Tahap perancangan sistem teknologi informasi ini yaitu tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem teknologi informasi, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan sistem untuk teknologi informasi, persiapan untuk rancang bangun (implementasi), menggambarkan bagaimana suatu sistem teknologi informasi dapat dibentuk dapat berupa perencanaan, penggambaran, pembuatan skesta atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. A.1 Tujuan Perancangan Sistem Teknologi Informasi Tahap perancangan sistem teknologi informasi mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu :
A.2 Bentuk Perancangan Sistem Teknologi Informasi Perancangan sistem teknologi informasi terbagi menjadi 2 (dua) bentuk :
Yaitu perancangan sistem teknologi informasi yang terkonsep, masuk akal, dirancang dengan daya fikir yang luas / secara makro. Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Dari proses pengumpulan, analisis dan digambarkan atau didesain secara umum.
Yaitu perancangan sistem teknologi informasi yang memberikan gambaran yang jelas atau rancang bangun (desain) yang lengkap kepada programmer. Pada perancangan sistem ini programmer, user dan para ahli teknik ikut terlibat. Tujuan dari desain sistem ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. A.3 Personil Yang Terlibat Perancangan sistem teknologi informasi seharusnya melibatkan beberapa personil / pihak yang terlibat seperti :
A.4 Tahap Perancangan Sistem Teknologi Informasi Hal – hal atau tahap-tahap yang harus diperhatikan dalam perancangan teknologi informasi yaitu : A.4.1 Perancangan Output Perancangan output atau keluaran merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena laporan atau keluaran yang dihasilkan harus memudahkan bagi setiap unsur manusia yang membutuhkannya. Tipe output dapat dibedakan : Tujuan output untuk informasi diluar organisasi pemakai. Contohnya : faktur, check, tanda terima pembayaran, dll. Tujuan output untuk informasi dilingkungan organisasi pemakai. Contohnya : laporan-laporan terinci, laporan-laporan ringkasan, dll. Yang harus diperhatikan dalam perancangan output :
Langkah-langkah Perancangan Output Secara Umum :
A.4.2 Perancangan Input Tujuan dari Perancangan Input adalah :
Proses Input dapat melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu :
Input yang menggunakan alat input tidak langsung mempunyai 3 (tiga) tahapan utama, yaitu data capture, data preparation dan data entry. Sedangkan input yang menggunakan alat input langsung terdiri dari 2 (dua) tahapan utama, yaitu data capture dan data entry. v Tipe Input Pada tipe ini pemasukan data berasal dari luar organisasi. Contoh : faktur pembelian, kwitansi-kwitansi dari luar organisasi, dll Pada tipe ini pemasukan data hasil komunikasi pemakai dengan sistem Contoh : faktur penjualan, order penjualan, dll Yang perlu diperhatikan dalam Perancangan Input adalah : v Tipe input v Fleksibel format v Kecepatan v Akurat v Metode verifikasi v Mudah dikoreksi v Keamanan v Mudah digunakan v Kompatibel dengan sistem yang lain v Biaya yang ekonomis Langkah-langkah Perancangan Input Secara Umum :
A.4.3 Perancangan Proses Sistem Tujuan dari Perancangan Proses Sistem yaitu untuk menjaga agar proses data lancar dan teratur sehingga menghasilkan informasi yang benar dan untuk mengawasi proses dari sistem. Perancangan Proses Sistem ini bisa digambarkan dengan Sistem Flowchart atau DFD (Data Flow Diangram) dan lain-lain. Prosesnya Real Time, Batch, Online, Offline. A.4.4 Perancangan Database Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system. Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Tipenya dapat berupa : File Master ( Berisi data yang tetap dimana pemrosesan terhadap data hanya pada waktu-waktu tertentu) contohnya : file referensi ( Data yang tetap, dimana pengolahan terhadap data tersebut memerlukan waktu yang lama) dan file dinamik (Data yang ada dalam file berubah tergantung transaksi), File Input / Transaksi (Berisi data masukan yang berupa data transaksi dimana data-data tersebut akan diolah oleh computer ), File Laporan (Berisi informasi yang akan ditampilkan), File Sejarah / Arsip (Berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi disimpan untuk keperluan masa dating), File Backup / Pelindung (Berisi salinan data-data yang masih aktif di database pada suatu waktu tertentu),File Kerja / Temporary File (Berisi data-data hasil pemrosesan yang bersifat sementara), File Library (Berisi program-program aplikasi atau utility program).
Langkah-langkah Perancangan Database secara umum : 1. Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru 2. Menentukan parameter dari file database A.4.5 Perancangan Kontrol Tujuannya agar keberadaan sistem setelah diimplementasi dapat memiliki keandalan dalam mencegah kesalahan, kerusakan serta kegagalan proses sistem. A.4.6 Perancangan Jaringan Langkak-langkahnya yaitu :
A.4.7 Perancangan Komputer Harus dapat memperhatikan pengelompokan computer baik Mainframe, Mini Komputer atau Mikro computer. A.4.8 Tekanan – tekanan Perancangan Perancangan Sistem Informasi harus memperhatikan sejumlah tekanan desain (forces design) : 1. Integrasi (Integration) 2. Jalur Pemakai / Sistem (User / System Interface) 3. Tekanan Persaingan (Competitive Forces) 4. Kualitas dan kegunaan Informasi (Information Quality and Usability) 5. Kebutuhan-kebutuhan System (Systems Requirements) 6. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan Data (Data Processing Requirements) 7. Faktor-faktor Organisasi (Organizations Factors) 8. Kebutuhan-kebutuhan Biaya Efektifitas (Cost Effectiveness Requirements) 9. Faktor-faktor Manusia (Human Factors) 10. Kebutuhan-Kebutuhan Kelayakan (Feasibility Requirements)
B.1 Membuat Sistem Dalam membuat sistem terdapat 7 (tujuh) langkah yang harus diperhatikan, yakni: 1. Perencanaan Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi. kalau kita ingin membangun rumah maka kita akan melakukan perencanaan bagaimana pondasinya , bagaimana struktur bangunannya, mau memakai material apa saja, apa warna dindingnya, tak ketinggalakan pula merencanakan anggaran budget yang harus kita keluarkan. begitu pula untuk membangun sistem informasi, sistem informasi apa saja, sistem informasi HRD, Logistik, Finance semuanya harus direncanakan. Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem informasi harus diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager) , user, calon pengguna sistem informasi, Busines Process Analyst , Sistem Analyst, Programmer sampai Tester. Ada point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun sistem informasi :
2. Analisa Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). Analisa adalah menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu. Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang berpengalaman dan/atau memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisa. Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara :
3. Desain Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (design). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi. kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek. Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses bisnis dan desain pemrograman. a) Desain Proses Bisnis Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA. BPA akan mendesain kembali semua workflow agar menjadi lebih efisien dan mengintegrasikannya satu sama lain menjadi satu kesatuan. Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain bagaimana workflow dari proses penerimaan order reparasi/service mobil, proses pembagian kerja di tim mekanik hingga proses saat pelanggan melakukan pembayaran di kasir. b) Desain Pemrograman Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat desain yang diperlukan untuk pemrograman berdasarkan desain proses bisnis yang telah dibuat oleh BPA. desain ini akan menjadi pedoman bagi programmer untuk menulis source code. Desain pemrograman meliputi : 1) Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar dalam membangun sistem informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan bagaimana mendapatkan kembali dengan mudah. tidak sembarangan orang yang mendesain database harus paham, Database Management System (DBMS) , relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel yang saling berkaitan, Normalisasi database agar database yang dibangun dalam bentuk normal dan lain sebagainya. 2) Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain user-friendly , mudah dipahami, mudah digunakan, navigasi nya jelas. pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user menggunakan sistem informasi. 3) Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma dan logika suatu program. 4) Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari sistem informasi, bagaimana mengatur text saat laporan diprint dsb. 4. Pengembangan Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah pemrograman. Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer dengan bahasa pemrograman berdasarkan algoritma dan logika tertentu. orangnya disebut Programmer. Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang dibuat oleh System Analyst, misalnya desain database, screen layout, report layout dan desain diagram proses. Beberapa saran untuk Programmer :
