Puisi syair dan gurindam merupakan karya sastra lama yang disebut

Puisi lama adalah karya sastra di masa lampau yang memiliki ciri dan keindahannya sendiri. Selain itu, puisi lama juga unik dan berbeda dengan puisi pada umumnya.

Perbedaan utamanya terletak pada pola pikir masyarakat zaman dahulu yang masih terikat dengan watak, sifat, dan istiadat lama. Puisi lama juga menggambarkan curahan hati yang terjadi dan dialami oleh mereka pada waktu itu.

Macam-macam Puisi Lama

Puisi lama terdiri dari berbagai macam jenis, di antaranya sebagai berikut:


  • Mantra: ucapan (pada zaman itu) dianggap memiliki kekuatan gaib
  • Pantun: puisi bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri dari 9-12 suku kata, dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya disebut isi. Macam-macam pantun pada umumnya adalah pantun anak, nasihat, muda-mudi, teka-teki, dan pantun jenaka. Contohnya, "ada pepaya ada sirih, ada gajah pergi membajak, daripada hatimu perih, mari kita membaca sajak".
  • Karmina: jenis puisi lama selanjutnya adalah karmina, yaitu pantun yang isi baris dan katanya pendek.
  • Seloka: jenis puisi lama berupa pantun berkait.
  • Gurindam: puisi yang terdiri dari dua baris dan bersajak a-a-a-a.
  • Talibun: pantun genap yang tiap baitnya terdiri dari enam hingga 10 baris.

Berikut ini adalah unsur dari macam-macam puisi:

Tema

Gagasan utama puisi yang disampaikan secara tersirat maupun tersurat,

Tipografi

Tipografi adalah nama lain dari ukiran bentuk puisi, seperti: tatanan larik, kalimat, bait, frase, kata dan bunyi.

Amanat

Setiap karya pasti memiliki pesan dan makna yang ingin disampaikan kepada para pembaca.

Rasa

Rasa adalah emosi yang didapatkan ketika kita membaca atau menikmati karya.

Perasaan

Sikap yang ditunjukkan penulis terhadap tema puisinya, misalnya: perasaan kecewa, sedih, senang, konsisten, simpaktik, dan lain-lain.

Kata Konkret

Penggunaan diksi atau pilihan kata yang baik, tepat, dan bermakna oleh penyair.

Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi.

Akulirik

Akulirik dalam puisi disebut sebagai "aku" atau penyair itu sendiri.

Rima

Ciri-ciri rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk mengindahkan puisi.

Verifikasi

Verifikasi dalam puisi lama adalah persamaan terhadap rima dan ritma.

Majas

Majas adalah metode yang dipakai penyair untuk menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa dalam bentuk puisi.

Citraan

Citraan juga disebut sebagai pengimajian adalah gambaran atau ilustrasi angan penyair. Gambaran pikiran ini dihasilkan sesuai dengan apa yang kita bayangkan dan tertangkap oleh mata.

Ciri-ciri Puisi Lama

Berikut adalah ciri-ciri dari puisi lama:

  1. Puisi lama terikat dengan aturan, misalnya: peraturan pada jumlah baris per bait, jumlah suku kata, kalimat, maupun irama.
  2. Puisi lama kerap ditemukan dalam bentuk anonim (tidak tertera nama penulis atau pengarangnya).
  3. Gaya bahasa puisi lama cenderung statis atau tetap. Selain itu, terdapat pemakaian bahasa klise.
  4. Puisi lama masuk kategori sastra lisan. Hal tersebut dikarenakan puisi lama disampaikan atau diajarkan dari mulut ke mulut.

Contoh Macam-macam Puisi Lama Berdasarkan Jenisnya

Berikut ini adalah macam-macam puisi lama berdasarkan jenis-jenisnya.

Pantun

Kalau ada kayu patah

Jangan dilempar ke dalam peti

Bila ada ucapku yang salah

Jangan selipkan dalam hati.

Karmina (Pantun Kilat/Pantun Pendek)

Dahulu perang sekarang pakai peci

Dahulu penuh sayang, sekarang benci

Seloka (Pantun Berkait)

Jalan lurus ke Payakumbuh

Pergi ke seberang sungai Kampar

Dimana hati tak rapuh

Ibu sedih bapak terkapar

Gurindam (Puisi Bersajak a-a-a-a Berisi Nasihat)

Kurang usaha kurang siasat (a)

Apalah daya diri malah tersesat (a)

Barangsiapa tak peduli sembahyang (b)

Macam rumah tiada tiang (b)

Bila suami tak berhati lurus (c)

Istri pun esok semakin kurus (c).

Syair (Puisi dari Arab dan Ciri Baitnya Berjumlah 4 Baris dan Bersajak a-a-a-a)

Pada waktu itu

Tersebutlah sebuah kota

Sebuah negeri yang damai sentosa

Dipimpin sang Raja yang baik nan bijaksana.

Contoh Talibun

Kalau anak lewat selokan

Yuk, beli baju nan sampiran

Ikan besar beli dahulu

Kalau pergi gunakan sempayan

Ibu cari sanak pun cari isi

Induk semak cari dahulu

Itulah pengertian dan macam-macam puisi lama beserta dengan ciri dan contohnya. Puisi lama tentu saja berbeda dengan puisi baru. Perbedaan tersebut nampak jelas terlihat dari jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan"


[Gambas:Video 20detik]
(des/fds)

Ilustrasi karya sastra pantun, syair, dan gurindam. Foto: Freepik

Pantun, syair, dan gurindam termasuk ke dalam bentuk karya sastra dalam bahasa Indonesia. Karya sastra menjadi salah satu ciri khas bahasa Indonesia yang disusun dengan pemilihan kata indah dan penuh makna.

Karya sastra seperti pantun, syair, dan gurindam memiliki beberapa fungsi. Dikutip dari buku Mengenal Karya Sastra Lama Indonesia karya Kusinwati (2009), fungsinya pantun, syair, dan gurindam adalah:

  1. Fungsi rekreatif, yaitu sebagai sarana hiburan bagi para penikmatnya.

  2. Fungsi didaktif di mana sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya melalui nilai kebenaran yang terkandung.

  3. Fungsi estetis atau menyuguhkan keindahan.

  4. Fungsi moralitas, yaitu menyampaikan pesan moral kepada para pembacanya.

  5. Fungsi religius, yaitu melalui sastra dapat menghadirkan nilai keagamaan yang dapat diteladani.

Untuk lebih memahami pantun, syair, dan gurindam, simak penjelasan berikut ini.

Ilustrasi karya sastra pantun, syair, dan gurindam. Foto: Freepik

Pantun merupakan jenis puisi lama yang telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan nama berbeda-beda. Dalam bahasa Jawa disebut parikan, dalam bahasa Sunda adalah sisindiran, dan dalam bahasa Toraja dikenal dengan bolingoni.

Meskipun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pantun tetap memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai ungkapan perasaan atau bisa juga sindiran kepada orang lain.

Dalam buku Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTS Kelas VII yang disusun oleh Dr. Agus Trianto (2007: 20), pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Setiap bait terdiri atas baris

  2. Jumlah suku kata 8-10 dalam satu baris

  3. Setiap bait terdiri dari dari sampiran dan isi

  4. Setiap bait pantun memiliki kesatuan pikiran yang sama

  5. Memiliki lambang yang sesuai dengan norma masyarakat

  6. Jenis-jenis pantung dibedakan menurut isinya.

Syair dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) dan berakhir dengan bunyi yang sama.

Syair diambil dari bahasa Arab yaitu syir'u yang artinya adalah puisi. Oleh sebab itu, syair termasuk ke dalam puisi lama yang berisikan kisah atau sebuah pesan. Ciri-ciri syair adalah:

  1. Terdiri dari 4-6 kata dalam satu baris

  2. Dalam satu baris terdapat 8-12 suku kata

  3. Rima sajaknya adalah a-a-a-a

  4. Berisikan cerita atau pesan.

Ilustrasi karya sastra pantun, syair, dan gurindam. Foto: Freepik

Gurindam bukan termasuk ke dalam bentuk puisi Indonesia, melainkan berasal dari Tamil. Dilihat dari bentuknya, gurindam mirip dengan pantun kilat karena berirama a-a.

Namun yang membedakan adalah gurindam terdiri dari sebab dan akibat pada baris satu dan dua nya. Dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas XII yang ditulis Asul Wiyanto (2006: 172), gurindam memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Tiap bait terdiri dari dua baris

  2. Baris pertama merupakan sebab

  3. Baris kedua adalah akibat

  4. Bunyi rima nya adalah a-a

  5. Berisikan nasihat atau mengungkapkan kebenaran.

Persamaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa persamaan dari ketiganya adalah termasuk ke dalam jenis karya sastra, serta memiliki maksud dan tujuan dalam penyampaiannya.

Tujuannya adalah untuk menyampaikan ungkapan melalui kata-kata agar pesan yang ingin diutarakan dapat diterima. Pantun, syair, dan gurindam juga sama-sama memiliki baris yang terdiri dari dua maupun empat bait.