Sebutkan empat faktor faktor yang mendorong gerakan nasionalisme di filipina

Faktor internal lahirnya gerakan nasionalisme di Indonesia berasal dari kondisi sosial politik Indonesia, sedangkan faktor eksternalnya berasal dari kesuksesan pergerakan nasional di negara-negara lain.

Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut:

Terdapat beberapa faktor yang memicu gerakan nasionalisme di Indonesia, sebagian bersifat internal dan sebagian lagi bersifat eksternal. Faktor internal lahirnya gerakan nasionalisme di Indonesia adalah sebagai berikut.

Sedangkan, faktor eksternal internal lahirnya gerakan nasionalisme di Indonesia adalah sebagai berikut.

Kebangkitan nasional adalah sebuah masa dimana bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, serta kesadaran untuk mencapai kemerdekaan bagi Indonesia. Masa ini ditandai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Ada beberapa faktor yang mendorong lahirnya kebangkitan nasional. Faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal dari lahirnya kebangkitan nasional adalah sebagai berikut.

Sedangkan faktor eksternal lahirnya kebangkitan nasional adalah sebagai berikut.

Jadi, faktor pendorong lahirnya kebangkitan nasional dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah kesamaan penderitaan yang diakibatkan oleh penjajahan membangkitkan semangat untuk melawan penjajah, munculnya kaum terpelajar, dan kenangan akan kejayaan bangsa di masa lalu. Sementara faktor eksternal diantaranya nasionalisme negara-negara Asia-Afrika, kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905, dan masuk serta berkembangnya berbagai paham baru.  


KONTAN.CO.ID -  Pergerakan nasional di Indonesia pada masa penjajahan didorong oleh beberapa faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.  Perlawanan terhadap kolonialisme sebenarnya sudah dilakukan sebelum era pergerakan nasional, di berbagai daerah di Nusantara. Pahlawan-pahlawan seperti Sultan Hasanuddin di Makassar, Teuku Umar di Aceh, Sultan Agung Tirtayasa di Banten, Pattimura di Maluku, dan lain-lain, melakukan perlawanan terhadap penindasan Belanda.  Perlawanan para pejuang tersebut bisa dikatakan masih belum kuat mengusir penjajah karena masih terpecah belah.  Bersumber dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, faktor perjuangan yang hanya berpusat di daerah serta politik adu domba dari pemerintah Hindia-Belanda membuat persatuan pejuang Nusantara belum kuat.  Baca Juga: Sejarah lagu Indonesia Raya yang sempat dianggap berbahaya dan dilarang Belanda

Berdirinya organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo

Penindasan dan perlakuan buruk pemerintah Hindia-Belanda berangsur-angsur mulai berkurang. Adanya Kebijakan Politik Etis atau Politik Balas Budi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda, banyak lahir anak-anak bumiputera yang memiliki wawasan dan pemikiran untuk mempersatukan bangsa ini. Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, pada tahun 1908 berdirilah organisasi yang menjadi pelopor pergerakan nasional bernama Boedi Oetomo.  Organisasi tersebut menjadi wadah bagi pemuda STOVIA untuk saling bertukar pikiran dan ide.  Boedi Oetomo didirikan oleh dr. Soetomo bersama dengan mahasiswa STOVIA di Jakarta, 20 Mei 1908. Sebenarnya organisasi ini lebih bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan, dibandingkan dengan politik.  Namun lahirnya Boedi Oetomo menjadi pemantik semangat perjuangan kemerdekaan anak-anak bangsa dan pelopor terbentuknya organisasi-organisasi lainnya.  Organisasi yang lahir setelah Boedi Oetomi banyak yang terjun di bidang politik seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah dan masih banyak lagi. Lahirnya Boedi Oetomo juga menjadi titik balik perjuangan rakyat Indonesia yang awalnya bersifat kedaerahan menjadi perjuangan yang bersifat nasional.  Perjuangan yang semula mengandalkan perlawanan fisik perlahan berubah menjadi perjuangan menggunakan cara diplomatis.  Baca Juga: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Isi teks serta maknanya bagi bangsa Indonesia

Faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional

Ada dua faktor yang menjadi pendorong terbentuknya pergerakan nasional. Dikutip dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, faktor tersebut datang dari dalam negeri dan luar negeri.  Faktor dalam negeri Faktor dalam negeri yang menjadi pendorong terbentuknya pergerakan nasional berasal dari hati dan sanubari rakyat Indonesia.  Keinginan dan usaha membebaskan diri dari belenggu kolonialisme para penjajah menjadi faktor para pemuda mulai mendirikan organisasi pergerakan nasional.  Contoh faktor dalam negeri diantaranya adalah:
  • Tekanan dan penderitaan yang terus-menerus akibat penjajahan.
  • Rasa kesadaran nasional dan harga diri bangsa
  • Rasa senasib-sepenanggungan yang dirasakan bersama sehingga timbul semangat bersatu membentuk negara.
Faktor luar negeri Faktor dari luar negeri sebenarnya tidak memiliki pengaruh yang kuat dibandingkan faktor dari dalam negeri. Meskipun demikian faktor tersebut tetap mendorong rakyat untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional. Beberapa faktor tersebut contohnya diantaranya:
  • Kebijakan Politik Etis yang membuat anak-anak bumiputera mengenyam pendidikan.
  • Munculnya paham liberalisme dan hak asasi manusia pascakemerdekaan Amerika dan Revolusi Prancis.
  • Kemenangan Jepang atas Rusia di tahun 1905 yang membangkitkan rasa percaya diri bangsa Asia-Afrika untuk lepas dari penjajahan bangsa Barat, dan masih banyak lagi.
Lahirnya era pergerakan nasional menjadi bahan bakar untuk membakar semangat juang putra dan putri bangsa untuk meraih kemerdekaan Indonesia. 

Selanjutnya: Ini lirik lagu Indonesia Raya 3 stanza, makna serta doa dibaliknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sebutkan empat faktor faktor yang mendorong gerakan nasionalisme di filipina


Dikuasai oleh Kerajaan Spanyol sejak tahun 1521, rakyat Filipina pada akhirnya mulai gerah juga terhadap penjajahan. Rakyat, khususnya para intelektual muda di negeri itu ingin mendirikan pemerintahan mandiri dan merdeka, sehingga muncullah gerakan kebangkitan nasionalisme di Filipina.

Dalam sejarahnya, munculnya gerakan Filipina ini dilatarbelakangi oleh sistem pemerintahan kolonial yang mempunyai 2 model kekuasaan. Pertama, pemerintahan sipil dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan bertanggung jawab langsung kepada Raja Spanyol. Model kedua, pemerintahan agama yang dipimpin oleh Uskup dan langsung bertanggung jawab kepada Uskup di Roma.

Selain karena adanya 2 model pemerintahan tersebut, ada beberapa pula penyebab lainnya yang memicu munculnya kebangkitan gerakan Filipina, diantaranya:

Dalam upaya melawan para penjajah, ada 2 gerakan Filipina yang dilakukan rakyatnya yaitu Companerismo berarti persahabatan dan merupakan gerakan nasionalisme pertama yang didirikan tahun 1880 serta bertujuan dalam mengusahakan pendidikan yang patriotis. Gerakan Filipina kedua adalah Liga Filipina, yang didirikan oleh Jose Rizal pada tahun 1982.

(Baca juga: Mengenal Gerakan Nasionalisme di India)

Dalam memperjuangkan kemerdekaan di Filipina, sosok Jose Rizal ini paling menonjol. Ia adalah seorang dokter dan sastrawan yang memperjuangkan kemerdekaan dengan tulisannya dalam bentuk buku dengan judul “Noll metangere”  artinya jangan menyinggung saya, yang berisi kritikan pedas pada penguasa gereja dan pemerintah kolonial.

Pada tahun 1893, Andres Banifacio mendirikan Katipunan (gerakan nasionalis melawan penjajah) dan memimpin dalam gerakan yang bernama Liga Filipina yang mengakibatkan Jose Rizal ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 30 Desember 1896. Kematian Jose Rizal menimbulkan kemarahan rakyat Filipina untuk mengusir Spanyol.

Pada tanggal 4 Juli 1946, Amerika menepati janjinya memberi kemerdekaan Filipina dengan Manuel Quezon sebagai Presiden yang pertama. Tetapi, di awal kemerdekaan Filipina hanya diberikan kemerdekaan dalam bidang sosial politik sebagai wujud pengaruh Amerika, sedangkan bidang ekonomi masih dikuasai Amerika.

Begitu juga dengan masalah militer, Amerika masih menempatkan pasukannya di Pangkalan Militer (Clark dan Subic) yang dianggap sebagai jaminan keamanan di lautan Pasifik setelah usainya perang dunia II.

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com - Gerakan nasionalisme di Filipina terbagi menjadi 2 tahap, yaitu pergerakan melawan Spanyol dan Amerika Seriat.

Gerakan nasionalisme Filipina dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, berikut penjelasannya: 

Beberapa pengaruh gerakan nasionalisme Filipina yang masuk dalam faktor internal adalah: 

  1. Munculnya golongan terpelajar yang membawa paham-paham revolusioner dari pendidikan Barat.
  2. Sistem pemerintahan Spanyol di Filipina yang kejam di bidang politik, sosial dan ekonomi.
  3. Pemerasan petani yang dilakukan oleh pemerintah Spanyo dan kaum gereja.

Beberapa pengaruh gerakan nasionalisme Filipina yang masuk dalam faktor eksternal, yaitu: 

  1. Pengaruh Revolusi Cina dan Revolusi Turki Muda pada awal abad ke-20 Masehi.
  2. Dampak Revolusi Industri 2.0 yang mempermudah hubungan komunikasi dan mobilisasi informasi di Filipina.
  3. Munculnya paham-paham modern seperti demokrasi dan nasionalisme di Filipina.

Baca juga: Gerakan Nasionalisme Mesir

britannica.com José RizalGerakan nasionalisme melawan Spanyol

Dalam buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Sejarah hingga Kontemporer (2013) karya M.C Ricklefs dkk, gerakan nasionalisme Filipina melawan Spanyol banyak terpengaruh oleh Jose Rizal.

Pada tahun 1882, Jose Rizal mendirikan organisasi bernama Liga Filipina yang bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui peperangan.

Selain itu, Jose Rizal juga menulis buku berjudul Noli Ma Tangere'atau Jangan Menyinggung Saya. Buku tersebut berisi tentang kritik terhadap penyelewengan penguasa gereja dan pemerintah kolonial.

Pada 1893, Andes Banifacio melakukan pemberontakan bersenjata terhadap Spanyol namun mengalami kegagalan.

Spanyol menuduh Jose Rizal sebagai dalang dalam pemberontakan tersebut. Akhirnya pada 30 Desember 1896 Jose Rizal dieksekusi mati oleh Spanyol.

Kematian Jose Rizal membuat skala perlawanan Filipina membesar. Pada 13 Agustus 1898 Emilio Aquinaldo mengadakan perjanjian bersama Amerika Serikat untuk mengusir Spanyol dari Filipina.

Baca juga: Gerakan Nasionalisme India

Upaya tersebut mampu mengusir Spanyol dari Filipina, namun Filipina berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat.

Gerakan nasionalisme melawan Amerika Serikat

Filipina berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat setelah penandatanganan Perjanjian Paris 1898. Pada tahun 1901, Pemerintah Amerika menerapkan politik pembaharuan di Filipina dengan membentuk Filipina Comission yang dikepalai oleh gubernur sipil.

Penerapan sistem tersebut bertujuan untuk membimbing Filipina dalam menjalankan negara.

Dalam buku Revolusi Damai : Rekaman Kemelutdi Filipina (1986) karya Kustigar Nadeak, Filipina menuntut kemerdekaan penuh pada tahun 1919.

Namun tuntutan tersebut ditolak oleh Amerika Serikat dengan alasan ketidaksiapan pemerintah Filipina untuk menjalankan pemerintahan mandiri.

Pada tahun 1934, status Filipina menjadi negara persemakmuran dari Amerika Serikat. Masa ini merupakan masa peralihan bangsa Filipina dari kondisi terjajah menjadi berdaulat. Filipina memperoleh kemerdekaan penuh pada 4 Juli 1946 oleh keputusan Harry S Truman (presiden AS).

Baca juga: Perlawanan terhadap Kolonialisme Melalui Karya Sastra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya