Pilih salah satu gambar yang menurutmu mudah dan kamu mengetahui isu yang dimaksud gambar tersebut

No Text Content!

B. Menyusun Opini dalam Bentuk Artikel ! Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: (1) mengungkapkan opini dalam bentuk kalimat yang benar; (2) menyusun opini dalam bentuk paragraf; (3) menyusun opini dengan memperhatikan fakta dalam bentuk artikel. 1Kegiatan Mengungkapkan Opini dalam Bentuk Kalimat yang Benar Apakah kamu pernah mengungkapkan pendapat? Bagaimana cara kamu mengungkapkannya? Apakah diungkapkan secara lisan? Atau secara tertulis? Pada subpelajaran ini, kamu akan belajar bagaimana mengungkapkan pendapat/opini dalam bentuk artikel secara tertulis. Namun, sebelum kamu menyusun sebuah opini dalam bentuk artikel, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain struktur artikel opini, argumentasi, dan bahasa yang digunakan. 1. Struktur artikel opini Kamu tentu sudah membaca artikel opini pada subpelajaran sebelumnya, bukan? Apakah kamu memperhatikan struktur isi artikel tersebut? Artikel tersebut diawali dengan pernyataan pendapat (thesis statement) atau topik yang akan kamu kemukakan. Selanjutnya, kamu kemukakan beberapa argumentasi tentang pendapat atau pandangan kamu terhadap masalah yang dikemukakan. Pada bagian ini disebut argumentasi (arguments). Bagian akhir artikel berisi pernyataan ulang pendapat (reiteration), yakni penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan agar pembaca yakin dengan pandangan atau pendapat tersebut. 2. Argumentasi Bagian terpenting dalam artikel opini adalah argumentasi. Argumentasi yang kalian kemukakan harus kuat. Artinya argumentasi harus didukung data aktual karena artikel opini pada umumnya bersifat aktual yang berisi analisis subjektif terhadap suatu permasalahan. Argumentasi yang dibangun harus konstruktif agar pesan dalam tulisan dapat diserap secara baik oleh pembaca. Kemudian, kalian harus memberikan solusi yang komprehensif. 144 Kelas XII Bahasa Indonesia 3. Penggunaan bahasa Bahasa dalam artikel bersifat ilmiah populer, berbeda dengan bahasa ilmiah pada umumnya. Penggunaan bahasa penting untuk diperhatikan untuk melihat sasaran pembacanya. Kecenderungan pembaca teks artikel adalah membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, mudah dibaca, dan mudah dipahami. Oleh karena itu, pada saat membuat opini, gunakan bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas penyajiannya. Dalam menggali gagasan dan argumentasi, gunakanlah kalimat yang efektif, efisien, dan mudah dimengerti. Jika kamu menggunakan istilah asing atau bahasa daerah, buatlah padanan kata dalam bahasa Indonesia. Pada subpelajaran sebelumnya, kamu sudah dapat membedakan antara fakta dan opini penulis dalam sebuah artikel opini. Sekarang, kamu diminta menjadi seorang penulis artikel dengan mengungkapkan opini atau pendapatnya ke dalam sebuah kalimat yang baik dan benar. Tugas 1 Pada kegiatan ini akan disajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan isu-isu yang terjadi di dalam masyarakat. Kamu diminta untuk mengungkapkan pendapat terkait dengan gambar tersebut. Namun, sebelum itu, kamu harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. 1. Perhatikan gambar yang tersaji berikut ini. 2. Pilih salah satu gambar yang menurutmu mudah dan kamu mengetahui isu yang dimaksud gambar tersebut. 3. Kaitkan gambar tersebut dengan pengetahuan yang telah kamu miliki. Perhatikan gambar berikut ini! Sumber: www.googleimage.com Sumber: www.googleimage.com Gambar 1 Gambar 2 Bahasa Indonesia 145 Sumber: www.googleimage.com Gambar 3 Tuliskan pendapatmu pada kolom berikut ini! No Opini 1. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 2. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 3. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 4. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 5. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 146 Kelas XII Bahasa Indonesia 2Kegiatan Menyusun Opini dalam Bentuk Paragraf Di dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali melakukan aktivitas membaca. Dalam membaca suatu bentuk tulisan diperlukan daya kritis, apakah tulisan itu berupa fakta atau opini. Dalam bentuk tulisan, suatu opini sebenarnya mudah dikenali. Berikut adalah penanda-penanda opini dalam suatu paragraf. 1. Menggunakan kutipan kata-kata seseorang, biasanya ditandai dengan adanya tanda baca petik dua (”. . . .”). 2. Menggunakan sudut pandang penulis dalam bentuk penafsiran terhadap fakta. 3. Menggunakan kata yang tidak pasti (mungkin, rasanya, dll). 4. Menggunakan kata yang bertujuan menyampaikan sesuatu (sebaiknya, saran, pendapat, dll). Inti dari paragraf opini adalah dapat ditemukan kata atau kalimat yang menunjukan bahwa itu adalah sebuah pendapat pribadi ataupun pandangan seseorang yang belum tentu benar, hanya berdasarkan pemikiran seseorang. Berikut adalah contoh menyusun opini dalam bentuk paragraf. Opini 1 Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan novel yang sangat bagus. Novel ini memberikan kesan yang sangat mendalam dan melibatkan emosi para pembacanya. Tak hanya itu, novel ini juga memberikan pengalaman kepada pembacanya seolah-olah mereka ikut terlibat di dalam cerita tersebut. Terlebih lagi, novel ini juga sangat dicintai para pecinta novel karena mengangkat budaya lokal. Mereka menganggap bahwa Laskar Pelangi merupakan karya terbaik Andrea Hirata. Tak heran novel ini laku keras di pasaran. Opini 2 Menurut Alex Sudrajat, Jokowi adalah presiden yang sangat sederhana. Dia juga menambahkan bahwa Jokowi sangatlah ramah dan tidak suka dengan hal yang berbau mewah. Dengan pesonanya, Jokowi berhasil merebut hati para pemilih yang kebanyakan ibu-ibu. Mereka jatuh cinta dengan kesederhanaan dan kepolosan yang ada pada sosok Jokowi. Meskipun ramah dan sederhana, Jokowi merupakan pemimpin yang cukup tegas. Bahasa Indonesia 147 Tugas 2 Bacalah kedua teks di bawah ini dengan saksama! Teks Pertama Bahasa Indonesia Paling Populer di Kalangan Anak-Anak Australia Sumber foto: kompas.com ”Anak-anak akan cepat menguasai bahasa asing bila diajak sejak dini.” KOMPAS.com - Sebuah aplikasi telah dibuat oleh Pemerintah Australia guna mendorong lebih banyak lagi anak-anak Australia belajar bahasa asing. Dari lima bahasa yang diperkenalkan, bahasa Indonesia sejauh ini paling populer. Aplikasi itu dibuat karena, dalam 50 tahun terakhir, murid sekolah di Australia yang belajar bahasa asing turun dari angka 40 persen menjadi sekitar 12 persen ketika mereka berada di kelas XII. Kini, pemerintah federal Australia melakukan uji coba dengan menciptakan aplikasi untuk anak-anak di bawah lima tahun, ketika mereka berkesempatan mempelajari satu dari lima bahasa asing. Secara keseluruhan ada 35 aplikasi yang dibuat oleh Early Learning Languages Australia (ELLA) yang berisi tujuh aplikasi khusus untuk mempelajari lima bahasa, yaitu Mandarin, Jepang, Indonesia, Prancis, dan Arab. Menteri Pendidikan Australia, Simon Birmingham, mengatakan uji coba ini sudah dilakukan di 41 playgroup (di Australia disebut preschool). ”Uji coba ini memberikan akses bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun untuk belajar bahasa asing lewat aplikasi,” kata Birmingham. Senator Birmingham mengatakan, minat untuk belajar bahasa Indonesia sebenarnya menurun di tingkat sekolah menengah di Australia, dalam beberapa tahun terakhir. 148 Kelas XII Bahasa Indonesia Namun, dalam uji coba sejauh ini, bahasa yang populer dalam penggunaan aplikasi ini adalah bahasa Indonesia. ”Bila ada pertanda bahwa kita bisa memberikan dorongan kepada mereka sejak usia dini, itulah yang harus lebih banyak dilakukan,” kata Senator Birmingham. Aplikasi bahasa sambil bermain ini akan diujicobakan di sekitar 1.000 playgroup dengan biaya sekitar 6 juta dollar AS atau setara Rp 60miliar. Pada tahun 2015, pemerintah federal Australia mengalokasikan dana sebesar 9,8 juta dollar AS untuk melakukan uji coba online untuk mengetahui cara yang efektif dalam mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak. Namun, pemerintah berharap, keadaan itu akan berubah. Kini, pemerintah mulai mencari sasaran anak-anak yang lebih muda dengan bantuan aplikasi. Yang menjadi sasaran adalah anak usia antara 4 dan 5 tahun. Senator Birmingham mengatakan, bila uji coba lanjutan ini dianggap berhasil, aplikasi tersebut akan diberlakukan secara nasional mulai tahun 2017. Ada juga rencana membuat aplikasi untuk pelajaran Matematika dan sains. (Sumber: kompas.com, Rabu, 13 Januari 2016). Teks Kedua Bunga Pertama Mekar di Angkasa Luar Sumber foto: kompas.com ”Bunga tanaman zinnia adalah bunga pertama yang mekar di stasiun antariksa internasional.” KOMPAS.com – Apakah mungkin ada kehidupan di angkasa luar? Pertanyaan yang mendasari berbagai penelitian di angkasa luar itu terjawab saat astronot Amerika Serikat, Scoot Kelly, mengunggah foto bunga mekar dari tanaman jeruk zinnia ke instagram-nya, Sabtu (16/1/2016). Bunga jeruk itu berhasil mekar di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Sebelumnya, Bahasa Indonesia 149 jenis sayur letucce berhasil tumbuh di antariksa. Pihak Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mengatakan, jeruk zinnia dipilih karena lebih sulit tumbuh ketimbang letucce. Misi yang diemban Kelly bersama kosmonat Rusia, Mikhail Korniyenko, adalah meneliti dampak hidup jangka panjang di antariksa. Penelitian itu untuk melihat apakah ada peluang berkebun di antariksa. Harapannya, hal itu juga bisa dilakukan di Mars. Jeruk zinnia ditanam dengan metode yang dibuat program Veggie NAS yang berjalan sejak 2014. Tanaman itu tumbuh dari ”bantal” yang penuh dengan pupuk, benih, air, dan lempeng yang disinari sinar lampu LED (light emitting diode). (Sumber: kompas.com, Rabu, 20 Januari 2016) Setelah kamu membaca teks di atas, tulislah mana yang merupakan paragraf opini berdasarkan format tabel di bawah ini. Kamu bisa mengerjakannya di buku kerjamu! No. Paragraf Opini Teks Pertama Teks Kedua 3Kegiatan Menyusun Fakta dalam Bentuk Artikel Setelah bisa menyusun opini dalam bentuk paragraf, pada pembahasan ini kamu akan menyusun fakta dalam bentuk artikel. Fakta adalah suatu informasi yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi. Fakta disertai dengan bukti- bukti yang mendukung kebenarannya. Oleh karena itu, fakta lebih sering sulit dibantah oleh opini seseorang. 150 Kelas XII Bahasa Indonesia Berikut adalah ciri-ciri fakta: 1. merupakan suatu kebenaran umum; 2. menyertakan bukti berupa data-data yang akurat; 3. mengungkapkan peristiwa yang benar-benar terjadi. Berikut contoh kalimat fakta. 1. Di Kabupaten Pangandaran terdapat pantai yang indah dan sering dijadikan objek wisata. 2. Tasikmalaya adalah salah satu kota yang ada di Jawa Barat. 3. Julukan untuk Kota Bandung adalah Kota Kembang. Perhatikan contoh fakta berikut yang terdapat dalam sebuah artikel! Fakta 1 Pada tanggal 25 April 2015 lalu, terjadi sebuah bencana alam yang sangat mengerikan di negara Nepal. Gempa bumi sebesar 7.9 SR tersebut telah mengguncang negara kecil di sebelah selatan Asia ini yang terjadi tepat pada jam 11.56 waktu setempat. Gempa tersebut telah meluluhlantahkan semua bangunan yang berdiri. Gempa tersebut telah merenggut nyawa 6.621 orang lebih dan lebih dari 14.023 korban menderita luka parah dan kehilangan tempat tinggalnya. Kebanyakan korban yang meninggal akibat dari tertimpa reruntuhan bangunan. Mereka tidak sempat menyelamatkan diri saat gempa berlangsung. Saat ini, Nepal membutuhkan bantuan kemanusiaan berupa pakaian, makanan, dan obat-obatan. Fakta 2 Ikan paus adalah satu-satunya mamalia terbesar yang hidup baik di dalam air maupun di daratan. Bobot terberat ikan ini yang pernah tercatat adalah ikan paus biru yang beratnya mencapai 7 ton dengan panjang sekitar 1.000 meter. Monster air tersebut hidup di samudra yang luas dengan memakai ribuan hewan-hewan kecil seperti ikan dan plankton. Karena termasuk ke dalam hewan mamalia, ikan paus bernapas dengan menggunakan insang dan hampir beberapa menit sekali ke permukaan untuk mengambil napas. Dalam hal berkembang biak, ikan paus bereproduksi dengan cara melahirkan 3 hingga 4 ekor bayi paus yang beratnya mencapai 2 ton. Oleh sebab itu, ikan paus merupakan monster yang hidup di lautan. Bahasa Indonesia 151 Tugas 3 Bacalah kedua artikel di bawah ini dengan saksama. Kemudian, kerjakanlah instruksi yang menyertainya! Artikel 1 Objek Wisata Pantai Pangandaran Sumber foto: wisatanesia.co Pantai Pangandaran, Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran. Jawa Barat memiliki banyak objek wisata, salah satunya adalah Pantai Pangandaran. Pantai ini terletak di Kabupaten Pangandaran di Desa Pananjung. Pantai Pangandaran, Ciamis, pernah dinobatkan oleh Asia Rooms sebagai pantai terbaik di Provinsi Jawa Barat. Tentunya hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia terutama sebagai daya tarik wisatawan. Pantai yang terletak tidak jauh dari Kota Bandung ini terkenal dengan keindahan pasir hitam dan pasir putihnya. Anda akan disuguhi ombak tenang yang cocok untuk berenang serta angin yang sejuk di sekitaran pantai. Air pasang serta air surut di area pantai juga memerlukan waktu yang lama sehingga Pantai Pangandaran aman digunakan sebagai tempat berenang. Jika Anda datang ke pantai ini pada pagi hari, Anda akan mendapatkan kesempatan melihat pemandangan matahari terbit di bagian timur. Kemudian, pada bagian barat pantai di sore hari akan terlihat matahari terbenam yang begitu indah. Di Pantai Pangandaran ini masih ada nelayan yang berlayar untuk mencari ikan. Pantai ini terkenal sebagai dermaga para nelayan sampai sekarang. Anda pun bisa merasakan sensasi berlayar dan menjaring ikan di pantai tersebut saat datang berkunjung. Panorama bawah laut yang indah lengkap dengan 152 Kelas XII Bahasa Indonesia terumbu karang serta ikan warna-warni juga menjadi daya tarik objek wisata Pantai Pangandaran. Selain itu, terdapat bukit yang menjadi hutan di area Pantai Pangandaran. Berkeliling lebih lanjut, maka Anda bisa melihat air terjun yang sangat cantik berada tepat di puncak bukit. Para wisatawan yang mau menyempatkan diri pergi ke air terjun ini harus pergi berjalan kaki. Di sepanjang perjalanan, menuju air terjun maka Anda akan disajikan pemandangan alam yang menakjubkan. Pulang dari objek wisata ini jangan lupa mencicipi berbagai macam olahan laut di warung-warung sekitar pantai, seperti udang, kepiting, cumi-cumi, ikan, dan sebagainya. Untuk oleh-oleh keluarga, cobalah membeli ikan asin yaitu jambal roti yang terkenal di Pantai Pangandaran. (Sumber: wisatanesia.co) Artikel 2 Penemu Listrik Saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan paling penting bagi umat manusia. Dengan listrik, segala aktivitas manusia dapat dengan mudah dilakukan. Listrik merupakan salah satu energi yang bisa dikatakan menguasai hajat hidup orang banyak karena manfaatnya yang sangat penting. Penemu listrik adalah Michael Faraday dan berkat penemuannya tersebut, ia kemudian dijuluki sebagai ’Bapak Listrik’. Michael Faraday dikenal sebagai ilmuwan yang banyak mempelajari berbagai hal. Namun, pria yang lahir pada tanggal 22 September 1971 di Inggris ini lebih banyak memberi perhatian pada bidang elektromagnetisme dan elektrokimia. Sejarah Penemuan Listrik oleh Michael Faraday Sebenarnya kelistrikan sudah menjadi Sumber foto: penemu.co sebuah fenomena sejak zaman Yunani kuno. Hal ini diketahui ketika seorang Michael Faraday cendekiawan Yunani bernama Thales menemukan sebuah fenomena unik ketika batu ambar yang digosok-gosok ternyata mampu menarik sehelai bulu. Hal ini kemudian ia tuliskan dalam catatannya. Hal inilah yang kemudian memunculkan banyak teori-teori tentang kelistrikan dan dikemukakan oleh para ilmuwan seperti Bahasa Indonesia 153 Ampere, Faraday, Coulomb, dan Joseph Priestley. Di antara nam-nama tersebut, Michael Faraday mempunyai kontribusi paling besar mengenai kelistrikan dan elektromagnetik. Terkenalnya nama Michael Faraday sebagai ’Bapak Listrik’ bermula ketika ia membuat sebuah ekperimennya yang pertama kali dengan menggunakan 7 uang logam yang kemudian ia tumpuk dengan 7 lembaran seng serta 6 lembar kertas yang dibasahi air garam. Hal ini ia lakukan mengikuti konstruksi tumpukan Volta ketika menemukan beterai pertama kali. Dari ekperimen ini Faraday kemudian menguraikan magnesium sulfat. Selanjutnya, di tahun 1821, Christian Orsted memublikasikan sebuah jurnal mengenai fenomena elektromagnetisme. Hal itu kemudian membuat Faraday mencoba melakukan riset lanjutan dari publikasi Orsted. Faraday kemudian membuat sebuah alat yang kemudian dapat menghasilakan sebuah ’Rotasi Elektromagnetik’ yang merupakan cikal bakal ditemukannya listrik oleh Faraday. Alat yang Faraday ciptakan bernama Homopolar Motor. Dalam alat yang diciptakan Faraday ini terjadi sebuah gerakan berputar terus-menerus. Gerakan ini ditimbulkan dari gaya lingkaran magnet yang mengelilingi kawat yang panjang hingga ke dalam larutan merkuri dan di dalam larutan tersebut sudah Sumber foto: penemu.co terdapat magnet. Gerakan itu membuat kawat akan terus berputar jika dialiri Homopolar Motor listrik yang berasal dari sebuah baterai. Penemuan Faraday inilah yang kemudian menjadi sebuah dasar dari Teknologi Elektromagnetik saat ini. Dari percobaan itu, ia menemukan sebuah motor listrik pertama di dunia yang menggunakan listrik sebagai nama penggeraknya. Puncak penemuan medan listrik oleh Faraday adalah ketika ia melakukan percobaan dengan melilitkan dua kumparan kawat yang terpisah. Kemudian, ia menemukan apa yang dikenal dengan nama induksi timbal balik, magnet dilewati potongan kawat, maka aliran listrik masuk ke kawat, yang kemudian magnetnya berjalan. Dari sini, ia kemudian membuat sebuah kesimpulan bahwa ’Perubahan pada medan magnet dapat menghasilkan medan listrik’. Kemudian, James Clerk Maxmel membuat rumus matematikanya dan dikenal dengan nama Hukum Faraday. 154 Kelas XII Bahasa Indonesia Kecemerlangan Faraday dalam membuat penemuan-penemuan besar tidak lepas dari sosok bernama Humphry Davy yang merupakan mentornya yang membimbing Michael Faraday di laboratoriumnya. Ia juga mengajak Faraday keliling Eropa untuk menambah pengetahuan mereka baik itu secara teknis maupun teoretis. Di bawah bimbingan Davy, Michael Faraday banyak membuat sebuah penemuan-penemuan baru yang berguna bagi manusia di bidang kelistrikan. Michael Faraday sendiri wafat pada tanggal 25 Agustus 1867. Untuk mengenang jasa-jasanya di bidang kelistrikan, namanya kemudian diabadikan dalam sebuah satuan dalam ilmu fisika yaitu satuan kapasistansi dengan simbol (F) atau Faraday. Setelah kamu selesai menbaca artikel di atas, temukanlah fakta yang terdapat pada kedua artikel tersebut. Isilah pada format tabel di bawah ini. Kamu bisa mengerjakannnya di buku kerjamu! No Fakta Artikel 1 Artikel 2 C. Menganalisis Kebahasaan Artikel dan/atau Buku Ilmiah ! Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: (1) menemukan unsur kebahasaan artikel opini dan buku ilmiah; (2) membedakan unsur kebahasaan dalam artikel opini dan buku ilmiah. Bahasa Indonesia 155 1Kegiatan Menemukan Unsur Kebahasaan Artikel Opini dan Buku Ilmiah Pada pembahasan sebelumnya, kamu telah mampu menyusun dan membedakan mana yang termasuk kalimat opini dan fakta yang terdapat dalam sebuah artikel. Pada pembahasan ini, kamu harus mampu menganalisis kebahasaan yang terdapat dalam sebuah artikel dan buku ilmiah. Unsur kebahasaan yang terdapat dalam artikel dan buku ilmiah memiliki persamaan karena penyajian isinya berdasarkan fakta yang didukung melalui opini, bukan imajinasi. Berikut adalah unsur kebahasaan yang harus dicermati. 1. Adverbia Adverbia adalah bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar, sering, kadang-kadang, dan jarang. 2. Konjungsi Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang banyak dijumpai pada artikel adalah konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya; atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti, selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru; konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, seperti, sejak, sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti, supaya, dan sebagainya. 3. Kosakata Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik tersebut mencakup hal-hal berikut. a. Aktual, sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi. b. Fenomenal, yakni luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra. 156 Kelas XII Bahasa Indonesia c. Editorial, artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat kabar. d. Imajinasi, daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan). e. Modalitas, cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam komunikasi antarpribadi (barangkali, harus, dan sebagainya). f. Nukilan, kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda. g. Tajuk rencana, karangan pokok dalam surat kabar. h. Teks opini, teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran. i. Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung. Tugas 1 Bacalah artikel dan cuplikan buku ilmiah bawah ini dengan saksama. Kemudian, kerjakan instruksi yang menyertainya! Artikel Sastrawan Serbabisa Harian Kompas dan Sinar Harapan kerap memuat cerita pendeknya. Novelnya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Memenangi lomba penulisan fiksi baginya sudah biasa. Sebagai penulis skenario, ia dua kali meraih piala Citra di Festival film Indonesia (FFI), untuk ”Perawan Desa” (1980), dan ”Kembang Kertas” (1985). Sebagai penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, dan Nyali. Namanya I Gusti Ngurah Putu Wijaya yang biasa disebut Putu Wijaya. Tidak sulit untuk mengenalinya karena topi pet putih selalu bertengger di kepalanya. Kisahnya, pada ngaben ayahnya di Bali, kepalanya digunduli. Kembali ke Jakarta, selang beberapa lama, rambutnya tumbuh tapi tidak sempurna, malah mendekati botak. Karena itu, ia selalu memakai topi. ”Dengan ini saya terlihat lebih gagah,” tutur Putu sambil bercanda. Putu yang dilahirkan di Puri Anom, Tabanan, Bali pada tanggal 11 April 1944, bukan dari keluarga seniman. Ia bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, Bahasa Indonesia 157 yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi. ”Semasa di SD, Saya doyan sekali membaca,’’ tuturnya, ’’Mulai dari karangan Karl May, buku sastra Komedi Manusia-nya karya William Saroyan. Sejak kecil, saya juga senang sekali seni pertunjukan. Mungkin sudah merupakan bakat, senang pada seni laku,” ujarnya mengenang. Meskipun demikian, ia tak pernah diikutkan main drama semasih kanak- kanak, juga ketika SMP. Baru setelah menang lomba deklamasi, ia diikutkan main drama perpisahan SMA, yang diarahkan oleh Kirdjomuljo, penyair dan sutradara ternama di Yogyakarta. Ia pertama kali berperan dalam ”Badak”, karya Anton Chekov. ”Sejak itu saya senang sekali pada drama,” kenang Putu. Sumber: tokohindonesia.com Setelah selesai sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta, kota seni dan budaya. Di Yogyakarta, selain kuliah di Fakultas Hukum, UGM, ia juga mempelajari seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), drama di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi). Dari Fakultas Hukum, UGM, ia meraih gelar sarjana hukum (1969), dari Asdrafi ia gagal dalam penulisan skripsi, dan dari kegiatan berkesenian ia mendapatkan identitasnya sebagai seniman. Selama bermukim di Yogyakarta, kegiatan sastranya lebih terfokus pada teater. Ia pernah tampil bersama Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra dalam beberapa pementasan, antara lain dalam pementasan ”Bip-Bop” (1968) dan ”Menunggu Godot” (1969). Ia juga pernah tampil bersama kelompok Sanggar Bambu. Selain itu, ia juga (telah berani) tampil dalam karyanya sendiri yang berjudul ”Lautan Bernyanyi” (1969). Ia adalah penulis naskah sekaligus sutradara pementasan itu. Naskah dramanya itu menjadi pemenang ketiga Sayembara Penulisan Lakon yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Teater Nasional Indonesia. Setelah kira-kira tujuh tahun tinggal di Yogyakarta, Putu pindah ke Jakarta. Di Jakarta ia bergabung dengan Teater Kecil asuhan sutradara ternama Arifin C. Noer dan Teater Populer. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai redaktur majalah Ekspres (1969). Setelah majalah itu mati, ia menjadi redaktur majalah 158 Kelas XII Bahasa Indonesia Tempo (1971–1979). Bersama rekan-rekannya di majalah Tempo, Putu mendirikan Teater Mandiri (1974). ”Saya perlu bekerja jadi wartawan untuk menghidupi keluarga saya. Juga karena saya tidak mau kepengarangan saya terganggu oleh kebutuhan mencari makan,” tutur Putu. Pada saat masih bekerja di majalah Tempo, ia mendapat beasiswa belajar drama (Kabuki) di Jepang (1973) selama satu tahun. Namun, karena tidak nyaman dengan lingkungannya, ia belajar hanya sepuluh bulan. Setelah itu, ia kembali aktif di majalah Tempo. Pada tahun 1974, ia mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat. Sebelum pulang ke Indonesia, mampir di Prancis, ikut main di Festival Nancy. Putu mengaku belajar banyak dari majalah Tempo dan penyair Goenawan Mohamad. ”Yang melekat di kepala saya adalah bagaimana menulis sesuatu yang sulit menjadi mudah. Menulis dengan gaya orang bodoh sehingga yang mengerti bukan hanya Menteri, tapi juga tukang becak. Itulah gaya Tempo,” ungkap Putu. Dari Tempo, Putu pindah ke majalah Zaman (1979–1985), dan ia tetap produktif menulis cerita pendek, novel, lakon, dan mementaskannya lewat Teater Mandiri, yang dipimpinnya. Di samping itu, ia mengajar pula di Akademi Teater, Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ia mempunyai pengalaman bermain drama di luar negeri, antara lain dalam Festival Teater Sedunia di Nancy, Prancis (1974) dan dalam Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Ia juga membawa Teater Mandiri berkeliling Amerika dalam pementasan drama ”Yel” dan berpentas di Jepang (2001). Karena kegiatan sastranya lebih menonjol pada bidang teater, Putu Wijaya pun lebih dikenal sebagai dramawan. Sebenarnya, selain berteater ia juga menulis cerpen dan novel dalam jumlah yang cukup banyak, di samping menulis esai tentang sastra. Sejumlah karyanya, baik drama, cerpen, maupun novel telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand. Gaya Putu menulis novel tidak berbeda jauh dengan gayanya menulis drama. Seperti dalam karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung mempergunakan gaya objektif dalam pusat pengisahan dan gaya stream of consciousness dalam pengungkapannya. Ia lebih mementingkan perenungan ketimbang riwayat. Adapun konsep teaternya adalah teror mental. Baginya, teror adalah pembelotan, pengkhianatan, kriminalitas, tindakan subversif terhadap logika tapi nyata. Teror tidak harus keras, kuat, dahsyat, menyeramkan bahkan bisa berbisik, mungkin juga sama sekali tidak berwarna. Bahasa Indonesia 159 Ia menegaskan, ’’Teater bukan sekadar bagian dari kesusastraan, melainkan suatu tontonan.’’ Naskah sandiwaranya tidak dilengkapi petunjuk bagaimana harus dipentaskan. Agaknya, memberi kebebasan bagi sutradara lain menafsirkan. Bila menyinggung problem sosial, karyanya tanpa protes, tidak mengejek, juga tanpa memihak. Tiap adegan berjalan tangkas, kadang meletup, diseling humor. Mungkin ini cerminan pribadinya. Individualitasnya kuat, dan berdisiplin tinggi. Saat ditanya pemikiran pengarang yang sehari bisa mengarang cerita 30 halaman, menulis empat artikel dalam satu hari ini tentang tulis menulis. Putu menjawab, ’’Menulis adalah menggorok leher tanpa menyakiti,’’ katanya, ’’bahkan kalau bisa tanpa diketahui.’’ Kesenian diibaratkannya seperti baskom, penampung darah siapa saja atau apa pun yang digorok: situasi, problematik, lingkungan, misteri, dan berbagai makna yang berserak. ’’Kesenian,’’ katanya, ’’merupakan salah satu alat untuk mencurahkan makna, agar bisa ditumpahkan kepada manusia lain secara tuntas.’’ ”Saya sangat percaya pada insting,” kata Putu tentang caranya menulis. ”Ketika menulis, saya tidak mempunyai bahan apa-apa. Semua datang begitu saja ketika di depan komputer,” katanya lagi. Ia percaya bahwa ada satu galaksi dalam otak yang tidak kita mengerti cara kerjanya. Tapi, menurut Putu, itu bukan peristiwa mistik, apalagi tindak kesurupan. Selain menekuni dunia teater dan menulis, Putu juga menjadi sutradara film dan sinetron serta menulis skenario sinetron. Film yang disutradarainya ialah film ”Cas Cis Cus”, ”Zig Zag”, dan ”Plong”. Sinetron yang disutradarainya ialah ”Dukun Palsu”, ”PAS”, ”None”, ”Warteg”, dan ”Jari-Jari”. Skenario yang ditulisnya ialah ”Perawan Desa”, ”Kembang Kertas”, serta ”Ramadhan” dan ”Ramona”. Ketiga skenario itu memenangkan Piala Citra. Pada 1977, ia menikah dengan Renny Retno Yooscarini alias Renny Djajusman yang dikaruniai seorang anak, Yuka Mandiri. Namun, pada tahun 1984 ia menyendiri kembali. Pertengahan 1985, ia menikahi gadis Sunda, Dewi Pramunawati, karyawati majalah Medika. Bersama Dewi, Putu Wijaya selanjutnya hidup di Amerika Serikat selama setahun. Atas undangan Fulbright, 1985–1988, ia menjadi dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di Universitas Wisconsin dan Universitas Illinois, AS. Atas undangan Japan Foundation, Putu menulis novel di Kyoto, Jepang, 1992. Setelah lama berikhtiar, walau dokter di Amerika mendiagnosis Putu tak bakal punya anak lagi. Pada 1996 pasangan ini dikaruniai seorang anak, Taksu. Rumah tangga baginya sebuah ”perusahaan”. Apa pun diputuskan berdasarkan pertimbangan istri dan anak, termasuk soal pekerjaan. Soal 160 Kelas XII Bahasa Indonesia pendidikan anak, ”Saya tidak punya cara,” ujar Putu. Anak dianggap sebagai teman, kadang diajak berunding, kadang dimarahi. Dan, kata Putu, ”Saya tidak mengharapkan ia menjadi apa, saya hanya memberikan kesempatan saja.” Kini, penggemar musik dangdut, rock, klasik karya Bach atau Vivaldi dan jazz ini total hanya menulis, menyutradarai film dan sinetron, serta berteater. Dalam bekerja ia selalu diiringi musik. Olahraganya senam tenaga prana Satria Nusantara. ”Sekarang saya sudah sampai pada tahap bahwa kesenian merupakan upaya dan tempat berekspresi sekaligus pekerjaan,” ujar Putu. (Sumber: tokohindonesia.com dengan pengubahan) Cuplikan Buku Ilmiah Menguak Tabir Kekuasaan Sang Pencipta Judul Buku : Mengenal Allah: Alam, Sains, dan Teknologi Penulis : Tauhid Nur Azhar Penerbit : Tinta Medina Kota : Solo Tahun : 2012 Jumlah halaman : 280 halaman Dalam Al-Qur’an surah Fushilat ayat 53, Allah Swt. berfirman ”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” Berdasarkan ayat di atas secara eksplisit dapat kita pahami bahwa Allah Swt. menciptakan alam semesta beserta isinya dan juga manusia sebenarnya untuk menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya. Allah ingin manusia mengenalnya. Sumber: dakwatuna.com Akan tetapi, banyak manusia yang masih ingkar dan tak pernah tunduk akan kekuasaan-Nya itu. Ini semua terjadi karena mereka belum mengenal Allah Swt dengan iman, hati dan pikiran. Ada dua jalan utama yang dapat kita tempuh untuk mengenal Allah Swt. Pertama, dengan memperhatikan ayat-ayat Qauliyyah yang termaktub dalam kitab suci Al- Qur’an. Kedua, dengan memperhatikan ayat-ayat Kauniyyah yang terbentang luas di alam semesta ini, bahkan dalam diri kita sendiri. Bahasa Indonesia 161 Buku Mengenal Allah: Alam, Sains, dan Teknologi karya Tauhid Nur Azhar ini bisa menjadi referensi bacaan yang bagus untuk kita dalam memahami dan mengurai tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Dalam segenap ciptaan-Nya. Dalam Al-Qur’an, kita mendapati banyak sekali ayat yang membicarakan tentang keesaan Allah Swt. Keagungan-Nya, kehebatan-Nya dalam penciptaan dan kelembutan-Nya. Semua itu menunjukkan bahwa Dia itu ada dan wajib diimani keberadaan-Nya. Hal ini jelas, nyata, dan terpampang di hadapan kita. Namun, ketika kita berbicara tentang ayat-ayat Kauniyyah maka sebagian besar dari kita lalai memikirkannya. Alam yang terbentang luas, lautan, dan samudra yang luas, binatang-binatang yang tak terhitung jumlahnya, bahkan perangkat-perangkat yang ada dalam tubuh kita sendiri, seperti darah, DNA, dan otak merupakan bukti kemahabesaran-Nya. (hlm. viii). Ibnu Arabi mengungkapkan bahwa penciptaan alam semesta ini melalui tajalli (penampakan diri) Tuhan pada alam. Penampakkan diri Tuhan mengambil dua bentuk, yaitu: pertama, tajalli dzati yang terjadi secara intrinsik pada esensi Tuhan itu sendiri dalam bentuk penciptaan potensi, kedua, tajalli syuhudi, yaitu penampakan diri secara nyata yang mengambil bentuk penampakkan diri dalam alam semesta. (hlm. 3). Dari dua esensi penampakan Tuhan ini, manusia tidak akan mampu mengindra penampakan tajalli dzati dengan mata lahiriah. Allah ’Azza wa Jalla terlalu sempurna untuk itu. Mata lahiriah terlalu lemah untuk memandang dzat Allah Swt. Kita dapat mengenal Allah Swt. Melalui tajalli syuhudi yang terwujud dalam citra alam semesta. Kehadiran Allah dapat kita lihat dalam segenap ciptaan-Nya, termasuk dalam diri kita sendiri, sebagaimana kita mengenal seorang seniman dari karya seninya. Ada satu modal dasar terpenting yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia, yaitu DNA (Deoxyribonukleid Acid) atau untaian asam nukleat yang membuktikan betapa besar kekuasaan Allah Swt. Hingga sanggup membuat DNA yang begitu kecil dan canggih dalam tubuh manusia. Sepanjang penelitian para ilmuwan, DNA memiliki kemampuan menyandi sekitar 30.000 sifat. Tidak hanya sifat fisik, tetapi juga sifat psikologis atau perilaku. Penyandian yang bersifat psikologis dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui sintesis atau pembentukan protein menjadi hormon, kemudian hormon itulah yang sedikit banyak memengaruhi perilaku manusia. Kitapun mengenal ada hormon-hormon ketakutan, kecemasan, agresif, dan ada pula hormon-hormon yang melahirkan rasa cinta dan kasih sayang, kebahagiaan, ketenangan, kegembiraan, dan kesedihan. Produksi hormon-hormon ini sangat dipengaruhi oleh kerja DNA. (hlm. 109–110). Pada buku ini, terdapat sedikit kelemahan, yaitu dari bahasa yang digunakan masih terdapat istilah-istilah yang sulit dipahami oleh masyarakat 162 Kelas XII Bahasa Indonesia awam. Namun, kehadiran buku ini memiliki sejumlah manfaat, di antaranya kita akan mendapatkan berbagai hal yang sebelumnya mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita. Misalnya, masalah tikus tanah (hlm. 202). Mungkin banyak di antara kita yang bertanya-tanya mengapa Allah Swt. menciptakan tikus tanah dalam keadaan buta dan mengapa wajahnya sangat menyeramkan? Apa manfaatnya bagi manusia? Melalui buku ini kita akan semakin tahu, bahwa tak ada sesuatu pun yang sia-sia yang diciptakan Allah Swt. Buku ini akan membantu kita mendapatkan pencerahan hati dan pikiran, tentunya juga pencerahan iman. (Sumber: dakwatuna.com dengan pengubahan) Setelah kamu membaca teks artikel dan cuplikan buku ilmiah di atas, isilah format tabel di bawah ini! Kamu bisa mengerjakan di buku kerjamu! No. Unsur Kebahasaan Artikel Buku Ilmiah 1. Adverbia 2. Konjungsi 3. Kosakata 2Kegiatan Membandingkan Kebahasaan Artikel Opini dan Buku Ilmiah Setelah kamu bisa menemukan unsur-unsur kebahasaan dalam sebuah artikel opini dan buku ilmiah. Selanjutnya, untuk menambah wawasanmu dalam menganalisis, kamu bandingkan dua artikel opini dan dua buku ilmiah berdasarkan unsur-unsur kebahasaannya, serta memberikan komentar terhadap kedua teks tersebut. Bahasa Indonesia 163 Tugas 2 Cermatilah, kedua teks di bawah ini! Artikel 1 Perkembangan Seni Sastra dan Wayang Pada Masa Hindu-Buddha Sumber foto: senipandai.blogspot.com Lukisan Seni Wayang Seni Sastra Hasil seni sastra zaman Madya yang sampai pada kita ternyata tidak sebanyak hasil seni sastra zaman Kuno. Mungkin karya sastra zaman itu lebih banyak daripada yang kita ketahui, tetapi karena tidak seperti seni sastra zaman Kuno yang tetap disimpan dengan baik, maka yang sampai pada generasi penerusnya sangat sedikit. Di Bali, seni sastra zaman Madya hanya sedikit saja yang masih dijumpai. Berbeda pula dengan seni sastra zaman Kuno, angka tahun pada karya sastra zaman Madya tidak dapat dipakai sebagai patokan periodisasi karya sastra tersebut. Karya sastra zaman Madya yang ditemukan belum dapat ditentukan apakah karya sastra itu asli atau salinan. Mungkin saja angka tahun yang tercantum adalah angka tahun saat penyalinan naskah tersebut. Selain cerita asli Indonesia sendiri, sastrawan zaman Madya juga menyadur karya sastra negara lain. Dilihat dari karya asli atau karya saduran, karya sastra zaman Madya dapat dibagi menjadi gubahan karya sastra zaman Kuno dan saduran karya sastra Timur Tengah. 164 Kelas XII Bahasa Indonesia Dilihat dari bentuknya, karya sastra ditulis dalam bentuk gancaran atau dalam bentuk tembang. Di daerah Melayu, gancaran disebut hikayat dan tembang disebut syair. Permasalahan yang ditulis dalam hikayat bermacam-macam. Boleh dikatakan segala macam persoalan dapat ditulis dalam hikayat yang pada umumnya hanyalah dongeng penuh dengan keajaiban dan keanehan. Ada pula hikayat yang digubah dengan maksud sebagai cerita sejarah, walaupun isinya tidak seperti apa yang kita kenal sebagai tulisan sejarah. Gubahan semacam itu dinamakan babad. Tokoh, tempat, dan peristiwa dalam babad hampir semua ada dalam sejarah, tetapi sering digambarkan secara berlebihan. Di daerah Melayu, babad dikenal dengan nama sejarah atau tambo yang diberi judul hikayat. Seperti hikayat, syair juga mengisahkan bermacam-macam hal. Perbedaannya, hikayat ditulis dalam bentuk prosa, sedangkan syair ditulis dalam bentuk puisi. Syair terdiri atas bait-bait dan tiap bait terdiri atas empat baris. Bentuk karya sastra yang serupa dengan syair adalah pantun. Selain hikayat dan syair, ada lagi jenis kitab yang ditulis pada zaman Madya yang disebut suluk. Kitab-kitab suluk menguraikan masalah-masalah tasawuf, paham yang dianut kaum Sufi. Kitab ini mengajarkan tentang pencapaian kesempurnaan dengan meninggalkan keduniawian dan hanya mengutamakan bersatunya manusia dengan Tuhan. Dalam mencari kesempatan itu, kadang- kadang manusia mengembara tanpa menghiraukan kehidupan duniawinya. Suluk ada yang berwujud prosa dan ada pula yang berwujud puisi. Agak berlainan dengan suluk ada kitab primbon yang mengetengahkan kegaiban, penentuan hari baik dan buruk dalam hidup manusia, dan ramalan-ramalan. Seni sastra terpenting pada zaman Madya adalah sebagai berikut. 1. Babad Babad adalah cerita sejarah yang umumnya lebih berupa cerita daripada uraian sejarah meskipun yang menjadi pola adalah memang peristiwa sejarah. Berikut ini beberapa bentuk cerita babad yang dapat dijumpai di masyarakat berikut ini. a. Babad Tanah Jawi Kitab ini menceritakan silsilah raja-raja Jawa, dimulai dari Nabi Adam, Nabi Sis, Nurcahya, Nurasa, Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, dan Bathara Guru. Bathara Guru bertakhta di Suralaya berputra lima orang di antaranya adalah Bathara Wisnu yang kemudian turun ke dunia menjadi raja pertama di Pulau Jawa dengan gelar Prabu Set. Jadi, Bhatara Wisnu yang menurunkan raja-raja Jawa. Bahasa Indonesia 165 Selanjutnya diceritakan pula tentang Raja Jawa dan kerajaan, seperti Pajajaran, Majapahit, dan Demak. Walaupun kitab Babad Tanah Jawi dimaksud sebagai cerita sejarah, kitab itu ternyata banyak sekali mengungkapkan hal-hal yang tidak masuk akal. Namun, dalam kitab ini ada pula beberapa keterangan yang dapat kita gunakan sebagai pedoman untuk penelitian sejarah. b. Babad Cirebon Kitab ini dinamakan juga Daftar Sejarah Cirebon dan kitab Silsilah Segala Maulana di Tanah Jawa atau Hikayat Hasanuddin. Babad Cirebon adalah saduran dari kitab Sejarah Banten Rante-Rante yang mengisahkan riwayat beberapa orang wali di Jawa, terutama Sunan Gunung Jati lengkap dengan silsilah dan kedatangan Pangeran Pajunan di Cirebon. Sunan Ampel dalam kitab ini disebut Pangeran Ampel Denta. Dalam kitab ini juga dikisahkan penyebaran agama Islam di Banten dan raja-raja Banten, sejak Sultan Hasanuddin hingga Sultan Abdul Mufakir. Kitab itu juga memuat silsilah Sultan Ahmad ’Abd al Arifin yang berasal dari Demak. Babad Cirebon dapat kita katakan sebagai kitab sejarah. c. Sejarah Melayu Sejarah Melayu dinamakan juga Sulalatus Salatin, ditulis oleh Bendahara Tun Muhammad, Patih Kerajaan Johor. Kitab ini ditulis atas perintah Raja Abdullah, adik Sultan Ala’uddin Riayat Syah III. Sejarah Melayu dimulai dari riwayat Iskandar Zulkarnain dari Macedonia. Seorang keturunannya tiba di Bukit Seguntang, Palembang, lalu menjadi raja. Kerajaan ini kemudian berpindah ke Singapura, dan selanjutnya ke Malaka. Bagian terbesar kitab ini mengisahkan tentang raja-raja, rakyat, dan adat-istiadat di Kerajaan Malaka sampai jatuhnya ke tangan Portugis. Bagian terakhir membentangkan nasib dan usaha- usaha raja-raja Malaka dalam menegakkan kembali kerajaan lamanya di Johor. d. Tambo Minangkabau Kitab Tambo Minangkabau mengisahkan tentang kerajaan- kerajaan, raja-raja, dan tokoh-tokoh Minangkabau, Sumatra Barat. Seperti cerita babad, cerita tambo juga penuh dengan keajaiban, kegaiban, dan kesaktian tokoh-tokohnya. 166 Kelas XII Bahasa Indonesia e. Lontara Bugis Lontara Bugis berisi kisah sejarah Kerajaan Bugis di Sulawesi Selatan. Seperti halnya babad dan tambo, lontara bercerita pula tentang raja-raja dan tokoh-tokoh Bugis dengan keajaiban, dan kesaktiannya. 2. Hikayat Beberapa jenis hikayat yang dapat kita pelajari antara lain sebagai berikut. a. Hikayat Sri Rama Kitab ini disadur dari kitab Ramayana. Ceritanya tentang riwayat Rama sejak lahir, kemudian peperangannya dengan Kerajaan Alengka untuk merebut kembali istrinya, Sinta. Dalam peperangan itu, Rama dibantu prajurit kera. Dalam hikayat ini, Dewi Sinta setelah direbut dari tangan Rahwana segera dibawa kembali ke Ayodya. Namun, timbulnya desas-desus yang menyangsikan kesucian Sinta sehingga ia dikucilkan di Pertapaan Walmiki. Cerita selanjutnya sesuai dengan kitab ketujuh, Uttara Kanda. b. Hikayat Hang Tuah Kitab ini berisi kisah separuh tentang keperwiraan dan kesetiaan seorang Laksamana Kerajaan Malaka bernama Hang Tuah bersama empat orang sahabatnya, Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, dan Hang Kesturi yang berhasil menjadi orang besar. Hang Tuah begitu termashyur, tetapi tokoh itu diduga hanya berupa cerita legenda saja. c. Hikayat Amir Hamzah Cerita dari Timur Tengah ini di Jawa mendapat banyak tambahan dan disesuaikan dengan kebudayaan Jawa yang diberi judul Serat Menak. Tokohnya adalah Amir Hamzah yang di Jawa disebut Wong Agung Menak atau Wong Agung Jayengrono. Cerita dasarnya adalah peperangan Amir Hamzah melawan mertuanya yang masih kafir, Raja Nursewan dari Kerajaan Madayin. Peperangan itu akibat akal licik dan fitnah Patih Madayin yang bernama Patih Bastak. Peperangan itu tidak pernah berakhir karena setiap kali Nursewan kalah maka ada pihak yang membantu, begitu pula apabila Amir Hamzah yang kalah. Begitu panjangnya cerita itu hingga membosankan pembacanya. d. Bustanus Salatin Kitab ini ditulis Nurrudin al Din ar Raniri atas perintah Sultan Iskandar Thani dari Aceh pada tahun 1638. Bustanus Salatin terdiri atas beberapa bagian. Bagian pertama berisi penciptaan bumi dan langit Bahasa Indonesia 167 serta masalah keagamaan dan kesusilaan. Bagian selanjutnya, berisi riwayat nabi-nabi agama Islam sejak Nabi Adam hingga Muhammad. Ditulis pula sejarah bangsa Arab pada saat pemerintahan beberapa khalifah, sejarah raja-raja Islam di India, Malaka, Pahang, dan Aceh. Bagian paling akhir menekankan segi moral manusia, misalnya uraian tentang perbedaan raja, pegawai, dan orang-orang yang adil, cakap, dan saleh dengan raja, pegawai, dan orang-orang yang tidak adil, tidak saleh, dan suka menipu. 3. Syair Beberapa kesusastraan yang berbentuk syair, antara lain sebagai berikut. a. Syair Ken Tambuhan Menceritakan percintaan Raden Inu Kertapati, putra mahkota Kerajaan Kahuripan dengan Ken Tambuhan, seorang putri yang dijumpainya di hutan. Ken Tambuhan dibunuh atas perintah permaisuri dan mayatnya dihanyutkan ke sungai dengan rakit. Mayat itu ditemukan Inu Kertapati. Begitu sedihnya Inu Kertapati hingga akhirnya ia bunuh diri. b. Syair Abdul Muluk Diceritakan bahwa Raja Abdul Muluk dari Kerajaan Barbari mempunyai dua orang istri, Siti Rahmah dan Siti Rafiah. Ketika negerinya diserang Raja Hindustan, seluruh penghuni istana dapat ditawan, tetapi Siti Rafiah berhasil melarikan diri. Dengan perjuangan yang gigih akhirnya Siti Rafiah berhasil merebut kembali Kerajaan Barbari bersama sahabatnya yang bernama Dura. Siti Rafiah juga berhasil menaklukkan Kerajaan Hindustan. Beberapa contoh kesusastraan berbentuk syair lainnya adalah Syair Bidasari, Syair Yatim Nestapa, Syair Anggun cik Tunggal, Syair Si Burung Pingai, dan Syair Asrar al Arifin. Dua yang terakhir adalah berbentuk syair suluk. c. Gurindam Dua Belas Gurindam Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji, berbentuk puisi yang aturannya sedikit lebih bebas daripada syair. Gurindam Dua Belas berisi nasihat bagi semua orang agar menjadi orang yang dihormati dan disegani. Gurindam Dua Belas juga berisi petunjuk cara orang mengekang diri dari segala macam nafsu duniawi. 168 Kelas XII Bahasa Indonesia 4. Suluk Beberapa kesusastraan yang berbentuk suluk antara lain sebagai berikut. a. Suluk Sukarsa Suluk Sukarsa bercerita tentang Ki Sukarsa yang mencari ilmu sejati demi mencapai kesempurnaan. b. Suluk Wijil Suluk Wijil berisi nasihat Sunan Bonang kepada muridnya Wijil, yaitu seorang mantan abdi di Kerajaan Majapahit yang tubuhnya kerdil. 5. Wayang Wayang merupakan warisan tradisi lokal. Wayang mendapat pengaruh Hindu–Buddha dan ketika Islam mulai berkembang masih tetap bertahan, bahkan sampai sekarang. Beberapa sumber menghubungkan kata wayang dengan hyang, artinya leluhur atau nenek moyang. Wayang disebut juga ringgit. Apa artinya? Ada yang mengatakan ringgit artinya ledhek (bahasa Jawa), yaitu penari wanita. Rassers mengatakan kata ringgit berasal dari kata rungkut (tempat tersembunyi) sebab wayang dimainkan di tempat yang tersembunyi di hutan di bawah pepohonan. Hal ini ada hubungannya dengan upacara inisiasi. Namun, sampai sekarang belum ada keterangan yang memuaskan tentang arti dan asal kata wayang. J.L.A. Brandes menyatakan bahwa wayang merupakan budaya asli Indonesia. Di India tidak terdapat wayang, yang ada hanya permainan dengan alat boneka. Ia menambahkan bahwa banyak istilah asli dalam wayang Indonesia, misalnya kelir, kayon, dan bonang. Istilah dalam wayang yang berasal dari bahasa Sanskerta hanya cempala (pemukul kotak). a. Wayang Beber Beber (dibeber) berarti dibentangkan atau diceritakan. Wujudnya gambar urut yang kemudian diterangkan. Saat ini kita hanya mengenal dua wayang beber yang masih ada di Wonosari dan Pacitan. Duplikat wayang ini terdapat di Museum Radyapustaka, Surakarta. b. Wayang Purwa Wayang purwa disebut pula wayang kulit karena dibuat dari kulit hewan. Disebut wayang purwa sebab ceritanya mengambil dari cerita lama Ramayana dan Mahabharata. Dari wayang purwa ini diturunkan menjadi berjenis-jenis wayang, seperti wayang gedog, wayang klitik, dan wayang golek. (Sumber: artikelsains.com) Bahasa Indonesia 169 Artikel 2 Mengenal Lebih Jauh Tentang Hati dan Perannya Hati atau liver adalah organ padat terbesar dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati terletak tepat di bawah diafragma di sisi kanan-atas tubuh dan mempunyai sejumlah peran penting. Digolongkan sebagai bagian dari sistem pencernaan, peran hati meliputi detoksifikasi, sintesis protein, dan produksi bahan kimia yang diperlukan untuk pencernaan. Artikel ini akan menjelaskan beberapa poin penting mengenai hati termasuk peran utamanya, bagaimana hati meregenerasi, apa yang terjadi ketika hati tidak berfungsi dengan baik, dan bagaimana untuk menjaganya tetap sehat. Adapun fakta menarik tentang hati adalah sebagai berikut. 1. Hati digolongkan sebagai kelenjar. 2. Hati melakukan lebih dari 500 peran dalam tubuh manusia. 3. Satu-satunya organ yang dapat beregenerasi. 4. Merupakan organ padat terbesar dalam tubuh. 5. Karbohidrat dipecah dan disimpan sebagai glikogen dalam hati. 6. Salah satu tugas pentingnya adalah menghilangkan racun dari tubuh. 7. Alkohol adalah salah satu penyebab utama terganggunya fungsi hati. 8. Demam kuning dan malaria memengaruhi hati. 9. Albumin diproduksi di hati dan membantu mencegah pembuluh darah dari terjadinya ’kebocoran’. Struktur Hati Sumber foto: bayanmall.org Hati mempunyai warna cokelat-kemerahan dengan tekstur kenyal, terletak di atas dan di Ilustrasi Hati atau Liver sebelah kiri perut dan di bawah paru-paru. Beratnya antara 1,44 hingga 1,66 kg. Hanya kulit satu-satunya organ yang lebih berat dan lebih besar. Hati kurang lebih berbentuk segitiga dan terdiri atas dua lobus, lobus kanan lebih besar dan lobus kiri lebih kecil. 170 Kelas XII Bahasa Indonesia Tidak seperti kebanyakan organ, hati memiliki dua sumber utama darah. Pertama adalah vena portal yang membawa darah kaya nutrisi dari usus dan limpa menuju hati. Kedua, arteri hepatik yang membawa darah beroksigen dari jantung. Fungsi Hati Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa hati memiliki peran penting bagi tubuh. Adapun fungsi hati dalam tubuh adalah sebagai berikut. 1. Produksi empedu Empedu membantu usus kecil untuk memecah dan menyerap lemak, kolesterol, dan beberapa vitamin. Empedu terdiri atas garam empedu, kolesterol, bilirubin, elektrolit, dan air. 2. Menyerap dan memetabolisme bilirubin Bilirubin dibentuk oleh pemecahan hemoglobin. Besi yang dilepaskan dari hemoglobin akan disimpan dalam hati atau sumsum tulang, dan digunakan untuk membuat generasi sel darah berikutnya. 3. Membantu menciptakan faktor pembekuan darah (antikoagulan) Vitamin K dibutuhkan untuk membuat koagulan tertentu, dan untuk menyerap vitamin K, empedu sangatlah penting. Empedu dibuat di dalam hati. Jika hati tidak cukup memproduksi empedu, maka faktor pembekuan tidak dapat diproduksi. 4. Metabolisasi lemak Empedu memecah lemak untuk membuatnya lebih mudah dicerna. 5. Memetabolisme karbohidrat Karbohidrat disimpan dalam dan dipecah menjadi glukosa serta tersedot ke dalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa yang normal. Karbohidrat disimpan sebagai glikogen dan dilepaskan saat setiap kali ledakan cepat energi dibutuhkan. 6. Menyimpan vitamin dan mineral Hati menyimpan vitamin A, D, E, K, dan B12. Hati menjaga sejumlah vitamin-vitamin tersebut tetap tersimpan. Zat besi dari hemoglobin dalam bentuk feritin disimpan dalam hati, siap untuk membuat sel-sel darah merah baru. Hati juga menyimpan tembaga dan melepaskannya saat dibutuhkan. 7. Membantu metabolisme protein Empedu membantu memecah protein untuk membuatnya mudah dicerna. Bahasa Indonesia 171 8. Menyaring darah Hati menyaring dan menghilangkan senyawa-senyawa dari dalam tubuh, termasuk hormon seperti estrogen dan aldosteron, dan senyawa dari luar tubuh seperti alkohol maupun obat-obatan lainnya. 9. Fungsi imunologi Hati adalah bagian dari sistem fagosit mononuklear yang berisi sejumlah besar sel-sel aktif imunologis bernama sel kupffer; sel-sel ini menghancurkan patogen yang bisa masuk ke hati melalui usus. 10. Produksi albumin Albumin adalah protein yang paling umum dalam serum darah. Albumin mengangkut asam lemak dan hormon steroid untuk membantu menjaga tekanan osmotik yang benar dan mencegah ’kebocoran’ dari pembuluh darah. 11. Sintesis angiotensinogen Hormon ini meningkatkan tekanan darah melalui vasokonstriksi ketika ’diperingatkan’ melalui produksi renin (enzim yang diproduksi ginjal, membantu mengontrol tekanan darah). Menjaga Kesehatan Hati Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk membantu menjaga kesehatan hati agar bekerja sebagaimana mestinya. 1. Menjaga asupan makanan dengan baik Karena hati bertanggung jawab untuk mencerna lemak, kelebihan lipid dapat membuatnya bekerja terlalu keras dan mengganggunya untuk melakukan tugas-tugas lain. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan penyakit hati berlemak. Oleh sebab itu, jaga pola asupan makanan dengan baik. 2. Menghindari alkohol Hindari alkohol sebisa mungkin. Mengonsumsi alkohol apalagi dalam jumlah besar dapat menyebabkan sirosis hati. Pemecahan alkohol dapat menghasilkan bahan kimia beracun untuk hati, seperti asetaldehida dan radikal bebas. 3. Waspada terhadap bahan kimia Jika anda sering berurusan dengan bahan-bahan kimia yang ada pada produk-produk pembersih, dan pertukangan, sebaiknya Anda 172 Kelas XII Bahasa Indonesia menggunakan masker, sarung tangan, lengan panjang, dan topi. Apabila bekerja di dalam ruangan, pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik. Hal ini karena hati berpotensi berhadapan dengan racun yang masuk ke dalam tubuh terkait bahan kimia di sekitar Anda. 4. Vaksinasi Jika anda pada kondisi berisiko tertular hepatitis atau Anda sudah terinfeksi dengan segala bentuk virus hepatitis, berkonsultasilah pada dokter. Bila perlu tanyakan apakah anda harus mendapatkan vaksin hepatitis A dan hepatitis B. 5. Gunakan obat secara bijak Konsumsi obat hanya bila diperlukan saja, sesuai dengan dosis yang dianjurkan ataupun saran dokter. Jangan sembarang mencampurkan obat- obatan, termasuk pencampuran antara suplemen herbal, obat resep, atau obat bebas. (Sumber: artikelkesehatan99.com dengan pengubahan) Buku Ilmiah 1 Menulis Karya Ilmiah Judul Buku : Menulis Karya Ilmiah Penulis : Dalman Penerbit : Raja Grafindo Persada Kota : Depok Tahun : 2012 Jumlah halaman: 186 halaman Sebuah karya ilmiah sebagaimana yang ditulis dalam buku ini adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya tersebut merupakan sebuah gagasan lengkap, yang mungkin sangat rumit atau sederhana saja. Dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis diharapkan mampu untuk mengomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gamblang agar mudah dipahami. Menulis karya ilmiah berbeda dengan karya imajinatif. Persiapan yang saksama dan pemikiran yang matang dan Sumber foto: rajagrafindopersada.co.id Bahasa Indonesia 173 runtut perlu diperhatikan. Dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Oleh karena itu, tujuan penulisan buku ini untuk memberikan kemudahan dan membantu para mahasiswa, guru, dan dosen serta umum agar menguasai ilmu tentang Menulis Karya Ilmiah dan mampu menerapkannya dalam bentuk tulisan ilmiah. Menulis dapat menjadi suatu kegiatan menyenangkan dan mengairahkan, apabila sesuatu yang memenuhi pikiran bisa kita luapkan melalui bentuk tulisan. Dalam buku ini, penulis memaparkan konsep Menulis Karya Ilmiah yang meliputi pengertian menulis karya ilmiah, tujuan dan fungsi menulis karya ilmiah, kalimat efektif dan pengembangannya, pengembangan paragraf, penulisan karya ilmiah populer dan murni, penulisan makalah, penulisan artikel untuk jurnal ilmiah, penulisan laporan hasil penelitian, dan penulisan skripsi. Oleh sebab itu, buku ini sangat baik dibaca oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan umum. (Sumber: rajagrafindo.co.id) Buku Ilmiah 2 Membangun Literasi Sains Peserta Didik Judul Buku : Membangun Literasi Sains Peserta Didik Penulis : Uus Toharudin & Sri Hendrawati Penerbit : Humaniora Kota : Bandung Tahun : 2011 Jumlah hlm : 350 halaman Sumber foto: srihendrawati. blogspot.com Banyak pengamat pendidikan yang memberi penilaian bahwa memasuki abad ke-21, dunia pendidikan Indonesia masih mengalami tiga masalah besar terutama berkaitan dengan rendahnya kualitas pendidikan. Jika masalah besar ini dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan mengalami kegagalan total, dan menjadi bangsa yang bangkrut pada tahun 2020. Ada beberapa indikasi yang menunjukkan kekhawatiran ini. Misalnya: studi PISA 2003 menyebutkan bahwa peringkat Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 41 negara yang diteliti terkait dengan tingkat melek literasi sains. Riset TIMSS 174 Kelas XII Bahasa Indonesia juga menyebutkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 34 dari 45 negara yang diteliti. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini, langkah strategis yang harus segera dilakukan adalah membangun literasi sains. Buku Membangun Literasi Sains Peserta Didik ini hadir untuk memberi solusi dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta didik Indonesia yang melek sains. Menurut De Boer (1991), istilah Literasi sains (science literacy) pertama kali dikemukakan oleh Paul de Hart Hurt, salah seorang ahli pendidikan sains yang terkenal pada tahun 1958. Hurt menggunakan istilan science literacy untuk menjelaskan pemahaman tentang sains dan penerapannya dalam pengalaman sosial. Buku ini hadir untuk meningkatkan pemahaman guru dan peserta didik tentang pengetahuan ilmiah, hakikat sains, peranan sains, penghargaan terhadap peranan sains, serta kemampuan menggunakan metode dan keterampilan ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan itu meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada empat hal yang terpenting dari buku ini yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Pertama, semangat membangun budaya literasi terhadap sains dan teknologi di kalangan praktisi pendidikan sebagai langkah strategis peningkatan kualitas peserta didik. Kedua, membangun wawasan tentang pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Ketiga, memicu akselerasi peningkatan kualitas sumber daya manusia profesional berbasis sains dan teknologi. Keempat, menyelamatkan generasi dari buta literasi sains dan teknologi. Studi tentang literasi sains di dunia semakin lama semakin berkembang. Hal ini dapat terbukti dari semakin luasnya para peminat untuk mempelajari bidang tersebut. Namun pemahaman terhadap konsep literasi sains di Indonesia masih dirasakan sangat kurang, baik dari sisi konsep maupun dari sisi aplikasi konsep dalam penyelenggaraan pendidikan sains. Buku ini pada dasarnya disusun dan dikembangkan berdasarkan hasil kajian dan penelitian secara empirik di lapangan maupun secara akademik melalui kajian literatur dari berbagai sumber mengenai konsep dan aplikasi literasi sains. Tujuan penulisan buku ini adalah agar hasil kajian tersebut dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan pendidikan sains di Indonesia khususnya berkenaan tentang literasi sains. Pemahaman terhadap konsep literasi sains mutlak diperlukan oleh penyelenggara dan praktisi pendidikan sains dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran sains. Pendidikan sains di Indonesia Bahasa Indonesia 175 hingga saat ini diasumsikan masih memiliki banyak kelemahan, baik dari segi kurikulum, sumber daya manusia yang mendukungnya, proses pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran serta sarana dan prasarana pembelajaran. Kemajuan zaman yang semakin pesat yang ditandai dengan semakin berkembangnya sains, teknologi, informasi dan komunikasi menuntut terjadinya perubahan mendasar dalam pembelajaran sains. Sains bukanlah semata-mata menjadi materi pelajaran yang wajib diikuti dan dikuasai oleh peserta didik di bangku persekolahan, melainkan lebih dari itu. Sains adalah bagian dari kehidupan peserta didik, diharapkan pertimbangan-pertimbangan dan pengetahuan sains menjadi rujukan bagi peserta didik dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, pemahaman guru yang utuh mengenai sains, proses pembelajaran sains, penilaian hasil pembelajaran sains, serta sumber dan sarana prasarana pembelajaran sains menjadi amatlah penting. (Sumber: srihendrawati.blogspot.com) Lakukanlah analisis terhadap kedua artikel dan buku ilmiah di atas, kemudian berikan komentarnya. Kamu bisa mengerjakan pada buku kerjamu seperti format tabel di bawah ini! Analisis Artikel No. Unsur-Unsur Artikel 1 Artikel 2 Kebahasaan 1. Adverbia ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. 2. Konjungsi ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. 3. Kosakata ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. Komentar terhadap kedua artikel ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... 176 Kelas XII Bahasa Indonesia Buku Ilmiah No. Unsur-Unsur Artikel 1 Artikel 2 Kebahasaan 1. Adverbia ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. 2. Konjungsi ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. 3. Kosakata ................................................. ................................................. ................................................. ................................................. Komentar terhadap kedua artikel ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... D. Mengonstruksi Artikel Berdasarkan Fakta ! Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: (1) menyusun artikel opini sesuai dengan fakta; (2) menyajikan artikel opini dengan kebahasaan yang baik dan benar. Bahasa Indonesia 177 1Kegiatan Menyusun Artikel Opini Sesuai dengan Fakta Pada umumnya, ada banyak jenis artikel yang dapat kita temukan, misalnya liputan berita, fitur, sosok, dan artikel panduan, dan sebagainya. Meskipun setiap jenis artikel memiliki ciri khusus, kita masih dapat melihat kesamaannya, yakni mulai dari merangkai bentuk, melakukan penelitian, sampai dengan menulis dan menyunting hasil tulisan. Adapun manfaat dari menulis artikel adalah kita bisa berbagi informasi yang penting dan menarik kepada para pembaca. Sementara itu, di pembahasan sebelumnya kamu telah mengetahui perbedaan antara fakta dan opini dalam sebuah artikel. Teks Utuh Fakta Kertas adalah suatu media alat tulis yang a. Kertas adalah suatu media tulis yang sangat diperlukan oleh umat manusia sangat diperlukan oleh umat manusia untuk untuk menulis. menulis. Menurut sejarah, kertas ternyata sudah Cai Lun lahir di daerah Guiyang (sekarang masuk wilayah Provinsi Hunan). ditemukan di masa lampau oleh orang cina. b. Dia bernama Cai Lun (Ts’ai Lun). Cai Lun adalah Cai Lun mendapatkan sebuah ide mengenai kertas ketika dia sudah ”muak” orang yang berkebangsaan Tionghoa yang dengan metode menulis yang kuno, yaitu menulis di bambu atau bisa disebuah lahir pada zaman Dinasti Han yang sudah ada c. potongan sutra. Pada zaman itu, sutra adalah barang yang mahal dan bambu pada abad ke 1 Masehi. Cai Lun lahir di daerah adalah benda yang lumayan berat. Guiyang namun sekarang nama wilayahnya adalah Provinsi Hunan, nama lengkapnya adalah Cai jungzhon. Ia diperkirakan lahir pada tahun 50 Masehi. 178 Kelas XII Bahasa Indonesia Teks Utuh Fakta Cai Lun mendapatkan sebuah ide d. Sepanjang peradaban manusia, sebelumnya orang-orang lebih banyak mengenai kertas ini ketika dia sudah ”muak” menggunakan media kulit binatang atau pelepah pohon seperti yang digunakan dengan metode menulis yang kuno, yaitu bangsa Arab dan Mesir kuno sebagai media tulis menulis. menulis di bambu atau bisa juga di sebuah potongan sutra yang bisa juga bisa disebut dengan Chih. Nah, pada zaman itu, sutra adalah barang yang mahal, dan juga bambu adalah benda yang lumayan berat, sehingga inilah yang menjadi cikal bakal adanya kertas. Cai Lun kemudian mendapat ide membuat kertas ini dari kulit pohon, sisa sisa rami, kain kain, dan juga jaring ikan. Nah, dulu Cai Lun membuat kertas yang terbuat dari kulit kayu murbei. Bagian dalam dari kulit kayu murbei ini di dalamnya direndam di dalam air dan dipukul-pukul sampai seratnya terlepas. Bersama dengan kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Hingga kemudian jadilah kertas, meskipun tentunya tidak sebagus dengan kertas sekarang ini. Namun penemuan ini sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Di tahun 105 M (Seratus Lima Masehi), Cai Lun memperkenalkan dan mempersembahkan kertas temuannya kepada Kaisar Dinasti Han. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han. Konon kaisar amat girang atas penemuan Cai Lun, dan Cai Lun pun naik pangkat, mendapat gelar kebangsawanan dan menjadi cukong (Pengusaha yang memiliki kekayaan besar dan terkenal di mana mana). Cai Lun sendiri wafat pada tahun 121 Masehi. Hingga sekarang, dunia mengenal Cai Lun sebagai penemu Kertas yang merupakan salah satu penemuan terpenting sepanjang Bahasa Indonesia 179 Teks Utuh Fakta peradaban manusia dimana sebelumnya orang-orang lebih banyak menggunakan media kulit binatang atau pelepah pohon seperti yang digunakan bangsa Arab dan Mesir kuno sebagai media tulis menulis. (Sumber: penemu.co) Tugas 1 Setelah memahami contoh di atas, kerjakanlah tugas berikut (kamu bisa mengerjakannya pada buku kerjamu). Cermatilah fakta di bawah ini. Kemudian, buatlah menjadi artikel utuh! Cermatilah fakta-fakta di bawah ini. Kemudian, buatlah menjadi artikel utuh! No. Fakta Artikel Utuh Gempa bumi merupakan peristiwa 1. bergesernya lempengan bumi di daratan maupun dasar laut yang merambat ke permukaan bumi. 2. Gempa bumi yang berpusat di dasar laut dapat menyebabkan tsunami. Hentakan gempa yang besar dapat 3. mengakibatkan tanah longsor, bangunan roboh atau retak. 4. Merusak bangunan waduk atau tanggul sehingga air meluap dan banjir besar. 5. Tanah, jalan raya atau jembatan merekah atau ambruk. Memakan korban jiwa karena tertimpa 6. reruntuhan atau tersapu oleh gelombang tsunami. 180 Kelas XII Bahasa Indonesia 2Kegiatan Menyajikan Artikel Opini dengan Kebahasaan yang Baik dan Benar Pada pembahasan terakhir ini, kamu akan menyajikan artikel di depan kelas. Namun, untuk menyajikannya dengan baik dan benar, kamu perlu memperhatikan unsur atau kaidah kebahasaannya dari artikel tersebut. Bahasa dalam artikel menggunakan ragam tulis baku sesuai dengan konteks situasinya. Ragam tulis baku meliputi tata tulis atau ejaan baku, tata bahasa (bentuk kata, kalimat, dan kosakata baku). Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyajikan artikel, di antaranya sebagai berikut. 1. Pola pemecahan topik Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau subbagian yang lebih sempit. Kemudian, menganalisisnya masing-masing. 2. Pola masalah dan pemecahannya Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah, baik itu masalah pokok. maupun beberapa masalah. Namun, masih berada dalam lingkup pokok bahasan utama. Selanjutnya, dianalisis sesuai dengan pendapat pakar/ahli terkait dengan bidang ilmu yang bersangkutan. 3. Pola kronologi Pola ini menyajikan artikel sesuai dengan kronologi, urutan, keber- sinambungan, keberlanjutan bagaimana sesuatu itu terjadi. Dipaparkan secara runut dan runtut. 4. Pola pendapat dan alasan pemikiran Pola ini baru dipakai jika penulis menyampaikan pendapat/gagasan/ pendapatnya sendiri. Kemudian, berargumen secara jelas tentang hal tersebut. 5. Pola pembandingan Pola ini sama seperti gaya penulisan komparatif, yaitu dengan membandingkan dua aspek atau lebih dari satu topik lalu menunjukkan persamaan atau perbedaan. Bahasa Indonesia 181 Tugas 2 Pada tugas kedua ini, bandingkanlah artikelmu yang telah dibuat pada tugas 1 dengan teman yang lain. Perbaiki lagi apabila masih dirasa perlu. Setelah itu, sajikan teks tersebut dengan cara memperagakannya di depan kelas dan gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar! Rangkuman Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer. Artikel opini termasuk dalam kategori teks eksposisi yang berisi argumen seseorang yang dimuat di surat kabar. Terdapat tiga utama yang perlu dipahami terkait dengan artikel opini, yakni struktur artikel opini, argumentasi, dan bahasa.Sebuah artikel akan diawali dengan pernyataan pendapat (thesis statement) atau topik yang akan dikemukakan. Tesis tersebut dikembangkan melalui beberapa argumen. Bagian akhir artikel opini berisi pernyataan ulang pendapat (reiteration), yakni penegasan kembali pendapat yang sudah dikemukakan agar pembaca yakin dengan pandangan atau pendapat tersebut. Yang kedua adalah argumentasi. Selain tesis, bagian terpenting opini adalah argumentasi. Argumentasi yang dikemukakan harus kuat, dalam arti harus didukung dengan data dan fakta karena artikel opini pada umumnya bersifat aktual yang berisi analisis subjektif terhadap suatu permasalahan. Argumentasi yang dibangun harus konstruktif, agar pesan dalam tulisan dapat diserap secara baik oleh pembaca. Yang ketiga adalah penggunaan bahasa. Bahasa dalam artikel opini biasanya disebut dengan bahasa ilmiah populer, berbeda dengan bahasa ilmiah pada umumnya. Penggunaan bahasa penting untuk diperhatikan dan disesuaikan dengan sasaran pembacanya. Kecenderungan pembaca teks opini adalah membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, mudah dibaca, dan mudah dipahami. Oleh karena itu, pada saat membuat opini gunakan bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas penyajiannya. Dalam menggali gagasan dan argumentasi, gunakanlah kalimat yang efektif, efisien, dan mudah dimengerti. 182 Kelas XII Bahasa Indonesia Bab 6 Menilai Karya Melalui Kritik dan Esai Sumber: http://www.padek.com/koran/read/detail/3372 Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen. Namun, penulis kritik dan esai haruslah melakukan analisis dan penilaian secara objektif terlebih dahulu agar dapat dipercaya. Selain artikel, resensi, dan ulasan, dalam kolom bebas (kolom yang bisa diisi oleh penulis lepas, bukan redaksi) juga ada kritik dan esai. Kedua jenis teks ini sangat menarik untuk dipelajari karena dapat memberi wawasan sekaligus berpikir kritis dalam menilai karya orang lain. Bahasa Indonesia 183 Kata ’kritik’ sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang terlintas dalam benakmu ketika ada seseorang menyampaikan kritik? Sebagian di antara kamu mungkin ada yang beranggapan bahwa kritik adalah celaan, pernyataan yang mengungkap kekurangan karya seseorang. Tentulah tidak salah jika yang dimaksud adalah kritik tanpa dasar. Yang dimaksud dengan kritik di dalam pelajaran ini adalah kritik yang didasarkan atas analisis yang mendalam. Karya yang dikritik biasanya berupa karya seni, baik karya sastra, musik, lukis, buku, maupun film. Berbeda dengan kritik yang fokusnya adalah menilai karya, esai lebih mengarah pada ’cara pandang’ seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa; tidak selalu terhadap karya. Pemahaman tentang kritik dan esai sering kali rancu karena keduanya merupakan teks yang harus didasarkan pada suatu objek untuk dinilai. Dalam pembelajaran ini kamu akan belajar tentang kritik dan esai, serta perbandingan di antara keduanya. Hal yang kamu pelajari tidak terbatas pada kritik dan esai sastra, tetapi juga kritik dan esai bidang lain agar kamu dapat memperluas wawasan. Hal-hal yang akan kamu pelajari dalam bab ini adalah sebagai berikut. 1. Membandingkan kritik dengan esai. 2. Menyusun kritik dan esai. 3. Menganalisis sistematika dan kebahasaan kritik dan esai. 4. Mengonstruksi kritik atau esai. Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama! Membandingkan kritik sastra 1. Mengidentifikasi unsur kritik dan esai dan esai 2. Membandingkan kritik dengan esai berdasarkan pengetahuan dan sudut pandang penulisnya Menyusun kritik dan esai 1. Menyusun kritik terhadap karya sastra 2. Menyusun pernyataan esai terhadap suatu objek atau permasalahan Menilai kKaarryyaa Menganalisis sistematika dan 1. Mengonstruksi kritik sastra dengan meMlaelluailukirKitrikitidkan kebahasaan memperhatikan sistematika dan kebahasaannya daensaEisai Mengontruksi nilai-nilai dalam buku pengayaan dan buku drama 2. Mengonstruksi esai dengan 184 Kelas XII memperhatikan sistematika dan Menulis refleksi tentang nilai-nilai kebahasaannya dari buku pengayaan dan buku drama 1. Menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi) 2. Menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam satu buku drama (fiksi) 1. Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi) 2. Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam satu buku drama (fiksi) Bahasa Indonesia A. Membandingkan Kritik Sastra dan Esai ! Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: (1) mengidentifikasi unsur kritik dan esai; (2) membandingkan kritik dengan esai berdasarkan pengetahuan dan sudut pandang penulisannya. 1Kegiatan Mengidentifikasi Unsur Kritik dan Esai Di atas telah disinggung bahwa kritik adalah penilaian terhadap suatu karya secara seimbang baik kelemahan maupun kelebihannya. Selanjutnya, gurumu atau salah seorang temanmu akan membacakan teks kritik terhadap cerpen. Untuk itu, tutuplah bukumu dan berkonsentrasilah untuk menangkap dan memahami isi teks tersebut. Capaian Eksperimen Novel Lelaki Harimau Maman Mahayana Setelah sukses dengan Cantik itu Luka (Yogyakarta: AKY, 2002; Jakarta Gramedia, 2004) yang memancing berbagai tanggapan, kini Eka Kurniawan menghadirkan kembali karyanya, Lelaki Harimau (Gramedia, 2004; 192 halaman). Sebuah novel yang juga masih memendam semangat eksperimen. Berbeda dengan Cantik itu Luka yang mengandalkan kekuatan narasi yang seperti lepas kendali dan deras menerjang apa saja, Lelaki Harimau memperlihatkan penguasaan diri narator yang dingin terkendali, penuh pertimbangan, dan kehati-hatian. Pemanfaatan –atau lebih tepat eksplorasi–setiap kata dan kalimat tampak begitu cermat dalam usahanya merangkai setiap peristiwa. Eka seperti hendak menunjukkan dirinya sebagai ”eksperimental” yang sukses bukan lantaran faktor kebetulan. Ada kesungguhan yang luar biasa dalam menata setiap peristiwa dan kemudian mengelindankannya menjadi struktur cerita. Di balik itu, tampak pula adanya semacam kekhawatiran untuk tidak melakukan kelalai- an yang tidak perlu. Di sinilah Lelaki Harimau menunjukkan jati dirinya sebagai Bahasa Indonesia 185 sebuah novel yang tidak sekadar mengandalkan kemampuan bercerita, tetapi juga semangat eksploratif yang mungkin dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sarana komunikasi kesastraan. Ia lalu menyelusupkannya ke dalam segenap unsur intrinsik novel bersangkutan. *** Mencermati perkembangan kepengarangan Eka Kurniawan, kekuatan narasi itu sesungguhnya sudah tampak dalam Coret-Coret di Toilet (Yogyakarta: Yayasan Aksara Indonesia, 2000), sebuah antologi cerpen yang mengusung berbagai tema. Dalam antologi itu, Eka terkesan bercerita lepas-ringan, meski di dalamnya banyak kisah tentang konteks sosial zamannya. Di sana, ia tampak masih mencari bentuk. Belakangan, cerpennya ”Bau Busuk” (Jurnal Cerpen, No. 1, 2002) cukup mengagetkan dengan eksperimennya. Dengan hanya mengandalkan sebuah alinea dan 21 kalimat, Eka bercerita tentang sebuah tragedi pembantaian yang terjadi di negeri antah-berantah (Halimunda). Di negeri itu, mayat tak beda dengan sampah. Pembantaian bisa jadi berita penting, bisa juga tak penting, sebab esok akan diganti berita lain atau hilang begitu saja, seperti yang terjadi di negeri ini. Meski narasi yang meminimalisasi kalimat itu, sebelumnya pernah dilakukan Mangunwijaya dalam Durga Umayi (Jakarta: Grafiti, 1991) yang hanya menggunakan 280 kalimat untuk novel setebal 185 halaman, Eka dalam Lelaki Harimau seperti menemukan caranya sendiri yang lebih cair. Di sana, ada semacam kompromi antara semangat eksperimen dengan hasratnya untuk tidak terlalu memberi beban berat bagi pembaca. Maka, Rangkaian kalimat panjang yang melelahkan itu, diolah dalam kemasan yang lain sebagai alat untuk membangun peristiwa. Wujudlah rangkaian peristiwa dalam kalimat- kalimat yang tidak menjalar jauh berkepanjangan ke sana ke mari, tetapi cukup dengan penghadiran dua sampai empat peristiwa berikut berbagai macam latarnya. Cara ini ternyata cukup efektif. Lelaki Harimau, di satu pihak berhasil membangun setiap peristiwa melalui rangkaian kalimat yang juga sudah berperistiwa, dan di lain pihak, ia tak kehilangan pesona narasinya yang mengalir dan berkelak-kelok. Dengan begitu, kalimat-kalimat itu sendiri sesungguhnya sudah dapat berdiri sebagai peristiwa. Cermati saja sebagian besar rangkaian kalimat dalam novel itu. Di sana –sejak awal –kita akan menjumpai lebih dari dua–tiga peristiwa yang seperti sengaja dihadirkan untuk membangun suasanan peristiwa itu sendiri. Tentu saja, cara ini bukan tanpa risiko. Rangkaian peristiwa yang membangun alur cerita, jadinya terasa agak lambat. Ia juga boleh jadi akan 186 Kelas XII Bahasa Indonesia mendatangkan masalah bagi pembaca yang tak biasa menikmati kalimat panjang. Oleh karena itu, berhadapan dengan novel model ini, kita (pembaca) mesti memulainya tanpa prasangka dan menghindar dari jejalan pikiran yang berpretensi pada sejumlah horison harapan. Bukankah banyak pula novel kanon yang peristiwa-peristiwa awalnya dibangun melalui narasi yang lambat? Jadi, apa yang dilakukan Eka sesungguhnya sudah sangat lazim dilakukan para novelis besar. *** Secara tematik, Lelaki Harimau tidaklah mengusung tema besar, pemikiran filsafat, atau fakta historis. Ia berkisah tentang kehidupan masyarakat di sebuah desa kecil. Dalam komunitas itu, hubungan antarsesama, interaksi antarwarga, bisa begitu akrab, bahkan sangat akrab. Perhatikan kalimat pertama yang mengawali kisahan novel ini. ”Senja ketika Margio membunuh Anwar Sadat, Kyai Jahro tengah masyuk dengan ikan-ikan di kolamnya, ditemani aroma asin yang terbang di antara batang kelapa, dan bunyi falseto laut, dan badai jinak merangkak di antara ganggang, dadap, dan semak lantana.” (hlm. 1). Peristiwa apa yang melatarbelakangi pembunuhan itu dan bagaimana duduk perkaranya? Jawabannya terungkap justru pada bagian akhir novel ini. Jadi, peristiwa di bagian awal, sebenarnya kelanjutan dari peristiwa yang terjadi di bagian akhir saat Margio meminta Anwar Sadat untuk mengawini ibunya (hlm. 192). Itulah salah satu keunikan novel ini. Eka melanjutkan kalimat pertama itu tidak pada peristiwa pembunuhan yang dilakukan Margio, tetapi pada diri tokoh Kyai Jahro. Mulailah ia berkisah tentang kyai itu. Lalu, dari sana muncul pula tokoh Mayor Sadrah. Ia pun bercerita tentang tokoh itu. Begitulah, pencerita seperti sengaja tidak membiarkan dirinya berdiri terpaku pada satu titik. Ia menyoroti satu tokoh dan kemudian secara perlahan beralih ke tokoh lain. Di antara rangkaian peristiwa yang dibangun dan dihidupkan oleh setiap tokohnya, menyelusup pula mitos tentang manusia harimau, potret bersahaja masyarakat pinggiran, dan keakraban kehidupan mereka. Sebuah pesona yang disampaikan lewat narasi yang rancak yang seperti menyihir pembaca untuk terus mengikuti kelak-kelok peristiwa yang dihadirkannya. Dalam hal itu, kedudukan pencerita seperti sebuah kamera yang terus bergerak merayap dari satu tokoh ke tokoh lain, dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Akibatnya, peristiwa yang dihadirkan di awal: Senja ketika Margio membunuh Anwar Sadat, … seperti timbul-tenggelam mengikuti pergerakan tokoh-tokohnya. Seperti seseorang yang masuk sebuah lorong berbentuk spiral. Ia terus menggelinding perlahan mengikuti ke mana pun arah lorong Bahasa Indonesia 187 itu menuju. Ketika muncul di permukaan, ia sadar bahwa ternyata ia masih berada di tempat semula; di seputar ketika ia mulai masuk lorong itu. *** Dalam konteks perjalanan novel Indonesia, pola alur seperti itu pernah digunakan Achdiat Karta Mihardja dalam Atheis (1949), meski dihadirkan untuk membingkai biografi tokoh Hasan. Putu Wijaya dalam Stasiun membangunnya untuk mengeksplorasi pikiran-pikiran si tokoh. Akan tetapi, dalam Dag-Dig-Dug, Putu Wijaya menggunakannya agak lain. Akhir cerita yang seperti mengulangi kembali peristiwa awal, dirangkaikan lewat dialog- dialog antartokoh mengingat karya itu berupa naskah drama. Iwan Simatupang dalam Kering dan Koong, menutup peristiwa akhir dengan mengembalikan kesadaran si tokoh sebagai akibat yang terjadi pada peristiwa awal. Tampak di sini, bahwa pola spiral sesungguhnya bukanlah hal yang baru sama sekali. Meskipun begitu, Lelaki Harimau, dilihat dari sudut itu, tetap saja menghadirkan kekhasannya sendiri. Selain pola alur yang demikian, Eka menggunakan kalimat-kalimat itu sebagai pintu masuk menghadirkan rangkaian peristiwa. Dengan demikian kalimat tidak hanya bertindak sebagai fondasi bagi pencerita untuk membangun peristiwa, juga sebagai pilar penyangga bagi peralihan peristiwa satu ke peristiwa lain melalui pergantian fokus cerita (focus of narration) dari tokoh yang satu ke tokoh yang lain. Dalam hal ini, Lelaki Harimau telah menunjukkan keunikannya sendiri. Hal lain yang juga ditampilkan Eka dalam novel ini menyangkut cara bertuturnya yang agak janggal, tetapi benar secara semantis. Ia banyak menghadirkan metafora yang terasa agak aneh, tetapi tidak menyalahi makna semantisnya. Kadang kala muncul di sana-sini pola kalimat yang mengingatkan kita pada style penulis Melayu Tionghoa. Di bagian lain, berhamburan pula analogi atau idiom yang tidak lazim, tetapi justru terasa segar sebagai sebuah usaha melakukan eksplorasi bahasa. Dalam hal ini, bahasa Indonesia dalam novel ini jadi terasa sangat kaya dengan ungkapan, idiom, metafora, dan analogi. *** Dalam beberapa hal, Lelaki Harimau harus diakui, berhasil memperlihatkan sejumlah capaian. Ia menjelma tidak sekadar mengandalkan imajinasi, tetapi juga bertumpu lewat proses berpikir dan tindak eksploratif kalimat dengan berbagai kemungkinannya. Peristiwa perselingkuhan Nuraeni-Anwar Sadat pun, terasa sebagai kisah yang eksotis (hlm. 133-142); prosesi penguburan Komar bin Syueb, ayah Margio (hlm. 168-171), menjadi kisah yang di sana-sini menghadirkan kelucuan. Eka seperti sengaja memporakporandakan struktur 188 Kelas XII Bahasa Indonesia kalimat yang klise, dan sekaligus menyodorkan pola yang terasa lebih segar, agak janggal dan terkadang lucu. Lelaki Harimau, tak pelak lagi, tampil sebagai novel dengan kategori: cerdas! Sumber: http://ekakurniawan.net/blog/capaian-eksperimentasi-novel-lelaki-harimau-43.php#more-43 No. Pernyataan Ya Tidak 1. Membahas tentang sebuah karya sastra. 2. Di dalamnya dituliskan isi atau sinopsis cerpen. 3. Teks tersebut menilai kelebihan dan kekurangan cerpen. 4. Penilaian dilakukan secara objektif, didasarkan atas data objektif yang benar-benar ada. 5. Disertai kajian teori untuk menguatkan analisis atau penilaian. Disertai kajian teori untuk menguatkan analisis atau penilaian. Berdasarkan jawaban di atas, dapatkah kamu menemukan bahwa teks kritik berisi tentang penilaian atas kelebihan dan kelemahan sebuah karya secara objektif, disertai dengan data-data pendukung, baik sinopsis karya, alasan logis, maupun teori-teori yang mendukung? Jika hal itu terpenuhi, kritik termasuk dalam genre teks eksposisi. Kritik terfokus pada penilaian. Hal ini tentu akan berbeda dengan esai. Kamu akan mempelajari esai. Kamu pasti sudah pernah menonton film ”Batman”, baik melalui layar televisi maupun bioskop. Berikut ini adalah contoh esai film ”Batman” yang ditulis oleh Gunawan Muhammad. Batman Gunawan Mohammad Batman tak pernah satu, maka ia tak berhenti. Apa yang disajikan Christopher Nolan sejak ”Batman Begins” (2005) sampai dengan ”The Dark Knight Rises” (2012) berbeda jauh dari asal-muasalnya, tokoh cerita bergambar karya Bob Kane dan Bill Finger dari tahun 1939. Bahkan tiap film dalam trilogi Nolan sebenarnya tak menampilkan sosok yang sama, meskipun Christian Bale memegang peran utama dalam ketiga-tiganya. Tiap kali kita memang bisa mengidentifikasinya dari sebuah topeng kelelawar yang itu-itu juga. Tapi tiap kali ia dilahirkan kembali sebagai sebuah jawaban baru terhadap tantangan baru. Sebab selalu ada hubungan dengan Bahasa Indonesia 189 hal-ihwal yang tak berulang, tak terduga—dengan ancaman penjahat besar The Joker atau Bane, dalam krisis Kota Gotham yang berbeda-beda. Sebab itu Batman bisa bercerita tentang asal mula, tetapi asal mula dalam posisinya yang bisa diabaikan: wujud yang pertama tak menentukan sah atau tidaknya wujud yang kedua dan terakhir. Wujud yang kedua dan terakhir bukan cuma sebuah fotokopi dari yang pertama. Tak ada yang–sama yang jadi model. Yang ada adalah simulacrum—yang masing-masing justru menegaskan yang–beda dan yang–banyak dari dan ke dalam dirinya, dan tiap aktualisasi punya harkat yang singularis, tak bisa dibandingkan. Mana yang ”asli” tak serta-merta mesti dihargai lebih tinggi. Sebab kreativitas berbeda dari orisinalitas. Kreativitas berangkat ke masa depan. Orisinalitas mengacu ke masa lalu. Masa yang telah silam itu tentu saja baru ada setelah ditemukan kembali. Akan tetapi, arkeologi yang menggali dan menelaah petilasan tua, perlu dilihat sebagai bagian dari proses mengenali masa lalu yang tak mungkin dikenali. Pada titik ketika masa lalu mengelak, ketika kita tak merasa terkait dengan petilasan tua, ketika itulah kreativitas lahir. Saya kira bukan kebetulan ketika dalam komik ”Night on Earth” karya Warren Ellis dan John Cassaday (2003), Planetary, sebuah organisasi rahasia, menyebut diri archeologists of the impossible. Para awaknya datang ke Kota Gotham, untuk mencari seorang anak yang bisa membuat kenyataan di sekitarnya berganti-ganti seperti ketika ia dengan remote control menukar saluran televisi. Kota Gotham pun berubah dari satu kemungkinan ke kemungkinan lain, dan Batman, penyelamat kota itu, bergerak dalam pelbagai penjelmaannya. Ada Batman sang penuntut balas yang digambarkan Bob Kane; ada Batman yang muncul dari serial televisi tahun 1966, yang dibintangi oleh Adam West sebagai Batman yang lunak; ada juga Batman yang suram menakutkan dalam cerita bergambar Frank Miller. Semua itu terjadi di gang tempat ayah Bruce Wayne dibunuh penjahat—yang membuat si anak jadi pelawan laku kriminal. Satu topeng, satu nama—sebuah sintesis dari variasi yang banyak itu. Namun, sintesis itu berbeda dengan penyatuan. Ia tak menghasilkan identitas yang satu dan pasti. Hal yang lebih penting lagi, sintesis itu tak meletakkan semua varian dalam sebuah norma yang baku. Tak dapat ditentukan mana yang terbaik, tepatnya: mana yang terbaik untuk selama-lamanya. Sebab itu Kota Gotham dalam ”Night on Earth” bisa jadi sebuah alegori. Ia bisa mengajarkan kepada kita tentang aneka perubahan yang tak bisa dielakkan dan sering tak terduga. Ia bisa mengasyikkan tapi sekaligus membingungkan. Ia paduan antara sesuatu yang ”utuh” dan sesuatu yang kacau. 190 Kelas XII Bahasa Indonesia Dengan alegori itu tak bisa kita katakan, mengikuti Leibniz, bahwa inilah ”dunia terbaik dari semua dunia yang mungkin”, le meilleur des mondes possibles. Bukan saja optimisme itu berlebihan. Voltaire pernah mencemoohnya dalam novelnya yang kocak, ”Candide”, sebab di dunia ini kita tetap saja akan menghadapi bermacam-macam kejahatan dan bencana, 1.001 inkarnasi The Joker dengan segala mala yang diakibatkannya. Kesalahan Leibniz—yang hendak menunjukkan sifat Tuhan yang Mahapemurah dan Mahapengasih— justru telah memandang Tuhan sebagai kekuasaan yang tak murah hati: Tuhan yang hanya menganggap kehidupan kita sebagai yang terbaik, dan dengan begitu dunia yang bukan dunia kita tak patut ada dan diakui. Kesalahan Leibniz juga karena ia terpaku kepada sebuah pengalaman yang seakan-akan tak akan berubah. Padahal, seperti Kota Gotham dalam ”Night on Earth”, dunia mirip ribuan gambar yang berganti-ganti di layar, dan berganti-ganti pula cara kita memandangnya. Penyair Wallace Stevens menulis sebuah sajak, ”Thirteen Ways of Looking at a Blackbird”. Salah satu bait dari yang 13 itu mengatakan, But I know, too, That the blackbird is involved In what I know Memandang seekor burung-hitam bukan hanya bisa dilakukan dengan lebih dari satu cara. Juga ada keterpautan antara yang kita pandang dan ”yang aku ketahui”. ”Yang aku ketahui” tak pernah ”aku ketahui semuanya”. Dengan kata lain, dunia—seperti halnya Kota Gotham—selamanya adalah dunia yang tak bisa seketika disimpulkan. Tak berarti pengalaman adalah sebuah proses yang tak pernah tampak wujud dan ujungnya. Pengalaman bukanlah arus sungai yang tak punya tebing. Meskipun demikian, wujud, ujung, dan tebing itu juga tak terpisah dari ”yang aku ketahui”. Dunia di luarku selamanya terlibat dengan tafsir yang aku bangun dari pengalamanku—tafsir yang tak akan bisa stabil sepanjang masa. Walhasil, akhirnya selalu harus ada kesadaran akan batas tafsir. Akan selalu ada yang tak akan terungkap—dan bersama itu, akan selalu ada Gotham yang terancam kekacauan dan keambrukan. Itu sebabnya dalam ”The Dark Knight Rises”, Inspektur Gordon tetap mau menjaga misteri Batman, biarpun dikabarkan Bruce Wayne sudah mati. Dengan demikian bahkan penjahat yang tecerdik sekalipun tak akan bisa mengklaim ”aku tahu”. Sumber: Majalah Tempo, Edisi Senin, 06 Agustus 2012~ Bahasa Indonesia 191 Untuk mengetahui unsur esai, jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (9) sesuai dengan hasil temuanmu! No. Pernyataan Ya Tidak 1. Membahas tentang sebuah karya sastra. 2. Di dalamnya dituliskan isi atau sinopsis cerpen. 3. Teks tersebut menilai kelebihan dan kekurangan cerpen. 4. Penilaian dilakukan secara objektif, didasarkan atas data objektif yang benar-benar ada. Berdasarkan hasil jawabanmu di atas, dapatkah kamu menemukan bahwa esai di atas membahas karya film, tetapi tidak mencantumkan sinopsisnya, tidak menilai kelebihan dan kelemahan karya, tetapi membahas satu hal saja dari film ”Batman” dengan sudut pandang pribadi (secara subjektif). Subjektivitas penulis esai tampak sekali pada penggunaan kata ganti saya dalam teks di atas. Hal lain yang juga penting untuk diketahui bahwa bahasan esai tidak hanya terkait karya, tetapi terdapat obyek lain misalnya peristiwa sehari-hari bahkan imajinasi dan impian penulisnya tentang suatu hal atau keadaan. 2Kegiatan Membandingkan Kritik dengan Esai Berdasarkan Pengetahuan dan Pandangan Berdasarkan kajian pada pembelajaran sebelumnya, kamu dapat membuat perbandingan dengan melihat persamaan dan perbedaan di antara kritik dan esai. Persamaan dan perbedaan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan yang ada dalam kritik dan esai serta sudut pandang yang diambil penulisnya dalam membahas objek kajian. Berdasarkan pengetahuan (isi) yang dikaji di dalamnya, perbandingan kritik dan esai dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1: Perbandingan Kritik dan Esai Berdasarkan Pengetahuan yang Disajikan No. Kritik Esai 1. Objek kajian adalah karya, misalnya seni Obyek kajian dapat berupa karya atau musik, sastra, tari, drama, film, pahat, fenomena dan lukis. 192 Kelas XII Bahasa Indonesia NO. Kritik Esai 2. Ada deskripsi karya, bila karya berwujud Tidak ada ringkasan atau sinopsis karya. buku deskripsinya berupa sinopsis atau novel. 3. Menyajikan data obyektif. Tidak selalu membutuhkan data. Dilihat dari pandangan penulisnya, perbandingan kritik dan sastra dapat diringkas sebagai berikut. Tabel 2: Perbandingan Kritik dan Esai Berdasarkan Pandangan Penulisnya No. Kritik Esai 1. Penilaian terhadap karya dilakukan Kajian dilakukan secara subjektif, menurut secara objektif disertai data dan alasan pendapat pribadi penulis esai. yang logis. 2. Dalam memberikan penilaian seringkali Jarang atau hampir tidak pernah menggunakan kajian teori yang sudah mencantumkan kajian teori. mapan. 3. Pembahasan terhadap karya secara utuh Objek atau fenomena yang dikaji tidak dan menyeluruh. dibahas menyeluruh, tetapi hanya pada hal yang menarik menurut pandangan penulisnya. Meskipun demikian, pembahasannya dilakukan secara utuh. Tugas Berdasarkan perbandingan di atas, bacalah dua teks berikut ini. Tentukanlah mana yang merupakan teks kritik dan mana yang merupakan teks esai. Jelaskan alasanmu! Teks I Gerr Oleh: Gunawan Muhammad Di depan kita pentas yang berkecamuk. Juga satu suku kata yang meledak: ”Grrr”, ”Dor”, ”Blong”, ”Los”. Atau dua suku kata yang mengejutkan dan membingungkan: ”Aduh”, ”Anu”. Di depan kita: panggung Teater Mandiri. Teater Mandiri pekan ini berumur 40 tahun—sebuah riwayat yang tak mudah, seperti hampir semua grup teater di Indonesia. Ia bagian dari sejarah Indonesia yang sebenarnya penting sebagai bagian dari cerita pembangunan Bahasa Indonesia 193