Saat menggunakan tusuk feston dipilih benang yang sedikit lebih tebal agar

Salah satu alat menjahit yang sering digunakan adalah tusuk feston. Alat kecil ini kerap digunakan untuk menjahit berbagai macam kain mulai dari renda meja, selimut, taplak meja, dan lain sebagainya. Secara umum penggunaan dari tusuk feston sendiri hampir sama dengan metode buttonhole stitch yang digunakan untuk tusuk lubang kancing akan tetapi pada penggunaan tusuk feston dilakukan dengan jarang lebih jauh antar setiap tusuknya.

Agar dapat mengetahui cara menggunakan tusuk feston dengan lebih jelas, kamu dapat memahaminya melalui beberapa ulasan dibawah ini.

Memulai Jahitan

Pada kegiatan menjahit, tusuk feston digunakan sebagai alat untuk dekorasi sekaligus sebagai alat jahit. Cara untuk memulai menggunakan tusuk feston sebenarnya sangat sederhana. Kamu hanya perlu mengingat jahitan biasa dalam menggunakan alat ini. Akan tetapi tantangan yang harus dilalui adalah kamu harus menjahit dengan jarak sama antar tusukan sehingga mampu menghasilkan tampilan rata dan bagus.

Dalam hal ini, kamu dapat mengubah tusuk vertikal untuk tampilan yang dipilih. Misalkan saja kamu dapat menjahit satu tusuk dekat dengan tepi. Kemudian tusuk sebelahnya diatur lebih jauh dari tepi dan dekat kembali begitu seterusnya hingga mencapai ujungnya.

Setelah menentukan pola jahitan yang akan digunakan, maka kamu dapat memilih benang sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jahitan menggunakan tusuk feston bertujuan untuk memberi hiasan atau dekorasi. Berdasarkan hal tersebut, benang yang sebaiknya dipilih adalah sedikit lebih tebal dari benang jahit pada umumnya.

Hal tersebut ditentukan agar jahitan yang dihasilkan nantinya akan terlihat lebih menonjol dari kain. Adapun warna benang yang dipilih dapat menyesuaikan selera dan warna kain yang dijahit.

Langkah selanjutnya kamu dapat memasukkan benang ke dalam jarum feston lalu ikat menggunakan simpul mati pada bagian ujungnya. Dalam hal ini, atur agar satu ujung benang lebih panjang kira-kira 15 hingga 30 cm dari ujung benang yang lain. Kemudian pilih arah menjahit dalam memulai aktivitas ini, dapat dilakukan dari kiri kekanan atau sebaliknya.

Namun kebanyakan orang biasanya memilih dari arah kiri ke kanan karena dianggap lebih mudah. Setelah menentukan arahnya, tekan jarum hingga menembus kain dari arah belakang ke depan. Lakukan hal tersebut dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi.

Jika kamu tidak mengikat simpul pada kedua ujung benang, gunakan jempol kiri kamu untuk menahan benang agar tidak tertarik dari jarum. Namun jika sudah diikat maka cara ini tidak perlu dilakukan lagi.

Kamu dapat memulai dari depan ke belakang sehingga akan meninggalkan simpul yang terdapat pada sisi belakang hingga tidak mudah terlihat. Jika kamu menjahit dengan satu lapis kain maka simpul harus terletak pada sisi bagian belakang kain.

Jika menggunakan dua lapis kain yang dijahit maka letak simpul harus berada diantara kedua kain hingga tidak terlihat. Apabila jahitan sudah selesai maka simpul akan terletak pada bagian dalam serta jahitan yang dihasilkan juga akan terlihat rapi.

Jika kamu menjahit dengan dua lembar kain dengan kain yang diatas lebih kecil dari yang dibawahnya. Maka jahitan pertama harus keluar dari pinggiran tepi bawah kain yang terdapat pada bagian atasnya.

Setelah itu, bawa benang pada sekeliling tepi kain hingga kembali melewati titik yang sama seperti jahitan pertama. Dalam hal ini, jahitan pertama dan terakhir harus dilakukan dengan dua lompatan pada titik yang sama. Berdasarkan hal tersebut, tusuk pertama dan terakhir bukan membentuk gerakan diagonal akan tetapi vertikal seperti yang lain.

Selanjutnya, tusukkan jarum melalui lingkaran yang dibuat dimana apabila proses menjahit dilakukan dari kiri ke kanan. Maka jarum feston kamu harus ditusuk menuju ke arah kanan sepanjang kain. Langkah ini juga berlaku jika proses dilakukan dari arah sebaliknya.

Menjahit Sekeliling Tepi

Setelah dapat memahami proses memulainya maka dilanjutkan dengan mengetahui cara menjahit sekeliling tepinya. Lakukan hal ini dengan bergerak sedikit ke arah yang sudah ditentukan lalu masukkan jarum ke ujung atad garis. Jika benang sudah keluar maka dapat langsung dibawah pada bagian garis bawah.

Selanjutnya kamu dapat menarik benang melalui lingkaran yang baru saja dibentuk. Dalam hal ini lingkaran harus terletak pada bagian bawah benang yang keluar dari atasnya. Kemudian lanjutkan dengan jahitan berikutnya dengan memasukkan jarum di garis ujung atas sekali lagi.

Jika sudah mencapai sudut, lakukan garis diagonal ke bawah di seberang sudut pada tusukan jarum. Selanjutnya tarik benang melalui lingkaran layaknya tusuk jarum feston seperti biasa. Setelah menusukkan ke arah bawah, tarik melalui lingkaran seperti yang dilakukan pada jahitan sekeliling tepi.

Dengan hal tersebut kamu telah menyelesaikan tusuk yang ada pada sudut. Kemudian tusuk benang secara vertikal menuju tepi selanjutnya yang dapat dipilih sesuai keinginan. Kamu dapat memilih lubang yang sama seperti tusuk disudut atau juga bisa membuat lubang baru. Itulah cara yang dapat dilakukan dalam menjahit menggunakan tusuk feston.

BACA JUGA! INILAH CARA MENJAHIT CELANA TANPA MENGGUNAKAN MESIN JAHIT

LancangKuning Teknik feston adalah sebuah teknik menjahit dengan cara menjahit paling sering digunakan pada saat membuat aneka sebuah kerajinan dari kain flanel.

Tusukan feston merupakan sejenis dari tusukan jahit yang berfungsi untuk penyelesaian sebuah tiras seperti tiras lingkaran kerung pada lengan atau pada pinggiran pakaian pada bayi. Selain bisa diaplikasikan pada pakaian tusuk feston ini biasanya juga banyak digunakan untuk menjahit tepi taplak meja, renda meja, serta selimut.

Fungsi teknik pada feston adalah menjahit pinggiran keliling flanel yang sesuai pola yang dibentuk agar tampak lebih cantik dan bagus dan membuat sambungan antara kain yang menyatukan kain dengan resleting membuat hiasan bunga.

Ada beberapa teknik dasar dalam menjahit yaitu sebagai berikut:

Teknik dasar dalam menjahit tusuk jelujur merupakan sebuah teknik yang polanya bergerak mulai diawali dari kanak ke kiri. Teknik dari tusukan ini berguna untuk membuat jahitan menjadi lebih rapi bahkan sempurna. Pola tusukan jelujur ini mempunyai 3 fungsi yaitu:

  • Tusuk jelujur biasa ialah teknik ini dilakukan dengan jarak yang tidak sama atau berbeda.
  • Tusuk jelujur jarak tertentu ialah teknik ini menggunakan jarak yang konsisten. Jenis tusukan jelujur ini berguna hanya untuk tusukan sementara.
  • Tusukan jelujur renggang ialah pola teknik ini menggunakan satu spasi diantara setiap jahitannya. Tusukan ini dibuat dengan benang yang dirangkap sehingga sampai jahitannya selesai dan pada ada jejak jahitan terakhir.
  • Tusukan tikam jejak atau balik

Teknik dasar dalam menjahit selanjutnya adalah teknik tusukan tikam jejak atau nama lainnya dari itu seperti tusuk tikam balik. Tusukan tikam jejak ini mempunyai alur yang sama seperti mesin jahit. Cara membuat pola pada tusuk tikam jejak atau balik adalah melakukan suatu jahitan dengan secara dua kali dengan cara tusukan pada bagian atas. Fungsi tikam jejak adalah membuat sebuah dekorasi hiasan pada bagian garis seperti yang berbentuk lurus, melingkar, atau bentuk lainnya yang sesuai dengan desain yang kita diinginkan. Contoh dari hasilnya adalah seperti motif pada sarung yang berbentuk kotak-kotak yang akan membuat garis yang beraksen, tulisan, dan lainnya. Fungsi lainnya adalah untuk menyambungkan kain dengan kain lainnya dan menyambung resleting dengan bahan lain.

