Salah satu penyebab kondisi perekonomian Uni Soviet yang buruk karena

Uni Soviet merupakan salah satu negara komunis terbesar pada masanya dan pernah menjadi musuh besar bagi negara adidaya yaitu Amerika Serikat. Uni Soviet berdiri pada tanggal 25 Oktober 1917.

Setelah berdirinya Uni Soviet, Vladimir Lenin yang merupakan tokoh revolusioner komunis asal Uni Soviet berusaha untuk menyebarkan paham komunisnya ke negara-negara bagian Eropa Timur. 

Saat masa kejayaannya, Uni Soviet berhasil menularkan paham komunisnya ke negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet yang saat itu sudah besar melakukan perang dingin melawan Amerika Serikat namun pada akhirnya Uni Soviet kalah dalam perang dingin dan berhasil runtuh pada tanggal 26 Desember 1991.

Apa yang menyebabkan negara sebesar Uni Soviet bisa runtuh? Ada beberapa faktor yang mendorong runtuhnya Uni Soviet. Berikut penjelasannya.

Salah satu penyebab kondisi perekonomian Uni Soviet yang buruk karena
wikipedia.org

Uni Soviet memiliki wilayah yang sangat luas serta membawahi 15 negara berbentuk republik. Ini menjadikan Uni Soviet pernah menjadi salah satu negara terbesar di dunia. Karena luasnya wilayah Uni Soviet inilah yang menyebabkan Uni Soviet memiliki keragaman budaya.

Namun keragaman budaya inilah justru yang menyebabkan negara Uni Soviet tidak memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Beberapa negara bagian yang tidak suka dengan kinerja pemerintahan pusat Uni Soviet melakukan gerakan sporadis yang menyerang pemerintah pusat. Hal inilah yang menyebabkan internal negara Uni Soviet mulai goyah.

Salah satu penyebab kondisi perekonomian Uni Soviet yang buruk karena
sputniknews.com

Sejatinya, Uni Soviet merupakan negara komunis terbesar pada masanya. Namun Uni Soviet menjalankan pemerintahannya dengan cara yang totaliter. Tujuan dari Uni Soviet adalah untuk menciptakan keteraturan dalam sebuah negara sehingga rakyat harus tunduk kepada kebijakan pemerintah. 

Rakyat Uni Soviet harus hidup dengan bergantung kepada negara. Dengan pemerintahan yang totaliter membuat rakyat tidak dapat menyampaikan pendapatnya secara bebas. Segala bentuk kebebasan berpendapat akan dikekang oleh pemerintah. Karena pemerintahan yang totaliter inilah kemudian timbul konflik yang terjadi di Uni Soviet.

Baca Juga: Ini 5 Perbedaan Antara Uni Soviet dan Rusia yang Harus Kamu Ketahui

Salah satu penyebab kondisi perekonomian Uni Soviet yang buruk karena
kickassfacts.com

Pemerintahan Uni Soviet yang totaliter menyebabkan rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Perekonomian Uni Soviet menganut paham sosialisme yang menyebabkan segala hal yang berurusan dengan perekonomian harus dilakukan dengan melibatkan pemerintah. Sehingga menyebabkan ekonomi Uni Soviet tidak maju karena tidak adanya kreativitas.

Kemudian pengelolaan kas negara Uni Soviet lebih difokuskan untuk negara lain sebagai pendukung di Internasional daripada untuk kesejahteraan rakyat. Kondisi ekonomi ini berbanding dengan Amerika Serikat yang merupakan musuh beratnya.

Kondisi di Amerika Serikat memiliki taraf hidup yang lebih baik dibandingkan dengan Uni Soviet. Kemiskinan di Uni Soviet inilah yang menjadi salah satu penyebab runtuhnya Uni Soviet.

Salah satu penyebab kondisi perekonomian Uni Soviet yang buruk karena
www.cbc.ca

Disaat kondisi Uni Soviet yang sudah mulai kacau balau, kemudian muncul pemimpin baru bagi Uni Soviet yang bernama Mikhail Gorbachev. Ia yang saat itu berhasil menduduki kursi Partai Komunis Uni Soviet memiliki kebijakan untuk mereformasi sistem dari negara Uni Soviet yang disebut "percepatan ekonomi".

Namun nyatanya perekonomian Uni Soviet malah semakin memburuk akibat kebijakan Gorbachev karena kebijakannya itu dinilai tidak efektif dan justru malah melemahkan negara Uni Soviet. Memang sistem negara Uni Soviet sudah mulai memburuk tetapi dengan kebijakan Gorbachev inilah membuat sistem negara seolah-olah mati.

Salah satu penyebab kondisi perekonomian Uni Soviet yang buruk karena
soviethistory.msu.edu

Pakta Warsawa merupakan perjanjian internasional untuk membentuk aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur. Pakta Warsawa dibentuk untuk mempersiapkan diri melawan pasukan dari Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Salah satu anggota dari Pakta Warsawa adalah Uni Soviet.

Pakta Warsawa pada akhirnya runtuh akibat dari Uni Soviet itu sendiri. Akibat kebijakan Gorbachev tentang reformasi pada Uni Soviet perlahan melemahkan pakta tersebut. Dengan runtuhnya Uni Soviet pada tanggal 26 Desember 1991 membuat pakta ini akhirnya juga ikut bubar. 

Itulah 5 fakta menarik tentang penyebab runtuhnya negara Uni Soviet. Ternyata kebijakan pemerintahan Uni Soviet yang menyebabkan negara ini akhirnya runtuh dengan sendirinya. Setelah mengalami keruntuhan, beberapa negara yang memiliki adat yang berbeda dari Uni Soviet akhirnya mendirikan negara baru dengan paham demokrasi.

Baca Juga: 6 Fakta Tentang D-Day, Kunci Kemenangan Sekutu di Perang Dunia II

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Jakarta -

Uni Soviet merupakan negara terbesar di dunia pada 1 Januari 1991. Di samping memiliki wilayah luas dan jumlah populasi yang tinggi, Uni Soviet saat itu memiliki puluhan ribu senjata nuklir dan pengaruh di penjuru timur Eropa. Setahun kemudian, negara ini hancur. Apa saja penyebab runtuhnya Uni Soviet?

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Uni Soviet di awal tahun 1991 memiliki luas wilayah 22.400.000 km persegi. Luas negara ini saat itu meliputi satu per enam permukaan bumi. Wilayah Uni Soviet saat itu didiami lebih dari 290 juta penduduk dengan lebih dari 100 kebangsaan.

Pakta Warsawa (14 Mei 1955-1 Juli 1991) saat itu juga berperan atas pengaruh Uni Soviet di berbagai negara Eropa bagian timur. Pakta Warsawa merupakan perjanjian pertahanan militer bersama antara Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hungaria, Polandia, dan Romania.

Pada 26 April 1986, terjadi ledakan di reaktor Unit 4 pembangkit listrik Chernobyl, Pryp'yat (kini Ukraina). Ledakan dan kebakaran ini menyebabkan dampak radioaktif 400 kali bom Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Kendati berbahaya dan melanggar doktrin glasnost (keterbukaan), Sekjen Partai Komunis Uni Soviet (Communist Party of the Soviet Union/CPSU) Mikhail Gorbachev memerintahkan para staf pemerintahan untuk tidak menyebarkan informasi bencana nuklir tersebut ke masyarakat dan ke mancanegara. Peserta parade May Day di area terdampak juga tidak diinformasikan, sehingga tetap melaksakan pawai dan selebrasi tanpa tahu akan terdampak paparan radioaktif.

Sejumlah laporan dari Barat ditampik sebagai gosip oleh pemerintah Uni Soviet hingga diakui pada 14 Mei, 18 hari setelah bencana. Pada 4, kebocoran radioaktif baru dapat tertangani oleh petugas. Kelak, dampak radioaktif pada korban-korban terpapar membuat Uni Soviet kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan mancanegara.

