Pertanyaan tentang konflik Korea Utara dan Korea Selatan

KOMPAS.com - Perang Korea berlangsung antara 1950 hingga 1953, yang melibatkan Republik Demokratik Korea (Korea Utara) dan Republik Korea (Korea Selatan).

Kendati demikian, perseteruan ini bukan hanya perkara perang saudara, tetapi juga ada campur tangan dari dua negara adidaya.

Dalam perang ini, pihak Korea Selatan dibantu oleh Amerika Serikat, sedangkan Korea Utara dibantu oleh Uni Soviet.

Perang ini berakhir dengan gencatan antara kedua pihak, tidak ada negara yang menang maupun kalah.

Karena akhir Perang Korea tanpa perjanjian damai, secara teknis, Korea Selatan dan Korea Utara sampai sekarang masih berperang, dengan terus dilakukan upaya perjanjian damai.

Baca juga: Latar Belakang Perang Korea

Penyebab Perang Korea

Sebab umum

Salah satu sebab umum yang menyebabkan terjadinya Perang Korea adalah adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, terjadi Perang Dingin antara Blok Barat yang dipimpin AS dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.

Pada masa ini, Korea menjadi daerah yang diperebutkan oleh AS dan Uni Soviet.

Pada 10 Agustus 1945, tepat beberapa hari sebelum Jepang menyerah, AS dan Uni Soviet menerima tawanan perang Jepang di Korea, yaitu di garis batas paralel ke-38.

Namun, pada akhirnya, garis batas itu berubah menjadi garis demarkasi antara AS dengan Uni Soviet. Hal ini yang menyebabkan adanya dua kubu ideologi di Korea.

Korea Selatan, berada di bawah pengaruh AS dengan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara di bawah pengaruh Uni Soviet, yang mengembangkan paham sosial-komunis.

Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya Republik Korea

Pada Desember 1945, sesuai Perjanjian Postdam, diadakan konferensi di Moskwa yang menghasilkan sebuah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan Korea yang demokratis.

Namun, kesepakatan itu menemui kegagalan sampai kedua pihak justru mendirikan pemerintahan baru di masing-masing belahan Korea pada 1948.

Amerika Serikat membentuk Republik Korea (Korea Selatan) dengan ibu kota di Seoul yang dipimpin Syngman Rhee.

Sedangkan Uni Soviet mendirikan Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) dengan ibu kota di Pyongyang, yang dipimpin Kim Il Sung.

Tidak adanya kesepakatan antara AS dan Uni Soviet mengenai pembentukan Korea merdeka inilah yang akhirnya memicu Perang Korea.

Baca juga: Daftar Dinasti yang Pernah Berkuasa di Korea

Sebab khusus

Selain itu, terdapat sebab khusus terjadinya Perang Korea, yaitu karena Sidang Umum PBB mengesahkan laporan hasil pemilihan Korea Selatan pada Desember 1948.

Sidang tersebut menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan merupakan satu-satunya pemerintahan yang sah.

Adanya keputusan itu membuat Korea Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB dan mengungkapkan kemarahannya pada Korea Selatan dan AS.

Hal ini pun semakin membuat Uni Soviet mendukung Korea Utara untuk mendapatkan kekuasaan seluruh wilayah Korea dengan jalur peperangan.

Baca juga: Hubungan Situasi Politik di Uni Soviet dengan Reunifikasi Jerman

Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menyerang Korea Selatan secara mendadak dengan mengirim 75.000 pasukannya melintasi batas paralel ke-38.

Pihak Korea Selatan pun cukup terkejut, hingga membuat Korea Utara unggul dan berhasil menduduki beberapa wilayah, seperti Chuchon, Ongjin, dan Kaesong, yang merupakan kota penting bagi pihak selatan.

Sebenarnya, target serangan ini adalah Seoul, ibu kota Korea Selatan. Namun, cuaca buruk membuat serangan tidak berhasil dilaksanakan.

