Salah satu sahabat nabi yang menggantikan tidur ditempat beliau saat akan hijrah ke madinah adalah…

Semesta Bertasbih

Quraisy berencana membunuh Muhammad, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke Madinah. Ketika itu kaum Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Ketika perintah dari Alloh SWT datang supaya beliau hijrah, beliau meminta Abu Bakar supaya menemaninya dalam hijrahnya itu. Sebelum itu Abu Bakar memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah bin Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya diperlukan.

Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali bin Abi Talib supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Demikianlah, ketika pemuda-pemuda Quraisy mengintip ke tempat tidur Nabi Muhammad Saw, mereka melihat sesosok tubuh di tempat tidur itu dan mengira bahwa Nabi Saw masih tidur.

Sudut Kota Madinah.

Abu Bakar sendiri juga pernah meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan hijrah, namun Rasul memintanya menangguhkannya terlebih dahulu. Sehingga dalam pertemuan darurat itu, Nabi memberitahukan kepadanya Allah mengizinkan dirinya meninggalkan Makkah untuk berhijrah. Abu Bakar pun semringah seraya berkata: “Bersama saya?”. Dan Rasul pun membenarkannya.Aisyah yang kala itu baru berusia tujuh tahun menyaksikan ayahnya seketika menangis karena gembira. Selanjutnya di saat-saat yang menegangkan, Rasulullah kembali pulang ke rumahnya dan mengamanatkan beberapa hal kepada Ali bin Abi Thalib.

Jakarta -

Ada satu sahabat yang sangat ingin sekali menemani perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Sahabat yang menemani Nabi Muhammad hijrah ke Madinah itu adalah Abu Bakar As Shiddiq.

Dikutip dari buku, "Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1" yang ditulis oleh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Ibu Ishaq mengatakan bahwa Abu Bakar seringkali meminta izin kepada Rasulullah untuk pergi berhijrah ke Madinah. Abu Bakar pun bahkan telah membeli dua ekor unta, sebagai kendaraan untuk persiapan berhijrah. Dua ekor unta itu kemudian ia pelihara di rumahnya, sembari menunggu waktunya tiba.

Namun, Rasulullah bersabda "Janganlah engkau terlalu terburu-buru, mudah-mudahan Allah akan memberimu teman."

Kabar dan Persiapan Abu Bakar r.a untuk Hijrah Bersama Rasulullah ke Madinah

Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah Ummul Mukminin berkata, "Rasulullah biasanya datang ke rumah Abu Bakar di waktu sore atau pagi. Pada hari Allah mengizinkan dan memerintahkan beliau untuk berhijrah, beliau datang pada tengah hari." Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah ke rumahnya terkejut dan berkata, "Ya Rasulullah, engkau tidak datang di waktu seperti ini melainkan untuk sesuatu yang penting." Kala itu di dalam rumah Abu Bakar hanya ada kedua anaknya, yaitu Aisyah dan saudarinya Asma' binti Abu Bakar. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengizinkanku keluar dari Mekkah untuk berhijrah." Aisyah berkata, "Demi Allah, aku belum pernah melihat orang menangis karena gembira, saat itu aku melihat pada Abu Bakar." Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah, "Apa aku boleh menemanimu ya Rasulullah?Rasulullah pun menjawab, "Engkau boleh menemaniku." Abu Bakar langsung berkata, "Ya Nabi Allah, sesungguhnya aku telah mempersiapkan dua ekor unta untuk berhijrah, silakan engkau ambil." Rasulullah lalu mengambilnya, namun tidak secara cuma-cuma melainkan membelinya dari Abu Bakar.

Rasulullah dan Abu Bakar kemudian menyewa Abdullah bin Uraiqith seorang dari Bani Ad-Dail bin Bakr dan ibunya yang berasal dari Bani Sahm bin Amr seorang musyrik, yang akan menjadi petunjuk jalan bagi mereka.

Akhirnya, Rasulullah dan Abu Bakar menyerahkan unta tersebut kepadanya sampai hari yang telah ditentukan oleh keduanya.

