Rukun iman kepada kitab allah merupakan rukun iman yang ke

Jumat, 29 Juli 2022 | 17:28 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 17:27 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 17:06 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 15:58 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 15:24 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 14:44 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 13:48 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 11:23 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 22:08 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 21:50 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 21:22 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 21:22 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 19:47 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 19:43 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 17:39 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 17:06 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 16:19 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 12:26 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 12:21 WIB

Kamis, 28 Juli 2022 | 12:09 WIB


Page 2

Pertama, Kitab Zabur. Kitab Zabur diwahyukan kepada Nabi Daud AS untuk para umatnya, yakni bangsa Bani Israil. Menurut Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 2014, Kitab Zabur diturunkan pada abad 10 SM (sebelum Masehi) di Yerusalem.

Kitab Zabur menggunakan bahasa Qibti. Di dalam kitab ini terdapat doa, zikir, nasihat, dan hikmah. Akan tetapi, di dalamnya tidak ada ajaran hukum syariat. Hal itu karena umat tersebut masih mengikuti ajaran yang diperintahkan oleh Nabi Musa AS.

Kedua, Kitab Taurat. Kitab Taurat diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12 SM. Pada saat itu, Nabi Musa AS menyampaikan ajaran yang terkandung di dalam kitab Taurat kepada bangsa Bani Israil.

Kitab Taurat menggunakan bahasa Ibrani. Di dalam kitab itu terdapat beberapa hukum syariat dan sistem kepercayaan yang dapat dibenarkan.

Ketiga, Kitab Injil. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS pada awal abad 1 M. Injil diturunkan di Yerusalem dan ditulis melalui bahasa Suryani, sebagai pegangan bagi kaum Nasrani.

Kandungan dari Kitab Injil adalah perintah untuk percaya kepada Allah Swt. dan menghapus beberapa hukum yang ada di Kitab Taurat karena tidak sesuai dengan zaman ketika itu.

Keempat, Al-Qur’an. Kitab tersebut diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. pada abad ke-7 M atau tahun 611—632 M. Nabi Muhammad Saw. merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir. Dengan demikian, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya dan tidak ada lagi kitab Allah berikutnya.

Di dalam Al-Quran, terdapat isi yang menghapuskan beberapa ajaran Kitab Zabur, Taurat, dan Injil karena tidak sesuai dengan zaman. Dengan kata lain, Al-Quran menjadi penyempurna dan pembenar bagi kitab-kitab Allah yang sudah ada sebelumnya.  

Pengamalan Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.

Sumber: Tirto.id, Kumparan.com


Page 3

Rukun iman kepada kitab allah merupakan rukun iman yang ke

Prasangka: Aspek dan Cara Mencegahnya

Jumat, 29 Juli 2022 | 17:27 WIB

Rukun iman kepada kitab allah merupakan rukun iman yang ke

Mengenal Struktur Teks Hikayat

Jumat, 29 Juli 2022 | 15:58 WIB

Rukun iman kepada kitab allah merupakan rukun iman yang ke

Pelaku Ekonomi: Pengertian dan Jenisnya

Jumat, 29 Juli 2022 | 15:24 WIB

Rukun iman kepada kitab allah merupakan rukun iman yang ke

Ilustrasi Islami. (Photo by nurhan on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Rukun iman merupakan pilar keimanan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Ada enam rukun Iman yang perlu diketahui dan diyakini umat Islam.

Secara bahasa, iman berarti membenarkan, sementara menurut syariat Islam, iman artinya mengakui secara lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkannya dengan perbuatan.

Pokok-pokok kepercayaan dalam agama Islam terkandung dalam Rukun Iman. Adapun keenam Rukun Iman dalam agama Islam tersebut berdasarkan ayat Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Sebagai umat Islam, wajib mengetahui Rukun Iman yang terdiri dari enam, yaitu iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari Kiamat, terakhir iman kepada Qada dan Qadar.

Bagi setiap umat Muslim wajib mengetahui dan memahami masing-masing dari keenam rukun iman tersebut.

Berikut ini rangkuman tentang pengertian enam rukun iman dalam Islam lengkap beserta maknanya, dikutip dari Dalamislam dan Dream, Selasa (8/6/2021).

Sebagai umat Muslim, sudah semestinya beriman kepada Allah SWT, yang artinya percaya akan keberadaan Allah. Allah ada sebagai Tuhan alam semesta yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

Meyakini Allah tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga dibutuhkan bukti. Dari amal perbuatan, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua makhluk diwajibkan menyembah Allah SWT.

Makna dari rukun iman kepada Allah adalah kita meyakini bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah SWT.

Rukun iman yang kedua adalah iman kepada malaikat. Allah SWT memberikan tugas untuk mengatur seluruh isi alam, melalui malaikat-malaikatnya.

Ada 10 malaikat Allah yang perlu kamu ketahui, yakni Jibril (penyampai wahyu), Mikail (pembagi rezeki), Israfil (peniup terompet sangkakala), Izrail (pencabut nyawa), Munkar dan Nakir (penanya di alam kubur), Raqib dan Atid (pencatat amal), Malik (penjaga neraka), Ridwan (penjaga surga).

Makna rukun iman kepada malaikat adalah meyakini jika malaikat itu ada, yang senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk setiap manusia.

Rukun Iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah. Adapun kitab yang perlu diimanin oleh umat Islam terdiri empat kitab.

Keempat kitab tersebut ialah taurat yang diturunkan melalui Nabi Musa, kitab Zabur yang diturunkan melalui Nabi Daud, kitab Injil yang diturunkan melalui Nabi Isa, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kitab itu diturunkan kepada para Rasul, untuk kemudian dilanjutkan ke seluruh umat-Nya. Dengan berpedoman teguh pada kitab-kitab Allah, niscaya manusia bisa selamat dari siksa api neraka.

Rukun Iman yang keempat adalah iman kepada para nabi dan rasul. Hal ini berarti kita harus meyakini bahwa nabi dan rasul adalah manusia utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman di muka bumi.

Beriman kepada nabi dan rasul, artinya memercayai segala ajaran baik lisan maupun tindakan sebagai teladan para nabi dan rasul.

Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, namun kita diwajibkan memercayai 25 nama-nama nabi dan rasul.

Umat Islam diwajibkan percaya akan adanya hari akhir atau yang sering disebut dengan kiamat. Hari kiamat merupakan hari di mana seluruh alam semesta dihancurkan atau dimusnahkan.

Meyakini adanya hari kiamat maka manusia bisa menjadi lebih baik, mengumpulkan banyak pahala, sebagai saku atau simpanan di hari akhir kelak.

Selain itu, kita juga harus memercayai adanya kehidupan setelah kematian, di mana kehidupan yang kekal sesungguhnya itu ada di akhirat kelak.

Rukun iman yang keenam adalah iman kepada qada dan qadar. Umat Muslim wajib percaya kepada qada dan qadar yang merupakan takdir Allah yang baik maupun buruk. Takdir merupakan ketentuan yang terjadi di alam semesta.

Menurut bahasa, qada berarti ketetapan. Sebelum manusia lahir dan sebelum dunia tercipta, Allah sudah punya ketetapan. Qada tertulis pada kitab Lauh Mahfuz. Baik tentang hidup, kebaikan, keburukan, dan kematian.

Sementara, qadar menurut bahasa berarti ketentuan atau kepastian Allah. Sedangkan berdasarkan istilah, qadar berarti penentuan yang pasti dan sudah ditetapkan oleh Allah. Termasuk yang sedang terjadi, akan terjadi, dan belum terjadi.

Hubungan qada dan qadar tidak bisa dipisahkan, karena qada merupakan rencana dan qadar adalah perwujudan atau kenyataan. Dua kata ini juga dikenal sebagai takdir oleh Allah SWT.

Sumber: Dalamislam, Dream.co.id (Reporter: Arini Saadah. Published: 21/7/2020)

Dapatkan artikel Islami dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.