Salah satu perubahan besar dalam bidang politik yang dicapai Bani Umayyah adalah

Lihat Foto

Encyclopædia Britannica

Masjid Agung Damaskus atau Masjid Umayyah yang berdiri di Kota Tua Damaskus, Suriah.

KOMPAS.com - Dinasti Bani Umayyah merupakan pemerintahan Islam yang berlangsung sejak tahun 661 hingga 750.

Pendiri dari Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I, yang sekaligus menjadi khalifah pertama dari dinasti ini.

Sebagai khalifah pertama, Muawiyah I dipandang dapat menghadirkan budaya baru dalam sistem pemerintahan tata negara dan kehidupan beragama.

Selama memimpin, ia berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan kembali persatuan dalam wilayah Islam.

Muawiyah I juga berusaha membangun sistem pemerintahan monarki Islam dengan menunjuk putranya, Yazid, sebagai putra mahkota.

Keputusan ini kemudian diikuti oleh para khalifah sesudahnya. Oleh sebab itu, Muawiyah I dianggap sebagai pembawa budaya baru karena mendirikan sistem monarki dalam sejarah politik Islam.

Berikut ini kebudayaan yang dikembangkan pada masa Dinasti Bani Umayyah.

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayyah

Bidang pemerintahan

Masa kekuasaan Muawiyah I telah mengubah sistem pemerintahan dari demokrasi menjadi monarki atau kerajaan.

Kemudian, Dinasti Bani Umayyah juga menerapkan sistem pemerintahan konfederasi provinsi, yakni dengan menggabungkan beberapa provinsi berbeda menjadi satu.

Muawiyah I juga membentuk empat diwan (departemen), yaitu:

  • Diwan ar-Rasail, bertugas untuk mengurus surat-surat negara
  • Diwan al-Kharraj, mengurus perpajakan
  • Diwan al-Jundi, bertugas mengurus kemiliteran negara
  • Diwan al-Khatim, sebagai pencatat

Selain itu, Muawiyah I membuat lambang negara untuk Bani Umayyah berupa sebuah bendera merah dan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan.

Baca juga: Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Umayyah

Bidang sosial

Pada masa Dinasti Bani Umayyah, mulai dikenal istilah stratifikasi sosial. Periode ini juga memunculkan empat macam golongan orang Arab, yaitu golongan kaum Muslimin, neomuslim (kaum Muslim baru), anggota mazhab, dan para budak.

Namun, meski stratifikasi sudah ada, kondisi sosial Bani Umayyah masih terbilang baik dan masyarakat bisa hidup dengan damai.

Para khalifah juga tidak segan melindungi gereja, katedral, candi, dan beberapa tempat suci lainnya.

Bahkan, mereka bersedia membangun kembali setiap tempat ibadah yang sudah hancur menggunakan dana dari kas negara.

Budaya baru yang juga muncul ketika Dinasti Umayyah berkuasa adalah mulai digunakannya alat-alat makan, seperti serbet, sendok, dan garpu.

Baca juga: Kekhalifahan Bani Umayyah: Masa Keemasan dan Akhir Kekuasaan

Bangunan atau Arsitektur

Dinasti Bani Umayyah mencapai masa keemasan ketika dipimpin oleh Khalifah al-Walid I atau al-Walid bin Abdul Malik, yang memerintah antara 705-715.

Pada masanya, dibangun jalan raya, pabrik, gedung, dan panti asuhan untuk orang cacat.

Selain itu, salah satu bentuk pertumbuhan kebudayaan pada masa Bani Umayyah adalah perkembangan di bidang arsitektur, ditandai dengan dibangunnya masjid-masjid yang memenuhi kota.

Para arsitek Muslim-Arab mengembangkan arsitektur yang mereka punya berdasarkan dari yang sudah ada sebelumnya.

Untuk pertama kalinya, Muawiyah I memperkenalkan sebuah menara kepada rakyatnya.

Salah satu karya tercantik dari masa Dinasti Umayyah adalah Kubah Karang di Yerusalem, yang dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan, khalifah yang berkuasa antara 685-705.

Selain itu, Abdul Malik juga membangun masjid lain, yaitu Masjid Kubah Emas atau Masjid Umar.

Referensi: 

  • Manshur, Fadlil Munawwar. (2003). Pertumbuhan dan Perkembangan Budaya Arab Pada Masa Dinasti Umayyah. Humaniora Volume XV. No. 2/2003. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta -

Bani Umayyah adalah dinasti lain yang menandai besarnya peradaban Islam. Dalam sejarahnya, kesultanan ini berdiri selepas kejadian tahkim dalam Perang Siffin yang melibatkan Ali bin Abi Thalib.

Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri sekaligus khalifah pertama Bani Umayyah menjalin kesepakatan damai dengan sang khulafaur rasyidin. Selepas Ali, pemerintahan yang dilanjutkan Hasan bin Ali cenderung lemah hingga menyerahkannya pada Mu'awiyah.

Sejak saat itu dimulailah sejarah salah satu bukti kejayaan sejarah peradaban Islam di dunia. Berikut penjelasan lengkapnya

A. Periode pemerintahan

Periode pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua yaitu Damaskus (Syiria) dan Andalusia/Cordoba (Spanyol). Dikutip dari JUSPI: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, periode pemerintahan yang berpusat di Damaskus berlangsung 90 tahun pada 660-750 M.

"Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol) awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al Malik," tulis artikel berjudul Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran) karya Taufik Rachman.

Andalusia kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah, setelah berhasil menaklukan Bani Umayah di Damaskus. Kekuasaan Umayyah di Spanyol berlangsung 275 tahun pada 756-1031 M.

B. Kemajuan yang dicapai

Berbagai kemajuan dalam sistem pemerintahan dan ilmu pengetahuan berhasil dicapai Bani Umayyah. Berikut penjelasannya:

1. Kemajuan dalam sistem pemerintahan

  • Pendirian departemen pencatatan (diwanul khatam)
  • Pendirian pelayanan pos (Diwanul Barid)
  • Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintahan dengan mengangkat pejabat bergelar sahibul kharaj
  • Penggunaan bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi dalam pemerintahan
  • Pencetakan mata uang
  • Pembangunan fasilitas umum misal gedung, masjid, sumur, jalan raya
  • Pengurangan pajak dan menghentikan pembayaran upeti (jizyah) bagi orang yang baru masuk Islam.

2. Kemajuan dalam agama dan ilmu pengetahuan

  • Penyempurnaan tulisan mushaf al-Quran dengan titik pada huruf-huruf tertentu
  • Pembangunan masjid Al Amawi di Damaskus dan al Aqsha di Yerussalem
  • Perluasan masjid Nabawi di Madinah
  • Pembangunan rumah sakit bagi penderita kusta
  • Pengumpulan hadits
  • Menyamakan kedudukan orang Arab dan non Arab sehingga kembali bersatu.

C. Keruntuhan Bani Umayyah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan dinasti berusia 365 tahun tersebut. Faktor ini adalah:

  • Munculnya kelompok yang tidak puas terhadap Bani Umayyah misal Khawarij, Syiah, dan non-Arab (mawali)
  • Tidak adanya ketentuan jelas tentang sistem pergantian khalifah
  • Perpecahan antara etnis suku Arabiah Utara (Bani Qais) dengan suku Arabiyah Selatan (Bani Kalb)
  • Senang hidup mewah
  • Terbunuhnya Khalifah Marwan bin Muhammad yang dilakukan tentara Dinasti Abbasiyah sebagai akhir Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
  • Munculnya kekuatan baru yang dipimpin keturunan Al-Abbas bin Abdul Muthalib sebagai saingan Bani Umayyah.

Simak Video "Kedaton, Sejarah Panjang Perkembangan Islam di Kota Pesisir, Ternate"



(row/erd)

Dinasti Umayyah dan Perannya dalam Kemajuan Peradaban Islam

Nur Hasan Nur Hasan 13 Agustus 2018 13829

Share

Tweet

Pasca meninggalnya Khalifah terakhir, yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib, RA, suksesor kepemimpinan Islam terpecah menjadi dua: masyarakat Kufah yang mengangkat Hasan (putra Ali) sebagai pemimpin umat Islam dan juga masyarakat Syam yang mengangkat Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai pemimpin umat Islam.

Di masa inilah terjadi konflik politik yang berkutat pada masalah siapa yang berhak menjadi pemimpin umat Islam pada waktu itu, sehingga berdirilah Dinasti Umayyah yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dengan berbagai latar belakang yang telah tercatat dalam sejarah Islam.

