Pertanyaan tentang teori kutub pertumbuhan

Contoh Soal Kutub dan Pusat Pertumbuhan WilayahWilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang mempunyai sifat khas sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara kompleks lahan, air, udara, flora, fauna, dan manusia.

1. PENGERTIAN DAN TEORI PUSAT PERTUMBUHAN

Pusat pertumbuhan ialah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala bidang sehingga dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya. Beberapa teori mengenai pusat pertumbuhan, antara lain:
• Teori Tempat Sentral (Walter Christaller) Berasumsi bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral, yakni tempat yang memungkinkan aktivitas manusia menjadi maksimum.

• Teori Kutub Pertumbuhan (Francois Perroux)

Menyatakan bahwa kutub pertumbuhan merupakan fokus dalam wilayah ekonomi yang abstrak, memancarkan kekuatan sentrifugal dan sentripetal yang menarik.

• Teori Polarisasi (G. Myrdal)


Mengemukakan bahwa setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan, yang memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh dari daerah pinggiran.

1. PUSAT PERTUMBUHAN DI INDONESIA

Di masa lalu, pemerintah Indonesia pernah membagi wilayah Indonesia atas sejumlah pusat pertumbuhan, yakni:a) Wilayah I, mencakup Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan.b) Wilayah II, mencakup Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di Pekanbaru.c) Wilayah III, mencakup Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung, berpusat di Palembang.d) Wilayah IV, mencakup Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di Jakarta.e) Wilayah V, mencakup Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak.f) Wilayah VI, mencakup Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya.g) Wilayah VII, mencakup Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda.h) Wilayah VIII, mencakup Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar.i) Wilayah IX, mencakup Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berpusat di Manado.

j) Wilayah X, mencakup Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat, berpusat di Sorong.

Di Era Reformasi, pemerintah Indonesia merumuskan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang membagi wilayah Indonesia atas sejumlah koridor atau pusat pertumbuhan ekonomi, yakni:
• Koridor SumateraWilayah Pulau Sumatera berpotensi besar sebagai pusat pertumbuhan di kawasan sub-regional Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan kawasan internasional lainnya. Selain itu, wilayah Pulau Sumatera memiliki akses perdagangan paling strategis dibanding pulau besar lain di Indonesia dengan sumber daya alam cukup lengkap, baik pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, maupun pertambangan. Berdasarkan hal tersebut, maka pembangunan Koridor Ekonomi Sumatera diarahkan sebagai ‘sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional’. Pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera difokuskan pada beberapa kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan kelapa sawit, karet, batubara, dan besi baja.

• Koridor Jawa

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Pulau Jawa tidak diimbangi dengan daya dukung sumber daya memadai. Namun, di sisi lain, wilayah Jawa memiliki infrastruktur yang cukup baik dan posisi sebagai pusat pemerintahan sehingga membuatnya tetap paling diminati untuk investasi. Oleh karena itu, pembangunan Koridor Ekonomi Jawa diarahkan sebagai ‘pendorong industri dan jasa nasional’.

• Koridor Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan pusat pembangunan di Indonesia Bagian Timur dan memiliki letak yang strategis hingga mendukung bagi kerjasama antar daerah. Wilayah Kalimantan juga memiliki ketersediaan sumber daya yang memadai baik dari sektor pertanian, pertambangan, maupun perikanan. Selain itu, wilayah Kalimantan mempunyai keunggulan kompetitif pada sektor-sektor pertambangan (minyak, gas, emas, batubara), kehutanan (kayu), perkebunan (sawit, karet), serta perikanan laut dan darat. Pembangunan Koridor Ekonomi Kalimantan diarahkan sebagai ‘pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional’.

• Koridor Sulawesi

Wilayah Pulau Sulawesi memiliki keunggulan kompetitif pada sektor-sektor perkebunan (kakao, cengkeh, kopi, jambu mete), perikanan laut (tuna dan cakalang), tanaman pangan (padi dan jagung), serta pertambangan (nikel, aspal dan marmer). Berdasarkan berbagai potensi yang ada, maka pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi diarahkan sebagai ‘pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan nasional’.

• Koridor Bali-Nusa Tenggara

Sebagai satu kesatuan wilayah, Bali-Nusa Tenggara sesungguhnya memiliki potensi pengembangan berbasis sumber daya alam, terutama peternakan, perikanan, dan pariwisata. Potensi sumber daya perikanan laut sangat besar dan masih belum dikelola secara optimal. Potensi sumber daya lahan, hutan, dan perkebunan juga cukup signifikan sehingga akan mendukung pengembangan ekonomi wilayah. Pembangunan Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara diarahkan sebagai ‘pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional’.

