Perbedaan antara tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah adalah

IDXChannel – Ada beberapa perbedaan haji dan umrah dilihat dari hukum, waktu pelaksanaan, serta rukunnya. Haji dan umrah merupakan ibadah umat Islam yang memiliki kemiripan yakni keduanya sama-sama dikerjakan di Tanah Suci Makkah. Akan tetapi, berdasarkan hukumnya, dua ibadah ini memiliki perbedaan baik dari rukun-rukunnya, tata cara, dan waktu pelaksanaannya. 

Adapun beberapa perbedaan haji dan umrah dirangkum IDXChannel sebagai berikut. Apa saja? Yuk, simak!

Perbedaan Haji dan Umrah

Haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim yang mampu. Haji berasal dari kata al-hajju yang berarti al-qashdu yang berarti sengaja. Menurut definisi syara, haji adalah menyengaja pergi ke Ka'bah untuk melakukan amalan-amalan tertentu, dengan syarat-syarat tertentu, dan pada waktu tertentu, yaitu bulan-bulan haji.

Sementara itu, umrah dimaknai sebagai ziarah. Secara luas, umrah diartikan sebagai ziarah ke Baitullah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu yaitu tawaf, sai, dan bercukur. Tidak seperti haji yang hanya dilakukan di bulan haji atau di waktu tertentu, ibadah umrah bisa dilakukan kapanpun dalam setahun. 

Selain dari pengertian keduanya, ada beberapa perbedaan haji dan umrah yang bisa Anda lihat dalam hal-hal berikut ini. 

1. Perbedaan Hukum 

Perbedaan haji dan umrah bisa dilihat dari hukumnya. Hukum haji adalah wajib bagi semua umat Muslim yang mampu. Hukum ini didasarkan pada firman Allah SWT surah Ali Imran ayat 97: 

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: 

“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

Dari perintah tersebut, jelaslah bahwa hukum berhaji bagi seorang Muslim yang mampu dari segi spiritual, fisik, dan finansial, wajib hukumnya. 

Sementara itu, terjadi beberapa perbedaan hukum umrah. Sebagian menilai ibadah ini wajib dikerjakan sekali seumur hidup. Sebagian yang lain menyebut bahwa hukumnya adalah sunah yakni jika tidak dikerjakan tidak akan berdosa dan jika dikerjakan ia akan mendapatkan pahala. 

2. Perbedaan Rukun Haji dan Umrah

Rukun haji dan umrah juga berbeda. Rukun haji yakni niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Sementara itu, rukun dalam umrah, tidak ada rukun wukuf di Arafah. Empat rukun lain sama, yaitu niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.

Persamaan antara Haji dan Umroh adalah sama-sama dilaksanakan di Tanah Suci, Mekkah. Di dalam keduanya sama-sama diawali dengan keadaan berihram, dikerjakan dengan terlebih dahulu mengambil miqat dan sama-sama memiliki rukun Ihram, Thowaf, Sa’i, dan Tahalul. Namun, ibadah haji termasuk ke dalam rukun iman ke lima, sedangkan ibadah Umroh tidak.

Selain perbedaan yang paling mendasar itu, ada beberapa perbedaan lainnya yang harus diketahui oleh seluruh umat Islam.

Perbedaan Makna

Kata Haji bermakna Al-Qashdu, artinya engunjungi, yaitu menyengaja melakukan sesuatu yang agung. Umat Islam datang ke Baitullah secara fisik dan jiwa untuk menunaikan amalan tertentu, dengan syarat-syarat tertentu dan pada waktu tertentu, yaitu pada bulan-bulan haji.

Sedangkan umroh secara makna dipahami sebagai berziarah ke Baitullah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu. Dalam ilmu fiqih didefinisikan sebagai mendatangi Ka’bah untuk melaksanakan tawaf, sa’i, dan bercukur. Pengertian lugasnya, umroh adalah haji kecil, atau ibadah haji yang dikurangi, karena sebagian ritual haji dikerjakan di dalam ibadah umroh.

Perbedaan Waktu

Dijelaskan oleh Abdullah bin Umar, "Bulan-bulan haji adalah Syawal, Zulqa’dah, dan 10 hari (pertama) Zulhijah.” (HR. Bukhari).

Ibadah haji akan mencapai puncaknya yaitu pada tanggal 9 – 13 Zulhijjah. Di lain waktu itu, ibadah haji tidak dapat dilaksanakan.

Sementara ibadah umroh dapat dikerjakan sewaktu-waktu dalam setahun kecuali pada tanggal yang dimakruhkan, yaitu Arofah pada 9 Dzulhijah, hari nahar tanggal 10 Dzulhijjah (Idul Adha), dan hari tasyrik atau tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Sedangkan waktu yang paling utama adalah pada bulan Ramadhan.

Dalam Surah al-Baqarah:197 Allah berfirman, "Musim haji itu (berlangsung) pada beberapa bulan yang telah diketahui.”

