Sebuah ... berfungsi untuk mendekodekan sinyal stereo multiplex

14. Yang disebut hak khiar dalam jual beli ialah hak untuk .... memilih barang-barang yang akan dibeli membatalkan jual beli yang ber- a. b. C. d. lak … u meneruskan jual beli yang diren- canakan meneruskan atau membatalkan jual beli ​

mohon dijawab yang mampu menjawabnya dengan benar demi keselamatan pr saya dan teman teman saya yang sudah mempercayakan pada saya​

jawaban informatika kelas 7 halaman 32tolonggg​

Bagaimana cara menggunakan mesin faksmili?tolong dong kak bsk di kumpulin​

buat lah sebuah cerita yang menceritakan zaman sebelum adanya alat komunikasi modern?​

jabarkan hubungan antara pencarian linear(sekuensial) hanya melakukan pengulangan !​

sebutkan contoh dalam kehidupan decomposition!​

apakah berpikir dekomposisi sangat membantu anda?jelaskan!​

C. Struktur Data 2 ikat kangkung 1 bungkus tahu 1/2 kg bawang merah 1 kg tomat 2 kg cabai merah 3 ikat bayam Gambar 2.4 Contoh Daftar Belanja Dalam ke … hidupan sehari-hari, kalian pasti pernah mengetahui data yang disusun dalam bentuk sebuah daftar (dalam bidang Informatika, biasanya disebut list). Contoh: daftar belanja ibu yang dibawa ketika ibu akan ke pasar, daftar siswa dalam sebuah kelas. Daftar tersebut ada yang memiliki keterurutan dan ada yang tidak. Daftar nama siswa dalam sebuah kelas mungkin terurut berdasarkan alfabet. Daftar belanja ibu mungkin tidak memiliki keterurutan tertentu sehingga tidak menjadi masalah kalau ibu membeli tomat terlebih dahulu sebelum membeli wortel, atau ibu membeli keduanya bersamaan, atau ibu membeli wortel terlebih dahulu sebelum membeli tomat. Dapatkah kalian menyebutkan contoh lain data yang disampaikan dalam bentuk daftar? Apakah contoh daftar yang kalian sebutkan, diurutkan berdasarkan aturan tertentu?​

sebutkan cross cutting apsect... tolong ya kak! ​

plis bantuuuuuuuu :((​

1.) pada sebuah benda yang massa nya 2 kg bekerja 2 buah gaya yang besarnya masing2 75 n ke kanan dan 45 n ke kiri. Hitunglah a. brp resultan gayanyab … . brp percepatan nya2.) jika percepatan gravitasi bumi 10 n/kg, hitunglah berat benda yang massa nya masing2 0,5 kg, 2 kg, 10 kg3.) Hitunglah berat sebuah benda yang massa nya 50 kg berada di tempat yang percepatan nya 10 m/s² ​

Nilai n123FOOR4****Nilai /00₁..1.1********0****Nama Subkulit1s2p****3d3s****4p​

tolong kak, pakai cara IPA kls 7(td aku udh tnya tp gada yg jwb² jd ini aku tmbahin poinny)​

help plss cari tau jawabannya. skala utama dn skala nonius. yang bener yaa makasii​

Adi setiap pagi brangkat sekolah berjalan kaki dengan jarak rumah kesekolah 1.500m adi berjalan dengan kecepatan 1m/s jika adi berangkat sekolah jam 0 … 6.40 maka adi sampai sekolah jam berapa? please bantu jawab, besok di kumpul​

perpindahan p dan q berturut-turut adalah? bantu jawab ya​

4. Bayangkanlah kalian dan teman-teman kalian adalah partikel air. Buatlah cerita tentang diri kalian, mulailah dengan wujud air sebagai zat padat ata … u es, uraikanlah perubahan yang terjadi pada diri kalian saat kalian berubah menjadi cair dan kemudian kalian berubah wujud menjadi gas.​

suatu balok memiliki ukuran panjang lebar dan tinggi berturut-turut adalah 10 cm 6 cm dan 8 cm jika massa balok sebesar 120 gram maka massa jenis balo … k tersebut adalah ​

tolong ak stres berat (pake cara)​

5.1     Kompetensi

1.      Mengolah sinyalaudio stereo menjadi sinyal yang siap dipancarkan dalam modulasi FM dengan teknik FDM.

2.      Menganalisa karakteristik filter yang digunakan dalam MPX stereo

3.      Menganalisa pengaruh pergeseran fase terhadap pemisahan kanal

5.2           Dasar Teori

5.2.1    Teknik FDM

Frequency Division Multiplexing yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM (Global System Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km.

Pada sistem FDM, terdiri dari dua peralatan terminal dan penguat ulang saluran transmisi (repeater transmission line):

a.    Peralatan terminal (terminal equipment)

Peralatan terminal terdiri dari bagian kirim yang mengirimkan frekwensi pembicaraan majemuk ke penguat ulang transmisi saluran dan bagian penerima yang menerima arus tersebut dan mengubah kembali menjadi arus pembicaraan seperti semula

b.    Repeater equipment (peralatan penguat ulang)

Repeater equipment terdiri dari pengeras (amplifier) dan equalizer yang fungsinya masing masing untuk mengkompensiir redaman dan kecacatan redaman (attenuation distortion), sewaktu transmisi melewati saluran antara kedua repeater masing-masing.

FDM tidak hanya digunakan untuk pengiriman dari titik ke titik, tapi dapat juga dengan cara multidrop. Dengan cara ini, setiap penerima hanya mengambil sinyal data sesuai dengan frekuensi yang sudah ditentukan dan data yang lain diteruskan ke tujuan yang bersangkutan.

5.2.2    Transmitter FM Stereo

Blok Diagram Pemancar FM Stereo

Blok diagram Pemancar FM Stereo. Dalam sebuah pemancar FM (Frequency Modulation), proses modulasi mengakibatkan perubahan frekuensi sinyal pembawa berupa deviasi frekuensi yang besarnya sebanding dengan amplitude sinyal pemodulasi (pesan). Berbeda dengan pemancar AM pada umumnya, pemodulasian dilakukan pada tingkat modulator yang merupakan awal dari tingkat osilator.

Untuk lebih jelasnya kita perhatikan blok diagram sebuah pemancar FM sederhana :

Gambar 5.1         Blok Diagram Pemancar FM Stereo

1. Encoder

Bagian ini merupakan tahapan awal masukan yang berasal dari audio-prosessor dan hanya ada pada system pemancar FM stereo.Pada system pemancar mono bagian ini tidak ada. Encoder mengubah sinyal perbedaan L dan R menjadi sinyal komposit 38 kHz termodulasi DSBSC.

2. Modulator FM/PM

Modulator FM (Frequency Modulation) atau dapat juga berupa modulator PM (Phase Modulation). Prinsip dasarnya adalah sebuah modulator reaktansi. Pada FM, sinyal audio level daya rendah mengguncang reaktansi kapasitif dari varaktor deoda untuk menghasilkan deviasi frekuensi osilator. Amplitudo tertinggi sinyal audio berakibat pada turunnya nilai kapasitansi (naiknya reaktansi kapasitif) varaktor sehingga frekuensi osilator berada pada nilai tertinggi.Sebaliknya, pada level terendah sinyal pemodulasi, berakibat pada naiknya kapasitansi (turunnya reaktansi kapasitif) varaktor sehingga frekuensi osilator berada pada nilai terendah. Lebar deviasi tidak lebih dari 75 kHz untuk setiap sisi atau 150 kHz secara keseluruhan.

3. Osilator

Membangkitkan getaran frekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi lingkartala dari generator tala yang pada umumnya menggunakan resonator parallel berupa LC jajar. Nilai C dibangun sebagian atau keseluruhan menggunakan varaktor deoda yang ada pada bagian modulator (untuk tipe modulator dengan varaktor).Pada FM komersial, frekuensi kerja osilator mulai 87,50 MHz s/d 108,50 MHz untuk FM II dan 75,50 MHz s/d 96,50 MHz untuk FM I.

4. Buffer (Penyangga)

Penyangga (buffer) berfungsi menguatkan arus sinyal keluaran dari osilator. Sebuah penyangga identik dengan rangkaian dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah sehingga sering digunakan emitor follower pada tahap ini.

5. Driver (Kemudi)

Rangkaian driver berfungsi mengatur penguatan daya (tegangan dan arus) sinyal FM dari penyangga sebelum menuju kebagian penguat akhir.Pada system pemancar FM sering digunakan penguat kelas A untuk menjamin linieritas sinyal keluaran. Mengingat efisiensi penguat kelas A yang rendah (hanya sekitar 30%), maka perlu beberapa tingkatan driver sebelum penguat akhir (final amplifier). Pada tahap driver, penggunaan tapis -lolos-bawah sangat dianjurkan untuk menekan frekuensi harmonisa.

6. PenguatAkhir (Final Amplifier)

Bagian penguat akhir merupakan unit rangkaian penguat daya RF efisiensi tinggi, untuk itu sering dan hampir selalu digunakan penguatdaya RF tertala kelas C karena menawarkan efisiensi daya hingga “100%”. Bagian akhir dari penguat akhir mutlak dipasang filter untuk menekan harmonisa frekuensi.

7. Antena

Mengubah getaran listrik frekuensi tinggi menjadi gelombang elektromagnetik dan meradiasikannya ke ruang bebas.Jenis antenna sangat berpengaruh pada pola radiasi pancaran gelombang elektromagnetik.

8. CatuDaya (Power Supply)

Catu daya harus mampu mensuplay kebutuhan daya listrik mulai dari tingkat modulator – osilator sampai tingkat penguat akhir daya RF. Pemasangan shelding pada blok pen-catu daya merupakan hal penting untuk system pemancar FM, selain itu pemakaian filter galvanis sangat dianjurkan untuk menekan sinyal gangguan pada rangkaian jala-jala dan sebaliknya.

Dalam sebuah blok diagram pemancar FM stereo seperti gambar di atas, untuk dapat bekerja dengan baik, diperlukan penalaan rangkaian. Dalam system pemancar FM modern, tingkat encoder sampai dengan driver telah tersedia dalam bentuk modul yang dikenal dengan istilah Excitter FM Stereo.Pada modul semacam itu tidak diperlukan penalaan rangkaian secara manual karena rangkaian tala sudah dirancang sedemikian rupa untuk dapat bekerja pada bidang yang lebar, sehingga penalaan hanya dilakukan pada bagian input dan output penguat akhir daya RF.

5.2.3    Receiver FM stereo

Receiver atau Penerima berfungsi untuk menerima gelombang yang dipancarkan oleh pemancar untuk kemudian memilih dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat didengar sesuai dengan suara yang ditangkap oleh sistem penerima. Di dalam penerima, pesan asli yang dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses pengembalian pesan asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati setelah melalui beberapa tahapan proses pada tiap bagian blok diagram radio penerima FM.

Berikut ini gambar Blok diagram radio penerima FM Stereo



 

Gambar5.2          Blok diagram radio penerima FM Stereo

Penjelasan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

·         Antena: Menangkap gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar radio.

·         Penala  (Tuner): memilih sinyal dari stasiun pemancar (FRF) yang diinginkan dengan cara membuat suatu rangkaian resonator yang frekuensi resonansinya dapat diubah-ubah (digeser). Daerah kerja penala tergantung dari frekuensi yang akan diterima dan menurut aturan internasional FM = 88 – 108 MHz.

·         Penguat RF (RF Amplifier) : menguatkan sinyal RF dari stasiun pemancar yang telah ditala oleh penala (tuning).

·         Pencampur (Mixer) : mencampur sinyal yang diterima dari penala yang telah dikuatkan RF Amp. dengan sinyal dari oscilator. Output pencampur mempunyai keluaran yang kompleks karena terdiri dari banyak frekuensi, namun karena ditala oleh pada frekeunsi IF maka diperoleh sinyal dengan frekuensi IF = 10,7 MHz.

·         Osilator Lokal (Local Osc.) : membangkitkan gelombang listrik kontinyu dengan frekuensi tertentu. Fosc untuk FM berkisar dari 98,7 MHz – 118,7 MHz.

·         Penguat IF (IF Amp.) : menguatkan sinyal frekuensi antara (FIF = 10,7 MHz) hasil keluaran dari pencampur. Penguat IF sangat penting karena kekuatan sinyal mengalamai pengurangan selama proses pencampuran (mixing)  sehingga sinyal IF perlu dikuatkan kembali untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima.

·         Limitter: rangkaian yang mempunyai amplitudo output yang konstan untuk semua input yang melebihi level tertentu dengan tujuan menghilangkan noise pada penerima FM. Rangkaian limitter bekerja dengan sistem membatasi/memotong amplitudo yang menyebabkan noise.

·         FM Detector= Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut FM detektor. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo.

·         AFC (Automatic Frequency Control): Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidakstabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa.

·         Decoder Stereo : rangkaian yang berfungsi untuk mendekodekan sinyal stereo multiplex (signal stereo multiplex) yang dipancarkan oleh pemancar FM stereo. Jadi, untuk menghasilkan suatu stereo penerima radio FM harus menerima siaran stereo serta memiliki rangkaian decoder setereo yang dipasang setelah rangkaian FM Detector (discriminator).

·         Penguat Audio (AF Amp.) : rangkaian yang berfungsi menguatkan sinyal audio (informasi) agar memiliki daya yang cukup kuat untuk menggerakkan beban loudspeaker. Pada penerima FM stereo maka AF amplifier yang diterapkan juga AF Amplifier stereo untuk menguatkan sinyal AF kiri (left) dan sinyal AF kanan (right).

·         Loudspeaker: tranduser yang berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal listrik audio menjadi sinyal suara akustik yang dapat didengar. Pada radio penerima FM stereo karena AF Amplifiernya stereo maka loudspeakernya juga diperlukan 2 unit, yaitu LS left dan LS right.

5.2.4    LPF

            Rangkaian LPF dapat beupa induktor yang diberi diagram sumber dari beban sebuah kapasitor yang diparalel. Reaktansi induktor akan menahan frekuensi yang tinggi. Kapasitansi kapasitor memberikanjalur yang lebih baik untuk frekuensi tinggi pada beban. Pada cara ini kedua reaktansi bekerja melemahkan frekuensi tinggi dan membiarkan frekuensi rendah melewatkan beban.

Gambar 5.3 Rangkaian dan frekuensi respon LPF

Untuk R ≥ T tegangan pada R yaitu VR adalah jauh lebih besar daripada Vο, tegangan pada C, karena R ≥ Wc oleh karena itu.

                                      VR  > Vc

            = V1/R  =>  di/dt = V1/R => C1 dV2/dt2 = V1/R

Oleh karena itu Vc = Vo maka Vo = 1/Rc ∫V1 . dt, Low pass filter dalam keadaan ini berfungsi sebagai rangkaian integrator.

5.2.5    Penjumlahan dan Pengurangan R dan L

R dan L adalah Right canal dan Left canal saat transmisi sinyal :

Gambar 5.4Rangkaian penjumlahan dan pengurangan sinyal R dan L

Sinyal Left canal dan right kanal adalah sinyal yang dipisah saat pengiriman sinyal stereo. Sinyal R+L dan sinyal R-L. Untuk sinyal stereo dapat digunakan pada sinyal R+L dan R-L atau boleh dibilang receiver stereo dapat menerima kedua sinyal tersebut. Sedangkan untuk receiver mono hanya bisa salah satu diantara keduanya, yaitu R+L saja atau R-L saja.

5.2.6    Frekuensi Generator

            Sinyal 38KHz merupaka sinyal subpembawa. Receiver akan perlu membangkitkan sebuah sinyal pembawa sinyal 38KHZ untuk tujuan penyisipan kembali dan tepat pada frekuensi transmiter. Pada praktek nya informasi stereo dihasilkan dengan cara menambahkan sinyal yang dipancarkan dengan cara dimodulasikan sinyal selisih antara kanal kiri kanan ( L – R) pada sebuah sinyal 38KHz yang sering disebut DSBSC.

5.2.7    BPF (Band Pass Filter)

                     

Gambar 5.5 Rangkaian penjumlahan dan pengurangan sinyal R dan L

Band pass filter adalah rangkaian resonansi pararel. Dalam hal ini fungsi transfer harus dinyatakan sebagai fungsi dari arus, karena tegangan pada rangkaian adalah bersama-sama untuk masukan dan keluaran seperti persamaan :

                           H(w) = i0/i1                        dimana io : arus keluaran (A)

                                                                           i0  : arus masukan (A)

prinsip BPF digunakan dalam jenis tertentu dari pengali frekuensi dalam contoh ini frekuensi sinyal telah dikalikan tiba ketika melewati filter.

5.2.8    Phase Filter

Macam Filter fasa :

1.      Filter fasa linier

Sebuah filterfasa linierbiasanya digunakan ketikafilterkausaldiperlukanuntuk memodifikasisinyalbesarnyaspektrumsambil menjagasinyalgelombangwaktu-domainsebanyak mungkin. Filterfasa liniermemiliki responimpulssimetris, misalnya :


Kendalasimetris-impuls-respon berarti bahwafilterlinier-fase harusFIR filter, karenafilterrekursifkausaltidak dapat memilikirespon impulsesimetris.

setiaprespon impulssimetris realsesuai denganfrekuensi nyata dikali jangka wakturesponlinearfase (), dimana   adalah sebuah kemiringan dari fasa linier.

Fasa linierseringkaliideal karenabentuk filter fasa () sesuai dengan bentukfasepenundaan.

2.      Filter fasa nol

Sebuah filter nol-fase adalah kasus khusus dari filter linier-fase di mana kemiringan fase adalah . Respon impuls nyata () dari filter fasa nol adalah genap. Artinya ia memenuhi :

Perhatikan bahwa setiap sinyal genap adalah simetris, tapi tidak setiap sinyal simetris adalah sinyal genap. Untuk menjadi genap, sinyal itu harus simetris pada waktu 0.

Sebuah filter fasa nol tidak dapat kausal, namun dalam banyak aplikasi off-line, seperti ketika penyaringan file suara pada disk komputer, kausalitas adalah bukan suatu keharusan, dan filter fasa nol yang paling sering disukai.Sebuah respon frekuensi nyata memiliki fase nol bila hasilnya positif, dan fase  ketika negatif.

5.2.9    Demultiplexing Stereo

            Multiplexing adalah teknik untuk menyampaikan informasi dengan proses pengabungan berupa sinyal dengan menempelkan pada frekuensi yang berbeda tetapi dapat dipantas secara bersama pada fasilitas transmisi bersama alat yang digunakan adalah multiflexer. Sedangkan demultiflexer stereo merupakan proses yang digunakan untuk memisah kembali sinyal yang digabungkan menjadi satu sinyal yang dikehendaki oleh masing-masing antara receiver, untuk itu digunakan alat demultiplexer.

Sinyal input pada demultiplexer didapatkan dari sinyal output dari counter, sinyal output dari demultiplexer setelah diinvert nantinya akan dihubungkan dengan saklar elektronis. Sehingga apabila ada sinyal dari decoder/ demultiplexer adalah active low sehingga diperlukan suatu inverter untuk membalik logic dari sinyal output decoder/ demultiplexer sehingga sinyal output ini nantinya dapat digunakan sebagai terbuka dan tertutupnya pada saklar elektronis secara otomatis

5.2.10  Filter

Filter berfungsi memisahkan sinyal yang dikehendaki dari sinyal lain dan untuk memperkecil pengaruh derau filter akan mengubah amplitudo fasa sinyal sinusioda.

