Pertanyaan tentang bela negara di masa Pandemi

Bela negara tak semata-mata melulu tentang pelatihan baris-berbaris atau pelatihan kemiliteran. Bela negara dapat diwujudkan dalam sikap menjaga persatuan dan kesatuan, juga mengedepankan sikap toleransi.

· 1 menit baca

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Para narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Permisan dan Kembangkuning mengikuti upacara bela negara, Kamis (19/12/2019), di Lapas Permisan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Sebanyak 38 narapidana terorisme turut mengikrarkan bela negara sebagai bentuk kesetiaan dan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS — Bela negara bukan hanya untuk kepentingan pertahanan, melainkan untuk kepentingan nasional. Karena itu, seluruh warga negara wajib ikut serta dalam bela negara yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjaga persatuan dan kesatuan.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo mengatakan, umumnya seseorang bicara tentang bela negara cenderung ditujukan pada bentuk pelatihan keprajuritan yang dimulai dari baris-berbaris.

jawaban ppkn lks smester 2 halaman 49 kolom​

jawaban ppkn lks smester 2 halaman 49 kolom​

Urusan pemerintah daerah​

Sumpah Pemuda sering disebut sebagai simbol persatuan yang dapat menghilangkan sifat?a persatuan dan kesatuanB kedaerahan dan toleransiC kekeluargaan … dan gotong royongD kebersamaan dan nasionalisme​

6. Donor darah merupakan contoh pengamalan sila ... Pancasila. 7. Seorang pemimpin harus mampu menjadi ... bagi orang di sekitarnya.8. Mengapa kita ha … rus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita? 9. Apa akibat jika seseorang tidak mengamalkan nilai kemanusiaan dalam kehidupan? 10. Sebutkan tiga (3) contoh pengamalan nilai kemanusiaan? ​

menuliskan keteladanan diri sendiri yg mencerminkan dri nilai² keteladanan ir.soekarno/ moh.hatta (di rmh,sklh,masyarakat) ​​

mind map tentang bab 3 peran daerah dalam membangun indonesia​

apa yang terjadi jika dalam suatu negara tidak ada persatuan dan kesatuan bangsa?​

carilah isi cerita, cita cita anak belitong ​

menuliskan keteladanan diri sendiri yg mencerminkan dri nilai² keteladanan ir.soekarno/ moh.hatta (di rmh,sklh,masyarakat) ​​

Jakarta, 17 Desember 2021 Perlawanan terhadap pandemi COVID-19 oleh masyarakat bisa diartikan sebagai tindakan yang menumbuhkan empati, simpati, dan persatuan. Tindakan individual ini, seperti upaya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi, berdampak pada lingkungan bahkan negara, sehingga dapat dinilai sebagai tugas kemanusiaan, tugas bela negara, serta wujud nasionalisme yang otentik.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar, pada dialog bertema Patuh Prokes dan Vaksinasi Wujud Bela Negara, dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) KPCPEN, Jumat (17/12/2021).

Dahnil menjelaskan bahwa saat ini, bela negara dan nasionalisme telah menjadi nilai universal bagi semua negara di dunia.

Masa pandemi, dikatakannya, memunculkan nilai kemanusiaan seperti solidaritas yang kuat. Di sisi lain, negara juga berusaha menumbuhkan gerakan empati serta simpati di tengah masyarakat. Nilai kemanusiaan tersebut harus terus dihidupkan, karena juga merupakan nilai bela negara.

Memakai masker, menjaga jarak, ada pesan kemanusiaan di situ. Menjaga diri sendiri itu sama dengan menjaga lingkungan, menjaga orang lain,tuturnya, itu adalah tugas kemanusiaan, tugas bela negara yang otentik,tegas Dahnil.

Tindakan individual seperti menerapkan protokol kesehatan, ujarnya, adalah tindakan sederhana. Namun apabila dimaknai lebih luas, sebetulnya berdampak pada negara bahkan peradaban. Hal ini sebagaimana moralitas bangsa Indonesia, yakni gotong royong dan hidup bersama, di mana apapun yang diperbuat akan memberikan pengaruh pula bagi orang lain.

Tindakan individual akan berdampak kolektif bagi kepentingan lingkungan dan keseluruhan, itu harus selalu diingatkan,kata Dahnil.

Untuk itu, menurutnya perlu juga adanya penggunaan narasi patriotik, bahwa kepatuhan pada prokes adalah hal yang bersifat nasionalis saat ini. Diharapkan dengan demikian, masyarakat akan lebih optimal menerapkan kebiasaan tersebut dan memiliki kesadaran kolektif.

Kesempatan yang sama, Anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno menegaskan bahwa bela negara bisa dilakukan dengan beragam faktor dan sektor. “Kita bisa menjadi contoh, teladan, berikan informasi yang benar, menolak hoaks, itu juga bagian dari bela negara,” tutur Dave.

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono mengatakan perang yang terjadi saat ini tak selalu berupa serangan militer dan fisik.

Menurutnya, di era modern saat ini menggeser kedaulatan negara tak hanya dilakukan melalui perang militer, tetapi justru melalui gempuran budaya dari negara lain.

Hal ini dikatakannya saat merespons polemik wacana penerapan pendidikan bela negara di kampus dan sekolah.


"Misalnya tempur, perang dengan senjata, bukan. Serangan itu macam-macam, melalui sosial media juga bisa, dan seterusnya," kata Trenggono saat melakukan wawancara yang disiarkan melalui platform radio, Rabu (19/8).

Dia mencontohkan dengan budaya musik dari luar yang membanjiri Indonesia. Sementara, banyak musisi dalam negeri yang justru tak terlalu mendapat tempat dari para pendengar Indonesia.

Tak hanya soal musik dan budaya, dari jenis makanan pun perang dan jajahan ini dengan mudah masuk tanpa disadari.

"Misalnya, ini contoh saja. Waduh, musik-musik Indonesia tidak mendapatkan tempat, lalu kemudian dibanjiri dengan musisi-musisi dari luar. Lalu kemudian misalnya buah-buahan Indonesia tidak mendapat tempat, tapi dibanjiri di pasar dengan produk-produk dari luar. Itu serangan," tutur Trenggono mencontohkan.

Atas dasar ini, kata Trenggono, program bela negara mulai dicanangkan. Selain sebagai salah satu bentuk amalan dari Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara, program ini juga dilakukan untuk menanamkan rasa cinta terhadap Tanah Air sedini mungkin.

Program Bela Negara, kata Trenggono, juga tak selalu dilakukan dalam situasi perang. Kata dia, Bela Negara justru harus dilakukan bahkan di negara damai sekali pun.

"Jadi memang bela negara tidak bisa kita bilang, kok seolah perang, bukan. Jadi bela negara ya kita harus berperilaku baik dan seterusnya," kata dia.

Foto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia

Trenggono memastikan program Bela Negara yang rencananya akan mulai diterapkan di lingkungan kampus ini tak akan menjadi program yang wajib dilakukan para mahasiswa. Program ini sifatnya sukarela siapa saja berhak untuk tidak mengikuti program tersebut.

"Kalau sifatnya itu pemaksaan, eranya sepertinya sudah tidak pas. Dan saya kira, pola-pola yang istilahnya diwajibkan sih tidak pas. Menurut pandangan saya begitu," kata dia.

(tst/ain)

[Gambas:Video CNN]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA