Sebutkan tiga sifat buruk yang tidak disukai allah

Koto Baru, Selas, 27 April 2021

3 PERKARA YANG DIBENCI ALLAH

Koto Baru, Selasa 27 April 2021, salah satu Hakim Pengadilan Agama Koto Baru memberikan tausiyahnya di mushala Muthmainnah Pengadilan Agama Koto Baru. Kegiatan tausiyah ini rutin diadakan selama bulan suci Ramadhan guna memperoleh keberkahan Ramadhan yang dipandu oleh Asyelni, S.Sy (PPNPN).

Dalam tausiyahnya, Ibu Azimar Syamsi,S.H.I menyampaikan tentang 3 (tiga) perkara yang dibenci oleh Allah S.W.T.

Rasulullah S.A.W bersabda, dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

إِنَّ اللهَ يَكْرَهُ لَكُمْ: قِيْلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah membenci untuk kalian qiila wa qoola (katanya katanya), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.”(HR. Muslim dan Ahmad).

Hadits tersebut, dapat dipahami, ada 3 perkara yang secara tegas dinyatakan oleh Allah S.W.T bahwa Allah membencinya dengan menggunakan kata "kariha" yang berarti "benci". Hal ini berbeda dengan hadis-hadis lain, yang cendrung menggunakan kata "laa yuhibbu" yang artinya tidak menyukai. Jika dibawakan ke dalam kehidupan sehari-hari, barangkali kita itu lebih senang jika orang-orang berkata "tidak suka" daripada dikatakan "benci".

Adapun perkara yang dibenci tersebut adalah:

1. Qiila wa qaala yaitu seseorang yang menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya. Apalagi dengan majunya teknologi pada masa sekarang ini, dengan luasnya informasi, kadang membuat kita lupa untuk terlebih dahulu mengkroscek lagi ke sumber aslinya.Padahal ini sangat bertentangan dengan firman allah dalam surat al-isra ayat 36 yang berbunyi:

ولَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.

Oleh karena itu, manusia, dilarang mengikuti apa yang tidak diketahui, namun pastikan dan verifikasi (akan kebenarannya) dahulu. Sesungguhnya manusia akan dimintai pertanggung jawaban menggenai bagaimana ia menggunakan pendengaran, penglihatan, dan hatinya. Apabila dia mempergunakannya dalam perkara-perkara baik, niscaya akan memperoleh pahala, dan jika ia mempergunakannya dalam hal-hal buruk, maka dia akan memperoleh hukuman.

 

2. ‘Idho'atul maali atau menyia-nyiakan harta dengan cara menyalurkan harta bukan pada jalan yang diridhai allah, untuk hal-hal yang sia-sia, atau boros.

sebagaimana firman Allah:

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Al-isra': 26-27)

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Disamping itu, yang harus kita ingat adalah "setiap Allah tambahkan harta kepada kita, itu adalah peluang lain bagi kita untuk meningkatkan ibadah lewat harta itu. karena mungkin peluang ibadah disi lain kurang mampu untuk kita tunaikan, seperti ada orang yang sudah bisa melaksanakan puasa sunat, namun kita belum mampu dan harta tersebut dapat dijadikan sebagai penyempurna ibadah kita jika digunakan di jalan Allah.

3. ‘katsuratus su'al atau banyak bertanya yaitu pertanyaan tentang sesuatu yang sudah jelas, yang harusnya tidak perlu dipertanyakan lagi, dan kalau ditanyakan maka bisa jadi akan memberatkan, bisa jadi akan menyulitkan. Sebagaimana yang kita ketahui kisah 'umat nabi musa pada surat albaqarah ayat 67-74 yang diperintahkan untuk menyembelih seekor sapi dan perintah tersebut sudah jelas. namun umatnya selalu saja mengajukan pertanyaan yang justru semakin menyulitkan mereka.

Oleh karena itu, dengan ketiga hal itu, kita berharap semoga kita senantiasa dapat menjadi lebih baik lagi dan semoga kita semua dapat terhindar dari perbuatan yang dibenci oleh Allah tersebut, amiin ya rabbal'alamiin.

Allah membenci 10 hal.

Ahad , 11 Oct 2020, 22:01 WIB

Foto : MgRol112

10 Hal yang Dibenci Allah. Foto: Ilustrasi Lafadz Allah

Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama nusantara yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram, Syekh Nawawi al-Bantani mengungkapkan beberapa hal yang dibenci Allah dalam kitabnya yang berjudul “Nashaihul ‘Ibad. Menurut dia, ulama ahli hikmah mengungkapkan 10 sifat yang dibenci Allah, yang timbul dari sepuluh macam orang.

Pertama, yaitu sifat bakhil yang timbul dari orang kaya

Menguti perkataan pada ahli hikmah, Syekh Nawawi mengungkapkan bahwa sifat bakhil dapat menghilangkan sifat kemanusiaan dan meneguhkan kebiasaan hewani atau kebinatangan. Karena itu lah sifat bakhil sangat dibenci Allah.

Kedua, yaitu kesombongan yang timbul dari orang fakir

“Sudah miskin sombong”, begitulah ungkapan yang kerap dijadikan bahan candaan di tengah-tengah masyarakat. Kesombongan fakir miskin ini juga dibenci oleh Allah. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:

“Apabila seorang berkata, ‘celakalah orang-orang’, maka dialah orang yang paling celaka di antara mereka.” (HR. Muslim).

Baca Juga

BACA JUGA: Herbal Ustadz Adi Hidayat untuk Covid-19, Qusthul Hindi?

Syekh Nawawi menjelaskan, larangan ini ditunjukan kepada orang yang mengucapkan kalimat tersebut dengan kesombongan dirinya dan memandang rendah orang lain dan menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain.

Ketiga, ketamakan yang timbul dari ulama

Untuk menjelaskan sifat yang dibenci Allah ini, Syekh Nawawi mengungkapkan kisah Nabi Musa yang berucap dengan ucapan yang mengandung ketamakan. “Jika anda menghendaki, anda bisa meminta upah untuk pekerjaan ini.” (QS. Al-Kahfi [18]: 77), maka Nabi Khidir berkata padanya, “Saat inilah tiba perpisahan antara saya dan kamu.” (QS. Al-Kahfi [18]: 78).

Keempat, tidak memiliki rasa malu yang timbul dari kaum wanita

Dalam hal ini, Syekh Nawawi menjelaskan hadits yang diriwayatkan al-Dailami, Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang tidak memiliki rasa malu, maka tidak ada agama baginya. Siapa yang tidak memiliki rasa malu di dunia, maka dia tidak akan masuk surga.” (HR. al-Dailami).

Kelima, cinta keduniaan yang timbul dari kakek-kakek


Keenam, kemalasan (dalam beramal) yang timbul dari kaum

Ketujuh, kelaliman yang timbul dari para penguasa

BACA JUGA: Ustadz Adi Hidayat Angkat Bicara Soal BahaiUntuk menjelaskan sifat yang dibenci Allah yang ketujuh, Syekh Nawawi mengungkapkan hadits yang diriwayatkan al-Hakim, Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membuat senang penguasa dengan sesuatu yang sesuatu yang dibenci oleh Tuhan-nya, berarti dia telah keluar dari agama Allah. “(HR al-Hakim).

Kedelapan adalah ketakutan yang timbul dari pasukan perang

Menurut Syekh Nawawi, lemahnya hati yang dapat memalingkan untuk menghadapi musuh juga dibenci Allah.

Kesembilan, sifat ujub yang timbul dari kalangan orang-orang zuhud.

Terkait sifat ujub ini, Syekh Nawawi mengungkapkan hadits yang diriwayatkan Abu Nu’aim, Rasulullah Saw bersabda:  “Siapa yang memuji dirinya atas amal saleh yang telah dikerjakannya, maka sungguh telah sesat rasa syukurnya dan telah sia-sia amalnya.” (HR. Abu Nu’aim).

BACA JUGA: Benarkah Nabi Pernah Tergoda Budaya Buruk Masa Jahiliyah?

Kesepuluh, sifat riya’ yang timbul dari kalangan ahli ibadah

Untuk menjelaskan sifat terkahir yang dibenci Allah ini, Syekh Nawawi menjelaskan dengan hadits yang diriwayatkan al-Dailami, Rasulullah Saw bersabda: “Jangan sampai kalian mencampuradukkan ketaatan kepada Allah dengan kecintaan terhadap pujian manusia, sebab (dengan begitu) pahal amal perbuatan kalian akan hilang.” (HR. al-Dailami).