5. Testing Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. ketidaksesuaian tersebut dapat berupa penyimpangan dari yang seharusnya(discrepancies) atau kesalahan proses (bug). Discrepancies disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan dengan baik, sedangkan bug disebabkan oleh pengembangan yang tidak benar. semakin besar dan kompleks sebuah sistem informasi , semakin besar pula kemungkinan memiliki discrepancies dan bug. 6. Implementasi Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama. Proses Implementasi : a. Memberitahu user b. Melatih user c. Memasang sistem (install system) d. Entri/Konversi data e. Siapkan user ID 7. Pengoperasian dan Pemeliharaan Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain :
B.2 Membuat Program Program memang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat IT. karena segala sesuatu yang dilakukan di dalam IT pastilah memerlukan program. Program yang paling sederhana sekalipun setidaknya memiliki 3 bagian:
Dalam membuat program, pemrograman adalah pokok dari proses pembuatan program itu sendiri namun pemrograman bergantung dari pemahaman persoalan, analisis sistem, perencanaan-perencanaan dalam mendesain program itu sendiri. Selain pemrograman hal yang utama harus dilakukan adalah merencanakan langkah-langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan masalah. Karena dengan mengetahui masalah dan langkah-langkah penyelesaikan berarti kita sudah menyelesaikan program tersebut sebanyak 50% dari total pekerjaan, selanjutnya adalah teknis pembuatan itu sendiri yang di kenal dengan pemrograman/koding.Sebaliknya jika kita tidak bisa mengetahui masalah dan belum bisa membuat perencanaan berarti kita sudah merencanakan kegalan itu sendiri. Dalam membuat sebuah program setidaknya ada beberapa hal yang perlu anda lakukan:
Masalah/Probem disini adalah kompenan apa saja yang diperlukan agar program ini jalan dikenal dengan masukan/inputnya apa saja, mendefinisikan apa yang nanti akan dilakukan oleh program dan bagaimana keluaran dari program yang kita harapkan nantinya. Pada tahap ini juga dikenal requirement analisis atau analisa kebutuhan.
Pada tahap ini adalah medefinisikan langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh program dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Bentuk dari perencanaan itu bisa berupa flowchart ataupun algoritma dari program, sehingga kita akan tahu proses apa saja yang ada dalam program tersebut. semakin detail flowchart atau algoritma yang dibuat semakin mudah juga pada tahap implementasi/coding nantinya. Flowchart adalah suatu diagram menggunakan simbol-simbol khusus yang sudah menjadi standard internasional yang berisi langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah. sedangkan algoritma kbukan merupakan simbol tapi keterangan-keterangan yang sesuai dengan keinginan kita, tidak ada standarnya. Oleh karena itu flowchart biasa juga disebut sebagai algoritma dalam bentuk simbol-simbol khusus yang dihubungkan dengan anak panah. Membuat flowchart terlebih dahulu akan lebih menghemat waktu daripada langsung melakukan coding sambil mencoba-coba. Kegiatan mencoba-coba akan menghabiskan waktu ketika implementasi/koding karena harus merubah koding yang lumayan banyak. Karena itu, biasakan membuat flowchart terlebih dahulu sebelum memecahkan suatu masalah.
Kini saatnya anda menulis program, tahap ini juga mencakup tahap perbaikan error dan testing. Menulis program dengan terstruktur dan sesuai dengan flowchart yang telah kita buat.
Setelah tahap coding selesai, sangat disarankan bagi anda untuk membuat semacam dokumentasi. Tambahkan komentar-komentar pada program anda dan “bukukan” program yang akan anda buat. Hal ini akan bermanfaat jika anda sudah membuat program yang begitu banyak, dan suatu ketika nanti (mungkin bertahun-tahun kemudian) anda ingin mengambil sebagian dari code program anda yang lama untuk disisipkan pada program anda yang baru. Bayangkan jika anda tidak membuat dokumentasi, waktu anda akan sangat terbuang dengan menelusuri program-program lama anda satu-persatu.
Pada tahap ini sebenarnya bagaimana program yang telah kita buat dan testing ini bekerja sebagaimana mestinya, update program, menyeselaikan bug yang tidak ditemukan pada saat testing, serta pengembangan yang dapat dilakukan dengan program tersebut.
System Development Life Cycle (SDLC), Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah : 1) Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan. 2) Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem. 3) Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi. 4) Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan. 5) Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. 6) Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat. Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya. Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem. |