Kisah Perjalanan Abu Bakar dan Rasulullah ke Madinah

Tidak ada orang yang mengetahui perginya Rasulullah dan Abu Bakar untuk berhijrah, kecuali Ali bin Abu Thalib dan Keluarganya Abu Bakar. Keduanya kemudian mulai pergi ke gua Tsur di gunung Mekkah bawah lalu masuk ke dalamnya. Asma binti Abu Bakar dan mantan budak Abu Bakar bernama Amir bin Fuhairah datang ketempat ke gua, membawakan bekal serta kambing-kambing untuk diperah susunya sebagai makanan Abu Bakar dan Rasulullah selama tiga hari mereka berada di dalam gua. Kaum Quraisy telah mendengar kabar tentang banyaknya orang-orang kaum Anshar dan Muhajirin yang telah memeluk agama Islam. Atas dasar tersebut, mereka sangat mewaspadai keluarnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Kemudian, kaum Quraisy bersepakat membuat rencana untuk menyerang, bahkan berencana membunuh Rasulullah saw. Ketika orang-orang kafir dari kaum Quraisy mengetahui bahwa Nabi dan Abu Bakar sudah pergi dari Mekkah, mereka langsung mencari dan menyiapkan hadiah seratus unta bagi orang yang berhasil menangkap Rasulullah untuk diserahkan kepada mereka. Abu Bakar merasa khawatir dan bersedih, setiap kali ada orang yang akan memburu mereka dalam perjalanan. Kemudian Rasulullah bersabda, "Janganlah engkau bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita" lalu beliau melanjutkan membaca doa " Ya Allah, lindungilah kami dari mereka menurut kehendak-Mu."

Besarnya rasa cintanya ia kepada Rasullah, sepanjang perjalanan Abu Bakar terkadang berjalan di depan dan terkadang di belakang Rasulullah. Hal dimaksudkan jika ada yang mengejar Rasulullah maka ia akan menjaganya dari belakang, dan apabila ada yang menjebak Rasulullah maka ia adalah orang yang menjaga dari depan.

Bagaimana sambutan penduduk Madinah atas kedatangan Nabi Muhammad dan Abu Bakar?

Klik Halaman Selanjutnya >>>>

Simak Video "Sejarah Isra Mikraj Nabi Muhammad, Perjalanan Spiritual Sang Insan Kamil"

[erd/erd]

RASULULLAH beserta para sahabat hendak pergi berhijrah atas perintah Allah. Namun, sebelum Rasulullah pergi berhijrah, para kaum kafir Quraisy memiliki rencana untuk membunuh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Di dalam rumah, Rasulullah dan Abu Bakar bersiap hendak berangkat berhijrah. Untuk mengelabui kaum Quraisy yang hendak membunuh Rasullullah, Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib menyamar sebagai dirinya.

“Ali, pakailah jubah hijauku ini dan tidurlah diranjangku seakan-akan kamu adalah diriku,” perintah Rasulullah.

BACA JUGA: Ketika Ali bin Abi Thalib Merobek Gerbang Besi Khaybar

“Baik, wahai Rasulullah, saya akan menyamar sebagai anda,” jawab Ali tanpa ada keraguan sama sekali dalam dirinya. Padahal penyamaran tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan nyawanya.

“Aku dan Abu Bakar akan berangkat lebih dahulu ke Madinah. Tinggalah engkau di Makkah sementara waktu untuk menyelesaikan semua amanah umat.”

“Baik, wahai Rasulullah.”

Ali berganti baju menggunakan baju milik Rasulullah. Lalu Ali segera berbaring di ranjang Rasulullah. Sedangkan Rasulullah menyelinap keluar rumah bersama Abu Bakar tanpa terlihat oleh kaum kafir Quraisy. Rupanya Allah telah menutup penglihatan mereka. Rasulullah dan Abu Bakar menyusuri jalan yang terjal menuju Gua Tsur.

Menjelang tengah malam kaum kafir Quraisy mengepung rumah Rasulullah. Mereka mengintai ke dalam rumah dan melihat seseorang yang tengah tidur di ranjang.

“Itu pasti Muhammad,” ucap salah seorang dari mereka.

“Ayo, kita masuk rumah Muhammad sekarang juga!” timpal yang lain.

“Kita habisi Muhammad, mumpung dia sedang lengah.” Tegas yang lainnya.

Kaum kafir Quraisy, segera masuk. Sosok yang tengah tidur itu dikepung dengan pedang yang terhunus.

“Hai, Muhammad! Bangunlah! Kami datang untuk membunuhmu!”

Sosok itu bangun dan membuka selimutnya.

BACA JUGA: Alasan Abdullah bin Amr bin Ash Ikut Perang Melawan Ali bin Abi Thalib

“Aku bukan Muhammad yang kalian cari.”

Orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Rasulullah tersebut kaget. Mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Ternyata bukan rasulullah melainkan Ali bin Abi Thalib.

“Hai, Ali! Kenapa bukan Muhammad yang tidur disini? Di mana dia berada?”

“Aku tidak tahu.” Jawab Ali dengan santainya.

