Pernyataan berikut yang merupakan usaha penanggulangan pemanasan global antara lain

Pernyataan berikut yang merupakan usaha penanggulangan pemanasan global antara lain

Pernyataan berikut yang merupakan usaha penanggulangan pemanasan global antara lain
Lihat Foto

pixabay.com

Penggunaan bahan bakar fosil melepaskan polutan dan gas rumah kaca

Oleh: Titien Suprihatien, Guru SMPN 11 Batanghari, Jambi

KOMPAS.com - Pemanasan global atau global warming adalah istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata daratan, lautan dan atmosfer bumi secara bertahap. Perubahan ini diyakini secara permanen dapat mengubah iklim bumi.

Dilansir dari jurnal Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya (2015) oleh Ramli Utina, selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. 

Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia.

Baca juga: Mengapa Penggunaan Bahan Bakar Fosil Menyebabkan Pemanasan Global?

Faktor penyebab pemanasan global 

Beberapa faktor penyebab pemanasan global, sebagai berikut: 

  • Emisi karbon dioksida CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara untuk menghasilkan energi
  • Asap pabrik karena mengandung karbon dioksida, karbon monoksida dan metana
  • Emisi karbon dioksida CO2 dari  pembakaran bensin sebagai bahan bakar alat transportasi
  • Emisi metana dari lahan pertanian, peternakan juga dari dasar laut Arktik
  • Penebangan pohon, kerusakan dan pembakaran hutan
  • Pemakaian chlorofluorocarbon (CFC) dalam kulkas dan alat pendingin
  • Peningkatan penggunaan pupuk kimia
  • Pembakaran sampah

Dampak dari pemanadan global, di antaranya: 

  • Meningkatnya temperatur bumi di beberapa wilayah
  • Tingginya temperatur bumi akan meningkatkan penguapan sehingga curah hujan juga meningkat di satu wilayah dan kering di wilayah yang lain
  • Mencairnya glasier sehingga permukaan air laut meningkat dan menyebabkan daerah pantai akan terendam
  • Hilangnya terumbu karang karena meningkatnya suhu dan pengasaman air laut. Padahal banyak spesies lain yang hidup bergantung pada terumbu karang
  • Peningkatan suhu akan menyebabkan meluasnya kepunahan spesies
  • Kegagalan panen akibat cuaca buruk
  • Penipisan lapisan ozon yang berada pada lapisan stratosfer pada ketinggian 17-25 kilometer di atas permukaan bumi. Ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari dari bahaya radiasi sinar ultraviolet

Baca juga: Bedanya Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim

Cara menanggulangi pemanasan global

Beberapa cara menanggulangi pemanasan global, yaitu: 

  • Menggunakan energi terbarukan, yaitu sumber energi yang berasal dari alam seperti air, angin, panas bumi, cahaya matahari dan biomassa.
  • Mengurangi penggunaan sumber energi yang berasal dari batu bara, gasoline, kayu dan bahan bakar organik lainnya.
  • Menerapkan pola hidup sehat seperti menggunakan sepeda sebagai alat transportasi atau berjalan kami.
  • Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar pada kendaraan.
  • Menghentikan penebangan, perusakan dan pembakaran hutan.
  • Menghentikan penggunaan produk yang mengandung chlorofluorocarbon (CFC) dan beralih ke produk ramah lingkungan.
  • Melakukan penghijauan.
  • Membeli barang yang benar-benar dibutuhkan sehingga tidak terbengkalai dan menjadi sampah.
  • Melakukan 5R yaitu reduce, recycle, reuse, replace, dan rethink.

Baca juga: Mengapa Penggunaan Pupuk Kimia dapat Memicu Pemanasan Global?

Reduce, Recycle, Reuse, Replace, dan Rethink

Pengertian dari reduce, recycle, replace, dan rethink, yaitu: 

  • Reduce adalah kegiatan mengurangi sampah dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak menghasilkan sampah seperti memilih makanan segar dari pada makanan kemasan karena sampah dari makanan segar lebih mudah terurai.
  • Recycle adalah mengolah kembali barang-barang yang tidak berguna menjadi produk yang bermanfaat seperti mengolah limbah organik menjadi kompos atau limbah anorganik menjadi barang yang bermanfaat.
  • Reuse adalah menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan seperti penggunaan botol bekas sebagai pot tanaman, penggunaan kardus bekas sebagai media pembelajaran dan lain-lain. 
  • Replace adalah mengganti barang dengan barang yang lebih ramah lingkungan seperti mengganti piring kaca dengan piring stainless yang tidak bisa pecah.
  • Rethink adalah memikirkan kembali ketika ingin membeli sesuatu, apakah barang yang akan kita beli menghasilkan sampah? Apakahnya sampahnya akan mencemari lingkungan? apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan?

Bumi adalah tempat tinggal manusia dan berbagai jenis makhluk hidup lainnya. Menjaga kelestarian bumi adalah kewajiban, karena bumi ini bukanlah milik kita tapi titipan dari anak cucu kita. 

Baca juga: Mengapa Pemanasan Global dapat Menyebabkan Kepunahan Spesies?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Liputan6.com, Jakarta Isu pemanasan global bukan lagi hal yang asing di tengah masyarakat modern saat ini. Namun, kita tidak boleh sekalipun lengah atau meremehkan terhadap kasus ini karena dampak yang dialami akan sangat merugikan. Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan pencemaran udara di seluruh dunia. Meningkatnya jumlah karbon dioksida, efek rumah kaca, gas akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya, merupakan sumber utama terjadinya pemanasan global selama bertahun-tahun.

Dampak pemanasan global yang sering ditemukan adalah perubahan cuaca dan iklim yang sangat ekstrem, kenaikan permukaan laut, air tanah cepat menguap sehingga menyebabkan kekeringan, polusi udara dan pencemaran lingkungan yang meningkat hingga curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan banjir dan badai. Masih banyak lagi dampak yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Demi masa depan anak-cucu, kita tentu tak ingin membiarkan pemanasan global semakin meluas dan tak terkontrol.

  • 6 Hal Ini Diketahui oleh Pilot, tapi Tak Disadari Penumpang Pesawat

Upaya menanggulangi pemanasan global bisa dimulai dari sendiri dan lingkungan sekitar. Walaupun tidak akan terlihat langsung dampaknya, tapi jika dilakukan terus - menerus dan dilakukan oleh banyak orang dalam beberapa tahun ke depan pasti akan terlihat perubahannya. Meskipun kita tidak dapat menghentikan pemanasan global, setidaknya kita dapat memperlambat dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global terebut.

Berikut tiga langkah nyata menanggulangi pemanasan global yang dapat kita lakukan;

1. Melakukan penghematan listrik

Dengan berhemat listrik secara tidak langsung kita telah mengurangi kadar C02 pada lapisan atmosfer karena sebagian besar gas CO2 ini dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil.

2. Mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil

Seperti diketahui bersama kendaraan bahan bakar fosil, seperti mobil dan motor merupakan penyumbang CO2 terbesar di perkotaan. Dengan meningkatnya pemakaian kendaraan pribadi maka emisi karbondioksida yang ditimbulkan makin besar pula. Untuk mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil, Anda bisa beralih menggunakan transportasi umum

3. Menanam pohon

Menanam pohon atau reboisasi merupakan langkah nyata untuk menyeimbangkan kadar gas CO2 di lapisan atmosfer. Karena pohon akan menyerap gas CO2 untuk melakukan proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara. Tak cukup menanam pohon di taman pribadi, Anda juga perlu menggelorakan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggal dan sekitar.

Djarum Foundation Tanam 8.400 Trembesi

Begitu besarnya pengaruh menanam pohon dalam penanggulangan dampak pemanasan globall, Djarum Foundation melalui Djarum Trees For Life (DTFL) terus konsisten menanam pohon Trembesi di ruas Tol Trans Jawa. Di tahun 2018, DTFL menanam 8.400 pohon Trembesi di ruas Tol Trans Jawa, meliputi ruas Tol Surabaya – Mojokerto dan ruas Tol Gempol - Pasuruan.

Pemilihan Pohon Trembesi yang sudah dibudidayakan oleh Djarum Foundation ini tak lepas dari efektivitasnya yang sangat unggul menyerap gas CO2. Trembesi disebut Pohon Hujan karena memiliki ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28,5 ton CO2 pertahun,

Bekerja sama dengan PT. Jasamarga Surabaya – Mojokerto, DTFL menggelar prosesi seremoni penanaman di Alun-alun Sidoarjo pada Rabu, 5 Desember 2018. Prosesi penanaman dihadiri oleh Bupati Sidoarjo H. SaifulIlah, Direktur Utama PT Jasamarga Surabaya – Mojokerto, Budi Pramono, Direktur Utama PT. Transmarga Gempol – Pasuruan Rahardjo, Vice President Djarum Foundation FX Supanji dan juga Duta Lingkungan DTFL Band GIGI.

“Penanaman Trembesi Trans Jawa dimulai dengan melakukan penanaman di Tol Cipali pada tahun 2015 hingga masa perawatan sampai 2018. Tahun ini program penanaman Trembesi kembali kami lanjutkan pada ruas Tol Trans Jawa lainnya, seperti sekarang inidi ruas Tol Surabaya – Mojokerto sepanjang 36 Kilometer, ruas tol Gempol – Pasuruan sepanjang 34 Kilometer dan juga ruas Tol Kertosono – Ngawi,” jelas Vice President Djarum Foundation FX Supanji,usai prosesi penanaman Trembesi.

Lebih lanjut, FX Supanji menambahkan, bahwa Djarum Trees For Life juga berkomitmen untuk melakukan perawatan terhadap 8.400 pohon Trembesi selama tiga tahun, yakni waktu yang diperlukan agar batang Trembesi dirasa cukup besar. Perawatan yang dilakukan meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan sampai penggantian bibit baru jika ada pohon yang rusak atau mati.

Pernyataan berikut yang merupakan usaha penanggulangan pemanasan global antara lain

Perbesar

Djarum Trees For Life berkomitmen untuk melakukan perawatan terhadap 8.400 pohon Trembesi selama tiga tahun.

Langkah pelestarian lingkungan ini mendapat sambutan baik dari Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Dr. Nandang Prihadi. Nandang mengapresiasi penanaman pohon dengan julukan Ki Hujan tersebut karena dapat menyerap polusi udara yang dihasilkan dari pembuangan gas kendaraan bermotor.

Menurutnya, dengan adanya Trembesi, paling tidak akan mengurangi gas-gas CO2 tersebut. Sebaliknya, jika aktivitas penghijauan tidak dilakukan, pemanasan global akan semakin meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim yang nantinya memperparah kualitas lingkungan makhluk hidup.

Pernyataan berikut yang merupakan usaha penanggulangan pemanasan global antara lain

Perbesar

band GIGI selalu antusias dalam setiap gerakan penghijauan sebagai wujud kecintaannya terhadap bumi.

Sebagai Duta Lingkungan Djarum Trees For Life, Group Band Gigi menyadari pihaknya merasa sangat perlu berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan lingkungan. Sebagai musisi, GIGI ingin berkontribusi memberikan kesadaran kepada masyarakat. Bagi Armand Maulana, vokalis band yang berdiri sejak 1994 tersebut, persoalan lingkungan membutuhkan perhatian dan upaya bersama dari semua pihak. Dibutuhkan kerjasama seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu dalam melakukan tindakan nyata.

“Salah satunya dengan tindakan nyata menanam pohon, kita seperti memperpanjang napas anak cucu kita nanti. Kita memberikan cadangan oksigen bagi kelangsungan hidup manusia. Setidaknya dengan menanam pohon sudah membantu bumi menjadi lebih hijau. Kalau bukan kita yang memulai, lantas siapa yang akan memulai. Jangan tunggu sampai hal-hal yang tidak baik (bencana) menimpa bumi kita karena hanya segelintir orang yang benar-benar peduli dengan gerakan atau aksi nyata penghijauan,” ujar Armand.

Tak hanya pada ajang kampanye penghijauan seperti kali ini, band GIGI selalu antusias dalam setiap gerakan penghijauan sebagai wujud kecintaannya terhadap bumi. Dalam kesempatan ini Dewa Budjana, gitaris dan penulis lagu GIGI menambahkan, “Kami sangat senang karena dapat secara langsung mengajak masyarakat untuk lebih peduli lagi dengan alam lewat program Penanaman Trembesi yang digagas Djarum Foundation. Ayo kita lebih peduli dari sekadar seruan Go Green.”

Selain Trembesi, Djarum Foundation juga akan menanam jenis pohon berbunga dan pohon berbuah seperti 650 bibit Tabebuya, 200 bibit Kepoh dan masing-masing 100 bibit Flamboyan, Maja, Tanjung, Eucalyptus, Bunga Kupu-kupu, Ketapang, dan Salam. Pohon-pohon tersebut akan ditanam pada beberapa ruas seperti Interchange, Rest Area dan kantor pengelola.

Dengan demikian diharapkan ruas tol tersebut menjadi lebih hijau dan nyaman, tidak saja bagi pengguna jalan tol namun juga bagi para karyawan dan pihak pengelola. Bantuan juga diberikan dalam bentuk alat-alat tanam dan bibit pohon kepada 18 kecamatan di Sidoarjo, Jawa Timur. Total bibit yang diberikan sejumlah 1.800 meliputi 900 bibit Pohon Trembesi, 450 bibit Pohon Mangga dan 450 bibit Pohon Kelengkeng. Sedangkan untuk alat tanam setiap kecamatan mendapat 10 buah cangkul sehingga totalnya mencapai 180 buah.  

(Adv)