Perbedaan kebudayaan masyarakat desa dengan masyarakat kota terutama dalam hal

Nama         : Gina AwaliahNPM         : 32415915Kelas         : 1ID01Mata kuliah     : Ilmu Budaya DasarPERBEDAAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA DI INDONESIA    Kebudayaan di Indonesia tentunya sangat banyak dan beragam. Seperti contohnya; kebudayaan masyarakat Bali yang apabila ada orang meninggal tidak di kubur, melainkan di bakar yang disebut dengan upacara Ngaben, kemudian kebudayaan masyarakat Sunda yang apabila anak laki-laki di sunat akan di tampilkan acara adat Sisingaan, dan masih banyak lagi. Tetapi kebudayaan Indonesia bukan hanya tentang upacara atau adat istiadat saja, melainkan tata krama juga, contohnya ; gotong royong, sopan santun, saling rukun, dan masih banyak lagi.     Seiring dengan banyaknya orang-orang daerah yang berurbanisasi ke kota, kebudayaan daerah semkakin di lupakan, yang sangat menonjol adalah hilangnya budaya mengenai tata krama. Hal ini di sebabkan orang yang berurbanisasi ke kota cenderung hanya memikirkan bagaimana caranya mereka memiliki kehidupan yang lebih baik tanpa memperdulikan kebiasaan mereka di daerahnya masing-masing.PENGERTIAN KEBUDAYAAN     Menurut E B Taylor kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, kesenian, adat-istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat.    Menurut Selo Soemardjan, dan Soemardi, pengertian kebudayaan adalah semua hasil rasa, karya, dan cipta masyarakat.    Pork dan burgees mengemukakan pengertian kebudayaan adalah sejumlah totalitas dan organisasi serta warisan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna dimana dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa.    Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super organic, karena kebudayaan yang secara turun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus menerus.Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah suatu hasil karya, rasa, dari masyarakat yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan yang terjadi anatara manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.(Ali, 2015)     PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA (Akhmad, 2015) 1.Maysarakat Kota    Masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karena terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama. Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis, karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa. Karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah, apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :a.Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler.b.Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga cenderung individualistis.c.Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian.d.Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.e.Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.f.Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum) .g.Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi. h.Kontrol sosial antar warga relatif rendah.i.Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi Keterampilan.j.Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.        Perubahan budaya yang terjadi pada masyarakat perkotaan sekarang ini, juga disebabkan oleh semakin transparannya kehidupan antar bangsa (globalisasi), dan kenyataan objektif kehidupan yang semakin dinamis. Sehingga manusia mulai mengalami kesulitan untuk membuat proyeksi atau prediksi kehidupan di masa datang. Masyarakat perkotaan mempunyai kecenderungan untuk mencermati tatanan kehidupan nyata dari bangsa lain yang lebih maju dirasa akan lebih mudah diraih dari pada masa depan mereka yang tidak jelas. Selanjutnya tatanan kehidupan tersebut diadopsi sebagai nilai-nilai baru yang dianggap lebih realistis (Sumaryadi, 2010). Kebudayaan seperti itu disebut kebudayaan kontemporer, yaitu kebudayaan yang cenderung mengarah pada pembaruan masa depan (Redi, 1996).    Dalam bidang teknologi tentunya masyarakat kota lebih unggul daripada masyarakat desa. Hal ini mungkin disebabkan akses yang dimiliki masyarakat kota lebih mudah daripada yang dimiliki masyrakat desa. Tetapi keunggulan dalam bidang teknologi juga menyebabkan budaya masyarakat perkotaan mengalami perubahan. Beberapa pandangan mengatakan bahwa sebagian masyarakat Indonesia memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bersifat fisik atau material, sarana popularitas, ikut-ikutan, boros dan teledor. Menurut Koentjaraningrat, ada beberapa nilai yang perfu ditanamkan dalam masyarakat Indonesia, (1) nilai yang berorientasi ke masa depan, (2) nilai yang mau menghargai hasil karya bangsanya sendiri dan (3) nilai yang mau memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka yang mampu mencapainya (Suharsono, 2013).    Dalam keseharianya mereka cenderung tidak mengutamakan kebudayannya, meskipun sebagian besar masyarakat kota adalah masyarakat daerah juga yang melakukan urbanisasi. Contohnya adalah kehidupan mereka masing-masing tanpa memperdulikan tetangga sebelah rumah, apalagi jiga rumah mereka terletak di kompleks.2.Masyarakat Desa    Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :a.Anggota komunitas kecil.b.Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan.c.Sistem kepemimpinan informal.d.Ketergantungan terhadap alam tinggi .e.Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.f.Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi.g.Kontrol sosial antara warga kuat.h.hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal.i.Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan.j.Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi).k.Tingkat mobilitas sosialnya rendah.l.Penghidupan utama adalah petani.         Secara singkatnya pengertian masyarakat desa adalah sekelompok manusia yang tinggal di suatu tempat tertentu dengan sistem ketetanggaan dan gotong royong yang kuat, mata pencaharianya bertani/agraris dan masih terikat kuat dengan tradisi yang melingkupi serta mempunyai tujuan tertentu. Mereka berhak mengatur dan menyelenggarakan rumah tangganya/ pemerintahanya sendiri, dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Darmansyah, 1986: 214).    Menurut Rogers (Medernization Among Peasant the Impact of Communication, 1969), secara garis besar dalam struktur sosial suatu desa terdapat struktur sosial resmi dan struktur sosial tidak resmi. Di dalam struktur sosial resmi ini terdapat urutan yang menduduki jabatan sebagai atasan dan bawahan yang merupakan jalur instruksional yang dapat digunakan untuk meneruskan informasi kepada sistem yang berlaku. Di sini kepa desa merupakan puncak dari struktur sosial yang ada.     Selain itu mengenai teknologi, masyarakat desa lebih ketinggaalaan daripada masyarakat perkotaan, hal ini mungkin disebabkan oleh akses pedesaan yang susah. Akibatnya masyarakat desa jadi kurang paham mengenai teknologi, contohnya mengenai cara penggunaan proyektor, masyarakat desa jarang yang tahu mengenai penggunaan proyektor, karena mereka tidak menggunakan proyektor dalam kehidupan sehari-harinya.    Dalam kehidupan sehari-harinya masyarakat desa sangat mengutamakan kebudayaan mereka, contohnya penggunaan bahasa daerah untuk berkomunikasi, masih melakukan upacara adat pada acara-acara tertentu, tidak individualisme, gotong royong dalam melakukan beberapa hal sang sulit di kerjakan sendiri.PENYEBAB TERJADINYA PERPINDAHAN PENDUDUK DARI DESA KE KOTA    Perpindahan penduduk dari desa ke kota secara besar besaran di pengaruhi oleh beberapa faktor :a.Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia di desa.b.Kota menenjanjikan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.c.Bertambahnya jumlah penduduk tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan di desa.    Selain faktor-faktor tersebut ada juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan urbanisasi, yaitu (Darmansyah, 1986:38, 39):a.Faktor-faktor sosial, termasuk keinginan para urban untuk keluar dari lingkungan paksaan-paksaan tradisional, organisai-organisasi sosial. b.Faktor-faktor fisik, termasuk keadaan cuaca dan bencana alam seperti banjir, tsunami, tanah longsor, dan badai.c.Faktor-faktor demografis, termasuk pengurangan tingkat kematian dan kontomitan tingginya tingkat populasi di daerah pedesaan.d.Faktor-faktor kultural, termasuk keamanan hubungan keluarga yang luas di daerah perkotaan dan bujukan dari apa yang disebut “kegemerlapan kota”.e.Faktor-faktor komunikasi, sebagai hasil dari transportasi yang sudah diperbaiki, sistem-sistem pendidikan yang berorientasi kepada perkotaan dan dampak modernisasi-modernisasi, pengenalan terhadap  radio, gadget, komputer, televise, dan radio.PERGESERAN KEBUDAYAAN : PROSES DINAMIS (Ibid)        Ungkapan “manusia sebagai khalifah” member arti bahwa manusia merupakan makhluk yang selalu memperbaiki dirinya sendiri serta alam lingkungan di mana ia berada. Sebagai “Makhluk tukang” manusia bertindak sebagai pembangun situasi sekeliling dengan memanfaatkan sumber daya alam dan peralatan dan keterampilan yang ada pada dirinya. Hasil yang diperoleh pada suatu masa menjadi barang yang ketinggalan jaman pada sekian tahun mendatang. Bersamaan dengan itu sistem nilai-sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat pun bergeser sedikit demi sedikit digantikan oleh sistem nilai baru. Ini berarti, kebudayaan sebagai produk kerja manusia mengalami pergeseran.  