• Koridor Papua-Kepulauan Maluku


Potensi pengembangan wilayah Kepulauan Maluku adalah berbasis sumber daya alam, terutama perikanan dan wisata bahari. Sedangkan wilayah Papua memiliki peluang pengembangan pada sektor pertambangan, hutan, perikanan, perkebunan, dan wisata bahari. Berdasarkan berbagai potensi yang ada, maka pembangunan Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku diarahkan sebagai ‘pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional’.

Pertanyaan tentang teori kutub pertumbuhan

S1

Kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala bidang sehingga dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya, disebut ….

S2

Teori Tempat Sentral dikemukakan oleh ….

S3

Pernyataan yang benar mengenai Teori Kutub Pertumbuhan adalah ….

S4

Teori Polarisasi merupakan hasil rumusan dari ….

S5

Perhatikan beberapa daerah berikut!1) Aceh2) Sumatera Utara3) Nusa Tenggara Barat4) Nusa Tenggara Timur

Cakupan Wilayah Pertumbuhan I ditunjukkan oleh nomor …

S6

Pusat dari Wilayah Pertumbuhan VIII ialah ….

S7

Pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera difokuskan pada beberapa kegiatan ekonomi utama, yaitu ….

S8

Koridor yang diarahkan sebagai lumbung energi nasional adalah ….

S9

Koridor yang dicanangkan sebagai pintu gerbang pariwisata ialah ….

S10

Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku diarahkan sebagai ….

Halo, Pahamifren, pasti kamu sudah pernah lihat Live Class Pahamify di YouTube, kan? Bagaimana? Materi yang disampaikan Rockstar Teacher mudah dipahami kan? Nah, kali ini Mipi mau mengajak kamu membahas rangkuman live class Geografi tentang Teori Pusat Pertumbuhan nih. Simak artikel ini sampai selesai, ya!

Pengertian Pusat Pertumbuhan

Sebelum lebih jauh, ada baiknya kalau kamu memahami dulu pengertian pusat pertumbuhan, Pahamifren. Jadi, pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat, sehingga dijadikan pusat pembangunan yang mempengaruhi perkembangan wilayah di sekitarnya. Menurut Robinson Tarigan (2005), pusat pertumbuhan dibagi menjadi dua definisi, yaitu:

Dari segi fungsinya, pusat pertumbuhan dapat dikatakan sebagai suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha, atau cabang industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan.

Secara geografis, pusat pertumbuhan menjadi lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan. Inilah mengapa pusat pertumbuhan menjadi pusat daya tarik (pole of attraction).

Dari teori pusat pertumbuhan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pusat pertumbuhan secara fungsional terjadi jika memiliki wilayah industri, pasar atau hal-hal yang berkaitan dengan kedinamisan (selalu berubah).

Sementara pusat pertumbuhan secara geografis, sangat berkaitan dengan spasial atau keruangan. Jadi, jika ada lokasi yang memiliki daya tarik, maka lokasi tersebut berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Misalnya, di daerah Malang yang memiliki suhu yang sejuk dan memiliki konsentrasi kebun apel, maka suhu yang sejuk dan konsentrasi kebun apel tersebut dapat menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) untuk orang-orang datang ke Malang dan menjadikan Malang sebagai pusat pertumbuhan.

Ciri-Ciri Pusat Pertumbuhan

Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan bila memiliki ciri-ciri berikut:

  • Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktivitas

Sebuah wilayah pusat pertumbuhan umumnya memiliki beragam aktivitas perekonomian di dalamnya. Aktivitas perekonomian tersebut dapat berupa perumahan, perindustrian, perdagangan, pergudangan, pelabuhan, distribusi, hingga hiburan. Semua aktivitas perekonomian tersebut dapat bercampur dan saling terinternalisasi dalam sebuah pusat pertumbuhan.

Misalnya Kota Surabaya yang terkenal memiliki beragam aktivitas perekonomian seperti pelabuhan, perniagaan, hingga pendidikan yang terintegrasi di kota tersebut. Maka dari itu, Surabaya dapat disebut atau dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan.

  • Adanya Efek Penggandaan (multiplier effect)

Bila sebuah wilayah memiliki nodal atau wilayah yang menjadi penghubung, atau yang memiliki ketergantungan antara daerah inti (pusat) dengan daerah belakang (interland), maka dari daerah tersebut umumnya akan mengalami efek penggandaan ke wilayah-wilayah sekitarnya.

Karena sifatnya seperti simpul, Nodal memiliki titik-titik pertumbuhan yang menyebar dari tengah ke wilayah-wilayah sekitarnya yang masih satu kota. Misalnya, bila ada pembangunan bandara di sebuah wilayah, bandara tersebut perlahan akan mempengaruhi wilayah-wilayah di sekitarnya, yang akan menjadi pendukung bagi bandara tersebut.

Bentuk kegiatan ekonomi yang menjadi pendukung bandara tersebut dapat berupa perumahan, tempat pariwisata, perkantoran, pusat perdagangan, hotel, ekspedisi, dan lain sebagainya. Efek penggandaan ini penting dinilai sebelum membangun sebuah wilayah pusat pertumbuhan karena nantinya akan turut membantu terbukanya lapangan pekerjaan.

  • Adanya Konsentrasi Geografis

Sekalipun sebuah pusat pertumbuhan umumnya dapat memiliki beragam kegiatan perekonomian, tetapi biasanya wilayah tersebut memiliki spesialisasi tertentu. Adanya konsentrasi geografis atau aglomerasi, membuat sebuah wilayah pusat pertumbuhan memiliki fokus perekonomian.

Di situlah pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut akan menjadi lebih pesat karena spesialisasi tersebut membedakannya dengan wilayah-wilayah lain. Konsentrasi geografis juga turut menimbulkan multiplier effect yang tinggi pada suatu wilayah pusat pertumbuhan.

  • Mendorong ke Daerah Belakang

Sebuah wilayah pusat pertumbuhan umumnya akan mempengaruhi wilayah-wilayah di sekitar kotanya. Misalnya, Jakarta dapat mempengaruhi Bekasi, sehingga Bekasi kemudian memiliki nodal-nya sendiri dan kemudian dapat menjadi sebuah kota sendiri.

Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)

Teori pusat pertumbuhan yang terkenal lainnya adalah teori kutub pertumbuhan. Francois Perroux mendefinisikan kutub pertumbuhan sebagai pusat-pusat dalam wilayah ekonomi yang abstrak (belum terpetakan), yang memancarkan kekuatan sentrifugal (membesar atau menyebar) dan kekuatan sentripetal (bergerak menuju sumbu) yang menarik.

Contoh dari kutub pertumbuhan yang ada di Indonesia salah satunya adalah Malioboro. Malioboro dikenal sebagai pusat pertumbuhan sekaligus ikon dari Yogyakarta, yang perekonomiannya berpusat pada pasar, souvenir, kuliner, dan lain sebagainya. Contoh lainnya adalah kawasan Kuta yang ada di Bali. Kawasan ini menjadi satu di antara kutub pertumbuhan penting bagi Pulau Dewata. Perkembangan pariwisata yang pesat, membuat Kuta menjadi pusat perekonomian bagi masyarakat Bali.

Sementara Jacques Boudeville menggambarkan kutub pertumbuhan sebagai suatu pengelompokan atau aglomerasi geografis dari berbagai kegiatan. Pengelompokan atau aglomerasi geografis ini kemudian akan menuju satu pusat. Jadi, bila ada sebuah wilayah yang memiliki wilayah industri, jasa, sarana transportasi yang baik, wilayah tersebut perlahan akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan. Contoh dari pusat pertumbuhan terbesar di Indonesia adalah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Albert Hirschman menyebutkan ada dua efek dari kutub pertumbuhan (growth pole), yaitu efek positif dan efek negatif. Efek positif dari kutub pertumbuhan adalah trickle down effect, yang merupakan gejala saat adanya wilayah yang maju menjadi kutub pertumbuhan, akan turut mempengaruhi kemajuan di wilayah yang ada di pinggirannya.

Wilayah-wilayah yang ada di pinggiran kutub pertumbuhan memiliki dua kemungkinan, yaitu bergabung dengan kota tersebut atau menjadi pusat pertumbuhan atau kota yang baru. Contohnya, Bekasi yang mendapatkan pengaruh besar dari Jakarta, perlahan menjadi kota sendiri.

Nah, kalau efek negatifnya adalah polarization effect, yang menjelaskan bahwa gejala komplementaritas lemah akan terjadi dampak polarisasi (pembedaan). Jadi, bila ada wilayah-wilayah yang tidak menyatu secara kelompok alias beragam, maka akan terjadi dampak polarisasi (perbedaan) di antara wilayah-wilayah tersebut, yang kemudian dapat menyebabkan pemekaran suatu wilayah karena adanya ketidakcocokan yang disebabkan adanya gejala komplementaritas.

Nah, itulah ulasan kelas online Pahamify tentang Live Class Geografi: Teori Pusat Pertumbuhan. Semoga artikel ini bisa menjadi referensi belajarmu ya. Kamu juga bisa mengakses materi Live Class yang menarik lainnya di YouTube Pahamify, loh.

Buat kamu yang ingin meningkatkan nilai rapor di semester ini, sekaligus mempersiapkan diri menghadapi UTBK SBMPTN, kamu bisa mengakses paket Live Class premium di sini.

Tunggu apalagi? Yuk unduh aplikasi bimbel online Pahamify di link ini dan manfaatkan semua fitur kerennya! Jangan lupa juga buat ngecek info paket belajar dan promo menarik dari Pahamify di laman Paket Belajar ini, ya!

Penulis: Salman Hakim Darwadi