Perbedaan Hukum

Haji dihukumi wajib bagi orang yang memiliki kemampuan untuk mengerjakannya, baik dari sisi fisik maupun finansialnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِي

“Menunaikan ibadah haji adalah kewajiban terhadap Allah, yaitu bagi mereka yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji ini, maka sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Kaya yang tidak memerlukan sesuatu apapun dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97)

Dari Ibnu Umar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Islam didirikan atas lima hal; bersaksi tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan salat, melaksanakan zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Maka, seorang muslim yang sudah mampu dan siap spiritual, fisik, dan finansialnya, wajib hukumnya untuk mengerjakan haji. Sebaliknya, orang yang sudah mampu, tetapi mengingkari kewajibannya berhaji, tergolong murtad.

Sedangkan umroh adalah ibadah yang hukumnya sunnah muakad atau sunnah yang diutamakan. Jika tidak dikerjakan tidak berdosa dan jika ditunaikan mendapatkan pahala.

Dari Jabir bin ‘Abdillah ra. ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya mengenai wajib ataukah sunnah bagi umat muslim untuk menunaikan umroh. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian menjawab, “Tidak. Jika kau berumroh maka itu lebih baik.” (HR. Tirmidzi)

Namun, sebagian ulama ada yang menilai ibadah ini wajib dikerjakan sekali seumur hidup. Landasannya ada dalam Quran Surah al-Baqarah: 196, "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah."

Perbedaan Rukun dan Tata Cara

Tata cara umroh terdiri dari;

  1. Ihram

  2. Thowaf

  3. Sa’i (berjalan bolak-balik dari shafa dan marwah)

  4. Bercukur rambut gundul atau pendek (tahallul)

Sedangkan Umroh dapat dilakukan dalam sehari saja dan tempat manasiknya hanya di Masjidil Haram saja.

Sedangkan tata cara haji adalah keempat tata cara umroh, ditambah dengan;

  1. Wukuf di Padang Arafah

  2. Bermalam di Muzdalifah

  3. Melempar Jumrah dan menetap di Mina

Sehingga ada 4 tempat manasik yang dilalui oleh jamaah haji, yaitu Masjidil Haram, Mina, Muzdalifah dan Arafah.

Perbedaan Rukun dan Wajib

Rukun dalam ibadah haji dan umroh dapat membuat ibadah menjadi batal bila tidak dilakukan. Rukun ini tidak bisa diganti dengan denda. Sedangkan wajib haji dan umroh jika ditinggalkan maka harus membayar dam (denda) agar haji dan umrohnya sah.

Rukun haji ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Padang Arafah, thowaf, sa’i, dan memotong rambut.

Sedangkan untuk rukun umroh yaitu niat ihram, thowaf, sa’i, dan memotong rambut.

Rukun wukuf di padang Arafah ini adalah pokok Haji, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Haji adalah wukuf di ‘Arafah.” (Shahih Ibni Majah).

Sementara kewajiban haji ada lima, yaitu niat ihram dari miqat (batas area yang telah ditentukan sesuai dengan asal wilayah Jemaah), menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ atau perpisahan, dan melempar jumrah. Kewajiban umroh hanya ada dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

Selain perbedaan-perbedaan di atas, haji dan umroh juga berbeda di biayanya tergantung embarkasi dan lama antriannya. Dan untuk biaya umroh sebelum pandemi sejumlah separuh biaya haji.

Perbedaan antara tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah adalah
ilustrasi Haji di mekah. Ilustrasi shutterstock.com

Merdeka.com - Seperti diketahui, saat ini sebagian umat Muslim tengah menjalankan ibadah haji yang dilaksanakan pada 17 Juli hingga 22 Juli 2021. Ini menjadi salah satu ibadah rutin yang digelar setiap tahun, di mana umat Muslim melakukan tawaf, sa’i, dan serangkaian kegiatan lainnya di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Meskipun ibadah haji rutin digelar setiap tahun, namun ibadah ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim, melainkan hanya diperuntukkan bagi orang yang mampu, baik secara fisik hingga finansial. Biasanya, Indonesia termasuk negara dengan minat jemaah haji yang tinggi setiap tahunnya,. Tidak heran jika banyak masyarakat yang mendaftarkan diri dan berangkat bergantian setiap tahunnya.

Bagi orang yang belum mendapatkan giliran keberangkatan, masih bisa terbang ke Mekkah untuk melakukan ibadah umroh. Baik haji maupun umroh memang dilakukan di tempat yang sama, namun sebenarnya kedua ibadah ini mempunyai beberapa perbedaan mendasar. Perbedaan ibadah haji dan umroh dapat dilihat dari hukum pelaksanaan, rukun, waktu pelaksanaan, hingga kewajiban.

Bagi Anda yang berencana mendaftarkan diri untuk pemberangkatan haji maupun ingin melakukan ibadah umroh, maka perlu mengetahui beberapa perbedaan ibadah haji dan umroh berikut. Ini juga bisa menjadi pertimbangan untuk memilih ibadah mana yang ingin dilakukan terlebih dahulu.

Melansir dari NU Online, berikut kami merangkum beberapa perbedaan ibadah haji dan umroh yang perlu Anda pahami.

2 dari 6 halaman

Perbedaan antara tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah adalah

Ilustrasi shutterstock.com

Sebelum mengetahui beberapa perbedaan haji dan umroh, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang disebut dengan haji dan umroh. Haji merupakan rukun kelima dalam rukun Islam. Dilihat dari istilahnya, haji berarti menyangga menuju Ka’bah untuk melaksanakan ibadah. Ibadah ini pun telah dilakukan sejak zaman nabi hingga saat ini.

Sementara itu, umroh secara umum berarti berziarah ke tempat ramai atau berpenghuni. Dalam konteks ibadah, umroh diartikan sebagai kegiatan berkunjung menuju Ka’bah untuk melakukan ibadah tertentu. Haji dan umroh memang merupakan dua ibadah yang saling berkaitan. Meskipun begitu, ibadah haji dan umroh memiliki beberapa perbedaan mendasar yang perlu diketahui. Penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada halaman berikutnya.

3 dari 6 halaman

Setelah mengetahui pengertian umum, berikutnya terdapat beberapa perbedaan haji dan umroh yang perlu diketahui. Perbedaan yang pertama bisa dilihat dari segi hukum pelaksanaan. Haji merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat atau yang mampu melaksanakan. Hal ini sesuai firman Allah, yaitu sebagai berikut:

“Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah.” (QS Ali Imran 98).

Sementara itu, hukum pelaksanaan pada ibadah umroh terdapat perbedaan pendapat. Menurut sebagian ulama, umroh mempunyai hukum wajib. Hal ini berdasar pada QS. Al Baqarah ayat 196 yaitu sebagai berikut:

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah,” (QS al-Baqarah: 196).
Selain itu, terdapat pula hadist menerangkan hukum pelaksanaan umrah, yaitu hadist Sayyidah Aisyah radliyallahu anhu yaitu sebagai berikut :

“Dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anh, beliau berkata wahai Rasulullah apakah wajib bagi para perempuan untuk berjihad? Rasulullah menjawab; Ya, yaitu jihad yang tanpa adanya peperangan yakni haji dan umrah,” (HR. Ibnu Majah dan al-Bihaqi dan selainya dengan sanad-sanad yang shahih).

Sedangkan sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa umroh memiliki hukum sunnah. Dalam hal ini, berdasar pada hadist riwayat Al Turmudzi, yaitu sebagai berikut:

“Nabi pernah ditanya mengenai umrah, Apakah umrah wajib? Beliau menjawab tidak, dan ketika kau umrah maka itu lebih baik bagimu.” (HR. al-Turmudzi).

Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa hukum kewajiban haji telah disepakati oleh seluruh ulama, sedangkan kewajiban ibadah umroh masih menjadi perdebatan.

4 dari 6 halaman

Perbedaan antara tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah adalah
©2021 REUTERS/Ahmed Yosri

Perbedaan haji dan umroh berikutnya dapat dilihat dari segi rukun pelaksanaannya. Berdasarkan peraturan manasik, rukun haji terdiri dari 5 hal yaitu niat ihram, wuquf fi Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Sedangkan rukun dalam pelaksanaan ibadah umroh hanya terdiri dari 4, yaitu niat ihram, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Kedua ibadah ini memang sekilas sama, namun ada selisih satu rukun membedakan antara keduanya, yaitu rukun wuquf di Arafah. Rukun ini hanya dilakukan pada kegiatan haji, bukan umroh.

5 dari 6 halaman

Perbedaan haji dan umroh berikutnya terdapat pada waktu pelaksanaannya. Dalam hal ini, ibadah haji memiliki waktu yang lebih terbatas daripada umroh. Haji biasanya dilaksanakan pada rentang waktu mulai dari awal bulan Syawal sampai subuh di hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Sementara itu, ibadah umroh dapat dilakukan kapan saja dan tidak terbatas waktu. Sehingga dalam satu tahun, pelaksanaan haji dapat dilakukan 1 kali dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan, sedangkan umroh dapat dilakukan berulang kali tanpa ketentuan waktu.

6 dari 6 halaman

Perbedaan antara tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah adalah
©2021 REUTERS/Ahmed Yosri

Perbedaan haji dan umroh yang terakhir dapat dilihat dari faktor kewajiban. Kewajiban haji dan umroh merupakan rangkaian ritual manasik yang ketika ditinggalkan tidak dapat membatalkan haji dan umroh, melainkan wajib diganti dengan denda. Dalam hal ini, kewajiban haji terdiri dari lima, yaitu niat ihram dari miqat (batas area yang telah ditentukan menyesuaikan daerah asal jamaah haji/ umrah), menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ (perpisahan) serta melempar jumrah. Sedangkan kewajiban umrah ada dua, niat ihram dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

[ayi]