Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu Show Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir. a. Penyiapan bahan Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu. b. Penyiapan alat Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam. c. Membuat Rancangan/Gambar Kerja Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif geometris dan penerapannya. d. Menyiapkan Pola Prinsip penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang dari ketentuan. e. Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan Setelah proses memola selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat. f. Menyekrol (krawangan) Menyekrol adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau tidak. g. Memahat Awal (getak’i) Permulaan pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel terkelupas, motifnya tidak hilang. h. Memahat Bagian Dasaran (lemahan) Memahat pada dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif yang lain. i. Membentuk ukiran Proses ini merupakan proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik. j. Memberi Benangan (Coretan) pada Motif Membuat garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan gambar, sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya. k. Mengampelas (menghaluskan) Pengampelasan dilakukan setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat penggunaan kertas ampelas yang kasar. l. Finishing Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik kuas dan oles. Jika proses finishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.
Cara finishing kayu harus dilakukan secara maksimal, hal ini disebabkan karena proses tersebut harus juga memberikan suatu kesan. Selain itu juga harus mampu menyatukan konsep dengan barang yang kita buat nantinya. Bahan yang paling sering digunakan dalam proses cara finishing kayu adalah bahan berbasis oilbased, karena memiliki konsep dan pengaplikasian yang cukup mudah. Dengan begitu kayu akan nampak elegant dan mengkilap. Langkah-Langkah Cara Finishing Kayu yang Simpel dan TepatAgar hasilnya tidak mengecewakan, maka cara finishing kayu pun harus serius dan maksimal. Namun untuk langkah pertama, memang Anda harus terlebih dahulu menentukan konsepnya untuk memudahkan, kemudian adapun step by stepnya yakni sebagai berikut: 1. Proses Sanding atau PengamplasanMengamplas bagian kayuCara pertama ketika akan finishing kayu adalah pengamplasan, hal ini supaya plywood atau permukaan kayu bisa lebih halus dan mulus. Maksud dari halus di sini tentu supaya serat-serat yang ada, tidak ada yang tegak ke atas permukaan, serta terbebas pula dari ujung runcingnya. Nah, pada proses pertama ini pastikan semua kayu diamplas dengan bagus, hal ini agar memperlancar proses finishing selanjutnya. Adapun grade kertas amplas yang harus dipakai saat melalui langkah ini yaitu berawal dari 120 dan 240. 2. Proses Wood Filler atau Penutupan pada Pori-Pori KayuCara finishing kayu selanjutnya yakni wood filler, yang cukup penting untuk menutupi lubang cacat ketika pengerjaan, serta pori-pori yang terlalu besar pada kayu. Jadi Anda hanya perlu siapkan warna dari wood filler yang hampir sama seperti warna akhir maupun warna kayu yang akan di finishing. Jika sudah beres, maka kayu pun bisa terlihat lebih rata. 3. Proses Staining atau Pewarnaan Menggunakan Metode SemprotMetode semprot untuk mewarnai kayuBerikutnya adalah proses pewarnaan, yang tentu tak bisa dilakukan dengan sembarangan. Jadi pewarnaan dengan metode semprot ini pun bisa dilakukan sebelum base coat, namun bisa juga setelahnya, sesuai yang Anda inginkan. Kemudian untuk aplikasinya nanti akan memakai metode wipping. Namun selain itu ada pula yang mencampur bahan base coat dengan wood stain, jadi caranya tentu lebih simpel, karena pada saat pelapisan pertama tadi dapat langsung menggunakan warna yang Anda mau. Namun kembali lagi bahwa kedua cara ini, tergantung Anda yang menginginkan hasil warna akhir seperti apa. 4. Proses Sealer dengan SprayCara finishing kayu yang satu ini adalah, proses pengisian lapisan dari pelindung warna yang nantinya bisa menggunakan spray. Untuk proses sealer ini dapat termasuk pula pada proses coating, yang setelah itu kita perlu melakukan sanding dari sealer tersebut. 5. Proses Glazing dan Top CoatMemberikan glaze dan top coat pada kayuKedua proses ini dilakukan secara berurutan, maka yang pertama adalah glasing yang merupakan proses, ketika akan menambah kedalaman saat dimulainya pewarnaan. Memang agak membutuhkan waktu, terutama saat proses pengeringan glaze sendiri. Adapun proses top coat, yakni merupakan lapisan paling atas yang sebaiknya tidak perlu dicampur dengan warna. Maka disarankan memakai Viskositas yang lebih encer, karena top coat ini dapat dilakukan lebih dari sekali. Setelah semua selesai, lakukanlah sanding memakai kertas gosok yang diberi air. 6. Proses Paling Akhir, Polishing dan CompoundCara finishing kayu yang terakhir, adalah bagian yang harus dijaga kualitasnya. Terutama ketika akan menggosok permukaan kayu, gunakanlah satu arah ketika proses finish baik compound maupun polishing. Pakailah juga kertas amplas pada grade 240-320. Itulah beberapa langkah dan proses dari cara finishing kayu dari awal hingga akhir. Adapun langkah yang berbeda dari finishing ini, sebab semua tergantung merk dan bahan apa yang digunakan. |