Seiring dengan berkembangnya suatu bisnis, kompleksitas dalam organisasi dan sistem dalam bisnis turut pula meningkat. Kompleksitas sistem juga dapat terjadi mengikuti proses bisnis yang ada dalam perusahaan termasuk program yang bekerja di dalamnya. Rancangan program yang baik pada umumnya menggunakan pendekatan top-down modular dimana permasalahan dipecah menjadi lebih kecil atau sederhana dan terus akan dipecah sampai pada level tertentu yang paling sederhana. Contoh rancangan top-down modular adalah menu telepon yang berisi log telepon dan pesan. Di dalam log pesan terdapat beberapa folder, seperti kotak masuk, pesan terkirim, draft, dan sebagainya. Mengacu pada pendekatan top-down modular, analis membuat diagram level tinggi (high-level diagram) yang menunjukkan variasi komponen dalam sebuah program berikut seperti apa sebuah program diatur atau diorganisasikan dan dalam cara seperti apa komponen berhubungan satu sama lain menggunakan sebuah diagram yang dikenal dengan Structure Chart. Definisi Structure Chart merupakan chart yang digunakan dalam bidang software engineering yang menunjukkan keseluruhan komponen yang harus diikutsertakan dalam sebuah program pada level atas, dimana komponen ini diatur atau disusun menggunakan format hirarki yang menyiratkan urutan, pilihan, dan perulangan. Dalam kata lain, structure chart menggambarkan rincian dari konfigurasi sistem ke level yang lebih dapat diatur dan lebih sederhana. Pada praktiknya, structure chart secara sederhana dapat berasal dari Data Flow Diagram (DFD). Hanya saja, structure chart merepresentasikan sistem lebih rinci daripada DFD karena pada structure chart, sistem diurai ke dalam modul fungsional yang lebih rendah, menjelaskan fungsi dan sub-fungsi yang lebih rinci dari tiap modul sistem dengan lebih spesifik dibandingkan DFD. Kegunaan Kegunaan diagram secara umum adalah untuk memperlihatkan atau menjelaskan suatu daya yang ditampilkan atau disajikan. Dengan adanya diagram, pengguna atau pihak yang terlibat dapat memahami maksud dari suatu data, sarana, prosedur, dan aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan dalam sebuah sistem. Sama halnya dengan diagram pada umumnya, kegunaan structure chart adalah untuk membantu system analyst dan programmer mengkomunikasikan program dan sistem yang akan dibuat sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dipelihara karena komponen dasar sistem tergambar jelas pada tiap modul beserta dengan keterkaitan antarmodulnya. Proses Membuat Structure Chart Untuk membuat sebuah structure chart, terdapat empat tahapan proses yang dapat dilakukan: Tahap 1: Mengidentifikasi Modul dan Level. Pada tahap ini, analis dapat mengidentifikasi modul dan level dengan melakukan konversi proses yang ada pada DFD ke dalam modul-modul structure chart. Perbedaan tingkatan atau level yang telah dibuat pada DFD diterjemahkan ke dalam modul dengan tingkatan yang berbeda pula pada structure chart. Pada gambar di bawah, DFD level konteks (level-context DFD) ditempatkan pada bagian tertinggi dari structure chart untuk merepresentasikan modul kontrol yang mengatur keseluruhan fungsi sistem. Lalu di bawahnya ditempatkan DFD Level 0 sebagai modul subordinat. Pola struktur seperti ini berlanjut mengikuti hierarki tingkatan DFD. Contoh diberikan pada gambar di bawah ini: Sumber: Buku System Analysis and Design, 2013Tahap 2: Mengidentifikasi Hubungan Spesial. Pada tahap ini, yang dilakukan adalah menambahkan notasi loop (iterasi) dan conditional line (garis kondisi). Hal ini dilakukan untuk merepresentasikan modul mana yang bersifat perulangan ataupun modul yang bersifat opsional. Contoh diberikan pada gambar di bawah ini: Sumber: Buku System Analysis and Design, 2013Tahap 3: Menambahkan Couples. Pada tahap ini, analis mengidentifikasi informasi yang terdapat di antara modul-modul. Informasi ini dapat berupa atribut suatu data atau parameter kontrol. Informasi yang berupa atribut data dinotasikan oleh panah dengan lingkaran kosong. Sedangkan informasi yang berupa parameter kontrol dinotasikan oleh panah dengan lingkaran penuh. Arah panah menunjukkan informasi mengalir dari suatu modul ke modul lain. Contoh diberikan pada gambar di bawah ini: Sumber: Buku System Analysis and Design, 2013Tahap 4: Meninjau dan Merevisi Structure Chart. Pada tahap ini, analis akan meninjau ulang dan melakukan revisi terhadap structure chart versi pertama yang telah dibuat berdasarkan DFD, use case, dan definisi kebutuhan pengguna. Namun masih terdapat bagian yang perlu dilakukan konfirmasi yang sesuai dengan informasi yang ada dalam proses bisnis ataupun perubahan yang diinginkan pengguna. Referensi: Roth, R. M., Dennis, A., & Wixom, B. H. (2013). System Analysis and Design 5th Edition. Singapore: Jogn Wiley & Sons.
Tahap perancangan sistem teknologi informasi ini yaitu tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem teknologi informasi, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan sistem untuk teknologi informasi, persiapan untuk rancang bangun (implementasi), menggambarkan bagaimana suatu sistem teknologi informasi dapat dibentuk dapat berupa perencanaan, penggambaran, pembuatan skesta atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. A.1 Tujuan Perancangan Sistem Teknologi Informasi Tahap perancangan sistem teknologi informasi mempunyai 2, tujuan utama yaitu :
A.2 Bentuk Perancangan Sistem Teknologi Informasi Perancangan sistem teknologi informasi terbagi menjadi 2 (dua) bentuk :
Yaitu perancangan sistem teknologi informasi yang terkonsep, masuk akal, dirancang dengan daya fikir yang luas / secara makro. Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Dari proses pengumpulan, analisis dan digambarkan atau didesain secara umum.
Yaitu perancangan sistem teknologi informasi yang memberikan gambaran yang jelas atau rancang bangun (desain) yang lengkap kepada programmer. Pada perancangan sistem ini programmer, user dan para ahli teknik ikut terlibat. Tujuan dari desain sistem ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. A.3 Personil Yang Terlibat Perancangan sistem teknologi informasi seharusnya melibatkan beberapa personil / pihak yang terlibat seperti :
A.4 Tahap Perancangan Sistem Teknologi Informasi Hal – hal atau tahap-tahap yang harus diperhatikan dalam perancangan teknologi informasi yaitu : A.4.1 Perancangan Output Perancangan output atau keluaran merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena laporan atau keluaran yang dihasilkan harus memudahkan bagi setiap unsur manusia yang membutuhkannya. Tipe output dapat dibedakan : Tujuan output untuk informasi diluar organisasi pemakai. Contohnya : faktur, check, tanda terima pembayaran, dll. Tujuan output untuk informasi dilingkungan organisasi pemakai. Contohnya : laporan-laporan terinci, laporan-laporan ringkasan, dll. Yang harus diperhatikan dalam perancangan output :
Langkah-langkah Perancangan Output Secara Umum :
A.4.2 Perancangan Input Tujuan dari Perancangan Input adalah :
Proses Input dapat melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu :
Input yang menggunakan alat input tidak langsung mempunyai 3 (tiga) tahapan utama, yaitu data capture, data preparation dan data entry. Sedangkan input yang menggunakan alat input langsung terdiri dari 2 (dua) tahapan utama, yaitu data capture dan data entry. v Tipe Input Pada tipe ini pemasukan data berasal dari luar organisasi. Contoh : faktur pembelian, kwitansi-kwitansi dari luar organisasi, dll Pada tipe ini pemasukan data hasil komunikasi pemakai dengan sistem Contoh : faktur penjualan, order penjualan, dll Yang perlu diperhatikan dalam Perancangan Input adalah : v Tipe input v Fleksibel format v Kecepatan v Akurat v Metode verifikasi v Mudah dikoreksi v Keamanan v Mudah digunakan v Kompatibel dengan sistem yang lain v Biaya yang ekonomis Langkah-langkah Perancangan Input Secara Umum :
A.4.3 Perancangan Proses Sistem Tujuan dari Perancangan Proses Sistem yaitu untuk menjaga agar proses data lancar dan teratur sehingga menghasilkan informasi yang benar dan untuk mengawasi proses dari sistem. Perancangan Proses Sistem ini bisa digambarkan dengan Sistem Flowchart atau DFD (Data Flow Diangram) dan lain-lain. Prosesnya Real Time, Batch, Online, Offline. A.4.4 Perancangan Database Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system. Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Tipenya dapat berupa : File Master ( Berisi data yang tetap dimana pemrosesan terhadap data hanya pada waktu-waktu tertentu) contohnya : file referensi ( Data yang tetap, dimana pengolahan terhadap data tersebut memerlukan waktu yang lama) dan file dinamik (Data yang ada dalam file berubah tergantung transaksi), File Input / Transaksi (Berisi data masukan yang berupa data transaksi dimana data-data tersebut akan diolah oleh computer ), File Laporan (Berisi informasi yang akan ditampilkan), File Sejarah / Arsip (Berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi disimpan untuk keperluan masa dating), File Backup / Pelindung (Berisi salinan data-data yang masih aktif di database pada suatu waktu tertentu),File Kerja / Temporary File (Berisi data-data hasil pemrosesan yang bersifat sementara), File Library (Berisi program-program aplikasi atau utility program).
Langkah-langkah Perancangan Database secara umum : 1. Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru 2. Menentukan parameter dari file database A.4.5 Perancangan Kontrol Tujuannya agar keberadaan sistem setelah diimplementasi dapat memiliki keandalan dalam mencegah kesalahan, kerusakan serta kegagalan proses sistem. A.4.6 Perancangan Jaringan Langkak-langkahnya yaitu :
A.4.7 Perancangan Komputer Harus dapat memperhatikan pengelompokan computer baik Mainframe, Mini Komputer atau Mikro computer. A.4.8 Tekanan – tekanan Perancangan Perancangan Sistem Informasi harus memperhatikan sejumlah tekanan desain (forces design) : 1. Integrasi (Integration) 2. Jalur Pemakai / Sistem (User / System Interface) 3. Tekanan Persaingan (Competitive Forces) 4. Kualitas dan kegunaan Informasi (Information Quality and Usability) 5. Kebutuhan-kebutuhan System (Systems Requirements) 6. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan Data (Data Processing Requirements) 7. Faktor-faktor Organisasi (Organizations Factors) 8. Kebutuhan-kebutuhan Biaya Efektifitas (Cost Effectiveness Requirements) 9. Faktor-faktor Manusia (Human Factors) 10. Kebutuhan-Kebutuhan Kelayakan (Feasibility Requirements) 2.BAGAIMANA MEMBUAT SISTEM DAN PROGRAM v Sistem Di dalam pembuatan suatu sistem dibutuhkan adanya sistem informasi, sistem dibagi menjadi 2 bagian yaitu •Prosedur : suatu jaringan kerja dariprosedur-prosedur yang saling berhubungan,berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (fitzgeralddkk) •Komponen : sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatutujuan tertentu (jogiyanto) v Informasi •Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. •Syarat informasi yang berkualitas –Lengkap –Akurat & –Relevan v Sistem informasi •jadi sistem informasi adalah Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,mendukung operasi,bersifat manajerial,kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. B.1 Membuat Sistem Dalam membuat sistem terdapat 7 (tujuh) langkah yang harus diperhatikan, yakni: 1. Perencanaan Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi. kalau kita ingin membangun rumah maka kita akan melakukan perencanaan bagaimana pondasinya , bagaimana struktur bangunannya, mau memakai material apa saja, apa warna dindingnya, tak ketinggalakan pula merencanakan anggaran budget yang harus kita keluarkan. begitu pula untuk membangun sistem informasi, sistem informasi apa saja, sistem informasi HRD, Logistik, Finance semuanya harus direncanakan. Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem informasi harus diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager) , user, calon pengguna sistem informasi, Busines Process Analyst , Sistem Analyst, Programmer sampai Tester. Ada point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun sistem informasi :
2. Analisa Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). Analisa adalah menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu. Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang berpengalaman dan/atau memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisa. Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara :
3. Desain Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (design). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi. kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek. Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses bisnis dan desain pemrograman. a) Desain Proses Bisnis Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA. BPA akan mendesain kembali semua workflow agar menjadi lebih efisien dan mengintegrasikannya satu sama lain menjadi satu kesatuan. Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain bagaimana workflow dari proses penerimaan order reparasi/service mobil, proses pembagian kerja di tim mekanik hingga proses saat pelanggan melakukan pembayaran di kasir. b) Desain Pemrograman Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat desain yang diperlukan untuk pemrograman berdasarkan desain proses bisnis yang telah dibuat oleh BPA. desain ini akan menjadi pedoman bagi programmer untuk menulis source code. Desain pemrograman meliputi : 1) Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar dalam membangun sistem informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan bagaimana mendapatkan kembali dengan mudah. tidak sembarangan orang yang mendesain database harus paham, Database Management System (DBMS) , relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel yang saling berkaitan, Normalisasi database agar database yang dibangun dalam bentuk normal dan lain sebagainya. 2) Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain user-friendly , mudah dipahami, mudah digunakan, navigasi nya jelas. pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user menggunakan sistem informasi. 3) Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma dan logika suatu program. 4) Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari sistem informasi, bagaimana mengatur text saat laporan diprint dsb. 4. Pengembangan Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah pemrograman. Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer dengan bahasa pemrograman berdasarkan algoritma dan logika tertentu. orangnya disebut Programmer. Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang dibuat oleh System Analyst, misalnya desain database, screen layout, report layout dan desain diagram proses. Beberapa saran untuk Programmer :
5. Testing Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. ketidaksesuaian tersebut dapat berupa penyimpangan dari yang seharusnya(discrepancies) atau kesalahan proses (bug). Discrepancies disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan dengan baik, sedangkan bug disebabkan oleh pengembangan yang tidak benar. semakin besar dan kompleks sebuah sistem informasi , semakin besar pula kemungkinan memiliki discrepancies dan bug. 6. Implementasi Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama. Proses Implementasi : a. Memberitahu user b. Melatih user c. Memasang sistem (install system) d. Entri/Konversi data e. Siapkan user ID 7. Pengoperasian dan Pemeliharaan Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain :
B.2 Membuat Program Program memang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat IT. karena segala sesuatu yang dilakukan di dalam IT pastilah memerlukan program. Program yang paling sederhana sekalipun setidaknya memiliki 3 bagian:
Dalam membuat program, pemrograman adalah pokok dari proses pembuatan program itu sendiri namun pemrograman bergantung dari pemahaman persoalan, analisis sistem, perencanaan-perencanaan dalam mendesain program itu sendiri. Selain pemrograman hal yang utama harus dilakukan adalah merencanakan langkah-langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan masalah. Karena dengan mengetahui masalah dan langkah-langkah penyelesaikan berarti kita sudah menyelesaikan program tersebut sebanyak 50% dari total pekerjaan, selanjutnya adalah teknis pembuatan itu sendiri yang di kenal dengan pemrograman/koding.Sebaliknya jika kita tidak bisa mengetahui masalah dan belum bisa membuat perencanaan berarti kita sudah merencanakan kegalan itu sendiri. Dalam membuat sebuah program setidaknya ada beberapa hal yang perlu anda lakukan:
Masalah/Probem disini adalah kompenan apa saja yang diperlukan agar program ini jalan dikenal dengan masukan/inputnya apa saja, mendefinisikan apa yang nanti akan dilakukan oleh program dan bagaimana keluaran dari program yang kita harapkan nantinya. Pada tahap ini juga dikenal requirement analisis atau analisa kebutuhan.
Pada tahap ini adalah medefinisikan langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh program dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Bentuk dari perencanaan itu bisa berupa flowchart ataupun algoritma dari program, sehingga kita akan tahu proses apa saja yang ada dalam program tersebut. semakin detail flowchart atau algoritma yang dibuat semakin mudah juga pada tahap implementasi/coding nantinya. Flowchart adalah suatu diagram menggunakan simbol-simbol khusus yang sudah menjadi standard internasional yang berisi langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah. sedangkan algoritma kbukan merupakan simbol tapi keterangan-keterangan yang sesuai dengan keinginan kita, tidak ada standarnya. Oleh karena itu flowchart biasa juga disebut sebagai algoritma dalam bentuk simbol-simbol khusus yang dihubungkan dengan anak panah. Membuat flowchart terlebih dahulu akan lebih menghemat waktu daripada langsung melakukan coding sambil mencoba-coba. Kegiatan mencoba-coba akan menghabiskan waktu ketika implementasi/koding karena harus merubah koding yang lumayan banyak. Karena itu, biasakan membuat flowchart terlebih dahulu sebelum memecahkan suatu masalah.
Kini saatnya anda menulis program, tahap ini juga mencakup tahap perbaikan error dan testing. Menulis program dengan terstruktur dan sesuai dengan flowchart yang telah kita buat.
Setelah tahap coding selesai, sangat disarankan bagi anda untuk membuat semacam dokumentasi. Tambahkan komentar-komentar pada program anda dan “bukukan” program yang akan anda buat. Hal ini akan bermanfaat jika anda sudah membuat program yang begitu banyak, dan suatu ketika nanti (mungkin bertahun-tahun kemudian) anda ingin mengambil sebagian dari code program anda yang lama untuk disisipkan pada program anda yang baru. Bayangkan jika anda tidak membuat dokumentasi, waktu anda akan sangat terbuang dengan menelusuri program-program lama anda satu-persatu.
Pada tahap ini sebenarnya bagaimana program yang telah kita buat dan testing ini bekerja sebagaimana mestinya, update program, menyeselaikan bug yang tidak ditemukan pada saat testing, serta pengembangan yang dapat dilakukan dengan program tersebut. 3.PENGEMBANGAN (Life Cycle System) Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. Sistem yang sudah lama perlu diperbaiki atau bahkan diganti, dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu : PERLUNYA PENGEMBANGAN SISTEM
PIHAK YANG TERLIBAT
System Development Life Cycle (SDLC), Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
Tahap pengembangan sistem informasi pada tugas ini menggunakan SDLC yaitu siklus hidup pengembangan sistem antara lain: 1. Tahap perencanana sistem Perencanaan adalah kegiatan merencanakan kebutuhan pengguna yang menyangkut studi-studi kelayakan baik secara teknis maupun teknologi serta penjadwalan langkah awal untuk menuju tahap berikutnya yaitu analisa sistem. 2. Analisa sistem * Dalam menganalisa data menggunakan analisa yang bersifat membandingkan antara landasan teori yang digunakan dengan obyek penelitian. Tahap analisa sistem yang dilakukan adalah : a. Mendefinisikan masalah-masalah yang ada b. Mempelajari struktur organisasi c. Mengemgangkan alternatif pemecahan masalah yang telah ditentukan d. Menggambarkan flow of document 3. Tahap implementasi sistem Implementasi sistem merupakan tahpa penerapan sistem agar sistem tersebut dapat digunakan / dioperasikan untuk mencapai tujuan. Adapun langkah-langkah implementasi sistem yaitu : a. Rencana Implementasi Membuat analisa biayaan analisa manfaat b. Kegiatan implementasi Kegiatan yang dilakukan adalah : * Melakukan pemilihan data * Pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) * Tindak lanjut implementasi * Melakukan pengetesan sistem secara keseluruhan dalam jangka waktu tertentu. 4. Tahap desain sistem Desain sistem merupakan gambaran yang diberikan kepada user tentang sistem / ttt kegiatan yang akan dilakukan dan merupakan persiapan dari desain sistem setelah dilakukan analisa sistem. Desain sistem kegiatan yang dilakukan adalah : a. Merancang aliran data dengan menggambarkan DFD b. Merancang database dengan menggambarkan ERD teknik normalisasi c. Menerjemahkan program dengan bahasa visual Foxpro 9.0 5. Tahap pemeliharaan sistem Melakukan perawatan baik hardware maupun software setelah sistem diimplementasikan supaya sistem tersebut dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya. Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem. Siklus hidup pengembangan sistem •Nama lain –Water fall model –System development life cycle –SDLC –Project life cycle SDLC Versi Jogiyanto 1.Kebijakan & perancangan sistem Awal proyek sistem 2.Analisis sistem 3.Desain (perancangan) sistem terinci Pengembangan sistem 4.Seleksi sistem 5.Implementasi (penerapan) sistem 6.Perawatan sistem Manajement sistem Kebijakan dan perencanaan sistem Analisis sistem Desain(perancangan)sistem secara umum Desain(perancangan)sistem terinci Seleksi sistem Implementasi(penerapan)sistem Perawatan sistem Awal proyek sistem Manajemen sistem Pengembangan sistem. SDLC Versi Whitten & Bentley SDLC Versi Bowman Analisis & Desain pendekatan terstruktur
Identifikasi masalah ü Identifikasi Penyebab masalah ü Identifikasi Personil kunci ü Identifikasi Titik keputusan Identifikasi Penyebab masalah ü Masalah: sesuatu diluar yang semestinya ü Analisis penyebabnya ü Mengkajisubjek permasalahan ü Diberikan oleh manajer ü Didapatkan oleh analis Identifikasi titik keputusan ü Dimana letak keputusan yang menimbulkan masalah tersebut ü Gunakan bagan alir dokumen (aliransistem informasi) (Jogiyanto,2005:795) ü Bisa di dapatkan dari instansi atau membuat dari sistem yang ada.
Ditinjau dari asal-usul katanya, kata Algoritma sendiri mempunyai sejarah yang aneh. Orang hanya menemukan kata algorism yang berarti proses menghitung dengan angka arab. Anda dikatakan algorist jika Anda menghitung menggunakan angka arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku arab yang terkenal yaitu Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi. Al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism. Al-Khuwarizmi menulis buku yang berjudul Kitab Al Jabar WalMuqabala yang artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The book of restoration and reduction). Dari judul buku itu kita juga memperoleh akar kata “Aljabar” (Algebra). Perubahan kata dari algorism menjadi algorithm muncul karena kata algorism sering dikelirukan dengan arithmetic, sehingga akhiran –sm berubah menjadi –thm. Karena perhitungan dengan angka Arab sudah menjadi hal yang biasa, maka lambat laun kata algorithm berangsur-angsur dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara umum, sehingga kehilangan makna kata aslinya. Dalam bahasa Indonesia, kata algorithm diserap menjadi algoritma. “Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis”. Kata logis merupakan kata kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar. D.1 Ide Ke Algoritma Dalam beberapa konteks, algoritma adalah spesifikasi urutan langkah atu ide-ide untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pertimbangan dalam pemilihan algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik. Pertimbangan kedua yang harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui seberapa baik hasil ide yang dicapai oleh algoritma tersebut. Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan). Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil ide yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya. Ketiga adalah efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari 2 hal yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi jika kita harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya, algoritma tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap orang menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga dengan memori, semakin besar memori yang terpakai maka semakin buruklah algoritma tersebut. Dalam kenyataannya, setiap orang bisa membuat algoritma yang berbeda untuk menyelesaikan suatu permasalahan, walaupun terjadi perbedaan dalam menyusun algoritma, tentunya kita mengharapkan keluaran yang sama. Jika terjadi demikian, carilah algoritma yang paling efisien dan cepat. Melaksanakan algoritma berarti mengerjakan langkah-langkah atau ide-ide di dalam algoritma tersebut. Pemroses mengerjakan proses sesuai dengan algoritma yang diberikan kepadanya. Karena itu suatu algoritma harus dinyatakan dalam bentuk / ide yang dapat dimengerti oleh pemroses. Jadi suatu pemroses harus: 1. Mengerti setiap langkah dalam algoritma. 2. Mengerjakan operasi yang bersesuaian dengan langkah tersebut. D.2 Algoritma Dengan Program Program adalah kumpulan pernyataan komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis dalam program adalah algoritma. Program ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman. Jadi bisa disebut bahwa program adalah suatu implementasi dari bahasa pemrograman. Beberapa pakar memberi formula bahwa: Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data) Bagaimanapun juga struktur data dan algoritma berhubungan sangat erat pada sebuah program. Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur data yang tepat akan membuat program menjadi kurang baik, demikian juga sebaliknya. Pembuatan algoritma mempunyai banyak keuntungan di antaranya: 1) Pembuatan atau penulisan algoritma tidak tergantung pada bahasa pemrograman manapun, artinya penulisan algoritma independen dari bahasa pemrograman dan komputer yang melaksanakannya. 2) Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa pemrograman. 3) Apapun bahasa pemrogramannya, output yang akan dikeluarkan sama karena algoritmanya sama.
Bahasa pemrograman, atau sering diistilahkan juga dengan bahasa komputer, adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi. Belajar bahasa pemrograman berarti belajar memakai suatu bahasa aturan-aturan tata bahasanya, pernyataan-pernyataannya, tata cara pengoperasian compiler-nya, dan memanfaatkan pernyataan-pernyataan tersebut untuk membuat program yang ditulis hanya dalam bahasa itu saja. Sampai saat ini terdapat puluhan bahasa pemrogram, antara lain bahasa rakitan (assembly), Fortran, Cobol, Ada, PL/I, Algol, Pascal, C, C++, Basic, Prolog, LISP, PRG, bahasa-bahasa simulasi seperti CSMP, Simscript, GPSS, Dinamo. Berdasarkan terapannya, bahasa pemrograman dapat digolongkan atas dua kelompok besar:
Berdasarkan pada apakah notasi bahasa pemrograman lebih “dekat” ke mesin atau ke bahasa manusia, maka bahasa pemrograman dikelompokkan atas dua macam: 1) Bahasa tingkat rendah. Bahasa jenis ini dirancang agar setiap instruksinya langsung dikerjakan oleh komputer, tanpa harus melalui penerjemah (translator). Contohnya adalah bahasa mesin. CPU mengambil instruksi dari memori, langsung mengerti dan langsung mengerjakan operasinya. Bahasa tingkat rendah bersifat primitif, sangat sederhana, orientasinya lebih dekat ke mesin, dan sulit dipahami manusia. Sedangkan bahasa rakitan dimasukkan ke dalam kelompok ini karena alasan notasi yang dipakai dalam bahasa ini lebih dekat ke mesin, meskipun untuk melaksanakan instruksinya masih perlu penerjemahan ke dalam bahasa mesin. 2) Bahasa tingkat tinggi, yang membuat pemrograman lebih mudah dipahami, lebih “manusiawi”, dan berorientasi ke bahasa manusia (bahasa Inggris). Hanya saja, program dalam bahasa tingkat tinggi tidak dapat langsung dilaksanakan oleh komputer. Ia perlu diterjemahkan terlebih dahulu oleh sebuah translator bahasa (yang disebut kompilator atau compiler) ke dalam bahasa mesin sebelum akhirnya dieksekusi oleh CPU. Contoh bahasa tingkat tinggi adalah Pascal, PL/I, Ada, Cobol, Basic, Fortran, C, C++, dan sebagainya. Alasan mempelajari Konsep Bahasa Pemrograman :
Kriteria Bahasa Pemrograman :
Metodologi pengembangan (pemrograman terstruktur) program pertama kali diperkenalkan Î Prof E.W Dykstra tahun 1960. Pemrograman terstruktur mengurangi pemakaian instruksi GOTO. Pemrograman terstruktur memakai metode pengembangan Top-Down. Perancangan program dilakukan secara modular Pengembangan yang dimulai dari langkah yang global lebih dahulu, yang kemudian diperhalus lagi sehingga didapat langkah rinci.
Langkah pertama dalam sebagian besar proyek-proyek pengembangan perangkat lunak formal adalah analisis persyaratan, diikuti dengan pengujian untuk menentukan model nilai, pelaksanaan, dan kegagalan penghapusan (debug). Terdapat banyak pendekatan yang berbeda untuk masing-masing tugas. Salah satu pendekatan yang populer untuk analisis kebutuhan adalah Kasus Gunakan analisis. Beberapa manfaat program terstruktur : n Dapat menangani program yang besar dan komplek n Dapat menghindari konflik internal team n Membagi kerja team berdasarkan modul-modul program yang sudah dirancang n kemajuan pengerjaan sistem dapat dimonitor dan dikaji. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat algoritma:
mengkonversikannya menjadi program.
|