. Tujuan dari adanya keragaman produk ialah merencanakan produk dalam satu kelompok jenis produk. Keragaman produk sangat mempengaruhi bisnis dan persaingan usaha di bidang perdagangan dengan jenis eceran. Keteresediaan barang dalam jumlah yang berlimpah umumnya membentuk keragaman produk secara alami. Keragaman produk membuat konsumen dapat memiliki pilihan produk yang lebih banyak dalam proses belanja.[6]

Produk baru yang dibuat berdasarkan metode penelitian dan pengembangan mempertimbangkan beberapa konsep yang meliputi kepuasan konsumen, tingkatan produk, wujud produk, bauran produk dan kemampuan konsumen dalam mengenali produk. Kepuasan konsumen berkaitan dengan kebutuhan konsumen akan produk. Kepuasan konsumen berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Ada konsumen yang memerlukan produk fisik berupa barang dan properti, ada pula konsumen yang hanya memerlukan produk jasa perorangan, informasi, gagasan atau pengalaman. Pembelian produk baru didasarkan pada nilai yang berharga dari keberadaan produk tersebut. Di sisi produsen, pengembangan produk memperhatikan tujuan dan posisi dari pembuatan produk baru yaitu penambahan laba, produk dasar, produk yang diinginkan oleh konsumen, produk tambahan, atau produk potensial. Pengembangan produk baru juga memperhatikan daya tahan dan wujudnya yang meliputi produk untuk konsumsi dan produk industri. Produk baru yang dikembangkan juga ditentukan berdasarkan bauran produk yang kemudian berdampak kepada kemampuan konsumen untuk mengenali produk baru sebagai bagian dari produksi produsen pada produk lama. Pengenalan produk baru ini memperhatikan pengelolaan merek, penggunaan kemasan dan pemberian label. Pengembangan produk dimulai dari tahapan pembuatan gagasan, seleksi, pengujian konsep, analisis bisnis, pengembangan purwarupa, pengujian produk, pengujian pasar hingga komersialisasi.[7]

  1. ^ Kotler, P., Armstrong, G., Brown, L., and Adam, S. (2006) Marketing, 7th Ed. Pearson Education Australia/Prentice Hall.
  2. ^ Random House Dictionary, 1975
  3. ^ Etymology of product, etymonline.com.
  4. ^ Etymology of produce, etymonline.com.
  5. ^ Daga, Rosnaini (2017). Citra, Kualitas Produk dan Kepuasan Pelanggan (PDF). Gowa: Global Research and Consulting Institute. hlm. 37–38. ISBN 978-602-5920-17-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  6. ^ Indrasari, Meithiana (2019). Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan (PDF). Surabaya: Unitomo Press. hlm. 29. ISBN 978-623-91788-2-6.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Aryaningsih, Ni Nyoman (2018). Ekonomi Manajerial: Kajian Teori dan Empiris Nilai Keputusan Investasi (PDF). Malang: Media Nusa Creative. hlm. 65–66.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)[pranala nonaktif permanen]

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Produk&oldid=20735417"

Pengenalan produk dapat pula disebut dengan istilah... .

Kamu pasti sering banget kan melihat iklan di koran, majalah, atau bahkan di media sosial? Nah, di artikel kali ini, kita akan belajar tentang iklan nih, guys! Mulai dari pengertian, struktur, kaidah kebahasaan, hingga contohnya, dibahas lengkap! Yuk, baca penjelasannya sampai selesai!

-- 

Pernah nggak, kamu dapat tugas untuk membuat iklan dari guru di sekolah?

"Wah, pas banget! Ini aku lagi ada tugas itu nih, sekarang!"

Wihh, udah kaya cenayang nggak tuh, bisa pas gitu timing-nya! Hehehe..

Nah, buat yang lagi dapet tugas membuat iklan, biasanya nyari referensinya dari mana, nih? Dari televisi, koran, majalah, atau dari internet dan media sosial?

"Dari semuanya dong, biar makin banyak inspirasi."

Mantaapp! Eits, tapi, selain banyak melakukan riset, sebelum membuat iklan, kamu juga harus tahu terlebih dahulu seperti apa sih, struktur dan kaidah kebahasaan dari iklan itu. Supaya nanti, iklan yang kamu buat bisa dipahami oleh orang yang melihat.

Nah, sekarang coba kita bahas bersama yuk, tentang iklan! Mulai dari pengertian dulu, ya!

Pengertian Iklan

Iklan merupakan sebuah informasi yang mendorong dan membujuk khalayak agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan juga dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai suatu barang atau jasa. Biasanya, iklan disampaikan melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet.

Baca juga: Mengenal Teks Eksposisi Ciri-ciri, Pola Pengembangan, Struktur, dan Contohnya

Nah, sebelum iklan ditayangkan atau dipublikasikan, kita harus membuat teks tertulisnya terlebih dahulu nih, yang berguna sebagai naskah panduan. Naskah panduan ini harus dibuat sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan iklan supaya iklan yang dihasilkan bisa dipahami oleh khalayak.

Struktur Iklan

Apa saja sih struktur iklan itu? Coba perhatikan infografik berikut, ya!

Pengenalan produk dapat pula disebut dengan istilah... .

Jadi, dalam iklan, kita harus menyantumkan judul, nama produk, dan penjelasan atau deskripsi tentang produk yang diiklankan. Jangan sampai ada yang terlewat, ya! Kalau nggak, nanti iklan yang kamu buat kurang lengkap dan nggak bisa dipahami dengan baik oleh khalayak.

Kaidah Kebahasaan Iklan

Kaidah kebahasaan iklan antara lain sebagai berikut:

Persuasif

Kata-kata yang terdapat dalam teks iklan harus persuasif (bersifat mengajak) agar konsumen yakin dan percaya terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Imperatif

Iklan biasanya menggunakan kalimat imperatif. Imperatif adalah bersifat memerintah atau memberi komando. Dalam hal ini, maksudnya seperti kalimat permintaan, ajakan, dorongan atau larangan. Biasanya ditandai dengan kata-kata seperti ikutilah, hadirilah, wujudkan, nyatakan, nikmati, sebaiknya, marilah, ayo dan janganlah.

Berima

Biasanya kata-kata yang terdapat dalam sebuah iklan memiliki rima atau pengulangan nada yang sama, agar iklan tersebut menarik dan berkesan bagi konsumen.

Berkesan Positif

Produk atau jasa yang ditawarkan tentunya akan memiliki pesaing. Untuk itu, dalam sebuah iklan, sebaiknya tidak menggunakan kata-kata yang menghina atau menjelek-jelekkan produk atau jasa lain. Lebih baik, bersaing secara sehat dengan membuktikan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan tersebut memang lebih baik daripada yang lain.

Ringkas

Iklan yang menarik adalah iklan yang tidak bertele-tele, tetapi langsung menyampaikan maksud dan tujuannya. Iklan yang ringkas juga berfungsi untuk memberikan kesan yang kuat kepada konsumen, sehingga iklan tersebut bisa lebih mudah diingat.

Fakta

Iklan harus mengandung fakta. Misalnya seperti alamat perusahaan yang benar-benar ada, atau produk yang benar-benar ada. Biasanya, fakta ini berupa pernyataan yang bisa dibuktikan kebenarannya dan bukan berupa opini atau pendapat seseorang.

Sekarang, kita bahas contoh iklan, yuk!

Contoh Iklan

Coba kamu perhatikan contoh iklan ruangguru pada gambar berikut!

Pengenalan produk dapat pula disebut dengan istilah... .

Contoh Iklan (Sumber: ruangguru via Instagram)

Sekarang, kita coba bedah contoh iklan ini berdasarkan strukturnya, ya!

Judul

Judul biasanya mempunyai tulisan yang lebih besar sehingga dapat langsung terlihat. Judul pada iklan di atas adalah “Belajar Seru Bareng Ruangguru”. Nah, dari judulnya kita bisa tahu nih, bahwa iklan tersebut sedang membahas tentang aplikasi Ruangguru yang bisa bikin belajar kita makin seru.

Nama Produk

Pada iklan tersebut, produk yang diiklankan adalah aplikasi Ruangguru. Nama produk ini bisa kita lihat pada judul dan bisa kita lihat juga dari layar smartphone yang sedang membuka tampilan aplikasi Ruangguru.

Deskripsi Produk

Terdapat beberapa deskripsi produk yang dicantumkan pada iklan tersebut, yaitu "Diskon ruangbelajar 60%", "+Gratis Koin ruanglesonline", "+Gratis Tes Minat Bakat", dan "Kode Diskon: JADIJUARA". Selain itu, terdapat juga informasi tambahan bahwa aplikasi Ruangguru bisa di-download melalui Google Play Store atau App Store.

Nah, sudah paham kan, tentang iklan? Sekarang saatnya kamu mengerjakan tugas membuat iklan dari gurumu, nih! Jangan lupa gunakan struktur dan kaidah kebahasaan yang sesuai agar iklan yang kamu buat bisa dipahami dengan mudah oleh khalayak. Semangaaattt!

Kalau kamu mau belajar materi lainnya, langsung aja meluncur ke ruangbelajar! Kamu bisa menonton ribuan video belajar beranimasi tanpa kuota dan mengerjakan latihan soal yang bisa membuat belajarmu jadi lebih seru!

Pengenalan produk dapat pula disebut dengan istilah... .

Referensi:

Kosasih, E. (2017). Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Sumber Gambar:

Gambar ‘Contoh Iklan Ruangguru’ [Daring]. Tautan: https://www.instagram.com/p/CR54kpRtPEp/?utm_source=ig_web_copy_link (Diakses: 24 Agustus 2021)

Artikel ini pertama kali dibuat oleh Shabrina Alfari dan diperbarui oleh Kenya Swawikanti pada 25 Agustus 2021.