Dinasti Umayyah berdiri pada tahun 40 H atau 661 M, dan berkuasa selama kurang lebih sekitar 90 tahun yaitu dari tahun 40-132 H atau 661 -750 M. Di masa ini lah, peradaban Islam mempunyai banyak kemajuan diberbagai bidang seperti militer, tumbuhnya ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Dan di masa ini lah, untuk pertama kalinya pusat pemerintahan Islam berada di luar Jazirah Arab yaitu Damaskus.

Pemerintahan Dinasti Umayyah dianggap sebagai masa penyebaran benih kebudayaan yang berkembang subur di masa Dinasti Abbasiyyah. Banyak ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Dinasti Umayyah, seperti ilmu-ilmu keagamaan (ilmu qira’at, ilmu fiqh, ilmu tafsir, ilmu kalam, ilmu hadis, ilmu tasawuf dan ilmu bahasa) dan juga ilmu arsitektur.

Selain banyaknya ilmu pengetahuan yang berkembang dan memunculkan ulama-ulama besar di berbagai bidang, Dinasti umayyah juga berperan besar dalam perkembangan Islam di dunia. Karena pada masa inilah, pemerintahan Islam berhasil menaklukan wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Romawi dan Byzantium. Bahkan pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah, wilayah kekuasaan Islam terbentang sampe ke Andalusia, Afrika Utara, Persia, Asia Tengah dan wilayah Hindia.

Adapun upaya yang dilakukan oleh para pemimpim di masa pemerintahan Dinasti Umayyah, yang mampu menunjang kemajuan peradaban Islam adalah membangun bidang administrasi di pemerintahan seperti sentralistik pemerintahan, mendirikan departemen (diwan) yang membantu tugas-tugas pemerintahan, yang pada masa Dinasti Umayyah, didirikan empat departemen atau diwan.

Empat departemen (diwan) tersebut adalah Diwan Rasail yang mengurus surat-surat negara kepada para gubernur, Diwan Kharaj yang mengurusi tentang perpajakan, Diwan Jund yang mengurus tentang ketentaraan negara (militer negara) dan Diwan Khatam yang mengurusi perihal catat-mencatat. Selain mendirikan empat departemen tersebut, pemerintahan Dinasti Umayyah juga menjadikan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi negara.

Selain bidang administrasi, bidang-bidang lain juga dikembangkan sebagai penunjang kemajuan peradaban Islam seperti bidang seni dan budaya. Selain itu juga mencetak mata uang dengan bahasa Arab, kemudian mendirikan pabrik industri dan gedung, seperti pabrik kain sutra, gedung pemerintahan dan membangun kota Basrah dan Kufah sebagai pusat perkembangan ilmu dan sastra.

Walaupun Dinasti Umayyah dianggap sebagai dinasti yang tidak terlalu memperhatikan bidang pendidikan, karena lebih focus kepada politik dan militer, namun Dinasti Umayyah juga mempunyai andil besar dalam pengembangan ilmu-ilmu agama Islam, sastra dan filsafat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya Kuttab (lembaga pendidikan dasar dan menengah) dan masjid yang dibangun, dan dijadikan pusat pembelajaran Islam.

Keberhasilan Dinasti Umayyah dalam melakukan futuhat atau perluasan wilayah, tidak bisa dilepaskan dari kemajuan bidang politik dan militer Dinasti Umayyah pada waktu itu. Kekuatan militer dan kebijakan-kebijakan politik yang dijalankan oleh para pemimpin Dinasti Umayyah sangat berperan penting pada saat itu. Oleh karena itu, pada masa Dinasti ini, bidang politik dan militer merupakan bidang yang paling diperhatikan. Dengan perhatian pemerintah terhadap dua bidang ini, Islam bisa masuk dan menaklukan wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Romawi dan Byzantium.

Selain ekspansi wilayah besar-besaran yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah, gerakan penerjemahan buku-buku yang berbahasa selain Arab ke dalam bahasa Arab juga sudah dimulai pada masa ini. Hanya saja, gerakan penerjemahan mulai berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyyah.

Islam dan peradabannya bisa jadi tidak akan maju dan berkembang jika hanya memiliki wilayah yang sempit. Oleh karena itu, Dinasti Umayyah yang terkenal dengan ekspansi wilayahnya sangat mempunyai peranan besar dalam kemajuan peradaban Islam.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA