Sebutkan 3 tujuan dari Partai Nasional Indonesia

Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah partai politik nasionalis di Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. PNI didirikan oleh Presiden Pertama RI Soekarno sebelum kemerdekaan. Setelah kemerdekaan PNI baru memasok sejumlah perdana menteri, dan berpartisipasi dalam sebagian besar kabinet pada 1950-an dan 1960-an. Namun Partai ini dilebur secara paksa menjadi Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1973 oleh Presiden Kedua RI Soeharto. [note 1]

Sebutkan 3 tujuan dari Partai Nasional Indonesia

Partai Nasional Indonesia

Ketua umumSoekarnoPendiriSoekarno (Ketua)
Tjipto Mangoenkoesoemo
Mr. Budhyarto Martoatmodjo
Iskak Tjokroadisurjo (Sekretaris/Bendahara)
Samsi Sastrawidagda (Anggota)
Sartono (Anggota)
Sunario Sastrowardoyo (Anggota)
Ir. Anwari (Anggota)Dibentuk4 Juli 1927 (1927-07-04)Dibubarkan10 Januari 1973 (1973-01-10)Digabungkan denganPartai Demokrasi IndonesiaDiteruskan olehPartai Demokrasi Indonesia PerjuanganIdeologiNasionalisme Kiri
Pancasila Marhaenisme

 

Propaganda PNI pada tahun 1920-an

 

Foto para pendiri PNI yang merupakan arsip dari gedung Museum Sumpah Pemuda.

  • 1927

Didirikan tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo.[2] Selain itu para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club (ASC) yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.

  • 1928

Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia

  • 1929

PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja

  • 1930

Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.[3] Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato Indonesia Menggugat dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.

  • 1931

Pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931.[3] Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partai Indonesia akhirnya membentuk PNI-Baru atau Pendidikan Nasional Indonesia. Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. [note 2]

  • 1933

Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores sampai dengan 1942.

  • 1934

Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan 1942.

  • 1955

PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.

  • 1973

PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia[note 3]

  • 1998

Dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia, PNI didirikan kembali.

  • 1999

PNI menjadi peserta pemilu 1999.

  • 2002

PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai oleh Sukmawati Soekarnoputri, anak dari Soekarno.

  • Dr. Tjipto Mangunkusumo
  • Mr. Sartono
  • Mr Iskaq Tjokrohadisuryo
  • Mr Sunaryo
  • Ir. Soekarno
  • Moh. Hatta
  • Gatot Mangkoepradja
  • Soepriadinata
  • Maskun Sumadiredja
  • Amir Sjarifuddin
  • Wilopo
  • Hardi
  • Suwiryo
  • Ali Sastroamidjojo
  • Djuanda Kartawidjaja
  • Mohammad Isnaeni
  • Supeni
  • Sanusi Hardjadinata
  • Sarmidi Mangunsarkoro

  • Partindo
  • PNI Baru
  • PNI Marhaenisme
  • PNI Supeni
  • PNI Massa Marhaen
  • Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
  • PNI Front Marhaenis
  • Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)
  • Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
  • Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK)
  • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)

  • Algemeene Studie Club (ASC), (1926).
  • Marhaenisme, (1926-1927).
  • Perserikatan Nasional Indonesia, 4 Juli (1927).
  • Indonesia Menggugat, (1930)
  • Fikiran Ra'jat, (1932).
  • Pancasila, (1945).
  • Nasonalisme, Agama, Komunisme, (1956)
  • Manifesto politik, Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia (Manipol-Usdek), (1959).
  • Games of the New Emerging Forces (Ganefo), (1962).
  • Sarinah, (1963)
  • Unifikasi Indonesia Raya, 1920-1950-an.
  • Unifikasi Mafilindo (Malaya, Filipina dan Indonesia), 1963.
  • Vivere pericoloso, (1964).
  • Trisakti, (1964).
  • Berdikari, (1965).
  • Conference of The New Emerging Forces (Conefo), 7 Januari (1965)
  • Gerakan 30 September, 1 Oktober (1965)
  • Nawa Aksara, 22 Juni (1966).
  • Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, 17 Agustus (1966).
  • Surat Perintah Sebelas Maret, 11 Maret (1966)
  • De-Soekarnoisasi, (1967-1998).

  • (Indonesia) PNI-Supeni
  • (Indonesia) PNI-Massa Marhaen

  1. ^ Adam Malik dalam buku ini menjelaskan bahwa dipilihnya tanggal 4 Juli itu bukan merupakan sebuah kebetulan akan tetapi lebih berkaitan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat yang mana sejarah mencatat bahwa proklamasi kemerdekaan Amerika berlangsung pada tanggal 4 Juli 1776 di Philadelpia dan pidato Soekarno pada Sidang Umum PBB ke-XV tanggal 30 September 1960 dengan judul Membangun Dunia Kembali (To Build The World a New)[1]
  2. ^ Tujuan pokok Partindo sama dengan PNI-Lama, yaitu mencapai Indonesia merdeka dengan menjalan kan politik non-kooperasi terhadap pemerintahan Belanda. Tindakan Sartono ini mendapat reaksi keras dari anggota PNI-Lama, di antaranya Hatta dan Sutan Sjahrir, serta golongan yang tidak menyetujui dengan pembubaran ini. Mereka membentuk Golongan Merdeka dan menjadi organisasi baru bernama Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru). Partindo dan PNI-baru bersaing dalam memperoleh simpati rakyat.
  3. ^ Salah satu cara rezim Orde Baru mengkontrol partai politik dalam pluralitas demokrasi melalui penyederhanaan seluruh golongan sosial politik menjadi tiga partai di Indonesia. Hal ini kemudian dilegitimasi melalui keluarnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar.

  1. ^ Malik, Adam (1982). Mengabdi republik, Gunung Agung. 
  2. ^ "Riwayat Berdirinya PNI". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2016-07-15. Diakses tanggal 2021-07-27. 
  3. ^ a b "Pergerakan Nasional Indonesia" Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine., Sri Pangestri Dewi Murni - Jurusan Sejarah Fakultas Sastra USU, 2005

  • Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009 (Indonesian Political Parties: Ideologies and Programs 2004-2009 Kompas ISBN 979-709-121-X (Indonesia)
  • Evans, Kevin Raymond, (2003) The History of Political Parties & General Elections in Indonesia, Arise Consultancies, Jakarta, ISBN 979-97445-0-4
  • Gosnell, Harold F. (1958) Indonesians Go to the Polls: The Parties and their Stand on Constitutional Issues in Midwest Journal of Political Science
  • Kahin, George McTurnan (1970), Nationalism and Revolution in Indonesia, Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Liddle, R. William, The 1977 Indonesian and New Order Legitimacy, South East Asian Affairs 1978, Translation published in Pemilu-Pemilu Orde Baru, LP3ES, Jakarta, ISBN 979-8015-88-6 (Indonesia)
  • Ricklefs, M.C. (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Partai_Nasional_Indonesia&oldid=21225181"