Tusuk dasar menjahit merupakan tusuk flanel yang ada pada umumya yang sering digunakan sebagai metode menjahit pinggiran dari busana yang sedang di obras. Pada dasarnya tusuk flanel sering digunakan pada kain yang mempunyai nilai jual yang cukup mahal. Teknik pada tusuk flanel yang mempunyai 3 kegunaan yaitu sebagai hiasan, tusukan dasar, dan sulaman bayangan dengan jarak yang rapat dan dapat mengikuti motif yang diinginkan.

Feston mempunyai fungsi untuk menyelesaikan tiras pada jahitan. Selain itu pola tusuk pada feston juga berfungsi sebagai dekorasi khususnya bila di kombinasi warna benang dasar dan hias akan mempunyai keselarasan yang baik. Bentuk pada hiasan yang dapat dibuat dengan sebuah pola feston adalah bentuk seperti bunga.

Pola tusuk balut berguna untuk menjahit pada tiras yang sudah rusak pada bagian klim rol. Fungsi lainnya adalah sebagai teknik dari penyelesaian pada pinggiran jahitan. Cara menjahit dengan teknik dasar dari tusuk balut adalah dengan arah kiri ke kanan dan sebaliknya dengan sedikit miring.

Teknik dasar yang akan menjahit tusuk rantai yang mempunyai pola yang berbentuk rantai. Pola ini berguna untuk membuat sebuah dekorasi pada bahan dengan bentuk rantai seperti contohnya adalah ranting-ranting pada pohon serta dahan pohon.

Pola tusukan silang ini sering digunakan sebagai hiasan pada bahan. [ Lisdayani]

Video yang berhubungan

Salah satu alat menjahit yang sering digunakan adalah tusuk feston. Alat kecil ini kerap digunakan untuk menjahit berbagai macam kain mulai dari renda meja, selimut, taplak meja, dan lain sebagainya. Secara umum penggunaan dari tusuk feston sendiri hampir sama dengan metode buttonhole stitch yang digunakan untuk tusuk lubang kancing akan tetapi pada penggunaan tusuk feston dilakukan dengan jarang lebih jauh antar setiap tusuknya.

Agar dapat mengetahui cara menggunakan tusuk feston dengan lebih jelas, kamu dapat memahaminya melalui beberapa ulasan dibawah ini.

Memulai Jahitan

Saat menggunakan tusuk feston dipilih benang yang sedikit lebih tebal agar
Pada kegiatan menjahit, tusuk feston digunakan sebagai alat untuk dekorasi sekaligus sebagai alat jahit. Cara untuk memulai menggunakan tusuk feston sebenarnya sangat sederhana. Kamu hanya perlu mengingat jahitan biasa dalam menggunakan alat ini. Akan tetapi tantangan yang harus dilalui adalah kamu harus menjahit dengan jarak sama antar tusukan sehingga mampu menghasilkan tampilan rata dan bagus.

Dalam hal ini, kamu dapat mengubah tusuk vertikal untuk tampilan yang dipilih. Misalkan saja kamu dapat menjahit satu tusuk dekat dengan tepi. Kemudian tusuk sebelahnya diatur lebih jauh dari tepi dan dekat kembali begitu seterusnya hingga mencapai ujungnya.

Setelah menentukan pola jahitan yang akan digunakan, maka kamu dapat memilih benang sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jahitan menggunakan tusuk feston bertujuan untuk memberi hiasan atau dekorasi. Berdasarkan hal tersebut, benang yang sebaiknya dipilih adalah sedikit lebih tebal dari benang jahit pada umumnya.

Hal tersebut ditentukan agar jahitan yang dihasilkan nantinya akan terlihat lebih menonjol dari kain. Adapun warna benang yang dipilih dapat menyesuaikan selera dan warna kain yang dijahit.

Langkah selanjutnya kamu dapat memasukkan benang ke dalam jarum feston lalu ikat menggunakan simpul mati pada bagian ujungnya. Dalam hal ini, atur agar satu ujung benang lebih panjang kira-kira 15 hingga 30 cm dari ujung benang yang lain. Kemudian pilih arah menjahit dalam memulai aktivitas ini, dapat dilakukan dari kiri kekanan atau sebaliknya.

Namun kebanyakan orang biasanya memilih dari arah kiri ke kanan karena dianggap lebih mudah. Setelah menentukan arahnya, tekan jarum hingga menembus kain dari arah belakang ke depan. Lakukan hal tersebut dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi.

Jika kamu tidak mengikat simpul pada kedua ujung benang, gunakan jempol kiri kamu untuk menahan benang agar tidak tertarik dari jarum. Namun jika sudah diikat maka cara ini tidak perlu dilakukan lagi.

Kamu dapat memulai dari depan ke belakang sehingga akan meninggalkan simpul yang terdapat pada sisi belakang hingga tidak mudah terlihat. Jika kamu menjahit dengan satu lapis kain maka simpul harus terletak pada sisi bagian belakang kain.

Jika menggunakan dua lapis kain yang dijahit maka letak simpul harus berada diantara kedua kain hingga tidak terlihat. Apabila jahitan sudah selesai maka simpul akan terletak pada bagian dalam serta jahitan yang dihasilkan juga akan terlihat rapi.

Jika kamu menjahit dengan dua lembar kain dengan kain yang diatas lebih kecil dari yang dibawahnya. Maka jahitan pertama harus keluar dari pinggiran tepi bawah kain yang terdapat pada bagian atasnya.

Setelah itu, bawa benang pada sekeliling tepi kain hingga kembali melewati titik yang sama seperti jahitan pertama. Dalam hal ini, jahitan pertama dan terakhir harus dilakukan dengan dua lompatan pada titik yang sama. Berdasarkan hal tersebut, tusuk pertama dan terakhir bukan membentuk gerakan diagonal akan tetapi vertikal seperti yang lain.

Selanjutnya, tusukkan jarum melalui lingkaran yang dibuat dimana apabila proses menjahit dilakukan dari kiri ke kanan. Maka jarum feston kamu harus ditusuk menuju ke arah kanan sepanjang kain. Langkah ini juga berlaku jika proses dilakukan dari arah sebaliknya.

Menjahit Sekeliling Tepi

Saat menggunakan tusuk feston dipilih benang yang sedikit lebih tebal agar
Setelah dapat memahami proses memulainya maka dilanjutkan dengan mengetahui cara menjahit sekeliling tepinya. Lakukan hal ini dengan bergerak sedikit ke arah yang sudah ditentukan lalu masukkan jarum ke ujung atad garis. Jika benang sudah keluar maka dapat langsung dibawah pada bagian garis bawah.

Selanjutnya kamu dapat menarik benang melalui lingkaran yang baru saja dibentuk. Dalam hal ini lingkaran harus terletak pada bagian bawah benang yang keluar dari atasnya. Kemudian lanjutkan dengan jahitan berikutnya dengan memasukkan jarum di garis ujung atas sekali lagi.

Jika sudah mencapai sudut, lakukan garis diagonal ke bawah di seberang sudut pada tusukan jarum. Selanjutnya tarik benang melalui lingkaran layaknya tusuk jarum feston seperti biasa. Setelah menusukkan ke arah bawah, tarik melalui lingkaran seperti yang dilakukan pada jahitan sekeliling tepi.

Dengan hal tersebut kamu telah menyelesaikan tusuk yang ada pada sudut. Kemudian tusuk benang secara vertikal menuju tepi selanjutnya yang dapat dipilih sesuai keinginan. Kamu dapat memilih lubang yang sama seperti tusuk disudut atau juga bisa membuat lubang baru. Itulah cara yang dapat dilakukan dalam menjahit menggunakan tusuk feston.

BACA JUGA! INILAH CARA MENJAHIT CELANA TANPA MENGGUNAKAN MESIN JAHIT