  • Allah
  • 10 hal dibenci Allah
  • sepuluh hal dibenci Allah
  • maksiat
  • dampak maksiat

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Terdapat 3 perilaku yang sangat dibenci Rasulullah SAW.

Ahad , 16 Aug 2020, 11:13 WIB

.

Terdapat 3 perilaku yang sangat dibenci Rasulullah SAW. Kaligrafi Rasulullah Muhammad SAW. Ilustrasi

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  

Baca Juga

إنَّ أحبَّكم إليَّ وأقربَكم منِّي في الآخرةِ محاسِنُكم أخلاقًا وإنَّ أبغضَكم إليَّ وأبعدَكم منِّي في الآخرةِ أسوَؤُكم أخلاقًا الثَّرثارون المُتفيهِقون المتشدِّقون

Dalam kitab Riyadhush-Shalihin, Imam an-Nawawi menukil sebuah hadits yang diriwayatkan Imam At-Turmudzi dari Jabir RA. Pada suatu kesempatan, Nabi SAW berkumpul dengan sahabatnya, lalu memberi petuah yang menggetarkan hati. 

"Sesungguhnya, yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan, sungguh yang paling aku benci di antara kalian dan paling jauh duduknya denganku pada hari kiamat adalah al-tsatsaruun dan al-mutasyaddiquun serta al-mutafaihiquun," kata Rasulullah SAW bersabda. 

Lalu para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, kami mengerti al-tsartsaruun dan al-mutasyaddiquun. Tapi, siapakah al-mutafaihiquun itu?" Beliau SAW menjawab, "Al-mutakabbiruun."   

Melalui hadits ini, Nabi SAW hendak mengingatkan umatnya soal tiga perkara yang paling dibencinya karena termasuk akhlak al-madzmumah (perilaku buruk), yakni:

Pertama, al-tsartsaruun (orang yang banyak celoteh dan suka membual). Golongan pertama yang dibenci Nabi SAW adalah pembual atau pendusta yang banyak cakap dan lagunya serta pandai pula bersilat lidah. Kadang, ucapannya disertai argumentasi logis dan yuridis, namun mengandung kebohongan dan tipuan. Kalau bicara seenaknya, kurang menjaga adab dan menyela pembicaraan. 

Nabi SAW berpesan, فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ "Katakanlah yang baik atau diam." (HR Bukhari). Jangan percaya kepada orang yang banyak cakap, tapi minim amal atau tidak sesuai dengan lakunya: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”  (QS [61]:2-3).

Kedua, al-mutasyaddiquun (orang yang suka bicara berlebihan kepada orang lain). Golongan kedua yang dibenci Nabi SAW adalah orang  berlagak fasih dengan tata bahasa yang menakjubkan. Jika bicara, bumbunya berlebihan hingga tak sesuai kenyataan. Lihai dalam bertutur kata, tapi hanya ingin dapat pujian. Tidak jarang pula, bahasanya indah, namun berbisa (menghinakan). Ia pun susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah.

Dalam diri manusia ada hati (wadah), akal (pengendali), dan hawa nafsu (keinginan). Jika hati kotor, yang keluar dari lisan pun kotor. Jika baik, yang keluar dari ucapan juga baik: 

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.  Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”  (QS [91]:8-10).             

Ketiga, al-mutafaihiquun (orang yang suka membesarkan diri). Golongan ketiga yang sangat dibenci Nabi SAW, yakni orang sombong atau angkuh. Kesombongan pertama adalah ketika iblis menolak sujud kepada Nabi Adam AS, lalu ia pun dikeluarkan dari surga (QS [5]:29-35). 

Fir'aun yang mengaku Tuhan (QS [79]:23-25,[28]:38), akhirnya ditenggelamkan di Laut Merah. Qarun yang pongah karena harta kekayaannya (QS [28]:76-82), dilenyapkan ke perut bumi. Raja Namrudz yang menyetarakan diri dengan Allah SWT, justru dimatikan seekor nyamuk:     

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS [2]:258). 

  • 3 perilaku dibenci
  • 3 perilaku dibenci rasulullah
  • Muhammad
  • nabi muhammad

sumber : Harian Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA