siksa kubur BincangSyariah.Com – Kehidupan di dunia ini merupakan kehidupan yang fana atau sementara. Semua mahluk yang tercipta di dunia ini akan pulang dan binasa pada waktu yang telah ditentukan. Kehidupan di dunia merupakan kehidupan kedua setelah kehidupan di dalam rahim sang ibu. Setelah kehidupan di dunia berakhir, manusia (muslim pada khususnya) akan mati dan dikubur dalam tanah. Dikembalikan pada asalnya yaitu tanah, bersatu, dan menyatu menjadi tanah.
Setelah kehidupan di dunia manusia akan pindah ke alam kubur. Alam kubur atau alam barzah adalah suatu tempat yang berada di antara dunia dengan akhirat. Di dalam alam kubur ini manusia (roh) menanti datangnya kiamat. Di alam kubur, roh manusia tidak membutuhkan rumah, orang lain, kendaraan dan semacamnya layaknya kehidupan di dunia. Yang dibutuhkan adalah amal, yakni amal diri yang dikerjakan pada waktu hidup di dunia. Amal itu sebagai bekal di kehidupan alam kubur dan di akhirat nanti.Jika tidak mengerjakan amal dalam artian tidak melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya maka dia akan mendapatkan siksa di dalam kubur. Walaupun alam kubur atau alam barzah tempat roh-roh menanti datangnya kiamat lantas mereka tidak menunggu layaknya menunggu kereta atau jemputan. Akan tetapi mereka akan diazab oleh Allah jika tidak memiliki amal sebagai bekal. Ada empat perkara yang wajib dikerjakan dan empat perkara yang wajib dijauhi oleh manusia selama hidup di dunia agar terhindar dari siksa kubur. Dalam kitab Syarah Daqoiqul Akhbar (h. 14) berkata Syekh Abdurrahim bin Ahmad, قال الفقيه رحمه ﷲ : من اراد ان ينجو من عذاب القبر فعليه ان يلازم اربعۃ اشياء ويجتنب اربعۃ اشياء. اما الاربعۃ التی يلازمها فمحافظۃ الصلاۃ والصدقۃ وقراءۃ القرآن وكثرۃ التسبيح فان هذه الاشياء تضیء القبر وتوسعه. واما الاربعۃ التی يجتنبها فالكذب والخيانۃ والنميمۃ والبول علی البدن. Seorang ahli fikih berkata: barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka dia wajib senantiasa mengerjakan empat perkara dan menjauhi empat perkara. Adapun empat perkara yang wajib dia kerjakan adalah senantiasa menjaga shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an dan memperbanyak bertasbih karena sesungguhnya itu semua dapat menerangi dan memperluas kuburnya. Adapun empat perkara yang wajib dijauhi adalah dusta, khianat, adu domba, dan kencing mengenai badan. Dawuh ahli fikih di atas dapat dijabarkan bahwasanya jika manusia ingin selamat dari siksa kubur maka dia wajib mengerjakan empat hal. Pertama, senantiasa menjaga shalat. Al-Ghazali dalam Mukasyafatu al-Qulub (h. 178) mengutip sebuah hadis dari Abu Na’im, من ترك الصلاۃ متعمدا كتب ﷲ اسمه علی باب النار ممن يدخلها. Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja maka Allah akan menuliskan namanya di atas pintu neraka dari yaitu nama orang yang memasukinya (neraka). Secara implisit hadis di atas menegaskan bahwa orang yang sengaja meninggalkan shalat maka dia akan di azab di alam kubur dan namanya terdaftar sebagai penghuni neraka di akhirat. Setiap roh dalam alam kubur akan melihat tempatnya di akhirat apakah surga ataukah neraka. Kedua, senantiasa bersedekah. Orang yang suka bersedekah akan senantiasa mendapatkan rahmat Allah sehingga selamat dari siksa, sebaliknya orang yang enggan menginfakkan sebagian hartanya maka dia harus siap menerima siksa. Sebagaimana wasiat Nabi kepada sahabat Ali bin Abi Thalib : “wahai Ali, orang yang dermawan itu dekat dengan Allah dekat dengan rahmaNya dan jauh dari azabNya. Orang yang bakhil itu jauh dari Allah jauh dari rahmatNya dan dekat dengan azab-Nya.” (Syarh Minahus saniyyah, h. 8). Bersedekah merupakan sebuah tanda bahwa segala sesuatu yang dimiliki manusia hakikatnya bukanlah miliknya melainkan milik Allah yang harus dibagikan kepada sesama. Allah membagikan rezeki berupa uang atau makanan tidak langsung jatuh dari langit melainkan melalui washilah atau perantara orang lain. Ketiga, senantiasa membaca Al-Qur’an. Banyak dalil yang menyatakan bahwa Al-Qur’an dapat membedakan siksa kubur di antaranya adalah pernyataan Syekh Abdullah bin Mas’ud yang dikutip dari sebuah situs yang Syekh