Orang-orang Quraisy tersebut kecewa karena mereka gagal membunuh Rasuluullah SAW. Lalu mereka meninggalkan rumah Rasulullah dengan tangan hampa. []

Sumber: 77 Cahaya Cinta di Madinah/ Penulis: Ummu Rumaisha/ Penerbit: al-Qudwah Publishing/ Februari, 2015

Tags: ali bin abi thalibrasulullah

Video yang berhubungan

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

tim | CNN Indonesia

Selasa, 20 Apr 2021 14:15 WIB

Salah satu sahabat nabi yang menggantikan tidur ditempat beliau saat akan hijrah ke madinah adalah…

Nabi Muhammad SAW dikelilingi oleh sahabat yang pemberani. Salah satu sahabat nabi yang paling pemberani adalah Ali bin Abi Thalib. (Ilustrasi Foto: Diolah dari iStock)

Jakarta, CNN Indonesia --

Nabi Muhammad SAW dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang pemberani. Salah satu sahabat nabi yang paling pemberani adalah Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib merupakan sahabat yang sudah pemberani sejak usia muda. Ali adalah keponakan Rasulullah. Dia adalah anak bungsu dari paman Nabi Muhammad yakni Abi Thalib.

Saat Nabi Muhammad mulai menyiarkan agama Islam, Ali kecil mendapatkan tugas untuk berjaga-jaga di sekitar Ka'bah. Dia akan mengarahkan setiap orang yang mencari Rasulullah untuk masuk Islam.

Ali bin Abi Thalib selalu setia di sisi Rasulullah. Dia bersama Abu Bakar ash-Shiddiq menemani Nabi Muhammad berdakwah di Makkah.

Salah satu sahabat nabi yang menggantikan tidur ditempat beliau saat akan hijrah ke madinah adalah…
s holiest shrine, at the Grand Mosque in Saudi Arabia's holy city of Mecca on August 15, 2018, prior to the start of the annual Hajj pilgrimage in the holy city.The hajj, expected to draw more than two million pilgrims to Mecca this year, represents a key rite of passage for Muslims and a massive logistical challenge for Saudi authorities, with colossal crowds cramming into relatively small holy sites. / AFP PHOTO / Bandar Al-DANDANI" title="Ibadah Haji 2018" />Ilustrasi Ka'Bah. Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama Islam di Makkah. Sahabat nabi paling pemberani, Alin bin Abi Thalib bertugas berjaga-jaga di sekitar Ka'bah. (Foto: AFP PHOTO / Bandar Al-DANDANI)

Suatu hari, orang-orang kafir berkumpul di Darun Nadwah. Mereka tak senang dengan syiar Nabi Muhammad yang berhasil menyebarkan agama Islam. Mereka pun berencana untuk membunuh Rasulullah.

Persiapan dan rencana yang matang pun disusun dengan baik.

Nabi Muhammad mengetahui rencana tersebut. Setelah mendapat petunjuk dari Allah, dia bersiap-siap meninggalkan kota Makkah.

Rasulullah meminta Abu Bakar ash-Shiddiq untuk menyiapkan kendaraan. Sedangkan Ali bin Abi Thalib bertugas menggantikan posisi Rasulullah. Di malam itu, Nabi Muhammad berpesan kepada Ali agar ia tidur di depan dan menutup dirinya dengan selimut.

Salah satu sahabat nabi yang menggantikan tidur ditempat beliau saat akan hijrah ke madinah adalah…
Ilustrasi. Nabi Muhammad hijrah meninggalkan Makkah. Sahabat nabi paling pemberani, Ali bin Abi Thalib menggantikan posisi Rasulullah. (Foto: xisdom/Pixabay)

Rasulullah pun pergi dan meninggalkan Ali bin Abi Thalib di tempat tidurnya.

Orang kafir pun masuk ke rumah Nabi Muhammad untuk membunuhnya. Ketika hendak membunuh Rasulullah, mereka terkejut lantaran yang berbaring di depannya bukanlah orang yang mereka cari melainkan Ali bin Abi Thalib.

Peristiwa Ali bin Abi Thalib menggantikan Rasulullah, menunjukkan bahwa Ali adalah sahabat nabi yang pemberani dan tidak penakut.
Rencana orang kafir pun gagal. Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib tak jadi terbunuh pada malam itu.

Dia siap meregang nyawa demi melindungi Rasulullah dan memperjuangkan agama Islam. Ali mengesampingkan rasa takut demi membantu dakwah Rasulullah.

Itulah kisah sahabat nabi paling pemberani. Umat Islam dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini.

(din/ptj)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya