Kecelakaan dan cedera dapat terjadi dimanapun, kapanpun, dan siapapun. Para penggemar olahraga juga tidak luput mengalaminya. Hal inilah yang mengharuskan para pecinta olahraga untuk lebih mengenal mengenai macammacam kegawatdaruratan dan cedera yang secara spesifik terkait dengan olahraga yang mereka jalani. Oleh karena itu kami menuliskan Buku ajar Pertolongan Pertama dan Pencegahan-Perawatan Cedera Olahraga, yang merupakan hasil telaah dari berbagai pustaka mengenai P3K. Buku ini berisi tentang beberapa kasus kegawatdaruratan dan cedera olahraga beserta penatalaksanaanya. Selain itu di pembaca juga akan dimudahkan untuk mengetahui dan memahami sepintas mengenai anatomi dan fisiologi sistem organ juga pengenalan beberapa alat dan bahan dalam tindakan pertolongan pertama. Di setiap bab juga dilengkapi dengan gambar dengan harapan pembaca lebih memahami beberapa istilah dalam P3K. Show Figures - uploaded by Pinton Setya Mustafa Author content All figure content in this area was uploaded by Pinton Setya Mustafa Content may be subject to copyright.
Lihat Foto KOMPAS.com - Tujuan berolahraga adalah untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar, namun kegiatan itu juga memiliki risiko cedera. Kabar baiknya, jika ditangani dengan baik, cedera seharusnya tidak akan menghalangi seseorang bisa berolahraga kembali. Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya penanganan cedera. Misalnya, sudah tahu cedera namun tetap melanjutkan berolahraga atau meminta bantuan tukang urut terlebih dulu sebelum mencari pertolongan medis. Padahal cedera kecil saja mungkin akan berdampak besar di kemudian hari. Menurut dokter spesialis ortopedi dari RS Premier Bintaro, Sapto Adji Hardjosworo, apabila terjadi cedera, maka perlu ditangani secepatnya. Jika kondisinya belum sanggup untuk meminta bantuan tenaga medis profesional, maka cara yang bisa dilakukan adalah berprinsip pada metode RICE. Apa itu? "Metode RICE adalah kepanjangan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation. Metode ini sudah lama dikenal untuk mengatasi cedera olahraga, dan bisa dilakukan sebelum meminta bantuan profesional," ujarnya saat diwawancarai pekan lalu di Tangerang Selatan. Lebih lanjut, Adji menjelaskan apa itu metode RICE, sebagai berikut. 1. Rest (istirahat) 2. Ice (es) 3. Compression (kompres) 4. Elevation (pengangkatan) Baca berikutnya
Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada sistem otot dan rangka tubuh saat berolahraga karena suatu ketidaksengajaan (kecelakaan) atau karena sebuah kesalahan. Cedera saat berolahraga biasanya terjadi akibat rutinitas latihan yang berlebihan, kurangnya pemanasan, ataupun karena tingkat stress yang tinggi. Cedera olahraga yang paling sering terjadi yaitu sprain dan/atau strain (keseleo dan/atau terkilir), serta cramp (kram). Apa itu sprain dan/atau strain?Sprain dan/atau strain adalah dua tipe kerusakan atau cedera jaringan lunak. Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, kedua istilah tersebut diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu ‘keseleo’ dan/atau ‘terkilir’. Tapi, sebenarnya keduanya memiliki definisi yang berbeda. Sprain adalah cedera pada sendi yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi. Sedangkan strain adalah cedera otot atau tendon (urat). Apa gejala sprain dan/atau strain?Gejala keduanya hampir mirip, namun ada terdapat sedikit perbedaan. Berikut gejala sprain dan strain
Bagaimana cara mengatasi sprain dan/atau strain?Untuk tindakan pertama mengatasi kondisi keduanya, dibutuhkan RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) atau dalam Bahasa Indonesia adalah Istirahat, Es Kompresi, Elevasi. Secara lengkap, cara mengatasi sprain dan strain adalah dengan menghentikan aktivitas, mengistirahatkan anggota tubuh yang cedera, kompres es pada area cedera selama 15 menit setiap dua jam dengan menggunakan handuk di antara kulit dengan es, kompresi atau perban secara ketat area cedera, mengarah dari bawah ke atas, dan elevasi (angkat) anggota tubuh yang cedera agar lebih tinggi dari posisi jantung. Apa itu cramp?Cramp atau kram bisa terjadi akibat salah satu otot mengalami kontraksi di luar kehendak atau kontraksi yang tak terkontrol. Kondisi ini disebut dengan istilah spasme, ketika hal ini terjadi cukup kuat dan berkelanjutan, risiko kram pun meningkat. Saat kram menyerang, otot akan terlihat atau bisa teraba, terasa keras, dan nyeri. Apa gejala cramp (kram)?Berikut beberapa gejala kram:
Bagaimana cara mengatasi cramp (kram)?Ada beberapa cara untuk mengatasi kram mendadak yang terjadi. Saat otot kram, segera regangkan (stretching) bagian otot tersebut. Kram pada kaki dapat ditangani dengan memilih posisi yang pas, misalnya berbaring sambil meluruskan kaki. Setelah itu, minta seorang teman untuk menarik telapak kaki ke arah kepala. Kram juga bisa terjadi pada tangan, misalnya akibat terlalu banyak menulis atau menekan tangan. Kondisi ini bisa diatasi dengan merelaksasikan otot-otot tangan, salah satunya dengan menekan tangan secara lembut ke arah dinding dengan jari menghadap ke bawah. Anda juga bisa merendam atau mengompres bagian yang kram dengan air hangat, dan konsumsi air putih untuk mengatasi dehidrasi. Pijatan ke arah jantung pada otot yang mengalami kram untuk membantu proses relaksasi. Itulah pengertian, gejala, dan cara mengobati (pertolongan pertama) sprain, strain, dan cramp. Jika telah melakukan pertolongan pertama namun tak kunjung sembuh, segera pergi ke dokter agar segera mendapatkan pengobatan. Artikel direview oleh dr. Anita Suryani, Sp.KO (Spesialis Kedokteran Olahraga RS EMC Sentul). |