Muhammad Saalih al-Munajjid sebagai pengawas umum sebagai berikut. من قرا ( تبارك الذی بيده الملك ) كل ليلۃ منعه ﷲ بها من عذاب القبر Barang siapa yang membaca surat al-mulk setiap malam maka Allah akan mencegahnya dari siksa kubur. Keempat, senantiasa bertasbih, mensucikan Allah. Dalam Shahih Bukhari Muslim dikatakan bahwa kalmat tasbih ringan pengucapannya tetapi berat timbangan (amalnya). Adapun empat hal yang wajib dijauhi agar terhindar dari siksa kubur adalah sebagai berikut: Pertama dan kedua, berdusta dan khianat. Orang berdusta dan khianat mengindikasikan bahwa dia seorang munafik. Sebagaimana wasiat Nabi kepada sahabat Ali bin Abi Thalib “ wahai Ali, tanda munafik ada tiga yaitu ketika berbicara ia dusta, ketika berjanji ia ingkar dan ketika dipercaya ia khianat. ( Syarah minahus saniyah/16). Ketiga, adu domba. Allah melarang manusia mengadu domba orang lain. Sebagaimana firmanNya “ dan janganlah kamu ikuti siapapun yang mengobral sumpah lagi berkarakter rendah, yang suka mencela yang suka mengadu domba (Q.S. Al-Qalam ayat 10-11) Keempat, percikan kencing yang mengenai badan atau pakaian. Sebagaimana hadis Nabi yang dikutip oleh Syekh Abdurrahim dalam Syarah Daqoiqul Akhbar,14. Sungguh Nabi bersabda “ Bersihkanlah dari kencing karena kebanyakan siksa kubur berasal dari kencing.”
AKURAT.CO, Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang wajib kita imani adalah adanya alam kubur atau alam barzakh. Alam kubur merupakan penghubung antara kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Mereka yang sudah berada di alam kubur maka akan kekal di sana hingga datangnya hari kiamat. Di alam kubur inilah manusia akan mulai mendapat balasan dari apa yang dikerjakannya selama hidup di dunia. Ada yang diganjar dengan kelapangan alam kuburnya, ada pula yang mendapat siksa sebagai buah atas apa yang dikerjakannya di dunia. Dalam kacamata awam tentu akan sulit untuk menilai siapa yang bakal mendapat rahmat atau siksa-Nya di alam kubur nanti. Sebab, Allah SWT maha berkehendak atas segala sesuatu. Seperti yang sudah dikatakan Allah Ta'ala dalam QS. Al-Zalzalah:7-8) bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasannya.
Atas dasar itu sebaiknya kita tidak perlu menghakimi orang ketika di dunia. Sebab, di alam kubur ada yang selama hidupnya dikenal ahli ibadah namun disiksa di alam kubur hanya karena perkara tusuk gigi. Sementara ada pula orang yang mendapat rahmat di alam kubur berkat kebaikannya membiarkan seekor serangga yang mengisap tinta penanya. Ibnu Qayim mengemukaan hal-hal yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur. Pertama, selama hidup di dunia harus sebisa mungkin menghindari perkara yang mampu mendatangkan siksa kubur kelak. Untuk menghindari azab yang pedih di alam kubur ini, seseorang harus senantiasa mengevaluasi segala perbuatannya. Langkah yang paling sederhana adalah dengan mengingat-ingat apa yang dilakukannya setiap hari sebelum tidur. Dengan cara ini seseorang akan dapat menimbang baik buruknya amalan yang dikerjakan setiap hari dan selalu berusaha untuk memperbaikinya. Kedua, mengamalkan amalan-amalan yang bisa menghindarkan diri dari siksa kubur. Ibnu Qayim secara lebih rinci menyebutkan amalan-amalan tersebut. Menurut hadis yang diriwayatkan Al-Miqdam bin Ma’fi Yakrib, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa salah satu ‘keistimewaan’ orang yang mati syahid adalah dilindungi dari siksa kubur. Tidak hanya itu, dalam hadis lainnya Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa keutamaan membaca QS. Al-Mulk adalah akan dihindarkan dari siksa kubur. Meski demikian, hadis ini menurut Imam Tirmidzi adalah hadis gharib (berada di pertengahan antara dhaif dan sahih). Sedangkan Syekh Said bin Muhammad Ba'asyin dalam Busyral Karim menjelaskan bahwa seseorang yang membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 40 kali menjelang kematiannya maka ia akan terhindar dari siksa kubur yang pedih. Wallahu a'lam.[]
(Ilustrasi: islam.ru) (Ilustrasi: islam.ru)
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Amalan dan Peristiwa Penting Dzulqa'dah |