Sebutkan dan jelaskan cara penggunaan pada obat pencuci luka

Sebutkan dan jelaskan cara penggunaan pada obat pencuci luka

Obat

Sedang beraktivitas fisik, tapi tanpa sengaja terjatuh hingga luka. Menyakitkan memang.

Sebelum dioleskan obat, Anda bisa membersihkannya terlebih dahulu dengan disinfektan, seperti Rivanol.

Rivanol adalah cairan disinfektan dengan kandungan ethacridine lactate.

Disinfektan ini antara lain dapat digunakan untuk membersihkan dan juga mengompres luka yang membengkak.

Nah, apa lagi manfaat obat Rivanol? Berikut ulasan lengkapnya.

Artikel Lainnya: Anak Terjatuh dan Terluka, Coba Gunakan Bahan Alami Ini

Berikut adalah keterangan Rivanol, mulai dari golongan obat, kandungan, hingga pabrikannya.

1. Kelas Terapi

Disinfektan

2. Kandungan

Ethacridine lactate 0.1%

3. Kemasan

Botol @100 ml, 200 ml, dan 300 ml

4. Produksi

Afi Farma

Rivanol berfungsi sebagai cairan antiseptik yang berguna untuk:

  • membersihkan luka
  • mengompres luka yang membengkak
  • menghambat pertumbuhan kuman
  • membunuh kuman yang berada di luar tubuh
  • mengeringkan luka dan juga
  • menyembuhkan bisul

2. Kontraindikasi

Hindari penggunaan obat Rivanol pada pasien yang hipersensitif terhadap ethacridine lactate.

Artikel Lainnya: Benarkah Vitamin E Bisa Samarkan Bekas Luka? Ini Kata Dokter

Sebelum menggunakan Rivanol, pastikan tangan Anda bersih terlebih dahulu.

Tuangkan cairan ini secukupnya pada kapas, lalu usapkan pada bagian tubuh yang terinfeksi atau luka.

Efek samping yang dapat muncul pada penggunaan Rivanol, di antaranya gatal-gatal, edema, dan juga ruam.

Segera hentikan penggunaan apabila muncul reaksi-reaksi yang tidak diinginkan di atas.

Bagaimana Cara Penyimpanan Rivanol yang Dianjurkan?

Sebaiknya, Rivanol disimpan dan diletakkan di ruang dengan suhu di bawah 30 derajat Celsius dan terlindung dari cahaya matahari langsung.

Apakah Penggunaan Rivanol pada Ibu Hamil dan Menyusui Aman?

Belum ada data yang cukup terkait efek penggunaan ethacridine lactate pada ibu hamil dan menyusui.

Oleh sebab itu, penggunaan obat Rivanol pada dua kelompok ini sebaiknya dikonsultasikan dulu kepada dokter.

Artikel Lainnya: Macam-macam Terapi Luka di Kulit yang Bisa Anda Pilih

Anda masih punya pertanyaan seputar Rivanol dan manfaatnya? Coba tanyakan langsung kepada dokter.

Manfaatkan layanan LiveChat 24 dari aplikasi KlikDokter. Yuk, di-download!

(HNS/AYU)

Diperbaharui: Apt. Evita Fitriani., S. Farm

Ditinjau: Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.Farm

Sebutkan dan jelaskan cara penggunaan pada obat pencuci luka

Klikdokter

Obat-obatan yang sering digunakan untuk tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan [P3K] adalah [1] Obat merah, [2] Betadine, [3] Rivanol, [4] Alkohol 70%, [5] Boorwater, [6] Bioplacenton, [7] Salep minyak ikan, dan [8] Lidah buaya.

Jenis obat-obatan di atas dapat dibeli secara bebas dan mudah didapatkan, tanpa harus mendapatkan resep khusus dari dokter.

Obat merah dan Betadine adalah jenis obat untuk luka ringan yang memiliki fungsi untuk mempercepat penyembuhan dan menghindarkan dari kotoran yang berisi jamur, bakteri, dan virus penyebab infeksi.

Cara menggunakannya dengan mengoleskan obat pada luka.

Sedangkan Rivanol, Alkohol, dan Boorwater memilki fungsi untuk mencucui luka, yang kegunaanya sama dengan betadine untuk mencegah infeksi.

Jadi setelah dibersihkan dengan rivanol, kemudian diolesi dengan betadine / obat merah.

Sedangkan salep minyak ikan, lidah buaya dan bioplacenton adalah obat yang digunakan untuk mengobati luka bakar, karena memiliki khasiat untuk mempercepat proses penyembuhan dan diritasi akibat luka yang terbakar.

Sebutkan obat-obatan yang sering digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan [P3K]

Obat-obatan pertolongan pertama pada kecelakaan atau P3K yang sering digunakan antara lain:

Obat-obatan luka ringan

  1. Betadine.
  2. Obat merah [mercurochroom]

Obat-obatan pencuci luka

  1. Rivanol.
  2. Alkohol 70%.
  3. Boorwater [larutan boric].

Obat-obatan luka bakar

  1. Bioplacenton.
  2. Salep minyak ikan.
  3. Lidah buaya.

Pada kasus luka yang sering terjadi berupa pendarahan, luka yang biasanya telah bercampur dengan kotoran dan berpotensi terdapat jamur, bakteri, serta virus penyebab infeksi, dibersihkan dengan obat pencuci luka lalu diolesi dengan betadine.

Namun pada jenis luka bakar, luka tersebut tidak menggunakan obat merah, melainkan menggunakan salep minyak ikan atau diolesi lender lidah buaya.

Jawabannya

Sebutkan obat-obatan yang sering digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan [P3K]

Obat-obatan P3K antara lain: [1] Betadine, [2] Obat merah, [3] Rivanol, [4] Alkohol 70%, [5] Boorwater [larutan boric], [6] Bioplacenton, [7] Salep minyak ikan, [8] Lidah buaya.

Jawaban di atas dikutip dari buku paket kelas 9 ada halaman 193 194.

Maaf kalau BENAR.

Rekomendasi

  1. 4. Yang tidak termasuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam memberikan pertolongan pertama berikut ini adalah [D]
  2. 5. Salah satu prinsip-prinsip atau sikap ketika melakukan usaha pertolongan pertama pada kecelakaan adalah [D]
  3. 6. Alat yang dipergunakan untuk membalut luka yang sudah ditutup kasa steril adalah [C]
  4. 7. Pembalut yang biasanya digunakan untuk korban yang mengalami kecelakaan seperti patah tulang lengan, luka di kepala atau cedera pada sendi lutut adalah [B]
  5. 2. Sebutkan tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan [P3K] ! [Jawabannya]
  6. 3. Sebutkan prinsip-prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan [P3K] ! [Jawabannya]

Video

Meskipun andal dalam membersihkan luka, cairan infus kurang efektif untuk luka yang terlanjur terinfeksi. Untuk itu, Anda membutuhkan produk antiseptik, seperti alkohol pembersih luka. Antiseptik adalah senyawa kimia yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup seperti kulit atau membran mukosa.


Namun, mengusap luka dengan alkohol akan menimbulkan rasa perih dan terkadang disertai iritasi. Dalam praktiknya, antiseptik aman digunakan pada kulit yang intact, misalnya untuk membersihkan kulit yang akan dilakukan pembedahan atau penyuntikan.


Antiseptik yang umum digunakan dalam praktik klinis adalah povidone iodine, chlorhexidine, alkohol, asetat, dan hidrogen peroksida. Lalu, ada juga asam borat, perak nitrat, perak sulfadiazin, asam hipoklorit, dan ethacridine lactate. 


Beberapa jenis antiseptik seperti hidrogen periksida, rivanol (ethacridine lactate), dan chlorhexidine sudah tidak dianjurkan lagi untuk membersihkan luka. Hal ini karena dari hasil pengamatan sejumlah penelitian, ternyata antiseptik tersebut dapat merusak jaringan kulit dan menghambat penyembuhan luka.

Perawatan luka adalah prosedur penting yang perlu dilakukan ketika mengalami luka atau cedera pada kulit. Kulit adalah bagian tubuh terluas yang membentuk sekitar 16 persen dari berat badan. 

Kulit pun memiliki beberapa fungsi vital, meliputi fungsi kekebalan tubuh, pengaturan suhu, sensasi, dan produksi vitamin. Kulit juga merupakan organ dinamis dalam kondisi perubahan yang konstan. Letaknya yang melingkupi tubuh membuat kulit mudah terluka.

Luka pada kulit, terutama luka terbuka, perlu mendapatkan perawatan yang intensif. Hal ini karena luka terbuka dapat dengan mudah terinfeksi oleh virus dan bakteri penyebab penyakit. Perawatan luka merupakan hal yang mungkin terdengar sepele, tetapi ternyata memiliki peran dan fungsi besar bagi kesehatan tubuh.

Bicara soal luka, perlu diketahui bahwa luka terdiri atas 2 jenis, yaitu:

Luka akut terjadi akibat adanya jaringan yang rusak karena trauma. Luka jenis ini bisa didapatkan secara disengaja, seperti dalam luka prosedur bedah, atau karena kecelakaan yang disebabkan oleh benda tumpul, proyektil, panas, listrik, bahan kimia, atau gesekan. Luka akut biasanya bisa sembuh dengan sendirinya, tanpa memerlukan perawatan yang khusus dan intensif.

Luka kronis adalah luka yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan selama jangka waktu tertentu (biasanya 4 minggu), dan menjadi “mandek” pada fase inflamasi. Luka kronis juga kerap dikaitkan dengan adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik, seperti obat-obatan, gizi buruk, komorbiditas atau pemilihan ganti yang tidak tepat.

Kenapa Dilakukan Perawatan Luka?

Perawatan luka sangat penting untuk dilakukan agar luka tidak semakin parah dan berkembang menjadi luka kronis, infeksi, atau kondisi-kondisi serius lainnya. Perawatan luka yang dilakukan dengan baik juga dapat melindungi luka dari virus dan bakteri penyebab penyakit ke dalam tubuh.

Selain infeksi, risiko komplikasi lain yang dapat terjadi jika luka tidak dirawat dengan baik adalah:

  • Rentang gerak berkurang.
  • Kelainan bentuk.
  • Hilangnya sensasi atau sensasi abnormal
  • Kehilangan penglihatan.
  • Kelumpuhan atau ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh.
  • Cacat fisik.
  • Amputasi.
  • Kelemahan.

Bagaimana Melakukan Perawatan Luka?

Luka yang tergolong ringan biasanya tidak membutuhkan pertolongan intensif dari dokter, atau tidak harus segera dilarikan ke rumah sakit. Pada kasus yang ringan, luka dapat diatasi dan dirawat sendiridengan melakukan pertolongan pertama yang sederhana di rumah. 

Hal terpenting yang perlu diingat adalah selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka, untuk menghindari infeksi.

Setelah itu, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut ini:

  • Hentikan perdarahan jika terus berlanjut. Dengan cara menekan luka dengan lembut menggunakan kain yang steril atau bersih. Posisikan luka menghadap ke atas.
  • Bilas luka dengan air bersih. Daerah di sekitar luka boleh dibersihkan dengan sabun, tapi tidak pada lukanya untuk menghindari iritasi.
  • Jika ada benda kecil tertancap pada luka setelah dibersihkan, gunakan pinset steril (yang telah dibersihkan dengan alkohol) untuk mencabutnya. Jika masih ada yang tertancap, segera cari pertolongan medis guna mengurangi risiko infeksi dan tetanus.
  • Tidak perlu menggunakan cairan hidrogen peroksida, obat merah, atau pembersih mengandung iodine yang dapat mengiritasi jaringan yang sudah terluka.
  • Oleskan krim atau salep antibiotik tipis-tipis untuk membantu menjaga permukaan kulit tetap lembap. Obat ini bisa mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan secara alami. Namun, jika ruam muncul, segera hentikan penggunaan salep.
  • Tutupi luka dengan perban steril untuk membantu menjaganya tetap bersih dan terhindar dari bakteri. Jika luka atau goresannya kecil, tidak usah diperban.
  • Ganti perban secara teratur, paling tidak sekali dalam sehari atau setiap kali perban basah atau kotor.
  • Jika luka cukup dalam, menganga, dan terlihat lemak atau otot, segera ke dokter atau rumah sakit untuk mendapat jahitan atau perawatan lain yang diperlukan.

Kapan Melakukan Perawatan Luka?

Perawatan luka perlu dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi luka. Bahkan pada luka yang kecil atau ringan sekali pun. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi bakteri dan mempercepat proses penyembuhan secara alami.

Di Mana Melakukan Perawatan Luka?

Perawatan luka dapat dilakukan di mana saja, selama menjaga kebersihan dan menggunakan peralatan yang steril. Luka yang ringan bisa dirawat sendiri di rumah, asalkan memiliki peralatan yang dibutuhkan.

Kamu bisa download Halodoc untuk cek kebutuhan perawatan luka, seperti perban, plester, dan lain-lain. Jika luka tak kunjung sembuh atau mengalami gejala lainnya, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. First Aid Tips: How to Treat Burns, Cuts, and Bites.
Healthline. Diakses pada 2022. Sports Injury Treatment.
Health Grades. Diakses pada 2022. Injury.

Diperbarui pada 22 Juni 2022