Fungsi transfer filter (H) = Vo/V­­i

            Fungsi transfer filter adalah fungsi frekuensi jika sinyal masukan adalah sinus dengan amplitudo x dan fasa Өx , sinyal keluaran y dengan fasa Өy , maka

H(P) = |H(f)| < |Ө| = y/x < Өx –dy

5.2.11  Subscarrier 38 kHz

            Subcarrier merupakan sinyal analog atau digital terpisah yang dibawa pada transmisi radio yang membawa informasi seperti suara atau data. Secara teknik, ini disebut sinyal termodulasi, yang mana dimodulasi menjadi sinyal lain atau frekuensi dan bandwidth yang lebih tinggi. Penyiaran stereo menjadi mungkin karena penggunaan subcarrier pada stasiun radio FM, yang mana mengambil channel kiri dan mengurangi channel kanannya – yaitu dengan mengaitkan kabel channel kanan ke belakang (membalikan polaritas) lalu menggabungkannya ke kekiri dan membalikan ke kanan. Hasilnya kemudian dimodulasi dengan suppress carrier AM, lebih tepatnya disebut sum and difference modulation (SDM), pada sinyal FM 38 kHz, dimana digabungkan pada 2% modulasi dengan mono left + right audio ( dengan range 50 Hz – 15 kHz).

5.2.12  Pilot 19 kHz

Pada Pemancar FM stereo, Pilot 19 kHz mengindikasikan bahwa terdapat informasi sterophobik pada 38 kHz ( 19 x 2, harmonic kedua pilot). Penerima melipatgandakan frequensi pilot dan menggunakannya sebagai referensi fasa untuk melakukan demodulasi informasi stereo.

            Jika tidak ada kehadiran frekuensi Pilot 19 kHz, maka sinyal dengan range 25 – 53 kHz diabaikan oleh penerima. Band pelindung berupa ± 4 kHz (15-23 kHz) melindungi sinyal pilot dari interferensi dari sinyal suara baseband (50 Hz – 15 kHz) dan dari lower sideband dari sinyal informasi dual sideband (23 – 53 kHz). Harmonisa ketiga dari pilot (19 x 3 atau 57 kHz) digunakan dalam sistem data radio.

5.2.13  Jenis-jenis modulasi Amplitudo

1.     Modulasi AM

Modulasi amplitudo merupakan proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal pembawa sesuai dengan sinyal pemodulasinya.
Ada beberapa jenis modulasi amplitudo, yaitu:

·   AM Double Side Band-Suppresed Carrier (AM-DSB-SC)

Jenis transmisi DSBSC (Double Side Band Suppressed Carriermerupakan jenis transmisi sinyal termodulasi AM dimanakomponen pembawanya telah ditekan menjadi nol. Pada jenis ini, lebar bidang yang dibutuhkan sama dengan lebar bidang yang dibutuhkan pada transmisi DSBFC.

·   AM Double Side Band-Full Carrier (AM-DSB-FC)

Sinyal termodulasi AM terdiri dari tiga komponen yaitu komponen pembawa, komponen bidang sisi atas, dan komponen bidang sisi bawah. Sinyal ini dapat ditransmisikan atau dipancarkan secar keseluruhan ke arah penerima. Transmisi semacam ini disebut transmisi DSBFC (Double Side Band Full Carrier)

·   AM Single Side Band (AM-SSB)

Sinyal AM-SSB adalah jenis transmisi yang dimana proses transmisinya hanya terdiri dari satu band saja baik itu LSB maupun USB. Jenis transmisi ini sangat efektif karena lebar bidang yang sempit dan juga bias menghemat daya pancar.

·   AM Independent Side Band (AM-ISB)

Dalam SSB pembawa dan satu jalur sisi dihapus, dapat digunakan oleh jalur-sisi informasi lain dengan cara memodulasi sinyal informasi lain dengan pembawa yang sama. Dikenal dengan transmisi jalur sisi berdiri sendiri (ISB).

·   AM Vestigial Side Band (AM-VSB)

Vestigial sideband (VSB) adalah jenis modulasi (AM) teknik amplitudo (kadang-kadang disebut VSB-AM) yang mengkodekan data dengan memvariasikan amplitudo frekuensi pembawa tunggal. Bagian dari salah satu sidebands berlebihan dikeluarkanuntuk membentuk sinyal sideband vestigial - disebut demikian karena sisa-sisa sisa sideband.

1.      Modul FM Multiplexer

2.      Modul FM Demultiplexer

3.      AFG

4.      Osiloskop Double Trace

5.      Frekuensi Counter

6.      Kabel Konektor

7.      Catu Daya

5.4           Cara Kerja

5.4.1    Filter LPF 15 kHz

1.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 1kHz dengan amplitudo sebesar 0,2 Vpp pada input L atau R

2.      Mengamati sinyal keluaran, mengukur besar harga puncak ke puncak, lalu menghitung gainnya (Vo/Vi).

3.      Naikkan frekuensi sesuai tabel percobaan, ukur besar harga puncak ke puncak, lalu hitung gainnya(Vo/Vi).

4.      Buatlah grafik penguatan (dB) terhadap frekuensi bandingkan dengan teori dan dengan simulasi EWB   

5.4.2    Karakteristik Pre-Emphasis

1.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 1kHz dengan amplitudo sebesar 0,2 Vpp pada input preemphasis

2.      Mengamati sinyal keluaran, mengukur besar harga puncak ke puncak, lalu menghitung gainnya (Vo/Vi).

3.      Naikkan frekuensi sesuai tabel percobaan, ukur besar harga puncak ke puncak, lalu hitung gainnya(Vo/Vi).

4.      buatlah grafik penguatan (dB) terhadap frekuensi bandingkan dengan teori dan dengan simulasi EWB   

5.4.3    L+R dan L –R

5.4.3.1 L+R

1.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 1kHz dengan amplitudo sebesar 0,5 Vpp pada salah satu input L atau R.

2.      Amati sinyal pada keluaran L+R catat amplitudonya

3.      Gabungkan Input L dan R  amati sinyal outputnya catat amplitudonya

5.4.3.2 L – R

1.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 1kHz dengan amplitudo sebesar 0,5 Vpp pada salah satu input L atau R.

2.      Amati sinyal pada keluaran L –R  catat amplitudonya

3.      Gabungkan Input L dan R  amati sinyal outputnya catat amplitudonya

5.4.4    AMDSBSC

1.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 1kHz dengan amplitudo sebesar 0,5 Vpp pada salah satu input L atau R.

2.      Posisi phase shifter pada 0° amati bentuk gelombang pada keluaran modulator balans dan gambar

3.      Amati sinyal keluaran jika tanpa sinyal modulasi masukan, masih adakah sinyal carier ? mengapa ?

5.4.5    Generator Frekuensi

1.      Amati bentuk gelombang 38 kHz pada keluaran generator frekuensi bandingkan dengan bentuk gelombang setelah melalui BPF dan gambar kedua sinyal tersebut.

2.      Amati bentuk gelombang 19 kHz pada keluaran generator frekuensi bandingkan dengan bentuk gelombang setelah melalui BPF dan gambar kedua sinyal tersebut.

3.      Ukurlah frekuensi sinyal tersebut dengan frekuensi counter.

1.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 1kHz dengan amplitudo sebesar 0,5 Vpp pada input L.

2.      Phase shifter pada posisi 0°, hubungkan output MPX dengan input deMPX kemudian amati sinyal output L dan R deMPX setelah difilter. Pada kanal L akan terdapat sinyal dan pada kanal R nol, bila kanal R tidak sama dengan nol aturlah (L+R) dan (L –R) hingga sinyal kanal R nol (pengaturan pemisahan kanal)

3.      Mengumpankan sinyal dari AFG sebesar 2kHz dengan amplitudo sebesar 0,5 Vpp pada input R.

4.      Amati keluaran pada output L dan R deMPX setelah difilter, Amati pengaruh Phase Shifter pada 0°,180°, Adjust, Uncarrier

5.      Gambarlah sinyal yang dianjurkan asisten.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA