Penjelasan tari jaipong jawa barat

Ilustrasi Tari Jaipong. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO

Seni tari Jaipong adalah salah satu tarian Indonesia yang dikenal oleh masyarakat. Tari Jaipong adalah jenis tari pergaulan tradisional yang sangat terkenal di Indonesia, terutama di daerah Jawa Barat. Hal tersebut disampaikan dalam laman situs Warisan Budaya Takbeda Indonesia.

Tarian ini memiliki sejarahnya tersendiri. Tari Jaipong sebenarnya merupakan hasil pengembangan dari tari tradisional. Pada mulanya, tarian Jaipong lahir berkat tokoh-tokoh seniman Jawa Barat. Sebelum membahas sejarahnya lebih lanjut, simak pengertian tari Jaipong berikut ini terlebih dahulu.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, tarian Jaipong adalah tarian khas dari wilayah Jawa Barat. Menurut buku berjudul Mengenal Seni Tari Indonesia yang ditulis oleh Muryanto, tari Jaipong telah dikenal masyarakat sejak 1976.

Tari Jaipong termasuk ke dalam tarian rakyat, yaitu sebagai bentuk hiburan massal. Tarian ini tetap eksis dan masih sering dipentaskan di acara tertentu, misalnya, acara resmi pemerintahan dan hajatan.

Ilustrasi Tari Jaipong. Foto: Fahrul Jayadiputra/ANTARA FOTO

Berdasarkan buku berjudul Pendidikan Seni Budaya 2 SMP yang ditulis Yoyok RM dan Siswandi, sebenarnya tari Jaipong termasuk ke dalam tari modern. Sebab, tarian ini merupakan hasil pengembangan dari tari tradisional khas Sunda, yaitu Tarian Ketuk Tilu.

Asal usul tari Jaipong mulanya diperkenalkan oleh seorang seniman asal Bandung bernama Gugum Gumbira. Perhatiannya terhadap seni tari Ketuk Tilu membuat ia mengenal dan mengenali pola gerakan tari tradisional di Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu.

Tari Jaipong juga bisa dikatakan sebagai tari kreasi. Mengutip Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tari kreasi adalah suatu bentuk garapan atau karya tari yang berasal dari tradisi dan hidup berkembang cukup lama di masyarakat.

Bentuk seni tari ini muncul sebagai ekspresi rasa kebebasan dan mulai menunjukkan gejalanya setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945. Kebebasan ini juga mendorong kreativitas seniman tari, usai melihat atau merasakan perubahan zaman dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu tumbuh motivasi untuk berkreasi.

Karya-karya baru memenuhi kebutuhan masyarakat dan zaman. Pada 1950-an, pembaruan karya tari diperkenalkan oleh Wisnoe Wardhana dan Bagong Kussudiardja di Jawa Tengah. Sedangkan, di Bali oleh I Mario dan dirintis pada 1920-an.

Di Jawa Barat, pada masa sebelum perang juga terdapat tokoh-tokoh yang mereformasi karya tari, yaitu Raden Tjetje Somantri. Pada awal 1980-an juga terdapat tokoh-tokoh yang mereformasi karya tari yang berangkat dari pola tari tradisional rakyat. Tarian itu tak lain dikenal dengan tari Jaipongan oleh Gugum Gumbira Tirasonjaya.

Kesenian tari Ketuk Tilu. Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO

Pastinya dalam suatu pertunjukan tari Jaipong, terdapat berbagai properti yang dipakai. Hal ini terutama bagi penari, yaitu pakaian atau busana.

Menurut buku berjudul Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara yang ditulis oleh Arina Restian, beberapa properti yang digunakan penari Jaipong antara lain sebagai berikut:

  • Sinjang, yaitu celana yang digunakan dalam tarian Jaipong.

  • Apok, yaitu pakaian penari jaipong berupa kebaya tetapi terdapat pernak pernik dan hiasan di dalamnya

  • Sampur, yaitu syal untuk penari Jaipong.

Pertunjukan tari Jaipong juga diiringi musik. Berdasarkan buku Pendidikan Seni Budaya 2 SMP yang ditulis Yoyok RM dan Siswandi, tari Jaipong dibawakan dengan iringan musik yang khas, yaitu degung. Musik ini merupakan kumpulan dari berbagai alat musik seperti kendang, gong, saron, kecapi, dan lain sebagainya.

Ciri khas dari tari Jaipong adalah musik yang menghentak. Alat musik kendang adalah yang paling menonjol saat mengiringi tarian Jaipong. Tarian ini biasanya dibawakan oleh satu orang, berpasangan, atau berkelompok.

Gerakan Dasar pada Tari Jaipong

Pada tari Jaipong, terdapat juga beberapa gerakan dasar penting. Mengutip dari buku berjudul Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara yang ditulis oleh Arina Restian, berikut ini beberapa gerakan dasar pada tari Jaipong, mulai dari gerak kepala, tangan, hingga bagian kaki.

Gerak galier pada intinya adalah gerakan yang memutarkan kepala.

Gilek, yaitu gerakan yang menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri.

Ilustrasi mempelajari gerak dasar tari Jaipong. Foto: Agus Bebeng/ANTARA FOTO

Gerak ukel yaitu gerakan memutarkan tangan. Menurut buku berjudul Apresiasi Seni (Seni Tari & Seni Musik) SMA Kelas X yang ditulis Sigit Astono dkk., perputaran tangan pada ukel dimulai dengan telapak tangan menghadap ke atas dan jari-jari digunakan untuk mendorong perputaran pergelangan tangan.

Terdapat dua gerakan ukel, yaitu gerak masuk dan keluar. Ukel masuk digerakkan ke arah badan, sedangkan ukel keluar digerakkan ke arah luar badan.

Selut merupakan gerakan tangan kanan dan kiri yang digerakkan ke depan atau ke atas dengan cara bergantian.

Nyawang adalah gerakan tangan yang menandakan bahwa sedang melihat keadaan yang jauh.

Gerak tepak bahu dilakukan dengan menggerakkan tangan yang menepuk-nepuk bahu, baik itu satu tangan atau dua tangan dan bahkan dua tangan saling bergantian.

Capang, yaitu gerakan tangan yang membengkokkan salah satu dari tangan.

Seser adalah gerakan dalam tari Jaipong dengan menggerakkan atau menggeser kaki ke arah kanan atau kiri.

Gerak sirig merupakan gerakan kaki dalam tari jaipong, yaitu menggoyangkan kedua kaki secara bersamaan.

Duduk deku adalah gerakan tari Jaipong yang dilakukan dengan melipat kedua kaki ke arah dalam tubuh.

Itulah kurang lebih beberapa gerakan dasar pada tari Jaipong. Selain itu, ada juga yang disebut dengan mincid.

Apa yang dimaksud dengan mincid ialah perpaduan antara gerakan tangan, bagian kepala, dan kaki yang digerakkan secara bersamaan, tetapi gerak kaki dengan gerak lainnya dilakukan dengan arah yang berbeda. Misalnya, tangan kanan digerakkan bersama-sama dengan kaki kiri. Pun begitu sebaliknya.