Sebutkan diantara bukti perkembangan daulah bani umayyah di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan

insidearab.com

Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Umayyah terus bertahan hingga kini.

Rep: Nidia Zuraya Red: Chairul Akhmad

Ilmu pengetahuan
Masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah juga bisa dikatakan sebagai awal perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Pada masa ini, telah berkembang ilmu pengetahuan secara tersendiri dengan masing-masing tokoh spesialisnya.Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dilakukan oleh para khalifah dengan jalan memberikan dorongan atau motivasi. Para khalifah memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama, ilmuwan, serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, disediakan anggaran oleh negara. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya.Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum. Ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah ilmu qiraat, tafsir, hadis, fikih, nahwu, balaghah, dan lain-lain.Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat yang sekaligus juga paman Nabi SAW yang terkenal. Bersama muridnya, Mujahid, ia yang pertama kali menghimpun tafsir dalam sebuah suhuf.Sementara itu, ilmu hadis mulai berkembang setelah ditemukan banyak penyimpangan dan penyelewengan dalam meriwayatkan hadis atau setelah diketahui banyaknya hadis palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik. Karena itulah, dirasakan adanya keperluan untuk menyusun buku hadis.Di antara para ahli hadis (muhaddits) yang terkenal masa itu ialah Muhammad bin Syihab A-Zuhri. Ia mula-mula menyusun ilmu hadis dan membukukan perkataan, perbuatan, ketepatan, ataupun sifat-sifat Nabi SAW. Ahli hadis lainnya adalah Hasan Al-Basri, Sa’id bin Musayyad, Rabi’ah Ar-Ra’iy (guru dari Imam Malik), Ibnu Abi Malikah, dan Sya’bi Abu Amir bin Syurahbil.

  • dinasti islam
  • dinasti umayyah
  • peninggalan dinasti umayyah

Jakarta -

Bani Umayyah adalah dinasti lain yang menandai besarnya peradaban Islam. Dalam sejarahnya, kesultanan ini berdiri selepas kejadian tahkim dalam Perang Siffin yang melibatkan Ali bin Abi Thalib.

Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri sekaligus khalifah pertama Bani Umayyah menjalin kesepakatan damai dengan sang khulafaur rasyidin. Selepas Ali, pemerintahan yang dilanjutkan Hasan bin Ali cenderung lemah hingga menyerahkannya pada Mu'awiyah.

Sejak saat itu dimulailah sejarah salah satu bukti kejayaan sejarah peradaban Islam di dunia. Berikut penjelasan lengkapnya

A. Periode pemerintahan

Periode pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua yaitu Damaskus (Syiria) dan Andalusia/Cordoba (Spanyol). Dikutip dari JUSPI: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, periode pemerintahan yang berpusat di Damaskus berlangsung 90 tahun pada 660-750 M.

"Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol) awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al Malik," tulis artikel berjudul Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran) karya Taufik Rachman.

Andalusia kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah, setelah berhasil menaklukan Bani Umayah di Damaskus. Kekuasaan Umayyah di Spanyol berlangsung 275 tahun pada 756-1031 M.

B. Kemajuan yang dicapai

Berbagai kemajuan dalam sistem pemerintahan dan ilmu pengetahuan berhasil dicapai Bani Umayyah. Berikut penjelasannya:

1. Kemajuan dalam sistem pemerintahan

  • Pendirian departemen pencatatan (diwanul khatam)
  • Pendirian pelayanan pos (Diwanul Barid)
  • Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintahan dengan mengangkat pejabat bergelar sahibul kharaj
  • Penggunaan bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi dalam pemerintahan
  • Pencetakan mata uang
  • Pembangunan fasilitas umum misal gedung, masjid, sumur, jalan raya
  • Pengurangan pajak dan menghentikan pembayaran upeti (jizyah) bagi orang yang baru masuk Islam.

2. Kemajuan dalam agama dan ilmu pengetahuan

  • Penyempurnaan tulisan mushaf al-Quran dengan titik pada huruf-huruf tertentu
  • Pembangunan masjid Al Amawi di Damaskus dan al Aqsha di Yerussalem
  • Perluasan masjid Nabawi di Madinah
  • Pembangunan rumah sakit bagi penderita kusta
  • Pengumpulan hadits
  • Menyamakan kedudukan orang Arab dan non Arab sehingga kembali bersatu.

C. Keruntuhan Bani Umayyah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan dinasti berusia 365 tahun tersebut. Faktor ini adalah:

  • Munculnya kelompok yang tidak puas terhadap Bani Umayyah misal Khawarij, Syiah, dan non-Arab (mawali)
  • Tidak adanya ketentuan jelas tentang sistem pergantian khalifah
  • Perpecahan antara etnis suku Arabiah Utara (Bani Qais) dengan suku Arabiyah Selatan (Bani Kalb)
  • Senang hidup mewah
  • Terbunuhnya Khalifah Marwan bin Muhammad yang dilakukan tentara Dinasti Abbasiyah sebagai akhir Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
  • Munculnya kekuatan baru yang dipimpin keturunan Al-Abbas bin Abdul Muthalib sebagai saingan Bani Umayyah.

Simak Video "Din Syamsuddin Bicara Eratnya Keterkaitan Islam dan Sejarah Indonesia"



(row/erd)

Jakarta -

Zaman khalifah atau Bani Umayyah mencatat sejarah besar dalam peradaban Islam. Catatan tak hanya berasal dari luasnya daerah penaklukan, tapi juga kemajuan ilmu pengetahuan.

Perkembangan ilmu pengetahuan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat. Kemajuan ilmu pengetahuan di zaman Bani Umayyah telah terlihat sejak khalifah pertama Muawiyah bin Abu Sufyan atau sering disebut Muawiyah I.

Dikutip dari Buletin Al Turas yang diterbitkan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berikut pencapaian Bani Umayyah

Dalam tulisan karya dosen jurusan sejarah dan peradaban Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta berjudul Perkembangan Ilmu Pengetahuan di masa Dinasti Umayyah (41-132 h/661-750 M), pencapaian dijelaskan berdasarkan jenis ilmu

A. Ilmu agama

Pusat kajian Islam di masa ini terdapat di Makkah, Madinah, Kufah, Bashrah, Fustat, dan Damaskus. Salah satu ulama yang terkenal adalah Abdullah bin Amr bin Ash (wafat 65 H) dan Yazid bin Abu Habib (wafat 128 H) di Fustat, Mesir.

Terkait perkembangan ilmu hadits, khalifah Umar bin Abdul Aziz dianggap memiliki jasa paling besar. Dia mengerahkan usaha pembukuan (tadwin) hadits dengan memerintahkan seluruh gubernur, agar segera mengumpulkan lembaran atau catatan yang tersebar.

B. Ilmu bahasa

Tokoh pertama yang menggeluti ilmu bahasa adalah Abu Al Aswad Al Du'ali. Dia adalah ahli ilmu tata bahasa Arab (nahwu) yang berasal dari Bashrah, Irak. Para muridnya kemudian menjadi ahli bahasa yang juga menggeluti bidang sharaf dan balaghah.

Mereka adalah Yahya bin Ya'mar, Anbasah bin Ma'dan, Maimun Al-Aqran, dan Isa bin Umar Al-Tsaqafi. Termasuk maula Bani Laits bin Bakr yang paling memahami perubahan yang terjadi pada ilmu nahwu. Generasi berikutnya adalah ahli bahasa Al Khalil bin Ahmad Al Farahidi yang menyusun berbagai kamus.

C. Ilmu sejarah

Ilmu ini muncul karena adanya kajian tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW atau sirah nabawiyah. Kitab sejarah yang disusun pertama kali adalah Al-Maghazi dan Al-Sirah, yang mendorong muslim mengikuti perilaku nabinya.

Penulis kitab terdiri atas tiga tingkatan bergantung dari sumber pembelajaran. Tingkat pertama adalah yang punya kontak langsung dengan orang-orang terdekat Rasulullah SAW misal Aban bin Utsman bin Affan, yang merupakan putra khalifah ketiga.

D. Ilmu kalam

Pada masa Bani Umayyah muncul bidang ilmu filsafat misal Jabariyah, Qadariyah, Mu'tazilah. Ja'bariyah dipelopori Jahm bin Shafwan, yang mendapat pertentangan dari Qadariyah. Aliran Qadariyah berlawanan (oposisi) dengan Bani Umayyah.

Sikap aliran Qadariyah sama dengan Mu'tazilah, sehingga para tokohnya kerap mendapat tekanan dari pemerintah. Hal ini tetap berlaku meski banyak khalifah dinasti ini yang menjadi anggota Mu'tazilah misal khalifah Yazid II bin Al Walid dan Marwan bin Hakam.

E. Sastra (syair)

Di masa Bani Umayyah muncul syair ghazal berisi nuansa cita dan erotisme yang dikembangkan Umar bin Abu Rabi'ah di Hijza. Ada juga syair politik sebagai bentuk dukungan atau oposisi pada pemerintah yang disebut Al-Syi'r Al-Hizbi.

Para penyair yang menyatakan dukungan mendapat fasilitas dari pemerintah setempat. Sebaliknya yang berlawanan ada yang mendapat sanksi dari penguasa. Selain itu muncul juga jenis syair yang membanggakan primordialisme kesukuannya (ashabiyyah).

F. Kimia dan kedokteran

Para khalifah Bani Umayyah menaruh perhatian khusus pada bidang ilmu ini. Mereka menyewa jasa penerjemahan berbagai karya kedokteran, kimia, farmasi, dan matematika ke dalam bahasa Arab.

Dua khalifah yang diketahui punya andil besar dalam ilmu kimia dan kedokteran adalah Khalid bin Yazid bin Mu'awiyah dan Umar bin Abdul Aziz. Selain itu muncul juga para tokoh dari golongan non Islam yang menjadi dokter pribadi para khalifah.

Misal Ibnu Atsal dan Abu Al-Hakam Al-Nashrani yang merupakan dokter pribadi Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Ada juga Masarjawaih, seorang Yahudi Persia yang menjadi dokter pribani khalifah Marwan bin Al-Hakam dari Bani Umayyah.

Simak Video "Din Syamsuddin Bicara Eratnya Keterkaitan Islam dan Sejarah Indonesia"



(row/erd)