Beberapa dekade kemudian, Gorbachev mengatakan dalam peringatan bencana Chernobyl, "mungkin ketimbang kebijakan perestroika, Chernobyl mungkin adalah penyebab runtuhnya Uni Soviet sebenarnya 5 tahun kemudian."

2. Kebijakan Perestroika dan Glasnost

Mikhail Gorbachev mengusung kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika setelah diangkat jadi Sekjen Partai Komunis Uni Soviet. Glasnost diharapkan dapat memicu dialog dan keterbukaan, sementara perestroika diharapkan memicu kebijakan pasar bebas semu bagi industri milik negara.

Kebijakan perestroika kelak justru memicu sistem kapitalisme dan komunisme yang buruk. Penerapan perestroika saat itu menaikkan harga tanpa memperbaiki layanan yang disediakan, sehingga dianggap hanya menguntungkan pemerintah.

Reformasi Gorbachev dan pengabaian pada Doktrin Brezhnev tentang penyatuan negara-negara komunis di dunia mempercepat runtuhnya Uni Soviet. Pada akhir 1989, Hungaria membuka perbatasan dengan Austria, Solidarity mengambil alih kekuasaan di Polandia, negara-negara Baltik menuju kemerdekaan, dan Tembok Berlin runtuh.

3. Masalah Kebijakan Ekonomi

Kendati memiliki kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia pada 1990, Uni Soviet kekurangan barang konsumsi bertahun-tahun. Hal ini menjadikan ekonomi pasar gelap Uni Soviet setara dengan lebih dari 10 persen PDB resmi negara.

Uni Soviet juga mengalami inflasi karena kenaikan upah didukung pencetakan uang. DI samping itu, penurunan tajam harga minyak membuat ekonomi Uni Soviet sebagai produsen minyak dan gas alam terpuruk.

4. Penguatan Militer

Uni Soviet dipercaya meningkatkan pertahanan militer ketika Ronald Reagan menjadi presiden Amerika Serikat. Peningkatan anggaran bagi riset dan pengembangan militer serta pertahanan saat itu dinilai tidak seimbang dengan peningkatan kekuatan ekonomi. Sementara itu, ahli teknologi dan calon wirausahawan yang seharusnya dapat membantu Gorbachev meningkatkan perekonomian justru ditarik untuk memperkuat industri pertahanan.

5. Keletihan Konflik

Selama 10 tahun pendudukan di Afghanistan (1979-1989), sekitar 15,000 tentara tewas dan ribuan terluka. Sementara itu, lebih dari satu juta warga Afghanistan tewas dan lebih dari 4 juta orang mengungsi karena konflik.

Para tentara Uni Soviet menyuarakan kebuntuan yang dialami 10 tahun tersebut kendati dibungkam pemerintah. Sementara itu, Afgantsy, veteran konflik Afghanistan, menolak konflik yang disebut perang Moskow tersebut. Para tentara yang berasal dari Asia Tengah juga merasakan kedekatan etnis dan agama dengan orang Afghanistan ketimbang Uni Soviet.

Demonstrasi di Ukraina lalu pecah seiring konflik di Afghanistan. Konflik tersebut juga memicu negara-negara Baltik melakukan gerakan separatis, sehingga Estonia, Latvia, dan Lithuania merdeka pada 1990.

6. Masuknya Paham Barat

Glasnost (keterbukaan) memicu masyarakat Uni Soviet untuk menjelajahi paham Barat, mulai dari konsep, gagasan, ide, hingga produknya. Pada 1990, warga Uni Soviet kerap mengantri untuk membeli koran-koran liberal dan mengonsumsi bacaan tentang demokratisasi. Antrian juga mengular di McDonald pertama di Uni Soviet pada Januari 1990.

Menguatnya masyakarat dan dan runtuhnya kredibilitas pemerintah Uni Soviet tersebut lantas turut menjadi penyebab runtuhnya Uni Soviet.

Simak Video "Militer China Makin Sibuk di Sekitar Taiwan, AS Geram!"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/erd)