Klikhijau.com – World Environment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni. Rasanya tepat membincangkan kepunahan satwa dan tumbuhan.
Peringatan itu bertujuan meningkatkan kesadaran global untuk mengambil tindakan positif dalam melindungi alam dan planet Bumi. Pertama kali diperingati tahun 1972 dan ditetapkan oleh Majelis Umum PBB.
Time For Nature menjadi tema yang dipilih tahun 2020 ini. Tema itu menjadi ajakan seluruh penduduk dunia untuk menyadari bahwa makanan yang dimakan, air yang diminum, dan ruang hidup di planet yang ditinggali.
Karenanya, maka sebaik-baiknya manfaat dari alam (nature) sehingga harus dijaga, bukan untuk apa dan siapa, tapi untuk makhluk hidup sendiri, terutama manusia.
Peringata Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah bagaimana upaya kita menjaga kekayaan keanekaragaman hayati yang telah dilimpahkan kepada kita.
Namun sangat disayangkan, banyak manusia yang terlalu ‘rakus’, tidak puas dengan apa yang diperoleh dari alam, merasa tak pernah cukup sehingga mengambil berlebihan dengan cara merusaknya.
Menurut laporan Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES). Laporan yang disampaikan dalam Pleno ke 7 IPBES di Paris pada 29 April-4 Mei 2019, menjabarkan jika telah terjadi kepunahan spesies yang besar.
Menurut laporan itu, secara keseluruhan ada sekitar 1 juta spesies hewan dan tumbuhan yang terancam kepunahan dalam beberapa dekade ke depan. Laporan tentang keanekaragaman hayati dan ekosistem itu dibuat berdasarkan Millennium Ecosystem Assessment tahun 2005.
Penyebab kepunahanNah, rupanya penyebab utama risiko kepunahan itu adalah aktivitas manusia. Bukan makhluk yang lain, bukan jin dan setan.
Jika dahulu kala, kepunahan massal disebabkan oleh oleh bencana alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, dan hantaman asteroid dari luar angkasa. Maka kepunahan massal ‘keenam’ di sebabkan oleh makhluk yang sangat ‘pintar’, manusia.
Setidaknya ada 5 penyebab utama kepunahan sebagian besar spesies hewan dan tumbuhan menurut IPBES, yakni:
- Perubahan penggunaan lahan daratan dan laut
- Eksploitasi organisme secara langsung
- Perubahan iklim
- Polusi
- Spesies invasif
Invasif spesies, yakni sekelompok tumbuhan atau sekelompok hewan yang pada faktanya bukan organisme asli dari suatu daerah tertentu (sekelompok hewan atau tumbuhan ini masuk ke lokasi baru) dan memiliki kecenderungan untuk menyebar.
KLIK INI: Perihal Gas Rumah Kaca, Sumber, dan Cara Mengurangi Efeknya
Apa solusinya?Ancaman kepunahan satwa dan tumbuhan belum terlambat dicegah. Dilansir dari DW, IPBES mengusulkan adanya perangkat kebijakan yang luas, termasuk praktik pertanian berkelanjutan, memberikan insentif pengurangan konsumsi dan pengurangan limbah, menerapkan kuota penangkapan ikan yang efektif, dan mengupayakan pengelolaan air kolaboratif.
Selain itu, perilaku konsumen juga sangat penting untuk pelestarian ekosistem dan perbaikan perlindungan alam.
Para konsumen harus rela mengurangi konsumsi daging sapi dan makan ikan yang bersumber dari cara produksi berkelanjutan.
Lebih lanjut, cara yang bisa ditempu adalah menyadari pentingnya mengembangkan sistem keuangan global yang tidak hanya menyoroti pertumbuhan ekonomi.
Pada Peringata Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, harusnya jadi momentum untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan untuk menjaganya, tapi juga kelestarian lingkungan.
Apalagi dalam sebuah Practical Guide World Environment Day 2020, peringatan ini berfokus pada biodiversitas. Biodiversity lebih dikenal dengan keanekaragaman hayati. Sub tema ini diangkat sebagai a call of action untuk memerangi degradasi spesies di lingkungan sekitar.
KLIK INI: Begini Sanksi dari KLHK bagi Usaha PBPH yang Melanggar Aturan
freepik
Komodo
KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai negara kaya dengan flora dan fauna.
Namun ternyata, Indonesia juga memiliki hewan yang terancam punah.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik secara alamiah maupun dipengaruhi oleh ulah manusia.
Faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan hewan, antara lain karena hilangnya habitat hewan, perburuan liar, dan perdagangan liar.
Agar hewan tidak punah, perlu dukungan sejumlah pihak untuk menjaga kelestariannya.
Berikut daftar hewan-hewan yang terancam punah:
1. Komodo
Komodo merupakan hewan langka di Indonesia juga menjadi satu-satunya hewan purba yang masih hidup hingga saat ini.
Komodo memiliki nama lain Varatus Komodoensis atau Orah yang tidak lain juga merupakan spesies reptil terbesar di dunia.
Hewan purba ini memiliki gigitan yang sangat kuat yang sangat mematikan. Komodo memiliki racun berbisa yang berasal dari ribuan kelenjar pada area gusinya.
KOMPAS.com - Perburuan dan penyelundupan spesies terancam punah dan dilindungi masih terjadi di Indonesia.
Terbaru, sembilan orangutan Sumatera (Pongo abelii) berhasil dipulangkan ke Tanah Air, setelah diselundupkan dan tinggal bertahun-tahun di Malaysia.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/12/2020) sembilan orangutan itu tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Jumat (18/12/2020).
Kepala Subdit Penerapan Konvensi Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Diitjend KSDAE, Nining Ngudi Purnama Ningtyas mengatakan, orangutan tersebut diselundupkan ke luar negeri saat masih berusia 1 satu tahun.
Mereka sudah lebih dari 5 tahun berada di luar negeri, dan saat dipulangkan ke Indonesia sudah berusia 6 tahun.
Baca juga: 9 Orangutan Dipulangkan ke Indonesia Setelah Diselundupkan di Malaysia
Satwa Asia yang terancam punah
Berdasarkan data Red List yang dirilis oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), pada tahun 2020 terdapat lebih dari 35.500 spesies di seluruh dunia yang terancam punah.
Di antaranya ada 5 spesies dari Indonesia yang tergolong dalam kondisi kritis, atau mendekati kepunahan. Orangutan Sumatera termasuk satu di antaranya.
Berikut daftar 5 satwa dari Indonesia yang terancam punah:
1. Orangutan
dok IAR Indonesia
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia melepasliarkan lima individu orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Kelima individu orangutan yang dilepasliarkan terdiri dari tiga individu jantan bernama Jacky, Beno, dan Puyol, serta dua individu betina bernama Oscarina, dan Isin.
Orangutan termasuk spesies yang berada dalam kondisi sangat rawan punah. Ada tiga jenis orangutan di dunia, dan ketiganya berasal dari Indonesia.
Mereka adalah orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), orangutan Sumatera (Pongo abelii), dan orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus).
IUCN memberi label CR (Critically Endangered) kepada ketiga spesies tersebut, sebab populasi mereka yang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya.
Berdasarkan data IUCN tahun 2016, diperkirakan hanya tersisa sekitar 800 individu orangutan Tapanuli yang masih hidup.
Baca juga: 2 Orangutan yang 5 Tahun Korban Perdagangan Satwa di Thailand, Akhirnya Kembali ke Indonesia
Sementara itu, berdasarkan data yang sama, jumlah individu orangutan Sumatera yang tersisa diperkirakan sekitar 13.846 individu.
Sedangkan untuk orangutan Kalimantan/Borneo, belum dapat diketahui dengan pasti, kecuali untuk wilayah Sabah yang diperkirakan memiliki sekitar 11.000 individu pada tahun 2005.
Aktivitas manusia
IUCN menyebut, aktivitas manusia menjadi ancaman terbesar terhadap kepunahan ketiga spesies orangutan tersebut.
Aktivitas tersebut antara lain, pertambangan, pertanian dan perkebunan, pembukaan lahan untuk pemukiman, juga pembabatan hutan.
Perburuan dan perdagangan ilegal orangutan juga kian memperburuk kelestarian spesies tersebut di alam liar.
Baca juga: Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia
KONTAN.CO.ID - Indonesia memiliki flora dan fauna khas yang beragam. Banyak dari hewan dan tumbuhan endemik Indonesia tersebut yang terkenal hingga ke luar negeri. Sayangnya banyak dari hewan khas Indonesia yang terancam punah. Populasi mereka semakin menurun karena banyak ancaman yang membuat hewan tersebut tidak bisa bertahan di habitatnya. Bersumber dari Instagram Direktorat SD Kemendikbud Ristek, faktor utama penyebab kepunahan hewan endemik Indonesia tersebut adalah kehilangan habitat atau tempat tinggal, perburuan liar, dan perdagangan liar. Agar populasi hewan-hewan tersebut tetap terjaga bahkan bertambah, kita wajib menjaga alam dan ekosistem hewan tersebut. Apa saja hewan endemik Indonesia yang terancam punah? Berikut ini daftarnya. Baca Juga: Aritmatika sosial: Cara menghitung berat bruto, netto, dan tara