Puisi lama adalah karya sastra di masa lampau yang memiliki ciri dan keindahannya sendiri. Selain itu, puisi lama juga unik dan berbeda dengan puisi pada umumnya. Show
Perbedaan utamanya terletak pada pola pikir masyarakat zaman dahulu yang masih terikat dengan watak, sifat, dan istiadat lama. Puisi lama juga menggambarkan curahan hati yang terjadi dan dialami oleh mereka pada waktu itu. Macam-macam Puisi LamaPuisi lama terdiri dari berbagai macam jenis, di antaranya sebagai berikut:
Berikut ini adalah unsur dari macam-macam puisi: TemaGagasan utama puisi yang disampaikan secara tersirat maupun tersurat, TipografiTipografi adalah nama lain dari ukiran bentuk puisi, seperti: tatanan larik, kalimat, bait, frase, kata dan bunyi. AmanatSetiap karya pasti memiliki pesan dan makna yang ingin disampaikan kepada para pembaca. RasaRasa adalah emosi yang didapatkan ketika kita membaca atau menikmati karya. PerasaanSikap yang ditunjukkan penulis terhadap tema puisinya, misalnya: perasaan kecewa, sedih, senang, konsisten, simpaktik, dan lain-lain. Kata KonkretPenggunaan diksi atau pilihan kata yang baik, tepat, dan bermakna oleh penyair. DiksiDiksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi. AkulirikAkulirik dalam puisi disebut sebagai "aku" atau penyair itu sendiri. RimaCiri-ciri rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk mengindahkan puisi. VerifikasiVerifikasi dalam puisi lama adalah persamaan terhadap rima dan ritma. MajasMajas adalah metode yang dipakai penyair untuk menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa dalam bentuk puisi. CitraanCitraan juga disebut sebagai pengimajian adalah gambaran atau ilustrasi angan penyair. Gambaran pikiran ini dihasilkan sesuai dengan apa yang kita bayangkan dan tertangkap oleh mata. Ciri-ciri Puisi LamaBerikut adalah ciri-ciri dari puisi lama:
Contoh Macam-macam Puisi Lama Berdasarkan JenisnyaBerikut ini adalah macam-macam puisi lama berdasarkan jenis-jenisnya. PantunKalau ada kayu patah Jangan dilempar ke dalam peti Bila ada ucapku yang salah Jangan selipkan dalam hati. Karmina (Pantun Kilat/Pantun Pendek)Dahulu perang sekarang pakai peci Dahulu penuh sayang, sekarang benci Seloka (Pantun Berkait)Jalan lurus ke Payakumbuh Pergi ke seberang sungai Kampar Dimana hati tak rapuh Ibu sedih bapak terkapar Gurindam (Puisi Bersajak a-a-a-a Berisi Nasihat)Kurang usaha kurang siasat (a) Apalah daya diri malah tersesat (a) Barangsiapa tak peduli sembahyang (b) Macam rumah tiada tiang (b) Bila suami tak berhati lurus (c) Istri pun esok semakin kurus (c). Syair (Puisi dari Arab dan Ciri Baitnya Berjumlah 4 Baris dan Bersajak a-a-a-a)Pada waktu itu Tersebutlah sebuah kota Sebuah negeri yang damai sentosa Dipimpin sang Raja yang baik nan bijaksana. Contoh TalibunKalau anak lewat selokan Yuk, beli baju nan sampiran Ikan besar beli dahulu Kalau pergi gunakan sempayan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semak cari dahulu Itulah pengertian dan macam-macam puisi lama beserta dengan ciri dan contohnya. Puisi lama tentu saja berbeda dengan puisi baru. Perbedaan tersebut nampak jelas terlihat dari jumlah baris, suku kata, maupun rima. Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan" [Gambas:Video 20detik] (des/fds) Ilustrasi karya sastra pantun, syair, dan gurindam. Foto: Freepik Pantun, syair, dan gurindam termasuk ke dalam bentuk karya sastra dalam bahasa Indonesia. Karya sastra menjadi salah satu ciri khas bahasa Indonesia yang disusun dengan pemilihan kata indah dan penuh makna. Karya sastra seperti pantun, syair, dan gurindam memiliki beberapa fungsi. Dikutip dari buku Mengenal Karya Sastra Lama Indonesia karya Kusinwati (2009), fungsinya pantun, syair, dan gurindam adalah:
Untuk lebih memahami pantun, syair, dan gurindam, simak penjelasan berikut ini. Ilustrasi karya sastra pantun, syair, dan gurindam. Foto: FreepikPantun merupakan jenis puisi lama yang telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan nama berbeda-beda. Dalam bahasa Jawa disebut parikan, dalam bahasa Sunda adalah sisindiran, dan dalam bahasa Toraja dikenal dengan bolingoni. Meskipun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pantun tetap memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai ungkapan perasaan atau bisa juga sindiran kepada orang lain. Dalam buku Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTS Kelas VII yang disusun oleh Dr. Agus Trianto (2007: 20), pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Syair dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) dan berakhir dengan bunyi yang sama. Syair diambil dari bahasa Arab yaitu syir'u yang artinya adalah puisi. Oleh sebab itu, syair termasuk ke dalam puisi lama yang berisikan kisah atau sebuah pesan. Ciri-ciri syair adalah:
Gurindam bukan termasuk ke dalam bentuk puisi Indonesia, melainkan berasal dari Tamil. Dilihat dari bentuknya, gurindam mirip dengan pantun kilat karena berirama a-a. Namun yang membedakan adalah gurindam terdiri dari sebab dan akibat pada baris satu dan dua nya. Dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas XII yang ditulis Asul Wiyanto (2006: 172), gurindam memiliki ciri sebagai berikut:
Persamaan Pantun, Syair, dan GurindamDari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa persamaan dari ketiganya adalah termasuk ke dalam jenis karya sastra, serta memiliki maksud dan tujuan dalam penyampaiannya. Tujuannya adalah untuk menyampaikan ungkapan melalui kata-kata agar pesan yang ingin diutarakan dapat diterima. Pantun, syair, dan gurindam juga sama-sama memiliki baris yang terdiri dari dua maupun empat bait. |