Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik

Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik

03/06/2020

Pengajaran dan pendidikan merupakan dua perkara penting di dalam membina manusia. Keduanya memiliki perbedaan, namun banyak orang yang belum paham tentang kedua perkara ini.

Pengajaran, yang dalam bahasa Arab adalah ta’lim adalah khusus ditujukan pada akal. Karena itu, mudah dan lurus ke depan. Sedangkan pendidikan (tarbiah) adalah pembinaan manusia yang tidak saja melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu. Karena sesungguhnya yang dididik adalah hati dan nafsu.

Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Pengajaran bisa dilakukan oleh dosen, guru, ustadz yang mengajar atau menyampaikan ilmu kepada murid yang belajar. Hasilnya murid menjadi pandai, dan berilmu pengetahuan. Sedangkan pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh dipahami dan dihayati hingga tertanam dalam hati dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak.

Pengajaran tanpa pendidikan akan menghasilkan masyarakat yang pandai tetapi rusak akhlaknya atau moralnya. Masyarakat akan maju di berbagai bidang, tetapi akan timbul hasrat dengki di mana-mana karena jiwa manusianya tidak hidup.

Salah satu nilai subtansial yang dapat dikembangkan oleh pendidik di era millennial ini adalah penerapan strategi dan metode mengajar dengan mengadopsi dan mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan yang ditampilkan dalam Al-Qur’an, salah satunya ditampilkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ

اللَّهَ كَثِيرًا.

 Pola atau metode mendidik yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sangat relevan untuk diterapkan oleh pendidik di era millenial. Karena konteks ayat tersebut salah satunya adalah lebih menekankan pada menginternalisasi dan mengimplementasi sikap keteladanan dalam diri si pendidik. Oleh karna demikian, ayat tersebut banyak sekali nilai-nilai keteladanan yang dapat dicontohi oleh pendidik untuk diimplementasikan dalam dunia pendidikan sehingga akan melahirkan generasi ala Qur’ani.

Imaddudin Muhammad

Guru Pondok Tahfidz Modern Al - Aqsho Kudus

Daftar rujukan:

  1. Al-Qur’an QS. Al-Ahzab ayat 21
  2. Nurdin, "Implementasi Aspek Pendidikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab 21 Bagi Pendidik Era Millenial", Jurnal Ar-Raniry, Substansia, Vol 21 Nomor 1. April (2019), h. 41–60.


Pendidikan telah ada sepanjang peradaban manusia, dalam rangka melestarikan hidupnya karena sesederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya pasti terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan

Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional) mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Setiap hari pasti kita berhubunan dengan pendidikan, namun tahukah kita apa itu Pendidikan, Pendidik, Mendidik, Peserta Didik, Belajar, Mengajar dan Pembelajaran?

Untuk lebih memahami, berikut adalah pengertiannya :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Mendidik adalah usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, dan ketakwaan melalui proses menyampaikan nilai-nilai agar peserta didik mempunyai kecakapan yang lebih baik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Belajar adalah proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman

Mengajar adalah aktifitas kompleks yang dilakukan pendidik/ dalam menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah :

  1. mengatur kegiatan belajar siswa,
  2. memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas,
  3. memberikan bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar / suatu proses belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan

 

Pengertian Pendidikan, mendidik, pembelajaran,& mengajar

07

NOV

 Jika kita setuju dengan tesis dari Samuel P.Huntington tentang

Clash of Civilization

, maka yang akan kita hadapi dengan istilah globalisasi adalah interaksi budaya global dengan sekat-sekat yang hampir tidak dapat membendungnya. Huntington menjadikan indentitas budaya dan  peradaban sebagai persoalan penting dalam kehidupan manusia yang kini telah mengalami

 globalisasi

. (Samuel P.Huntington dalam H.A.Malik Fajar, 2005: 170). Dalam wacana keindonesian, tesis Huntington ini perlu dicermati mengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dengan keragaman  budaya dan masyarakat yang sangat kaya. Huntington menegaskan bahwa persoalan yang dihadapi adalah terjadinya konflik  di sepanjang garis  pemisah budaya (

culture fault lines

) . Dalam kasus Indonesia sering muncul dalam istilah

“konflik berbau SARA”.

 Setuju atau tidak setuju dengan tesis Huntington, kenyataan menunjukkan bahwa sebahagian tesis tesebut terbukti, dimana konflik-konflik horisontal sering muncul karena adanya diferensiasi budaya, sejarah dan bahkan agama. Khusus yang terakhir, Huntington, menurut Malik Fajar, percaya bahwa agama telah menimbulkan konflik selama berabad-abad . Masalahnya kemudian adalah bahwa arus utama globalisasi terkait sangat erat dengan budaya dan masyarakat. Lalu Apa yang harus dilakukan? Persoalan real yang dihadapi oleh  bangsa Indonesia adalah bagaimana membentuk  karakter  bangsa (

 Nation Character Building 

) yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan tradisional  berhadapan dengan pusaran arus globalisasi yang demikian mengancam. Bagaimanapun juga khazanah keragaman budaya dan heterogenitas masyarakat Indonesia, di satu sisi merupakan keistimewaan namun di sisi lain menimbulkan kekhawatiran. Dalam diskursus  pendidikan, hal tersebut harus dibahas, dan tidak dapat diabaikan begitu saja. Dalam kesempatan ini, akan kita uraikan beberapa defenisi tentang pendidikan dan diferensial dari pendidikan itu sendiri, seperti mendidik, pembelajaran, dan mengajar. Keberadaan  pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan beberapa diferensialnya, bahkan keberlanjutan  pendidikan sebagai usaha sadar mesti terwejantahkan dalam beberapa sub proses. Untuk menerjemahkan secara ilmiah, penyusunan tulisan ini di desain dengan memberikan ruang yang sama kepada setiap kata (pendidikan, mendidik, pembelajaran, dan mengajar) dan dikonstruk dari berbagai sumber yang relevan dan terkini. 1.

PENDIDIKAN

 Education is not preparation for life; education is life itself 

-John Dewey

Pendidikan sebagai kebutuhan pokok manusia tentu akan mengalami sebuah perkembangan, baik dari segi system maupun penjabaran teknis maupun strateginya, apalagi teknologinya. Bukan lagi hal yang panjang untuk diperdebatkan akan ekuivalensi pendidikan dengan peradaban.

Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik

 

Mengenai pengertian pendidikan, akan banyak perdebatan tentang pengertiannya. Hal ini memungkin karena pendidikan masih tergantung dengan paradigm bahkan ideology yang dimiliki oleh pencetus defenisi itu. Sebagai contoh, beberapa tokoh pendidikan menguraikan  pengertian pendidikan berdasarkan ideology yang mengakar dalam kehidupannya, sebut saja John Dewey. Seperti yang diuraikan oleh

Roni Syarif H

(http://www.scribd.com/Definisi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli.htm) bahwa pendidikan diuraikan oleh beberapa ahli seperti,

Ki Hajar Dewantara

 mengartikan pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti,  pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya,

Darmaningtyas

 mengartikan  pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang ledih baik,

Paulo Freire

 mengartikan pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang  permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan,

John Dewey

 mengartikan pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna  pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang  belum dewasa dan kelompok di mana dia hidup. Masih dalam tulisan blog yang sama

H. Horne

 mengartikan pendidikan adalah proses yang terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah  berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia,

Frederick J. Mc Donald

 mengartikan pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat.

Ahmad D. Marimba

 mengartikan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Djayakarta

 mengartikan pendidikan adalah memanusiakan manusia muda, maksudnya pengangkatan manusia muda ke tahap insani. Inilah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik.

Sir Godfrey Thomson

mengartikan  pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang permanent di dalam kebiasaan-kebiasaan tingkah lakun, pikiran, dam sifatnya. Bahkan dalam forum diskusi milik

Darsana Setiawan

 (http://diskusipendidikan.forumotion.com/t4-pengertian-pendidikan-dan- pengajaran.htm) setidaknya ada tiga pengertian yang berbeda, yakni pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya. Pendidikan adalah  pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan mentalnya. Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses  perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya (Insan Cerdas dan Kompetitif).

Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik
Perbedaan antara ilmu PENDIDIKAN dan ilmu mendidik

 

Dalam buku manajemen pendidikan yang disusun oleh

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI

diuraikan pengertian pendidikan sebagai berikut

“Esensi dari pendidikan itu sebenarnya ialah pengalihan (transmisi

 ) kebudayaan (ilmu  pengetahuan, teknologi, ide-ide, dan nilai-nilai spiritual serta estetika) dari generasi yang lebih

tua kepada generasi yang lebih muda dalam setiap masyarakat atau bangsa” (2009:11

) Masih dalam buku yang sama pengertian pendidikan lebih diperdalam lagi dengan menguraikan hakikat pendidikan bahwa pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik dalam rangka  penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat dan meningkatkan kualitas hidup pribadi dan masyarakat yang berlansung seumu hidup (2009:12). Berbeda dengan

Suryosburoto

 (2010:9) memberikan batasan pengertian pendidikan sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan dimana tujuan pendidikan dalam rangka membawa anak kearah tingkat kedewasaan. Menurut

Henderson

 dalam

Sadulloh

 (2010:5), pendidikan merupakan suatu proses  pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interakasi individu dengan lingkungan social dan lingkungan fisik, berlansung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Lain halnya dengan

Coser at all

 dalam

Hasbullah

(2009:9) mengungkapkan “

 Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values from person to another 

”.

Sementara

Webster

 dalam

Hasbullah

(2009:9) juga mengungkapkan “

 Education is the process of training and developing the knowledge, skill, mind, character etc especially by formal  schooling 

”.

 Mengenai hal di atas, tampak Coser at all dan Webster menekankan pendidikan sebagai suatu  proses pengalihan pengetahuan, nilai-nilai, keahlian, sikap, karakter dari seseorang ke orang yang lain secara formal. Sejalan dengan pengertian di atas,

Poerbakawatja

 dalam

Zuhairmi, dkk 

 (1995:120) menguraikan pengertian pendidikan dalam arti yang luas, bahwa pendidikan adalah perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya

serta kerampilan (otang menamakannya juga “mengalihkan” kebudayaan) kepada generasi muda,

sebagi usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani. Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar  peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

2. MENDIDIK 

 Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan