Saat membuat prototype produk kreatif barang/jasa agar aman maka harus memakai

BAB 5 KERJA BARANG/JASA PROSES PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK KOMPETENSI INTI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri. KOMPETENSI DASAR 3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa 4.5 Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa APERSEPSI Dalam berwirausaha produk kreatif bangunan perlu dibuat sebuah prototype,sebagai contoh produk yang akan dijual. Pada dasarnya, pembuatan prototype merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu dan langkah-langkah tertentu. Mengingat pentingnya peran prototype dalam suatu wirausaha produk kreatif bangun, maka di dalam pembuatan prototype harus dilakukan melalui alur dan proses kerja secara teliti dan rinci. Proses pembuatan prototype produk kreatif bangunan ini hendaknya dibuat dengan alur yang tepat dan model yang sama akan diproduksi massal nantinya, atau dengan kata lain prototype ini sebagai sampel produk keseluruhan. Selanjutnya, untuk lebih memahami alur dan proses kerja pembuatan prototype produk kreatif bangunan, pelajarilah bab berikut ini! MENGAMATI Amatilah wirausaha produk kreatif bangunan di sekitarmu, lalu amatilah mengenai alur dan proses kerja pembuatan prototipenya. Untuk mendukung pengamatanmu pelajarilah buku teks maupun sumber lain yang relevan! AYO PAHAMI A. Proses Kerja Pembuatan Prototype Pembuatan prototype disebut dengan prototyping. Tujuan dari prototyping adalah sebagai penguji daya tahan bentuk produk dan usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap adalah keadaan di mana suatu badan usaha tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype. Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausaha, khususnya bidang produk kreatif bangunan akan mengetahui keunggulan dan kelemahan produk dan usaha yang dibuat. 1. Kegiatan Prototyping sebagai Artefak dalam Pembuatan Desain Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri atau menjadi bagian dalam sebuah desain. Bila dilihat sebagai artefak, prototype mengandung karakteristik : mendukung kreativitas, membantu pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide, memfasilitasi pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang penggunaan prototype. Prototype dapat mendorong terjadinya komunikasi dan membantu para wirausaha dengan konsumen dalam berinteraksi untuk menyempurnakan produk yang dibuat. Kita bisa menganalisis kegiatan prototyping berdasarkan empat dimensi sebagai berikut. a. Dimensi Representasi Dimensi Representasi berarti menggambarkan bentuk prototype, misalnya potongan lis dan panel gypsum, potongan dempul, dan lainnya. 2. b. Dimensi Presisi Dimensi Presisi menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan dievaluasi; Dalam dimensi tersebut, bentuknya kasar atau halus. c. Dimensi Interaktif Dimensi Interaktif menggambarkan sejauh mana hubungan antara konsumen dengan prototype yang dibuat oleh seorang wirausaha. Misalnya, apakah pihak pembeli menyukai layanan dan produk kreatif yang ditawarkan. d. Dimensi Evolusi Dimensi Evolusi menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype, misalnya prototype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen. Tahapan-tahapan dalam Prototyping Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikatakan merupakan tahaptahap yang dipercepat. Strategi utama dalam Prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah table yang menerangkan tentang tahap-tahap dalam prototyping produk kreatif bangunan. Identifikasi alternative prototype Rancang Bangun prototype Uji prototype Siapkan prototype USD Evaluasi dengan pengguna Transformasi prototype ke system penuh Prototyping dibagi ke dalam enam tahapan sebagai berikut. a. Mengidentifikasi model prototype. Dalam bagian ini, pihak wirausahawan menjadi mengerti apa saja yang ada di dalam badan usaha yang mereka buat. b. Rancang bangun prototype. Dalam rancang bangun bisa dibantu oleh seperangkat computer serta software CASE (Computer-Aided System Engineering) supaya bisa mendesain produk yang baru dan kompeten. c. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi. d. Siapkan prototype USD (User’s System Diagram) untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari produk yang di- prototype-kan. e. Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika diperlukan. f. Tranformasikan prototype menjadi produk nyata dan dibutuhan konsumen sebagai sebuah sampel atau contoh. MENANYA Masing-masing siswa membuat beberapa pertanyaan tentang alur dan proses kerja pembuatan prototype produk kreatif bangunan. Bagi siswa yang kurang dimengerti kemudian saling tukar dengan teman sebangku. Mintalah mereka untuk menjawabnya. Apabila mengalami kesulitan bertanyalah pada guru! B. Faktor-faktor Penentu dalam Proses Strategi Pembuatan Prototype Berikut ini disajikan berbagai faktor-faktor yang ada di dalam strategi prototyping. 1. 2. Prototyping bisa berupa subsistem, serangkaian dari beberapa subsistem, atau keseluruhan sistem Kita akan membuat sistem yang besar, mungkin hal terbaik yang bisa dilakukan adalah memecahnya menjadi subsistem-subsistem yang lebih kecil yang masing-masing subsistem dapat dianalisis berdasarkan strategi yang paling optimal. Melakukan Prototyping atas bermacam-macam konsep dengan melakukan Prototyping atas satu konsep Ketika hanya ada satu atau dua konsep produk saja yang memungkinkan besar akan dipilih untuk dikembangkan, perkembangan prototype dalam jumlah banyak pada masa awal akan memberikan umpan balik penting bagi perancang. 3. Pembuatan prototype bisa dilakukan oleh pihak luar atau dilakukan oleh seorang wirausaha itu sendiri Melakukan penyerahan urusan pembuatan produk hanya kepada pihak luar dapat membengkakkan biaya dan waktu sehingga lebih baik dibuat sendiri. 4. Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran skala Ketika kita sedang berurusan dengan produk yang berukuran besar, seperti pilar untuk bangunan rumah bertingkat, kita tidak akan mungkin membuat prototype yang sama ukurannya dengan produk akhirnya (kecuali untuk keperluan uji akhir). Oleh karena itu, kita bisa membuat skala fisiknya untuk mengetes aspek-aspek tertentu dalam desain produk tersebut atau bisa dibuat prototype potongan yang bisa disambung saat pembangunannya. 5. Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat skala lewat prototype Mungkin merupakan suatu hal yang bagus apabila perancang dapat merancang prototype yang mampu mencakup beberapa persyaratan desain dalam satu waktu. Hal ini bertujuan agar perancang dapat membuat evaluasi atas fitur yang diharapkan ada pada produk tersebut. Dengan adanya skala fungsi, perancang akan merasa lebih mudah dalam menguji prototype dan produk final yang memiliki sifat lebih kuat. MENGEKSPLORASI Buatlah sebuah kelompok kemudian kumpulkan data informasi tentang proses kerja pembuatan prototype produk kreatif bangunan! C. Alur Kerja dan Pembutan Usaha Kreatif Bangunan Ada beberapa alur proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk kreatif bangunan sebagai berikut. 1. Langkah persiapan alat dan bahan Pada tahun persiapan ini dalam pembuatan produk kreatif bangunan adalah menyiapkan segala alat dan bahannya. Di mana peralatan dan alat keselamatan yang dipakai untuk pembuatan produk kreatif bangunan sebagai berikut. Alat untuk pekerjaan konstruksi bangunan dibagi menjadi dua sebagai berikut. a. Alat utama Alat utama merupakan peralatan utama yang digunakan untuk membuat produk kreatif bangunan sesuai prosedur dan ketentuan yang disyaratkan. b. Alat pendukung Alat pendukung adalah peralatan yang membantu pekerjaan pembuatan produk kreatif bangunan agar mencapai mutu yang baik dengan standar kerapian yang tinggi. Selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan kebutuhan dan untuk menjaga peralatan tetap awet serta baik, perlu dilakukan tetap bisa dipergunakan sesuai kebutuhan. Perlu juga Anda pahami bahwa kualitas pengerjaan akhir produksi produk kreatif bangunan tergantung berikut ini. a. Kualitas bahan materi yang digunakan b. Kemampuan individual pembuat produk kreatif bangunan c. Alat bantu pembuatan produk kreatif Beberapa nama peralatan pertukangan yang dipakai dalam pembuatan produk kreatif bangunan, sebagai berikut. a. Cetok b. Cangkul c. Tang d. Catut e. Bor f. Palu g. Tatah h. Gergaji i. Watrepass j. Skrap k. Obeng l. Palu kayu m. Ember n. Sepatu boot o. Helm p. Kaos tangan q. Meteran r. Penggaris siku-siku s. Kuas t. Gelas ukur u. Sekop, dan lain sebagainya Peralatan di atas dipakai untuk membuat produk kreatif seperti pilar, dumpal, gypsum, loster, dan lain sebagainya. INFO Ilmu bangunan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembuatan pembangunan. Bangunan sendiri adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air. Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidpan manusia dalam membangun peradabannya. Produk kreatif bangunan adalah bagian dari ilmu bangunan sebagai unsur pelengkap dan memiliki estetika. Sumber: http:/www.ilmusipil.com/pengertian-ilmu-bangunan-adalah 2. Pengolahan Bahan Tujuan pengolahan bahan untuk pembuatan produk kreatif bangunan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material untuk menjadi prototype produk kreatif bangunan yang siap dilihat konsumen sebagai sampel atau contoh. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun mesin. Di dalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogeny/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan mesin.. pencampuran bahan khususnya dipakai untuk produk kreatif bangunan yang memakai bahan seperti pasir, semen, batu kerikil, dan lain sebagainya. 3. Pembentukan Tahap pembentukan adalah tahap mengubah material dan bahan untuk dijadikan benda-benda produk kreatif bangunan yang dikehendaki. Dalam membentuk benda produk kreatif bangunan, yaitu dengan cara memakai alat cetakan, seperti gypsum, cetakan pilar, cetakan dumpal, cetakan loster, dan lain sebagainya. 4. Pengeringan Pengeringan ini dipakai untuk produktif kreatif yang terbuat dari bahan campuran seperti pasir, semen dan batu, atau juga untuk campuran gypsum. Berbeda dengan produk kreatif bangunan terbuat dari kayu seperti pilar dan loster kayu maka tidak membutuhkan pengeringan. Sementara itu, untuk produk kreatif bangunan yang memakai campuran pasir dan semen juga kerikil kecil seperti bata ringan, pilar, loster maka setelah dibuat harus dikeringkan di terik matahari supaya produknya kuat dan mengeras. MENGASOSIASIKAN DAN MENGOMUNIKASIKAN   Uraikan kembali informasi yang diperoleh tentang proses pembuatan produk kreatif bangunan! Presentasikan kesimpulan tentang proses kerja pembuatan prototype produk kreatif bangunan, di depan kelas. Temanmu akan menanggapi dan kegiatan kalian dinilai gurumu! RANGKUMAN 1. 2. 3. 4. Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri atau menjadi bagian dalam sebuah desain. Alat utama merupakan peralatan utama yang digunakan untuk membuat produk kreatif bangunan. Alat pendukung adalah peralatan yang membantu pekerjaan pembuatan produk kreatif bangunan agar mencapai mutu yang baik dengan standar kerapian yang tinggi. Kualitas pengerjaan akhir produksi produk kraetif bangunan tergantung dari berikut ini: a. Kualitas bahan materi yang digunakan b. Kemampuan individual pembuat produk kreatif bangunan c. Alat bantu pembuatan produk kreatif UJI KOMPETENSI 5 1. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar! 1. Berikut ini yang tidak termasuk alat pertukangan yang dipakai untuk membuat produk kreatif bangunan, yaitu ….. a. b. c. d. e. Cangkul Angkong Sekop Waterpass Tespen 2. Tahapan akhir prototyping produk kreatif, yaitu …. a. b. c. d. e. Tahap pengumpulan ide Tahapan perumusan desain fisik produk Tahapan pendesainan proses produksi Tahap perakitan Tahap pengujian 3. Jika rancangan produk kreatif bangunan memenuhi spesifikasi dan kelayakan, maka …. a. Dibuat desain yang baru b. Dibuat desain yang memiliki model yang sama c. Lebih lanjut dihasilkan desain akhir d. Dibuat proses akhir desain. e. Dibuat finishing 4. Pendesainan produk kreatif bangunan sebelum dibuat berawal dari …. a. Pengumpulan gagasan b. Tahap pengumpulan ide c. Tahapan perumusan desain fisik produk d. Tahapan pendesainan proses produksi e. Tahap perakitan 5. Tahap mengubah material dan bahan untuk dijadikan benda-benda produk kreatif bangunan disebut tahap …. a. Desain b. Persiapan c. Pembentukan d. Pengeringan e. Pengujian 6. Gagasan merupakan bagian dari …. a. Konsep desain produk baik untuk produk baru maupun untuk pengembangan produk dan dikirimkan ke tim desain. b. Gagasan dituangkan dalam sebuah kertas gambar yang kemudian dilakukan analisis desain. c. Gagasan dibuat dalam bentuk ide dan dituangkan dalam bentuk gambar d. Konsep desain produk baik untuk produk baru maupun untuk pengembangan produk dan dikirimkan ke tim desain. e. Suatu proses pembuatan prototyping produk 7. Tahap melakukan analisis hasil prototype produk bangunan disebut …. a. Evaluasi b. Identifikasi c. Konsep d. Model e. Gagasan 8. Tahap awal prototype produk kreatif bangunan, yaitu …. a. Penyusunan desain b. Analisis c. Konsep d. Model e. Gagasan 9. Tahap akhir prototype produk kreatif bangunan, yaitu …. a. Penyusunan desain b. Analisis c. Konsep d. Model e. Gagasan 10. Saat membuat prototype produk kreatif bangunan agar aman maka harus memakai …. a. Alat dan pengamanan pertukangan b. Seperangkat computer c. Jasa pekerja bangunan d. Ahli mekanika e. Ahli listrik 2. Jawablah uraian di bawah ini dengan benar dan cepat! 1. Apa yang akan dilakukan apabila rancangan produk kreatif bangunan memenuhi spesifikasi dan kelayakan? 2. Tuliskan peralatan tukang yang digunakan untuk membuat prototype loster/ angin-angin? 3. Apa yang terdapat dalam desain pendahuluan produk kreatif bangunan? 4. Uraikan yang kamu tahu tentang tahap pembentukan dalam pembuatan prototype produk kreatif bangunan! 5. Terangkan mengenai aktivitas pengeringan dalam pembuatan prototype produk kreatif bangunan. TUGAS PROYEK PERORANGAN KELOMPOK Kerjakan tugas berikut bersama kelompok anda! 1. 2. 3. Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima sampai enam orang. Lakukan diskusikan mengenai pembuatan alur kerja prototyping produk kreatif bangunan, bisa memilih seperti berikut ini. a. Pilar bangunan b. Loster c. Gypsum dan lainnya Lalu hasilnya tuliskan dalam kolom tugas berikut ini. Nama kelompok Nama anggota kelompok Jenis prototype bangunan Alur pembuatan Kesimpulan = = = =

=