CARA MEMPERTAHANKAN KEBUDAYAAN     Beberapa hal penting untuk mempertahan kebudayaan asli, agar identitas masrakat masih nampak kokoh antara lain (Sumaryadi, 2010):A. Melestarikan dan menghargai kebudayaan lokal    Tradisi kebudayaan lokal merupakan bagian penting dari rasa bermasyarakat, dan membantu memberikan rasa identitas kepada masyarakat. Maka dari itu, pembangunan masyarakat akan selalu berusaha untuk mengidentifikasi elemen-elemen penting dari kebudayaan lokal, dan melestarikannya. Bila ini tercapai, tradisi kebudayaan lokal dapat menjadi titik fokus untuk interaksi sosial, pelibatan masyarakat dan partisipasi berbasis luas, dan dapat menjadi proses penting di dalam aspek-aspek lain dari pembangunan masyarakat, seperti pembangunan sosial, ekonomi, dan politik.B. Melestarikan Dan Menghargai Kebudayaan Asli            Pelestarian dan penghargaan kebudayaan penduduk asli merupakan persoalan kritis bagi pembangunan masyarakat. Walaupun mungkin dikatakan bahwa kebudayaan asli hanyalah kasus khusus dari kebudayaan lokal sebagaimana yang dibahas diatas, dinamika yang berbeda yang mengelilingi kebudayaan asli berarti bahwa kebudayaan ini harus diperlakukan sebagai kasus yang berbeda pula.C. Multikulturalisme    Pola-pola pengembangan pendidikan kebudayaan Prinsip keanekaragaman (diversity) mengharuskan bahwa keanekaragaman kebudayaan dipertahankan; kebudayaanlah yang memberikan kepada warga masyarakat (people) rasa memiliki dan identitas, sehingga pembangunan kebudayaan yang terpenting bagi masyarakat. dengan cara mengkolaborasikan antara budaya tradisional dan modern (populer) , diharapkan mampu mengantisipasi perubahan perilaku masyarakat, agar mereka tidak merasa ketinggalan zaman akan tetapi masih menghargai dan menghayati nilai-nilai akar budaya tradisional.D. Kebudayaan Partisipatoris .    Aktivitas kebudayaan merupakan fokus penting untuk identitas masyarakat, partisipasi, interaksi sosial dan pembangunan masyarakat. Satu cara untuk mendorong masyarakat yang sehat adalah mendorong partisipasi luas dalam aktivitas-aktivitas kebudayaan, sehingga kesenian, musik, teater, dan tari menjadi sesuatu yang dilakukan dan bukan hanya ditonton oleh masyarakat. Aktivitas-aktivitas ini sendiri punya potensi untuk pembangunan masyarakat progresif, karena mempunyai kekuatan untuk mengilhami, menginformasikan dan menyatukan suatu masyarakat. Maka dari itu mendorong partisipasi di dalam aktivitas-aktivitas kebudayaan merupakan bagian penting dari pembangunan masyarakat.HUBUNGAN PERBEDAAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA        Redfield (Masyarakat Petani dan Kebudayaan, 1985) menyebutkan kebudayaan tinggi dan kebudayaan rendah, untuk menjelakan kebudayaan kota dan kebudayaan desa. Masyarakat pertanian yang meskipun merupakan suatu sistem ekologi yang lengkap secara cultural dikatakan oleh Redfield sebagai tidak pernah selalu bisa otonom secara penuh. Ini karena masyarakat pertanian selalu membutuhkan komunikasi dengan masyarakat kota dalam rangka penjualan hasil-hasil ladang dan sawahnya. Komunikasi perdagangan seperti diketahui sering kali juga berakhir dengan komunikasi kebudayaan. Kota sebagai tempat tinggal orang-orang cerdik pandai dan sekian perangkat kemajuannya dalam prosesnya sedikit banyak akan mengubah budaya desa, dan ini akan berkembang terus selama ada saluran arus lintasannya.     Ini artinya perbedaan kebudayaan desa dan kota juga mempunyai manfaat sendiri dalam bidang tertentu, dan dikatakan juga pada paragraf di atas bahwa perubahan kebudayaan masyarakat desa menjadi masyarakat kota akan terus berlanjut selama peluang untuk menjadi masyarakat kota masih terus dibuka, mungkin selama pemerintah belum melakukan kebijakan urbanisasi.      Selain manfaat dari perbedaan kebudayaan masyarakat desa dan masyarakat kota, tentunya terdapat pula banyak kerugiannya, yaitu hilangnya budaya tradisional yang di  turunkan nenek moyang, adanya kesenjangan sosial antara masyarakat desa dan masyarakat kota, perubahan prilaku pada masyarakat kota, tidak meratannya perkembangan dalam negeri, dan masih banyak lagi. KESIMPULAN    Perbedayaan kebudayaan antara masyarakat desa dan msyarakat kota terletak pada prilaku mereka, kebudayaan desa yang bersifat tradisional, masih bersifat ketetanggan, masih mengutamakan gotong royong, walaupun tentang IPTEK mayarakat desa cenderung kurang memahaminya. Sebaliknya, kebudayaan masyarakat kota bersifat modern, individualistis, tidak bergantung pada orang lain, tetapi dalam hal IPTEK masyarakat kota cenderung lebih unggul dari masyarakat desa.    Perbedaan bukan hanya memiliki hal negatif, tetapi dapat juga berupa hal positif,. Tentunya antara masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki hubungan saling membutuhkan dalam bidang ekonomi. Tetapi walaupun memiliki hal positif, tetap saja kebudayaan jangan dilupakan, karena kebudayaan juga termasuk identitas dari suatu bangsa. SUMBER-Sumaryadi. (2010) Tradisi vol. 1, No. 1-Panuju, Redi. 1996. Ilmu Budaya Dasar dan Kebudayaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama-Suharsono. (2013) Masyarakat dan Teknologi vol.1 No.2-Darmansyah. 1986. Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional -Everret, Rogers, dkk. 1969. Medernization Among Peasant the Impact of Communication. -Robert, Redfield. 1985. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta : Rajawali-Solihin, Akhmad  http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html . Diakses pada 05 Desember 2015 15.05-Ibid-Ali.2015. http://www.pengertianpakar.com/ . Diakses pada 06 Desember 2015 13.52