Tiga hari sejak perang meletus, Seoul berhasil direbut oleh Korea Utara. Saat itu, 12 kota dan 5.000 desa di selatan sudah diduduki pasukan dari utara.

Pertanyaan tentang konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Pertanyaan tentang konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Lihat Foto

Dok. Britannica.com

Tentara Amerika Serikat saat berada di jalanan Kota Incheon, Korea Selatan, ketika terjadi Perang Korea, September 1950.

Hal ini membuat Presiden Syngman Rhee dengan staf pemerintahan Korea Selatan meninggalkan Seoul dan pergi ke Taejon.

Meletusnya Perang Korea pun mengejutkan dunia. Satu bulan kemudian, pasukan Amerika Serikat (AS) memasuki medan perang atas nama Korea Selatan, dengan misi memerangi komunisme.

Baca juga: Alasan Amerika Serikat Menyerang Irak pada 2003

AS juga mengusulkan pada Dewan Keamanan PBB untuk bersidang membahas Korea. Sidang ini menghasilkan dua resolusi, yaitu:

  • Mendesak Korea Utara untuk menghentikan perang dan menarik pasukannya sampai garis batas paralel ke-38, yang memisahkan utara dan selatan.
  • Memberi sanksi pada Korea Utara jika pihaknya tidak peduli dengan desakan tersebut, maka PBB akan membantu Korea Selatan.

Hingga Agustus 1950, posisi Korea Utara masih unggul dari Korea Selatan. Salah satu sebabnya adalah, pihak utara dan Uni Soviet berhasil mendapat simpati dari rakyat selatan.

Pasalnya, Korea Utara, yang dipimpin Kim Il Sung, bersumpah akan menyatukan Korea dan memperbaiki nasib rakyatnya.

Selain itu, logistik milik Korea Utara terpencar di beberapa tempat, sehingga sulit untuk dihancurkan.

Pasukan Korea Utara juga mengadakan penyamaran dan penyusupan ke pihak musuh dengan sangat rapi.

Baca juga: Perang China-Jepang I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Dampak

Selama tiga bulan berperang, pihak Korea Selatan terus mengalami kekalahan. Hal ini membuatnya memakai strategi baru, yaitu “Pertahanan PBB”.

Pertahanan ini dipusatkan di Busan dan Taegu. Pada 26 September 1950, Seoul berhasil direbut kembali, yang menandai bangkitnya Korea Selatan menjadi pihak yang unggul.

Kembalinya Seoul juga menjadi dorongan moral bagi Korea Selatan. Bahkan, pihaknya mampu merebut daerah hingga melampaui garis batas paralel ke-38.

Kekalahan Korea Utara secara tidak langsung bisa disebut sebagai kekalahan Uni Soviet juga.

Hal ini membuat China, sebagai sekutunya, memutuskan untuk ikut berperang. Tepatnya pada 1 Oktober 1950, Perdana Menteri China, Zhou Enlai, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan operasi-operasi yang dilakukan bangsa asing di utara.

Alasan inilah yang digunakan China untuk terjun ke medan perang, yang cukup berhasil membuat Korea Utara unggul kembali.

Di pihak lawan, AS dan PBB membangun kekuatan dengan dibantu oleh banyak negara di dunia, mulai dari Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Swedia, Kanada, Yunani, Turki, Thailand, India, Filipina, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.

Baca juga: Baca juga: Apa Keterkaitan Perang Vietnam dengan Perang Dingin?

Upaya penyelesaian Perang Korea

Perundingan Kaesong

Situasi peperangan yang sulit padam membuat kedua pihak melakukan perundingan untuk menghentikan perang.

Salah satunya dengan Perundingan Kaesong, yang berlangsung antara 10 Juli hingga 22 Agustus 1951.

Saat itu, dari pihak PBB diwakili oleh Kolonel (Udara) Andrew J. Kinney dan Kolonel (KKO) James C. Murry, Korea Selatan diwakili Letkol Lee Soo Young, dan Korea Utara diwakili oleh Chang Chun Sen.

Beberapa hasil dari Perundingan Kaesong yaitu sebagai berikut.

  • Penerimaan agenda perundingan
  • Penentuan garis demarkasi militer
  • Usul kepada pemerintah yang bersangkutan untuk menyelesaikan masalah Korea

Perundingan Kaesong pada akhirnya mengalami kegagalan karena kedua belah pihak saling tidak menghormati dan saling menuduh.

Pada hakikatnya, kegagalan perundingan ini disebabkan karena tidak adanya kesepakatan tentang garis demarkasi.

Baca juga: Bersatunya Vietnam Utara dan Selatan

Perundingan di Panmunyom

Perundingan ini berlangsung pada 25 Oktober hingga 27 Juni 1953. Pada perundingan ini, dibahas lagi mengenai garis demarkasi.

Pihak Korea Utara mengusulkan garis demarkasi selebar 2 mil, yang selanjutnya menjadi daerah bebas militer. Akhirnya, Korea Selatan menyetujuinya.

Adanya kesepakatan ini menunjukkan bahwa masalah saat di Perjanjian Kaesong sudah teratasi. Tahap selanjutnya yaitu perundingan mengenai gencatan senjata.

Akhir Perang Korea

Gencatan senjata diberlakukan mulai 27 Juli 1953. Perang Korea berakhir dengan tidak ada yang kalah ataupun menang.

Sesuai dengan Perundingan Panmunyom, garis demarkasi militer memanjang dari muara Sungai Han, beberapa mil sebelah barat daya Panmunyom, lalu melintasi garis batas paralel ke-38, membelok ke arah barat di sebelah selatan Kumsong dan berakhir di utara Kaesong.

Baca juga: Dampak Perang Vietnam bagi Asia dan Dunia

Dampak Perang Korea

Perang Korea secara resmi menyebabkan terbelahnya Korea menjadi dua, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara, yang dipisahkan oleh garis batas paralel ke-38.

Selain itu, Perang Korea menimbulkan dampak yang cukup besar bagi dunia internasional.

Salah satunya adalah memunculkan dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Dengan kedudukannya di Korea, dua negara ini mendapatkan tempat yang strategis dalam upaya memperluas pengaruhnya di Asia.

Selain itu, perang ini juga membuat China menjadi kekuatan baru di Asia, menggantikan kedudukan Jepang.

Pertanyaan tentang konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Pertanyaan tentang konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Lihat Foto

U.S. Defense Department

Warga Korea Selatan mengungsi ke selatan karena Perang Korea

Bahkan, tanpa dukungan militer dari China, Uni Soviet tidak dapat menyaingi kekuatan militer AS di Korea.

Dengan adanya kerja sama antara China dan Uni Soviet, pertahanan komunis di Korea semakin kokoh.

Sebaliknya, persekutuan itu menimbulkan putusnya hubungan diplomatik antara China dan Amerika Serikat.

Baca juga: Christmas Truce, Gencatan Senjata Saat Natal Perang Dunia I

Dampak lain yang terjadi akibat Perang Korea adalah munculnya organisasi pertahanan bersama.

Pada 1954, didirikan South East Asia Treaty Organization (SEATO), yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Selandia Baru, Australia, Thailand, Filipina, Pakistan, dan Korea Selatan.

Pertahanan bersama ini memiliki tujuan untuk membendung penyebaran komunisme di Asia.

Selain itu, Perang Korea juga menelan banyak korban. Di pihak selatan, terdapat 50.000 tentara AS dan 673.000 tentara Korea Selatan yang tewas.

Sedangkan di pihak utara, terdapat 145.000 pasukan China dan 315.000 tentara Uni Soviet diperkirakan tewas dan terluka dalam pertempuran.

Referensi:

  • Agung, Leo. (2012). Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.