Semarang – Kebangkitan Nasional merupakan momentum penting dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia, lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi tonggak sejarah peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang hingga saat tahun 2015 sudah mencapai ke-107 tahun. Melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang biasa kita kenang semangat perjuangan para pendiri bangsa pada saat itu seperti Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan Dokter Soetomo dalam menanamkan konsep perjuangan intelektual melalui organisasi dalam rangka membangun kebersamaan dan persatuan antar elemen bangsa. Tidak ketinggalan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah pagi ini juga melaksanakan upacara bendera peringatan ke-107 Hari Kebangkitan Nasional yang dilaksanakan di halaman kantor dengan Pembina upacaranya Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H. Andewi Susetyo, SH, yang pada kesempatan itu Beliau membacakan teks sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada upacara peringatan hari Kebangkitan Nasional ke-107 secara utuh. Dalam sambutan tersebut Menkominfo mengingatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti begitu Indonesia merdeka, namun terus dan abadi dalam menggapai tujuan menuju Indonesia maju dan modern, berkeadilan, sejahtera, berdemokrasi serta bermartabat. Sekalipun kita telah berproses lebih dari seratus tahun menjadi bangsa yang berdaulat dan terus bergelut dalam perubahan, namun kita supaya tetap waspada dan menjaga konsistensi dan kesinambungan nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pejuang pendahulu. Sesuai dengan tema peringatan Hari kebangkitan Nasional ke-107 “Melalui Hari Kebangkitan Nasional kita Bangkitkan semangat kerja keras mewujudkan Indonesia Maju dan Sejahtera”, ini dimaknai bahwa Kebangkitan Nasional saat ini lebih difokuskan pada perwujudan kerja nyata dengan bekerja lebih keras dan bukan sekadar pengembangan wacana. Tuntutan untuk terus maju dan mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera menjadi trigger dalam merealisasikan semangat kebangkitan nasional dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja produktif. Sebagaimana prioritas utama program pembangunan pemerintah Indonesia pada Kabinet Kerja besutan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK dengan pembangunan karakter bangsa yang dikenal dengan Revolusi Mental diharapkan akan menghasilkan sumberdaya manusia Indonesia yang kreatif, inovatif, berdedikasi, disiplin, kerja keras dan taat aturan. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-107 ini bertujuan utnuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, mempererat persaudaraan utnuk mepercepat terwujudnya visi dan misi sebagai bangsa yang maju dan sejahtera dala, bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia. (budiawan) Kebangkitan Nasional ditandai dengan kemunculan golongan-golongan intelektual pribumi. Kebangkitan Nasional juga muncul dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Latar belakang kebangkitan nasional adalah adanya penerapan politik etis. Salah satu bidang politik etis adalah edukasi. Sejak penerapan politik etis, banyak berdiri sekolah yang melahirkan kaum terpelajar. Kaum elit terpelajar memimpin pergerakan nasional menggunakan organisasi moderen. Lewat perlawanan menggunakan organisasi moderen, membangkitkan semangat kebangkitan nasional. Kebangkitan Nasional merupakan momentum nasional munculnya persatuan, kesatuan, dan kesadaran bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan. contoh perilaku pelajar di sekolah sesuai dengan semangat kebangkitan nasional adalah belajar dengan giat, mengembangkan kemampuan dengan sungguh-sungguh, serta membanggakan negara dalam bidang apapun yang kita geluti. Dengan demikian, contoh perilaku pelajar di sekolah sesuai dengan semangat kebangkitan nasional adalah belajar dengan giat, mengembangkan kemampuan dengan sungguh-sungguh, serta membanggakan negara dalam bidang apapun yang kita geluti. Jakarta - Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
1. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
b. Contoh Perilaku Nilai Kemanusiaan
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
(twu/lus) Page 2Jakarta - Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
1. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
b. Contoh Perilaku Nilai Kemanusiaan
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
|